TINGKAT KESEJAHTERAAN
Disusun oleh:
Dendi Rizki Illahi
13-110-0172
1|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB I
PENDAHULUAN
2|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
3. pembangunan prasarana wilayah yang begitu kompleks dari mulai hal
transportasi,sampai penurunannya kapasitas pemda dan
pembiayaannya dalam pengelolaan infrastruktur
4. Pembangunan sumber daya alam yang masih lemah seperti hal nya
kemacetan.kawasan kumuh,ahli fungusi lahan pertanian menjadi
pemukiman secara signifikan,meningkatnya urbanisasi, serta RTRW
belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus
pada perencanaan contoh nyata adalah permalasahan pada kota besar
seperti jakarta yang seharusnya menjadi contoh baik pembangunan
Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk
setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok
yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-
faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-
lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB),
struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu
terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan
pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas
Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut
ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima
indicator tersebut :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi,
indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator
3|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah
dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah
ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara
otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap
penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan
nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan
pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber
daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita
akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan
peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa
terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor
industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas
barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi
dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian
terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi
penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di
pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan
penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman
industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi
penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi
industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi
sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri,
sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di
4|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan
sebagai salah satu indicator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap
industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital
merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah
masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada
awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam
masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk
mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat
indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang
kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.
Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi
tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu
tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks
ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan
lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai
hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan
masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan
mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya,
indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas
manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per
kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
5|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini
adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut
UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan
sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat
diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-
pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi
bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh
terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia
secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam
kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi
peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga
komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur
panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan
peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini
dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan
hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,
dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing
Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan
kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,
attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan
lingkungannya.
6|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
3.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk menggambarkan proses pembangunan di RW 01
2. Menjelaskan indikator ekonomi dan sosial serta indikator lain yang telah
dicapai di RW 01
3. Menjelaskan tingkat kesejahteraan di RW 01
7|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB II
LANDASAN TEORI
8|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
budayanya yang dinilai sebagaielemen fundamental dalam proses
pembangunan.
Kategori ini dipelopori orang-orang seperti (a) Harrod-Domar denga
konseptabungan dan investasi (saving and investation), (b) Weber dengan
tesis etikaprotestan dan semangat kapitalisme (the protestant ethic and the
spirit of capitalism),(c) McClelland dengan kebutuhan berprestasi, (d) Rostow
dengan lima tahappertumbuhan ekonomi (the five stage of economics
growth), (e) Inkeles dan Smithdengan konsep manusia modern, serta (f)
Hoselitz dengan konsep faktor-faktor non-ekonominya.
9|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
masyarakat menjadi baik maka akan memberikan kemungkinan terjadinya
kestabilan politik. Untuk hal ini, kekuatan-kekuatan pembaharuan dalam
masyarakat harus dihimpun, dibina, dikembangkan dan dimanfaatkan secara
maksimal agar mencapai pembangunan ekonomi masyarakat. Para motivator
harus tetap berusaha mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis dalam
kehidupan masyarakat. Hal strategis yang tidak boleh dilupakan adalah
pembinaan ketrampilan dan kewirausahaan. Salah satu unsur penting dalam
perspektif pembangunan ekonomi yang lebih terasa pada akhir-akhir ini
adalah orientasi keadailan sosialnya.
10 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
penghasilan suatu negara kedalam satu mata uangyang resmi (Dollar
AS).
B. Indikator SosialIndikator Sosial Sebagai Alternatif Indikator Pembangunan
Pada tahun 1970, UNR ISD mengembangkan indikator sosial
ekonomi, yang terdiriatas: 9 Indikator Sosial dan 7 Indikator Ekonomi.
Semula ada 73 indikator, namunakhirnya hanya 16 indikator tersebut yang
dipilih, indikator-indikator ini dipilih atasdasar tingkat korelasi dalam
membentuk indeks pembangunan dengan menggunakan³bobot timbangan´
yang berasal dari berbagai tingkat korelasi.
1. Indeks Mutu Hidup (PQLI )
Untuk mengukur tingkat kesejahteran masyarakat,Morris D.Morris
memperkenalkan Physical Quality Life Index(PQLI ), yang lazim
diterjemahkan sebagai IndeksMutuHidup ( IMH ). PQLI merupakan
indeks komposit ( gabungan ) dari 3 indikator, yaituharapan hidup pada
usia satu tahun, angkakematian, dan tingkat melek hurup.
2. Human Development Indexz ( HDI )
PQLI mencoba merangking semua negara dalam skala 0 ( sebagai
tingkatan pembangunan manusia yang terendah) hingga 1 (pembangunan
manusia yang tertinggi ). berdasarkan atas 3 tujuan atau produk
pembangunan, yaitu : (1) usia panjang yang diukur dengan tingkat harapan
hidup. (2) pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbangdari
jumlah orang dewasa yang dapat membaca. (3) penghasilan yang diukur
dengan pendapatan per kapita riil yang telah disesuaikan.
11 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB III
GAMBARAN UMUM RW 01
12 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
jenjang SD mencapai 207 orang, anak-anak yang belum sekolah mencapai
72 orang, dan 27 orang yang tidak sekolah dan atau tidak diketahui jenjang
pendidikannya.
2. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi di RW 01 ini, dapat dilihat atau dipengaruhi dari
segi pendidikannya seperti data diatas. Segi pendidikan mengatur ekonomi
yang akan diperoleh oleh penduduk. Semakin tinggi jenjang
pendidikannya, maka semakin baik pula ekonomi yang diperoleh oleh
penduduk tersebut.
Namun, apabila dilihat dari aspek pendidikan yang menentukan aspek
ekonominya, penduduk RW 01 bisa dikatagorikan kurang sejahtera seperti
aspek pendidikannya, karena pendidikan yang diperoleh oleh RW 01
kebanyakan hanya lulusan SD. Itu dapat dibuktikan dengan upah atau
gajih yang diperoleh oleh masyarakat RW 01 tiap bulannya. Berikut
adalah data gajih atau upah yang diperoleh oleh penduduk RW 01 :
No. Uraian Jumlah
1. < Rp.1000.000,- 42 kepala keluarga
2. Rp.1000.000,- - Rp.3.000.000 39 kepala keluarga
3. > Rp.3.000.000,- 8 kepala keluarga
4. Tidak diketahui 84 kepala keluarga
13 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
Aspek sosial di RW 01 ini dapat dikatakan sejahtera. Meskipun penduduk
memiliki latar belakang pendidikan yang kurang, namun prilaku sosial
mereka sudah memenuhi tingkat kesejahteraan. Itu dapat dibuktikan
dengan cara mereka yang sopan, santun, dan tidak bertindak kriminal.
Mungkin ada sedikitnya berprilaku sosial seperti itu, namun itu hanya
sebagian kecil yang mencapai 15%. Faktor yang mempengaruhi aspek
sosial itu mungkin dikarenakan berada di lingkungan yang agamis. Dan
adanya pengajian-pengajian juga sebagai pendidikan no.2 setelah sekolah.
4. Aspek Kesehatan
Untuk Aspek kesehatan, meskipun aspek pendidikan dan ekonominya
kurang dari nilai kesejahteraan, namun kesehatan penduduk RW 01 ini
terjaga. Faktor yang memepengaruhinya mungkin karena lingkungan yang
selalu bersih dan terjaga. Selain itu area rumah yang masih memiliki
sawah-sawah dan kebun-kebun sehingga udaranya masih terjaga.
Sampai saat ini, para penduduk belum pernah mengalami kelainan
kesehatan yang fatal seperti gizi buruk atau penyakit lainnya. Adapun
penyakit yang di derita hanyalah penyakit-penyakit biasa yang masih bisa
disembuhkan. Namun ada satu keluarga yang mengalami penyakit
bertubuh kecil, penyebab dari penyakit itu bukan karena tingkat ekonomi
yang rendah, namun merupakan faktor turunan atau faktor biologis.
Selain itu, di RW 01 ini juga memiliki satu dokter sebagai salahsatu
infrastruktur kesehatan.
5. Aspek Fasilitas
Aspek Fasilitas yang saya lihat dari RW 01 adalah dari kepemilikan rumah
dan jamban (kamar mandi). Penduduk di RW 01 ini dapat dikatagorikan
sebagai penduduk yang sejahtera dalam aspek fasilitas. Dari 173 jumlah
kepala keluarga, 130 diantaranya memiliki rumah yang layak, dan sisanya
menyewa rumah (kontrak) atau tinggal dirumah orang tua atau mertua.
Sedangkan dari 130 rumah kepala keluarga, yang memiliki jamban yaitu
104 rumah kepala keluarga. Meskipun demikian, RW 01 memiliki 2
jamban umum yang layak pakai.
14 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB IV
PEMBAHASAN
15 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
4.2. Indikator Ekonomi dan Sosial serta Indikator Lain yang Telah Dicapai
di RW 01
Indikator ekonomi yang telah dicapai di RW 01 adalah adanya
masyarakat-masyarakat yang mempunyai sebuah pekerjaan dari mulai
seorang buruh tani, hingga pengusaha, dan membuat suatu home industry
dengan bakat yang dimiliki masyarakat tersebut, serta ada pula yang
membuka warung kecil-kecilan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa dikampung ini untuk indikator ekonomi sudah
dikatakan sejahtera atau layak, karena hanya sebagian kecil yang
menganggur.
Indikator sosial di RW 01 ini dapat dikatakan sejahtera. Meskipun
penduduk memiliki latar belakang pendidikan yang kurang, namun prilaku
sosial mereka sudah memenuhi tingkat kesejahteraan. Itu dapat dibuktikan
dengan cara mereka yang sopan, santun, dan tidak bertindak kriminal.
Mungkin ada sedikitnya berprilaku sosial seperti itu, namun itu hanya
sebagian kecil yang mencapai 15%. Faktor yang mempengaruhi aspek sosial
itu mungkin dikarenakan berada di lingkungan yang agamis. Dan adanya
pengajian-pengajian juga sebagai pendidikan no.2 setelah sekolah.
Untuk Indikator lainnya, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Kriteria Nilai
No. Uraian Jumlah
Ordinal Kardinal Harapan
Rp.
1. Pendapatan cukup 3 5
800.000,-
Pendidikan
Perguruan Tinggi 5%
SMA 20%
2. Baik 4 5
SMP 30%
SD 42%
Tidak Sekolah 3%
3. Fasilitas Pendidikan Baik 4 5
16 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
Madrasah 1
Paud 1
Belajar Membaca
1
untuk Buta Hurup
4. Tingkat Kesehatan
Lansia 10% Baik 4 5
AKB 0%
5. Tingkat Pekerjaan
Pengangguran 20%
Jelek 2 5
Pensiunan 10%
Pekerja 70%
5. Infrastruktur
Dokter 1
Baik 4 5
Bidan 0
Posyandu 1
6. Sarana Umum
Sangat
Mesjid 3 5 5
Baik
MCK 2
7. Rumah
Sangat
Layak Huni 100% 5 5
Baik
Tidak Layak Huni 0%
8. Tempat Olahraga
Lapangan Footsal 1 Baik 4 5
Gor Badminton 1
9. Jalan Lingkungan Memadai 3 5
10. Lahan / Tanah
Perumahan 70% Baik 4 5
Pesawahan 30%
11. Listrik Sangat 5 5
17 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
Memakai Listrik 100% Baik
Tanpa Listrik 0%
12. Air
PDAM 20% Baik 4 5
Sumur 65%
Kepemilikan WC
13. 85% Baik 4 5
sendiri
13. Kepemilikkan Mobil 4 Baik 4 5
14. Kepemilikan TV 100% Memadai 4 5
Jumlah 63 70
Keterangan:
Skala Keterangan
1 SangatKurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 SangatBaik
18 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat dilihat dari data-data diatas, bahwa proses pembangunan di RW 01
setiap tahunnya semakin meningkat. Tingkat kesejahteraanya pun juga semakin
meningkat.
Indikator-indikator yang telah dicapai oleh RW 01 ini dapat dikatakan
cukup memadai. Sesuai dengan perkembangan zaman, RW 01 ini selalu
mengikuti mode atau pembangunan-pembangunan yang sekarang terjadi.
Jadi RW 01 ini dapat dikatakan sebagai Daerah yang sejahtera meskipun
keberadaan lokasinya yang berada di suatu perkampungan.
19 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30042/5/Chapter%20I.pdf
http://www.ittc.co.id/artikel/index.php?id_tulisan=7
http://www.scribd.com/doc/46566084/MAKALAH
http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/proses-pembangunan.html
20 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01