BAB I
PENDAHULUAN
nya terfokus pada kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi. Sasaran yang menjadi prio
ritas utamaadalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Ener
gi Kronis) dan Anemia gizi yang merupakan faktor penyebab utama terjadinya
BBLR. Penyebab BBLR adalah Ibu hamil yang kekurangan gizi saat hamil Kekurangan gizi
saat hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti prematuritas, gangguan
pertumbuhan janin, kelahiran mati atau kematian neonatal dini. Penentuan status gizi yang
baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 antara lain mengamanatkan
bahwa prioritas jangka panjang ke 11 adalah meningkatkan sumber daya manusia. Untuk
itu, masalah kesehatan prenatal masih tetap relevan karena menyangkut kualitas sumber
daya manusia yang paling utama. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam
peningkatan derajat kesehatan tersebut seperti perbaikan gizi semasa ibu hamil, yang
merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan kelompok masyarakat
merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada bayi adalah Berat Badan Lahir
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan
mempunyai berat kurang dan sama dari 2500 gram (Farrer, 1994 :). Bayi Berat Badan Lahir
Rendah ( BBLR ) yang diistilahkan dengan prematuritas adalah berat badan lahir kurang
dan sama dari 2500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu , karena
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi
baru lahir yang berat badan nya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth
weight infant. Tahun 2007 sekitar 25 juta BBLRlahir diseluruh dunia, 90 % terjadi
di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpaibu saat ha
mil merupakan faktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-
kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran
dunia dengan batasan 3,3 % - 38 % dan lebih sering terjadi pada negara – negara yang
kesehatan masih merupakan masalah yang harus mendapat penanganan yang lebih serius.
dengan angka kematian lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari
angka kematian ibu dan bayi tertinggi (Manuaba, 1998: 5). Angka kematian ibu sebesar
19.500 sampai dengan 20.000 orang setiap tahun nya atau terjadi setiap 26 - 27menit.
Penyebab kematian ibu adalah pendarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5 dan
anestesis 2%. Sedangkan kematian bayi sebesar 110.000 menjadi 280.000 atau jadi 18-20
menit, dengan penyebab kematian bayi karena BBLR 15 / 1000% (Manuaba, 2003: 5) .
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain,
yaitu berkisar antara 9 % - 30 %, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2,1 % - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka
BBLR sekitar 7,5 % .Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2015, yakni maksimal 7 %.( Ika Pantiawati,
S.Si.T,2010 ) .
Hasil estimasi proporsi bayi dengan BBLR oleh survey dan demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan proporsi bayi dengan BBLR pada periode 2002-2003 adalah
sebesar 7,6 % (Depkes RI 2005). Angka ini hanya sedikit turun bila dibandingkan angka
pada tahun 1992-1997 yaitu 7,7 %. Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2000-2005
turun setiap tahun nya namun meningkat pada tahun 2007. AKB pada tahun 2000 adalah
47 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2001 adalah 50, pada tahun 2002-2003 adalah
35, pada tahun 2005 adalah 32,3 (Depkes RI 2007,2009 dan badan pusat Statistik Jakarta,
2007) sedangkan pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup (Ministry of Health
RI,2009) .
Di Indonesia sendiri masih ditemui ibu hamil yang mengalami kurang gizi kronis diatas 30%
atau sekitar 1,5 juta.Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi
dan tidak cukup nya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan secara tidak
langsung dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, pengetahuan dan sikap dalam
memenuhi asupan gizi serta tingkat pendapatan yang rendah. (Gizi online, 2007 Menurut
Data (Pusat Data Tinggi Departemen Kesehatan) Pusdatin Depkes RI Sumatra Barat pada
tahun 2008, angka kejadian BBLR 0,93 %, pada Tahun 2009, angka kejadian BBLR 43,97
% dan di Tahun 2010, Bukittinggi menempati urutan ke – 13 dengan 71, 43 % angka
kejadian BBLR. Dan data yang didapatkan, kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
ruangan Perinatologi RSI Ibnu Sina Bukittinggi tahun 2009 sebanyak 38 bayi dan meninggal
12 bayi, tahun 2010 sebanyak 43 bayi, yang meninggal 17 bayi, Tahun 2011 bayi BBLR 45
bayi dengan angka kematian 15 bayi. Bayi BBLR menempati urutan kedua sebagai
penyebab kematian bayi di RS Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. Sedangkan di RSAM Bukittinggi
tahun 2009 bayi BBLR 168 bayi dan meninggal 15 bayi, tahun 2010 bayi BBLR 193 bayi
dan meninggal 19 bayi, tahun 2011 bayi BBLR 204 dan yang meninggal sebanyak 23 bayi.
Bayi BBLR menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian bayi di RSAM tahun
2011. Dari data yang didapatkan (Gizi online, 2007), keadaan dari ibu yang melahirkan bayi
BBLR ini tidak mengalami penambahan berat badan, yang seharusnya meningkat 9 - 13 kg
selama kehamilan, umumnya ibu – ibu ini makan seperti biasa seperti sebelum hamil dan
tidak mengetahui pentingnya meningkatkan gizi selama kehamilan, serta lebih
mengutamakan kuantitas dari pada kualitas makanan.
Dari hasil observasi di ruangan kebidanan dan poli KIA RSI Ibnu Sina Bukittinggi dan
Zaal Kebidanan RSAM, peneliti melihat 6 orang ibu postpartum normal. 1 orang ibu dengan
pendidikan D1 kebidanan , sudah bekerja selama 3 tahun melahirkan anak pertama dengan
berat lahir bayi 3600 gram, ibu ini mengalami kenaikan berat badan 11 kg selama
kehamilan dan mengatakan bahwa sangat penting meningkatkan gizi pada saat kehamilan
dengan memperhatikan kualitas dari makanan tersebut bukan kuantitas nya yaitu
mencakup gizi empat sehat lima sempurna dan minum vitamin dan susu secara teratur. 1
orang ibu dengan pendidikan S2, melahirkan anak pertama dengan berat 1800 gram,
keadaan ibu ini saat hamil mukosa bibir nya kering, pandangan mata sayu, lesu, tidak
bersemangat, kenaikan berat badan hanya 6 kg selama kehamilan, ibu ini mengatakan
bahwa makan dengan porsi yang jumlah nya sama sebelum hamil, tidak ada tambahan
makanan. Responden yang tidak mengetahui tentang gizi seimbang selama kehamilan
tersebut mengatakan selama hamil justru mengurangi asupan makannya karena mengalami
mual. 2 orang ibu dengan pendidikan sederajat SMA, 1 orang ibu melahirkan dengan berat
bayi 2800 gram, ibu ini mengatakan bahwa makan 1 porsi tambahan serta rajin minum
susu dan makan sayuran, ibu ini mengalami peningkatan berat badan 10 kg selama
kehamilan dan 1 orang lagi melahirkan dengan bayi 2100 gram, ibu ini mengatakan bahwa
makan dengan porsi yang sama seperti sebelum kehamilan, dan tidak suka minum susu
karena sering mual, ibu ini berat badan nya hanya meningkat 7 kg selama kehamilan. 1
orang ibu dengan pendidikan S1 melahirkan anak ke– 2 dengan berat bayi 3200, namun
pada kehamilan 1 melahirkan bayi dengan berat 1700 gram, ibu ini menyatakan bahwa 3x
makan biasa ditambah 2x makanan camilan yang tinggi protein seperti bubur kacang,
sayuran dan buah–buahan yang dikonsumsi secara teratur setiap hari.1 orang ibu dengan
pendidikan S1 melahirkan dengan berat bayi 3300 gram. Ibu ini mengatakan
mengkonsumsi makanan 4 porsi sehari ditambah buah– buahan, sayuran, susu serta
kehamilan.
Menurut Hulme.H Hunter dan Rosemary Dodds tahun 2005,prilaku ibu dalam
memenuhi asupan gizi dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu dalam memenuhi gizi
pada saat kehamilan, agar tercapai asupan gizi saat hamil yang adekuat. Pengetahuan Ibu
akan gizi ibu hamil sangat mempengaruhi sikap ibu dalam memenuhi kebutuhan asupan
gizi janin dalam kandungan. Karena pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam pembentukan sikap. Ibu hamil perlu mengaplikasikan
kebutuhan nutrisi dengan tepat untuk memelihara kehamilan nya. Dengan pengetahuan
yang baik tentang nutrisi kehamilan diharapkan ibu hamil mempunyai pemahaman yang
baik dan mampu mengatasi masalah dengan tepat tentang permasalahan kesehatan
sehingga dapat menyusun rencana kegiatan yang tepat dan mengevaluasi keadaan.
menunjukkan bahwa nutrisi merupakan kebutuhan pokok yang harus ada dan gizi akan
dapat terpenuhi oleh sikap ibu yang mau mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi saat
kehamilan, baik untuk konsumsi janin maupun ibu, sehingga ibu mengetahui kebutuhan
sejauh mana “Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Asupan
Gizi Selama Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSI Ibnu Sina dan RSAM Tahun 2012 “.
Untuk mempelajari Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Asupan Gizi
Pada Masa Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi Tahun
2012.
1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang asupan gizi selama kehamilan di
1.3.2.3 Mengetahui distribusi frekuensi apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang asupan gizi
selama kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Ibnu
1.3.2.4 Mengetahui distribusi frekuensi apakah ada hubungan sikap ibu tentang asupan gizi selama
kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Ibnu Sina
Penelitian ini dilakukan pada ibu primipara mengenai tingkat pengetahuan ibu terhadap gizi
masa kehamilan yang memeriksakan kehamilan nya di Poli BKIA, Zaal Kebidanan RSI Ibnu
Sina dan Zaal Kebidanan RSAM Bukittinggi, Jenis penelitian inferensial dengan desain
penelitian korelatif dilakukan dengan kuesioner atau angket. Penelitian ini akan dilakukan
.1 Bagi peneliti
Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam menyusun suatu laporan penelitian dan
Sebagai bahan atau acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik
khususnya pada pendidikan DIII keperawatan dan juga sebagai bahan untuk penelitian .
Sebagai masukan bagi perawat di RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi dalam melakukan
upaya pemberian penyuluhan kesehatan mengenai gizi - gizi penting bagi ibu hamil dan
janin sehingga tercapai berat bayi lahir lebih dari 2500 gram .