Anda di halaman 1dari 17

INDIKATOR

KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN
ISTI TRESNA ARISTHANTIA, SE, MM
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
1. Jika berbicara ukuran keberhasilan pembangunan bagi kita masyarakat awam memiliki
pandangan yang beragam. Hal ini karena selain pengetahuan yang mereka berbeda,
kepentingan mereka berbeda pula. Untuk itulah maka setiap warga Negara perlu memiliki
persepsi yang sama indicator keberhasilan pembanguna, sehingga keberhasilan
pembangunan tersebut bisa difahami dari sudut pandang yang sama.

2. Untuk mengukur sejauh mana kemajuan pembangunan dicapai diperlukan ukuran


(indicator). Indicator danvariable pembangunan bisa berbda-beda untuk setiap Negara. Di
Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih
sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan,
dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat
memenuhi kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor
sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Lembaga-lembaga internasional menggunakan Indicator ekonomi antara lain pendapatan perkapita
(GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula
dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau
daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut
ada 5 indicator
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-
ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif
makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga
dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita
telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan
pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini
mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan
dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya
perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri
dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri
dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang
akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi
sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila
pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman
industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah
urban berbanding lurus dengan proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi
akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri,
sebagian besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang
berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini,
urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi
dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah
masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan
kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
5. Indeks Kualitas Hidup
Indeks kualitas hidup (IKH) atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran
tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan
nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.
Indeks kulaitas hidup dihitung berdasarkan kepada :
(1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun,
(2) angka kematian bayi, dan
(3) angka melek huruf.
Dalam indeks kualitas hidup, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi sekaligus dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel
ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan
mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai
yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping
pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai
tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah
pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan
kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai
sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini
didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai
pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis
akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang
dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan
pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn
mengkombinasikan tiga komponen. Tiga komponen tersebut adalah :
1. Rata-rata harapan hidup pada saat lahir,
2. Rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU,
3. Pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity.
Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam
peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan
lingkungannya.
PEMBANGUNAN EKONOMI
KONVENSIONAL

Pembangunan konvensional merupakan upaya pembangunan yang


dilakukan oleh pemerintah yang hanya memperhatikan aspek
ekonomi. Pembangunan tersebut diharap dapat mengatasi
kemiskinan, menciptakan ekonomi yang maju serta menata
pemerintahan yang baik dan dapat mewujudkan masyarakat yang
maju yang kreatif dan inovatif.
TEORI PEMBANGUNAN BARU (MODERNISASI)

Modernisasi adalah suatu proses perubahan dalam skala besar maupun


kecil menuju kehidupan yang berkemajuan. Hal ini pula yang
menyebabkan modernisasi disebut sebagai transformasi aspek
kehidupan masyarakat secara menyeluruh

Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan dari tradisi lama


menjadi baru atau menuju taraf kehidupan perkotaan sehingga sifat
alamiah pedesaan mulai terkikis dalam kelompok masyarakat. Oleh
sebab itu, jika dalam suatu daerah telah terjadi modernisasi, maka
dapat dipastikan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
mengalami perubahan karakteristik dari gaya hidup pedesaan menuju
gaya hidup perkotaan.
MODERNISASI
Pola pikir ilmiah yang tersebar luas pada suatu lembaga, penguasa, maupun
masyarakat secara luas.
Memiliki sistem birokrasi negara yang baik, bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi,
Nepotisme), sehingga terciptanya etos kerja yang tinggi.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik, terprogram, mendetail, serta teratur.
Hal ini juga membutuhkan koordinasi terpusat dari suatu lembaga atau badan
tertentu.
Iklim modernisasi yang menjadi keseharian masyarakat. Contohnya adalah
penggunaan teknologi, media massa, dan alat-alat komunikasi dengan sistem robotic.
Terbentuknya karakter disiplin yang tinggi tanpa adanya pelanggaran HAM
(Hak Asasi Manusia) dalam bermasyarakat.
Wewenang terpusat dalam mengatur pelaksanaan perencanaan sosial
(social planning).
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Konsep pembangunan dan ekonomi menurut perspektif Islam berbeda dengan
konsep pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh pemikir barat. Dalam
perspektif Islam, pembangunan ekonomi bersifat material dan spiritual, yang
mencakup pula pembangunan sumber daya manusia (SDM), sosial, kebudayaan dan
lainnya. Dalam perkataan lain dampak pembangunan dalam Islam adalah
menyeluruh sebagaimana konsepsi Islam sebagai agama yang menyeluruh. Bukan
hanya ekonomi yang bersifat material tetapi juga pembangunan nonmaterial yang
bersifat spiritual, akhlak, sosial dan kebudayaan.
Ada lima kebijakan utama pembangunan dalam Islam, yaitu: Pertama,
konsep pembangunan berlandaskan tauhid, khalifah dan tazkiyah; Kedua,
aspek pembangunan meliputi fisik dan moral spiritual; Ketiga, fokus
utama pembangunan adalah manusia sebagai subjek dan objek pembangunan guna
mencapai kesejahteraan; Keempat, fungsi dan peran Negara, dan; Kelima, skala
waktu pembangunan meliputi dunia dan akhirat.
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Konsep tauhid memegang peranan penting karena esensi dari segala
sesuatu, termasuk aktivitas pembangunan adalah didasarkan pada
ketundukan pada aturan Allah Swt. Pembangunan harus dilakukan dan
diarahkan kepada upaya untuk melaksanakan segala ketentuan-Nya. Adapun
pelaku pembangunan adalah manusia. Manusia sebagai hamba Allah, juga
sekaligus khalifatullah fil ardh (wakil Allah di muka bumi) bertugas untuk
memakmurkan bumi.
Adapun tazkiyah merupakan upaya untuk mentransformasikan kehidupan ke
arah yang lebih baik dan berkah. Kerangka tazkiyah didasari pada tiga prisip
utama yaitu keadilan, keseimbangan dan ketundukan yang sempurna kepada
Allah Swt. Konsep tazkiyah mendorong bahwa fokus pembangunan tidak
hanya diarahkan pada hal-hal yang bersifat fisik material semata, melainkan
juga dikaitkan dengan aspek moral spiritual. Ukuran-ukuran keberhasilan
pembanguna tidak hanya didasarkan pada ukuran-ukuran material, namun
juga ditentukan oleh kualitas moral pelaku pembangunan.
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Kualitas SDM pelaku pembangunan pun sangat menentukan tingkat
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Karena itu pembangunan SDM
sangat diperlukan, apalagi esensi kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan
oleh kualitas SDM yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Di sinilah letak fungsi
dan peran negara, di mana pemerintah sebagai “manajer dan
pelayan” pembangunan harus mampu memetakan semua potensi SDM dan
sumber daya alam (SDA) untuk dikelola dengan maksimal, guna menciptakan
kesejahteran dan kebahagian bagi masyarakat dalam rentang waktu dunia
dan akhirat. Artinya time line (skala waktu) pembangunan adalah
menciptakan kesejahteran masyarakat di dunia tanpa mengorbankan
kehidupan akhirat pelaku pembangunan
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif Islam tidak sekedar terkait dengan
peningkatan volume barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek
moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan dunia dan
ukhrawi. Ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata
dilihat dari sisi pencapaian materi semata, namun juga ditinjau dari sisi
perbaikan kualitas kehidupan beragama, sistem jaminan sosial dan
kemasyarakatan.

Jika memacu pembangunan ekonomi saja, maka akan tercerabutnya nilai-nilai


keadilan dan kesejahteraan, akan lahir pelaku pembangunan yang korup,
pembisnis yang kotor dan masyarakat yang materialistik. Semua sisi
kehidupan dinilai dengan uang. Uang menjadi alat ukur kesejahteraan.
PEMBANGUNAN MENURUT ISLAM
Kekeliruan-kekeliruan premis konvensional dalam teori pembangunan
menjadi akar masalah timbulnya paradoks antara pertumbuhan dan
distribusi ekonomi. Kehadiran ekonomi Islam meminimalisasi paradoks yang
diakibatkan konvensional dengan mengubah paradigma konflik antara
pertumbuhan dengan distribusi, melalui penciptaan berbagai instrument dan
mekanisme yang bisa menjamin tumbuhnya ekonomi di satu sisi, dan
terciptanya distribusi di sisi lain. Konsepsi ini tercermin dalam kesatuan
arah pembangunan Islam melalui tiga sektor yaitu produktivitas sektor ril,
keuangan syariah, dan kesejahteraan yang terefleksi pada zakat, infak,
sedakah dan wakaf (Ziswaf).
Thank u

Anda mungkin juga menyukai