Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Ekonomi Pembangunan

Disusun oleh:
Dendi Rizki Illahi
13-110-0172

PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
“YASA ANGGANA”
GARUT
JAWA BARAT
2014

1|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat
menyebabkan pendapatan perkapita sebuah negara meningkat untuk periode
jangka panjang dengan syarat, jumlah orang yang hidup dibawah garis
kemiskinan mutlak tidak naik dan distribusi pendapatan tidak semakin
timpang. Pembangunan nasional mempunyai beberapa tujuan, salah satu
diantaranya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat agar menjadi
manusia seutuhnya berdasarkan pancasila dan Undang-Undang 1945.
Pembangunan haruslah diartikan sebagai proses multidimensional yang
melibatkan perubahan-perubahan besar, baik terhadap struktur ekonomi,
perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi
ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi
(Todaro : 2000) Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah bertujuan
meningkatkan jenis dan jumlah peluang kerja. Pembangunan ekonomi daerah
di era otonomi menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun
eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi, yang akhirnya
menuntut tiap-tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri.
Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi, kabupaten/kota
untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui
pengembangan ekonomi daerah berdasarkan potensi sektor unggulan yang
dimiliki oleh masing-masing daerah.
Ada beberapa hal permasalahan yang menjadi pokok yang harus
diselesaikan yakni Melingkupi Permasalahan:
1. Pembangunan dalam bidang ekonomi seperti contoh : Meningkatnya
pengangguran dan kemiskinan,Pola persebaran investasi PMA yang
belum merata
2. Pembangunan social bidang pendidikan kesehatan dan gizi,

2|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
3. pembangunan prasarana wilayah yang begitu kompleks dari mulai hal
transportasi,sampai penurunannya kapasitas pemda dan
pembiayaannya dalam pengelolaan infrastruktur
4. Pembangunan sumber daya alam yang masih lemah seperti hal nya
kemacetan.kawasan kumuh,ahli fungusi lahan pertanian menjadi
pemukiman secara signifikan,meningkatnya urbanisasi, serta RTRW
belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus
pada perencanaan contoh nyata adalah permalasahan pada kota besar
seperti jakarta yang seharusnya menjadi contoh baik pembangunan
Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk
setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok
yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factor-
faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-
lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB),
struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu
terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan
pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas
Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut
ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima
indicator tersebut :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi,
indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator

3|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah
dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah
ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara
otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap
penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan
nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan
pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber
daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita
akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan
peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa
terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor
industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas
barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi
dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian
terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi
penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di
pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan
penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman
industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi
penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi
industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi
sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri,
sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di

4|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan
sebagai salah satu indicator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap
industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital
merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah
masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada
awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam
masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk
mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat
indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang
kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.
Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi
tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu
tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks
ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan
lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai
hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan
masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan
mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya,
indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas
manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per
kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.

5|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini
adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut
UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan
sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat
diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-
pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi
bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh
terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia
secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam
kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi
peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga
komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur
panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan
peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini
dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan
hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,
dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing
Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan
kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,
attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan
lingkungannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana gambaran proses pembangunan di RW 01?
2. Bagaimana Indikator ekonomi dan sosial serta indikator lain yang telah
dicapai di RW 01?
3. Bagaimana tingkat kesejahteraan di RW 01?

6|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
3.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk menggambarkan proses pembangunan di RW 01
2. Menjelaskan indikator ekonomi dan sosial serta indikator lain yang telah
dicapai di RW 01
3. Menjelaskan tingkat kesejahteraan di RW 01

7|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori yang berhubungan dengan makna pembangunan


Istilah pembangunan seringkali digunakan dalam hal yang sama
denganpengembangan. Sehingga istilah pembangunan dan pengembangan
(development) dapat saling dipertukarkan. Namun berbagai kalangan di
Indonesia cenderungmenggunakan secara khusus istilah pengembangan untuk
beberapa hal yangspesifik. Meski demikian, sebenarnya secara umum kedua
istilah tersebut diartikansecara tidak berbeda untuk proses-proses yang selama
ini secara universaldimaksudkan sebagai pembangunan atau development
(Rustiadi, 2006: vii-1).
Ada yang berpendapat bahwa kata “pengembangan” lebih
menekankanproses meningkatkan dan memperluas. Dalam pengertian bahwa
pengembanganadalah melakukan sesuatu yang tidak dari “nol”, atau tidak
membuat sesuatu yangsebelumnya tidak ada, melainkan melakukan sesuatu
yang sebenarnya sudah adatapi kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan atau
diperluas (Rustiadi, 2006: vii-1)
Sumitro (1994) mendefinisikan pembangunan sebagai “suatu
transformasidalam arti perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur
ekonomi diartikansebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat
yang meliputi perubahanpada perimbangan keadaan yang melekat pada
landasan kegiatan ekonomi danbentuk susunan ekonomi. Menurut penulis,
pemahaman Sumitro ini terkait denganpandangan Arthur Lewis (1954)
tentang pentingnya transformasi struktur ekonomipertanian ke struktur
ekonomi industri dalam upaya menuju pertumbuhan (dalamaspek ini
pengertian pertumbuhan asosiatif dengan pembangunan) ekonomi.
Dalam pada itu, Budiman (1995) membagi teori pembangunan ke
dalam tigakategori besar yaitu teori modernisasi, dependensi dan pasca-
dependensi. Teorimodernisasi menekankan pada faktor manusia dan

8|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
budayanya yang dinilai sebagaielemen fundamental dalam proses
pembangunan.
Kategori ini dipelopori orang-orang seperti (a) Harrod-Domar denga
konseptabungan dan investasi (saving and investation), (b) Weber dengan
tesis etikaprotestan dan semangat kapitalisme (the protestant ethic and the
spirit of capitalism),(c) McClelland dengan kebutuhan berprestasi, (d) Rostow
dengan lima tahappertumbuhan ekonomi (the five stage of economics
growth), (e) Inkeles dan Smithdengan konsep manusia modern, serta (f)
Hoselitz dengan konsep faktor-faktor non-ekonominya.

2.2 Teori yang berhubungan dengan proses pembangunan


Untuk menanggulangi kondisi-kondisi keterbelakangan tersebut,
khususnya di bidang ekonomi, pembaruan dan pembangunan berencana
dirasakan sebagai alternatif yang rasional. Konsep pembangunan yang terus
menerus akan memberi inspirasi kepada masyarakat untuk mencari solusi
secara aktif dan dinamis bagaimana mengatasi keterbelakangan dan
ketertinggalan. Proses pembanguan harus bertumpu kepada pembaharuan
ekonomi rakyat melaui peningkatan pendidikan masyarakat. Peningkatan dan
arah perkembangan di bidang pendidikan misalnya akan sangat
mempengaruhi tingkat produktivitas masyarakat dalam berekonomi.
Mengatasi ketertinggalan juga melalui program pengembangan masyarakat.
Masyarakatlah yang dididik agar dapat meneyelesaikan masalahnya sendiri.
Untuk hal ini, hal-hal yang sangat peka dalam masyarakat perlu dikaji dan
diatasi, agar tidak menjadi penghambat bagi pembangunan ekonomi
kerakyatan. Sistem kolonialisme dan feodalisme harus dikikis habis dan
digantikan dengan sistem baru yang menekankan kepada program
pengembangan masyarakat. Tujuan usaha dalam bidang sosial-ekonomi
adalah usaha mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap dalam masyarakat
yang lebih kondusif bagai pembaharuan, pembangunan, dan pembinaan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Pendidikan yang memadai akan
memberikan motivasi kegairahan usaha yang bersifat produktif. Bila ekonomi

9|Page
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
masyarakat menjadi baik maka akan memberikan kemungkinan terjadinya
kestabilan politik. Untuk hal ini, kekuatan-kekuatan pembaharuan dalam
masyarakat harus dihimpun, dibina, dikembangkan dan dimanfaatkan secara
maksimal agar mencapai pembangunan ekonomi masyarakat. Para motivator
harus tetap berusaha mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis dalam
kehidupan masyarakat. Hal strategis yang tidak boleh dilupakan adalah
pembinaan ketrampilan dan kewirausahaan. Salah satu unsur penting dalam
perspektif pembangunan ekonomi yang lebih terasa pada akhir-akhir ini
adalah orientasi keadailan sosialnya.

2.3 Teori yang berhubungan dengan indikator pembangunan


Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomiyang
diikuti dengan perubahan ( growth plus change) dalam: pertama, perubahan
struktur ekonomi dan pertanian ke industri dan jasa. Kedua, perubahan
kelembagaan baik lewatregulasi maupun formasi kelembagaan itu sendiri.
A. Indikator Ekonomi
1. Klasifikasi Negara
 Negara berpenghasilan menengah (Low-Income economies),adalah
kelompok negara dengan GNP per kapita lebih dari US$ 695 pada
tahun 1993.
 Negara berpenghasilan menengah (Middle-Income economies),
adalah kelompok negara-negara dengan GNP per kapita lebih dari
US$ 695 namun kurang dari US$629 pada tahu 1993.
 Negara berpenghasilan tinggi (high-income economies), adalah
kelompok negara-negara dengan GNP per kapita US$ 8. 626 atau
lebih pada tahun 1993
 Dunia (world ), meliputi semua negara di dunia.
2. GNP Per Kapita Dengan Purchasing
Perbandingan antar negara berdasarkan GNP per kapita
seringkali menyesatkan. Hal inidisebabkan adanya pengkonversian

10 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
penghasilan suatu negara kedalam satu mata uangyang resmi (Dollar
AS).
B. Indikator SosialIndikator Sosial Sebagai Alternatif Indikator Pembangunan
Pada tahun 1970, UNR ISD mengembangkan indikator sosial
ekonomi, yang terdiriatas: 9 Indikator Sosial dan 7 Indikator Ekonomi.
Semula ada 73 indikator, namunakhirnya hanya 16 indikator tersebut yang
dipilih, indikator-indikator ini dipilih atasdasar tingkat korelasi dalam
membentuk indeks pembangunan dengan menggunakan³bobot timbangan´
yang berasal dari berbagai tingkat korelasi.
1. Indeks Mutu Hidup (PQLI )
Untuk mengukur tingkat kesejahteran masyarakat,Morris D.Morris
memperkenalkan Physical Quality Life Index(PQLI ), yang lazim
diterjemahkan sebagai IndeksMutuHidup ( IMH ). PQLI merupakan
indeks komposit ( gabungan ) dari 3 indikator, yaituharapan hidup pada
usia satu tahun, angkakematian, dan tingkat melek hurup.
2. Human Development Indexz ( HDI )
PQLI mencoba merangking semua negara dalam skala 0 ( sebagai
tingkatan pembangunan manusia yang terendah) hingga 1 (pembangunan
manusia yang tertinggi ). berdasarkan atas 3 tujuan atau produk
pembangunan, yaitu : (1) usia panjang yang diukur dengan tingkat harapan
hidup. (2) pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbangdari
jumlah orang dewasa yang dapat membaca. (3) penghasilan yang diukur
dengan pendapatan per kapita riil yang telah disesuaikan.

11 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB III
GAMBARAN UMUM RW 01

3.1.Gambaran umum dan kedudukan RW 01


Rukun warga (RW) merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan
dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai
kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan
kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.
RW 01 ini terdapat di Kp.Tagog Desa Sukaluyu Kecamatan
Sukawening Kabupaten Garut. Dimana RW 01 ini terdiri dari 3 RT dan 173
kepala keluarga.
3.2. Komposisi penduduk
Jumlah penduduk di RW 01 ini yaitu sebanyak 628 orang dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 173 keluarga. Berikut ini adalah data
penduduk RW 01 :
No. Uraian Jumlah
1. Usia dibawah 17 tahun 242 orang
2. Usia dibawah 17 tahun yang sudah menikah 4 orang
3. Usia diatas 17 tahun yang belum menikah 67 orang
4. Usia diatas 17 tahun yang sudah menikah (orang 319 orang
tua)

3.3.Gambaran infrastruktur umum, sosial, ekonomi


Untuk melihat lebih jauh tentang tingkat kesejahteraan data penduduk
diatas, data penduduk tersebut akan dibagi kembali dalam beberapa aspek,
yaitu :
1. Aspek Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di RW 01 ini cukup rendah. Data tersebut
dapat dilihat bahwa orang yang melanjutkan ke jenjang kuliah hanya
mencapai 38 orang. Sedangkan yang melanjutkan sampai dan masih di
jenjang SMA mencapai 118 orang, jenjang SMP mencapai 164 orang,

12 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
jenjang SD mencapai 207 orang, anak-anak yang belum sekolah mencapai
72 orang, dan 27 orang yang tidak sekolah dan atau tidak diketahui jenjang
pendidikannya.
2. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi di RW 01 ini, dapat dilihat atau dipengaruhi dari
segi pendidikannya seperti data diatas. Segi pendidikan mengatur ekonomi
yang akan diperoleh oleh penduduk. Semakin tinggi jenjang
pendidikannya, maka semakin baik pula ekonomi yang diperoleh oleh
penduduk tersebut.
Namun, apabila dilihat dari aspek pendidikan yang menentukan aspek
ekonominya, penduduk RW 01 bisa dikatagorikan kurang sejahtera seperti
aspek pendidikannya, karena pendidikan yang diperoleh oleh RW 01
kebanyakan hanya lulusan SD. Itu dapat dibuktikan dengan upah atau
gajih yang diperoleh oleh masyarakat RW 01 tiap bulannya. Berikut
adalah data gajih atau upah yang diperoleh oleh penduduk RW 01 :
No. Uraian Jumlah
1. < Rp.1000.000,- 42 kepala keluarga
2. Rp.1000.000,- - Rp.3.000.000 39 kepala keluarga
3. > Rp.3.000.000,- 8 kepala keluarga
4. Tidak diketahui 84 kepala keluarga

Dari data di atas, sudah menunjukan bahwa pendapatan yang penduduk


dapatkan kurang dari nilai kesejahteraan dalam aspek ekonomi. Selain data
gajih atau upah yang diperoleh tiap bulannya, untuk menetukan
kesejahteraan dari aspek ekonomi yaitu dilihat dari tingkat keturunan atau
jumlah anak dalam tiap kepala keluarga. 75% dari 173 kepala keluarga
yang ada di RW 01 ini, memiliki anak lebih dari 2. Itu menandakan bahwa
sistim KB di RW 01 ini kurang berhasil, sehingga pendapatan yang
diperoleh apabila dibagi dengan kebutuhan keluarga yang banyak tidak
akan mencukupi biaya untuk memenuhi kebutuhan selama 1 bulan.
3. Aspek Sosial

13 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
Aspek sosial di RW 01 ini dapat dikatakan sejahtera. Meskipun penduduk
memiliki latar belakang pendidikan yang kurang, namun prilaku sosial
mereka sudah memenuhi tingkat kesejahteraan. Itu dapat dibuktikan
dengan cara mereka yang sopan, santun, dan tidak bertindak kriminal.
Mungkin ada sedikitnya berprilaku sosial seperti itu, namun itu hanya
sebagian kecil yang mencapai 15%. Faktor yang mempengaruhi aspek
sosial itu mungkin dikarenakan berada di lingkungan yang agamis. Dan
adanya pengajian-pengajian juga sebagai pendidikan no.2 setelah sekolah.
4. Aspek Kesehatan
Untuk Aspek kesehatan, meskipun aspek pendidikan dan ekonominya
kurang dari nilai kesejahteraan, namun kesehatan penduduk RW 01 ini
terjaga. Faktor yang memepengaruhinya mungkin karena lingkungan yang
selalu bersih dan terjaga. Selain itu area rumah yang masih memiliki
sawah-sawah dan kebun-kebun sehingga udaranya masih terjaga.
Sampai saat ini, para penduduk belum pernah mengalami kelainan
kesehatan yang fatal seperti gizi buruk atau penyakit lainnya. Adapun
penyakit yang di derita hanyalah penyakit-penyakit biasa yang masih bisa
disembuhkan. Namun ada satu keluarga yang mengalami penyakit
bertubuh kecil, penyebab dari penyakit itu bukan karena tingkat ekonomi
yang rendah, namun merupakan faktor turunan atau faktor biologis.
Selain itu, di RW 01 ini juga memiliki satu dokter sebagai salahsatu
infrastruktur kesehatan.
5. Aspek Fasilitas
Aspek Fasilitas yang saya lihat dari RW 01 adalah dari kepemilikan rumah
dan jamban (kamar mandi). Penduduk di RW 01 ini dapat dikatagorikan
sebagai penduduk yang sejahtera dalam aspek fasilitas. Dari 173 jumlah
kepala keluarga, 130 diantaranya memiliki rumah yang layak, dan sisanya
menyewa rumah (kontrak) atau tinggal dirumah orang tua atau mertua.
Sedangkan dari 130 rumah kepala keluarga, yang memiliki jamban yaitu
104 rumah kepala keluarga. Meskipun demikian, RW 01 memiliki 2
jamban umum yang layak pakai.

14 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Proses pembangunan di RW 01


Pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani oleh setiap
masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung
menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap
perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
Adapun proses pembangunan yang terjadi di RW 01 dapat dikatakan
cukup membaik setelah sebelumnya memang dikatagorikan kurang baik.
Dimisalkan saja jalan, dulunya dikarenakan jalan yang rusak, sedikit orang
melewati jalan di RW 01, dan lebih memilih jalan memutar ke desa sebelah
ke arah yang lebih jauh. Namun sekarang orang-orang lebih memilih
menggunakan jalan melewati RW 01 karena infrastruktur jalannya yang
sudah memadai.
Selain itu, setelah adanya fasilitas olahraga seperti lapang footsal dan
gor badminton, dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di RW 01.
Karena pemilik fasilitas tempat olahraga tersebut, merekrut para pemuda
yang ada di RW 01 untuk menjaga dan bekerja di sana. Dan juga dengan
adanya tempat olahraga tersebut, ada juga sebagian masyarakat yang
membuka usaha seperti warung-warung makanan kecil, karena tempat
tersebut menjadi tempat yang ramai pengunjung sehingga akan
mempermudah penjualan.
Dengan adanya fasilitas olahraga tersebut, tingkat ekonomi penduduk
RW 01 pun menjadi meningkat, karena menjadi lahan usaha untuk para
penduduk.
Bukan hanya tingkat ekonominya saja yang meningkat, tapi tingkat
kesehatannya pun semakin membaik, karena fasilitas tersebut pun sering
digunakan oleh penduduk sekitar untuk berolahraga.

15 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
4.2. Indikator Ekonomi dan Sosial serta Indikator Lain yang Telah Dicapai
di RW 01
Indikator ekonomi yang telah dicapai di RW 01 adalah adanya
masyarakat-masyarakat yang mempunyai sebuah pekerjaan dari mulai
seorang buruh tani, hingga pengusaha, dan membuat suatu home industry
dengan bakat yang dimiliki masyarakat tersebut, serta ada pula yang
membuka warung kecil-kecilan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa dikampung ini untuk indikator ekonomi sudah
dikatakan sejahtera atau layak, karena hanya sebagian kecil yang
menganggur.
Indikator sosial di RW 01 ini dapat dikatakan sejahtera. Meskipun
penduduk memiliki latar belakang pendidikan yang kurang, namun prilaku
sosial mereka sudah memenuhi tingkat kesejahteraan. Itu dapat dibuktikan
dengan cara mereka yang sopan, santun, dan tidak bertindak kriminal.
Mungkin ada sedikitnya berprilaku sosial seperti itu, namun itu hanya
sebagian kecil yang mencapai 15%. Faktor yang mempengaruhi aspek sosial
itu mungkin dikarenakan berada di lingkungan yang agamis. Dan adanya
pengajian-pengajian juga sebagai pendidikan no.2 setelah sekolah.
Untuk Indikator lainnya, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Kriteria Nilai
No. Uraian Jumlah
Ordinal Kardinal Harapan
Rp.
1. Pendapatan cukup 3 5
800.000,-
Pendidikan
 Perguruan Tinggi 5%
 SMA 20%
2. Baik 4 5
 SMP 30%
 SD 42%
 Tidak Sekolah 3%
3. Fasilitas Pendidikan Baik 4 5

16 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
 Madrasah 1
 Paud 1
 Belajar Membaca
1
untuk Buta Hurup
4. Tingkat Kesehatan
 Lansia 10% Baik 4 5
 AKB 0%
5. Tingkat Pekerjaan
 Pengangguran 20%
Jelek 2 5
 Pensiunan 10%
 Pekerja 70%
5. Infrastruktur
 Dokter 1
Baik 4 5
 Bidan 0
 Posyandu 1
6. Sarana Umum
Sangat
 Mesjid 3 5 5
Baik
 MCK 2
7. Rumah
Sangat
 Layak Huni 100% 5 5
Baik
 Tidak Layak Huni 0%
8. Tempat Olahraga
 Lapangan Footsal 1 Baik 4 5
 Gor Badminton 1
9. Jalan Lingkungan Memadai 3 5
10. Lahan / Tanah
 Perumahan 70% Baik 4 5
 Pesawahan 30%
11. Listrik Sangat 5 5

17 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
 Memakai Listrik 100% Baik
 Tanpa Listrik 0%
12. Air
 PDAM 20% Baik 4 5
 Sumur 65%
Kepemilikan WC
13. 85% Baik 4 5
sendiri
13. Kepemilikkan Mobil 4 Baik 4 5
14. Kepemilikan TV 100% Memadai 4 5
Jumlah 63 70

Keterangan:
Skala Keterangan
1 SangatKurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 SangatBaik

4.3.Menjelaskan tingkat kesejahteraan di RW 01


Dari data indikator indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa RW 05 ini
termasuk Daerah yang sejahtera. Itu dapat dibuktikan dengan kriteria berikut :
Tidak Sejahtera : 0 – 23.3
Cukup Sejahtera : 23.4 – 46.7
Sejahtera : 46.8 – 70
Dikarenakan indikator RW 05 mempunyai 63, maka itu cukup
membuktikan bahwa RW 01 berada di kriteria sejahtera, dimana tingkat
kesejahteraan tersebut memiliki nilai antara 46.8 – 70.

18 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Dapat dilihat dari data-data diatas, bahwa proses pembangunan di RW 01
setiap tahunnya semakin meningkat. Tingkat kesejahteraanya pun juga semakin
meningkat.
Indikator-indikator yang telah dicapai oleh RW 01 ini dapat dikatakan
cukup memadai. Sesuai dengan perkembangan zaman, RW 01 ini selalu
mengikuti mode atau pembangunan-pembangunan yang sekarang terjadi.
Jadi RW 01 ini dapat dikatakan sebagai Daerah yang sejahtera meskipun
keberadaan lokasinya yang berada di suatu perkampungan.

19 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01
DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30042/5/Chapter%20I.pdf

http://www.ittc.co.id/artikel/index.php?id_tulisan=7

http://www.scribd.com/doc/46566084/MAKALAH

http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/proses-pembangunan.html

20 | P a g e
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RW 01

Anda mungkin juga menyukai