Anda di halaman 1dari 17

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang

Dalam proses pembangunan apapun bentuknya pasti menimbulkan dampak

positif maupun negatif bagi masyarakat dan negara. Untuk itu sebelum

melaksanakan pembangunan maka pemerintah tersebut harus mengetahui

karakteristik masyarakatnya, sehingga dampak negatif dari pembangunan dapat

diminimalisir jika tidak dapat dihilangkan. Oleh karena itu, diperlukan indikator-

indikator yang dapat dijadikan tolak ukur terjadinya pembangunan.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

kesejahteraan penduduk daerah yang bersangkutan dengan semakin meningkatnya

pemerataan kesejahteraan penduduk menyebabkan tingkat kemiskinan dan

pengangguran dapat diminimalisir dari daerah yang bersangkutan.

Untuk menilai keberhasilan pembangunan, ada syarat yang diperlukan untuk

mengukur atau menunjukkan tingkat keberhasilan pembangunan. Syarat itu harus

dimulai dari tingkat pemahaman semua komponen terkait indikator-

indikator/variabel-variabel pembangunan serta pengertian penerapan kebijakan

dan hasil dari proses pelaksanaan kebijakan.

Pemahaman memadai tentang indikator pembangunan, menunjukan semakin

terarah pelaksanaan pembangunan dan semakin tingginya responsif masyarakat

dalam mensukseskan dan mencapai sasaran yang ditargetkan dari proses yang ada.

1
Untuk itu, sebelum membahas lebih jauh tentang masalah pembangunan dengan

indikator-indikatornya maka terlebih dahulu kita ketahui pengertian, makna dan

hakikat pembangunan.

1.2. Pengertian, Makna dan Hakikat Pembangunan

Pengertian Pembangunan harus kita lihat secara dinamis, dan bukan dilihat

sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha

yang tanpa akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan sosial

budaya. Pembangaunan agar dapat menjadi suatu proses yang dapat bergerak

maju atas kekuatan sendiri tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya.

Jadi, bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka.

Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses

kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan atau

aktivitas ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup/kemakmuran (Income per-

kapita) dalam jangka panjang. Kemakmuran itu sendiri ditunjukkan

meningklatnya pendapatan perkapita masyarakat (Pendapatan Domestik Bruto

atau GNP) adanya keseimbangan antara supplay dan demand di pasar.

Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang

diikutin dengan perubahan (growth plus change) dalam: (1) perubahan struktur

ekonomi, dari pertanian ke industri atau jasa; (2) perubahan kelembagaan, baik

lewat regulasi maupun reformasi kelembagaan.

Jadi, pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses saling

keterkaitan dan saling mempengaruhi antar faktor-faktor yang menghasilkan

pembangunan ekonomi. Dengan demikian pembangunan ekonomi dipandang

2
sebagai kenaikan dalam pendapatan per-kapita, karena kenaikan tersebut

merupakan penerimaan dan timbulnya perbaikan kesejahteraan ekonomi

masyarakat yang digambarkan dengan tingkat pertambahan GDP/GNP.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan

penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.

Dengan demikian suatu perekonomian dapat dikatakan dalam keadaan

berkembang jika pendapatan perkapita menunjukan kecenderungan jangka

panjang yang naik.

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan penelitian di RW 008 ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan proses pembangunan di RW 008

2. Menjelaskan indikator ekonomi dan sosial serta indikator lainnya yang telah

dicapai di RW 008

3. Menjelaskan tingkat kesejahteraan di RW 008

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 The Physical Quality of Life Inddex (PQLI)

Ukuran kesejahteraan yang lain disamping pendapatan nasional adalah indeks

mutu hidup (physical quality of life index, PQLI). PQLI adalah indeks non-

ekonomi yang merupakan kombinasi dari tiga indikator:

Kematian bayi (jumlah kematian tahunan dari bayi yang berumur dibawah

satu tahun per 1000 yang hidup

Harapan hidup mulai umur 1 tahun (menghindari overlap dengan kematian

bayi)

Tingkat melek huruf (dalam persentase).

dua variabel yang pertama mewakili nutrisi, kesehatan masyarakat, pendapatan,

dan lingkungan umum. Sebagai contoh, kematian bayi mencerminkan

ketersediaan air bersih, kondisi lingkungan rumah, dan kesehatan ibu. Tingkat

melek huruf adalah ukuran tingkat pendidikan.

2.2 The Human Development Index (HDI)

The United Nations Development Program (UNDP) mendefinisikan

pembangunan manusia sebagai sebuah proses memperluas pilihan masyarakat.

Yang paling penting adalah pilihan untuk berumur panjang dan sehat,

mendapatkan pendidikan yang cukup, dan menikmati standar kehidupan yang

layak. Ketika banyak kalangan mengatakan bahwa tahun 1980-an adalah sebuah

4
dekade yang hilang bagi negara-negara berkembang, UNDP mengatakan bahwa

sebenarnya perbedaan pembangunan manusia antara DCs dan LDCs adalah jauh

lebih kecil daripada kesenjangan dalam pendapatan per kapita. Kesenjangan

dalam pendapatan per kapita antara negara-negara Barat dan negara-negara

berkembang, memang membesar, tetapi seiring dengan itu kesenjangan

pembangunan manusianya semakin menyempit. Bagaimana UNDP bisa

mengukur pembangunan manusia itu? UNDP telah menyusun ukuran alternatif

tentang kesejahteraan, yaitu The Human Development Index (indeks

pembangunan manusia).

HDI meringkas tiga variabel kesejahteraan dan meringkasnya dalam sebuah

indeks komposit tunggal. Variabel-variabel tersebut adalah:

Umur Panjang (longevity), sebagai pengukur kesehatan dan nutrisi. Umur

panjang diukur dengan merata-rata harapan hidup (dalam tahun) dari tingkat

kelahiran, dihitung dengan mengasumsikan bahwa seorang bayi lahir dalam satu

tahun tertentu akan mengalami tingkat kematian seketika dari tiap kelompok umur

(tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan seterusnya sampai tahun ke-n)

sepanjang hidupnya.

Pendidikan. Terdiri dari rata-rata terbobot antara (a) tingkat melek huruf dari

kaum dewasa dalam persentase (bobot 2/3), (b) tahun-tahun utama dari masa

sekolah seseorang sepanjang 25 tahun dari umurnya (bobot 1/3)

Standar hidup. Indikator standar kehidupan GDP per kapita rill dalam dolar

PPP, dengan tanpa diskon sampai dengan suatu tingkat kemiskinan global dengan

dasar kebutuhan pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat nutrisi

5
minimal (1$4,829 pada tahun 1990), dan diskon yng meningkat dengan progresif

dengan meningkatkan pendapatan, merefleksikan utilitas marjinal yang semakin

menurun dari pendapatan.

Untuk menyusun sebuah indeks komposit, kita harus menentukan nilai maksimum

dan minimum untuk tiap tiga variabel harapan hidup, pendidikan, dan GDP rill

per kapita yang sudah disesuaikan. Kita menormalkan nilai observasi untuk

masing-masing variabel dengan skala 0-1. Kemudian kita mengukur depreviasi

kemudian merata-rata tiga tingkat depreviasi untuk mendapatkan HDI. HDI dapat

diasumsikan bernilai antara 0 sampai dengan 1.

2.3 Pemenuhan Kebutuhan Pokok

Pendekatan kebutuhan pokok menggeser perhatian dari memaksimalkan

output menjadi meminimalkan kemiskinan. Perhatian sekarang ditekankan

bukan hanya pada seberapa banyak yang harus diproduksi, akan tetapi juga pada

apa yang harus diproduksi, dengan cara bagaimana, untuk siapa, dan dengan

konsekuensi yang bagaimana.

Kebutuhan pokok meliputi nutrisi, pendidikan dasar, kesehatan, sanitasi,

suplai air dan perumahan yang cukup. Yang menjadi masalah adalah; i nndikator-

indikator apakah yang bisa mewakili kebutuhan-kebutuhan pokok tersebut? Dua

konsultan ekonomi dengan Bank Dunia mengidentifikasi beberapa hal berikut ini

sebagai indikator pendahulunya:

Makanan: Suplai kalori dan protein per kepala sebagai persentase dari yang

diperlukan

6
Pendidikan: Tingkat melek huruf, daftar siswa sekolah dasar (sebagai

persentase dari populasi umur 5-14 tahun)

Kesehatan: Harapan hidup sejak kelahiran

Sanitrasi: Kematian bayi (perseribu kelahiran)

Suplai air: Kematian bayi (perseribu kelahiran)

7
BAB III

GAMBARAN UMUM RW 008

RW 008 terletak di Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya Kecamatan

Tarogong Kidul. RW 008 terdiri dari 5 RT, yaitu RT 001 sampai dengan RT 005.

Adapun data penduduknya yakni sebagai berikut:

1. RT 001 sebanyak 36 KK dengan jumlah penduduk 139 jiwa

2. RT 002 sebanyak 58 KK dengan jumlah penduduk 204 jiwa

3. RT 003 sebanyak 40 KK dengan jumlah penduduk 139 jiwa

4. RT 004 sebanyak 51 KK dengan jumlah penduduk 209 jiwa

5. RT 005 sebanyak 51 KK dengan jumlah penduduk 209 jiwa

Maka jumlah keseluruhan RW 008 adalah sebanyak 236 KK dengan jumlah

penduduk 900 jiwa.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

Proses pembangunan di RW 008 berlangsung secara bertahap,

pembangunan infrastruktur dan sarana penunjang lainnya pun mulai berkembang.

Berikut adalah beberapa indikator yang menjadi target RW 008 untuk meratakan

kesejahteraan masyarakat RW 008. Indikator tersebut, antara lain:

4.1 Angka Harapan Hidup

Untuk dapat memberikan kesejahteraan dalam bidang kesehatan kepada

masyarakat, RW 008 berusaha memberikan infrastruktur yang mumpuni dalam

bidang yang bersangkutan. Salah satu indikator yang menjadi target RW 008

adalah angka harapan hidup masyarakat yang saat ini rata-rata mencapai 75 tahun.

Dengan adanya Puskesmas dan para perawat yang membuka praktek di RW 008

turut membantu RW 008 untuk meningkatkan angka harapan hidup

masyarakatnya. Selain itu juga, kader-kader di RW 008 juga turut memberikan

penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan (posyandu) kepada masyarakat.

4.2 Tingkat Melek Huruf

Untuk menekan angka pengangguran dan angka kemiskinan, RW 008 juga

memprioritaskan tingkat melek huruf kepada masyarakatnya sesuai standar

nasional wajib belajar 12 tahun. SDN Suakjaya I, SDN Suakjaya II, SDN

Suakjaya III, SDN Suakjaya IV, yang kebetulan bertempat di RW 008 turut

memiliki andil dalam indikator target tingkat melek huruf yang ditargetkan RW

9
008, belum lagi sekarang sudah berdiri PAUD yakni PAUD Al-Maruf dan Al-

Hidayah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.3 Indikator Pembangunan Manusia

Selain kesehatan dan pendidikan, RW 008 juga turut juga mentargetkan

pembangunan manusia melalui pengadaan fasilitas-fasilitas umum dan kualitas

tempat tinggal yang layak. Fasilitas penerangan, toilet umum, Tempat sampah dan

saluran pembuangan adalah beberapa fasilitas yang ada di RW 008.

v Indikator Pembangunan Versi 1:

Dengan quantity IPM:

Tinggi : 3 Sejahtera : 23-33

Rendah:2 Cukup sejahtera : 12-22

Sedang :1 Kurang sejahtera : 0-11

No Bobot
Uraian Kriteria Keterangan
Nilai

1 Pendapatan masyarakat 1.500.000 (sedang) 2 3

2 Pendidikan Masyarakat SLTA (sedang) 2 3

3 Fasilitas Pendidikan Memadai 3 3

4 Kesehatan Mayoritas sehat 3 3

5 Jalan Lingkungan Ditembok 3 3

6 Kondisi Rumah Mayoritas layak 3 3

10
huni

7 Kepemilikan kendaraan 90% per KK 3 3

motor

8 Kepemilikan kendaraan 25% per KK 1 3

mobil

9 Fasilitas air minum 90% per KK 3 3

10 Fasilitas sosial Memadai 3 3

11 Budaya Gotong royong Memadai 3 3

Jumlah 29 33

v Indikator Pembangunan Versi 2:

Dengan quantity IPM:

Tinggi : 80-100

Sedang: 51-79

Rendah: 0-50

Kondisi Buruk Ideal Target

AHH 25 85 60

AMH 0 15 100

RRLS 0 100 100

DBM 300.000 737.700 437.720

11
Dengan data sebagai berikut:

AHH = 75 tahun

AMH = 99,5%

RRLS = 9 tahun

DBM = 550.000,-

12
BAB V

KESIMPULAN

A. Proses pembangunan di RW 008 mengacu pada infrastruktur dengan indikator

yang terdapat dalam landasan teori tersebut diatan yakni Teori PQLI, Teori

HDI dan Teori Pemuas Kebutuhan Pokok.

B. Berdasarkan tingkatan IPM, dari indikator yang terkemuka dalam versi 1

tercatat dengan bobot nilai 29, termasuk kriteria penduduk yang sejahtera dan

juga pada versi 2 terhitung IPM =78,13% masyarakan di RW 008 termasuk

dalam golongan sejahtera.

13
DOKUMENTASI

Sekolah Menengah di RW 08 Kel. Sukajaya

Proses Pembuatan Tenun Sutera Garut

14
Ibu Menteri dengan seksama mendengarkan keterangan penggunaan bahan

pewarnaan alami dari beragam tumbuhan terdapat di Kampung Panawuan

Tiga Atlet Pencak Silat Indonesia Yang Dua Diantaranya Berasal Dari Rw

08 Berhasil Meraih Medali Emas Sea Games 2017

15
Fasilitas Sekolah Dasar Negeri di RW 008

ASISTEN Deputi Peningkatan Sumber Daya Pemuda Kemenpora, Imam


Gunawan (tengah) memukul kentongan menandai diresmikannya organissasi
kepemudaan di regional Asia Tenggara, ASEAN Youth Center (AYC) di
Kampung Panawuan, Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Minggu
(1/6/2014). AYC dibentuk guna menghadapi tantangan ASEAN Community 2015

16
DAFTAR PUSTAKA

http://sports.okezone.com/read/2017/08/26/43/1763642/sea-games-2017-pencak-
silat-indonesia-sukses-raih-emas-ke-23

https://susibudiani.wordpress.com/2012/06/27/foto-foto-liputan/

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2014/06/01/283503/hadapi-asean-
community-2015-garut-miliki-asean-youth-center

http://garutnews.com/penduduk-sambut-tahun-baru-menerbangkan-balon-
udara.html

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/05/19/193816226/dari.tangan.mantan.peta
ni.kain.tenun.garut.berjaya.lagi.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/08/26/sea-games-2017-medali-
emas-pertama-pencak-silat-untuk-indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai