Anda di halaman 1dari 7

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara

Tentang Asupan Gizi Selama Kehamilan dengan Kejadian


BBLR di RSI Ibnu Sina dan RSAM Tahun 2012”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam program pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat

2015 disebutkan bahwa salahsatu

nya terfokus pada kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi. Sasaran yang menjadi prio

ritas utamaadalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Ener

gi Kronis) dan Anemia gizi yang merupakan faktor penyebab utama terjadinya

BBLR. Penyebab BBLR adalah Ibu hamil yang kekurangan gizi saat hamil Kekurangan gizi

saat hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti prematuritas, gangguan

pertumbuhan janin, kelahiran mati atau kematian neonatal dini. Penentuan status gizi yang

baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan

selama hamil. (Atikah Proverawati, SKM.,MPH, Siti ASfuah, SKep.,Ns. 2009 ) .

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 antara lain mengamanatkan

bahwa prioritas jangka panjang ke 11 adalah meningkatkan sumber daya manusia. Untuk

itu, masalah kesehatan prenatal masih tetap relevan karena menyangkut kualitas sumber

daya manusia yang paling utama. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam

peningkatan derajat kesehatan tersebut seperti perbaikan gizi semasa ibu hamil, yang

merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan kelompok masyarakat

merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada bayi adalah Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR). (Nasrim Kodim, 1993: 3).

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan

mempunyai berat kurang dan sama dari 2500 gram (Farrer, 1994 :). Bayi Berat Badan Lahir

Rendah ( BBLR ) yang diistilahkan dengan prematuritas adalah berat badan lahir kurang
dan sama dari 2500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu , karena

kombinasi antara keduanya ( Manuaba, 1998: 326) .

World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi
baru lahir yang berat badan nya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth

weight infant. Tahun 2007 sekitar 25 juta BBLRlahir diseluruh dunia, 90 % terjadi

di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpaibu saat ha

mil merupakan faktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-

negara berkembang. Salahsatu cara untuk menilai

kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir.

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran

dunia dengan batasan 3,3 % - 38 % dan lebih sering terjadi pada negara – negara yang

sedang berkembang atau sosial ekonomi rendah. Di negara-negara sedang berkembang

kesehatan masih merupakan masalah yang harus mendapat penanganan yang lebih serius.

Secara Statistik menunjukkan 90 % kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang

dengan angka kematian lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari

2500 gram. .( Ika Pantiawati, S.Si.T , 2010 ).

Di lingkungan ASEAN, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

angka kematian ibu dan bayi tertinggi (Manuaba, 1998: 5). Angka kematian ibu sebesar

19.500 sampai dengan 20.000 orang setiap tahun nya atau terjadi setiap 26 - 27menit.

Penyebab kematian ibu adalah pendarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5 dan

anestesis 2%. Sedangkan kematian bayi sebesar 110.000 menjadi 280.000 atau jadi 18-20

menit, dengan penyebab kematian bayi karena BBLR 15 / 1000% (Manuaba, 2003: 5) .

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain,

yaitu berkisar antara 9 % - 30 %, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR

dengan rentang 2,1 % - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka

BBLR sekitar 7,5 % .Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2015, yakni maksimal 7 %.( Ika Pantiawati,

S.Si.T,2010 ) .

Hasil estimasi proporsi bayi dengan BBLR oleh survey dan demografi dan kesehatan

Indonesia (SDKI) menunjukkan proporsi bayi dengan BBLR pada periode 2002-2003 adalah

sebesar 7,6 % (Depkes RI 2005). Angka ini hanya sedikit turun bila dibandingkan angka

pada tahun 1992-1997 yaitu 7,7 %. Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2000-2005

turun setiap tahun nya namun meningkat pada tahun 2007. AKB pada tahun 2000 adalah

47 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2001 adalah 50, pada tahun 2002-2003 adalah

35, pada tahun 2005 adalah 32,3 (Depkes RI 2007,2009 dan badan pusat Statistik Jakarta,

2007) sedangkan pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup (Ministry of Health

RI,2009) .
Di Indonesia sendiri masih ditemui ibu hamil yang mengalami kurang gizi kronis diatas 30%
atau sekitar 1,5 juta.Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi
dan tidak cukup nya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan secara tidak
langsung dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, pengetahuan dan sikap dalam
memenuhi asupan gizi serta tingkat pendapatan yang rendah. (Gizi online, 2007 Menurut
Data (Pusat Data Tinggi Departemen Kesehatan) Pusdatin Depkes RI Sumatra Barat pada
tahun 2008, angka kejadian BBLR 0,93 %, pada Tahun 2009, angka kejadian BBLR 43,97
% dan di Tahun 2010, Bukittinggi menempati urutan ke – 13 dengan 71, 43 % angka
kejadian BBLR. Dan data yang didapatkan, kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
ruangan Perinatologi RSI Ibnu Sina Bukittinggi tahun 2009 sebanyak 38 bayi dan meninggal
12 bayi, tahun 2010 sebanyak 43 bayi, yang meninggal 17 bayi, Tahun 2011 bayi BBLR 45
bayi dengan angka kematian 15 bayi. Bayi BBLR menempati urutan kedua sebagai
penyebab kematian bayi di RS Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. Sedangkan di RSAM Bukittinggi
tahun 2009 bayi BBLR 168 bayi dan meninggal 15 bayi, tahun 2010 bayi BBLR 193 bayi
dan meninggal 19 bayi, tahun 2011 bayi BBLR 204 dan yang meninggal sebanyak 23 bayi.
Bayi BBLR menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian bayi di RSAM tahun
2011. Dari data yang didapatkan (Gizi online, 2007), keadaan dari ibu yang melahirkan bayi
BBLR ini tidak mengalami penambahan berat badan, yang seharusnya meningkat 9 - 13 kg
selama kehamilan, umumnya ibu – ibu ini makan seperti biasa seperti sebelum hamil dan
tidak mengetahui pentingnya meningkatkan gizi selama kehamilan, serta lebih
mengutamakan kuantitas dari pada kualitas makanan.

Dari hasil observasi di ruangan kebidanan dan poli KIA RSI Ibnu Sina Bukittinggi dan

Zaal Kebidanan RSAM, peneliti melihat 6 orang ibu postpartum normal. 1 orang ibu dengan

pendidikan D1 kebidanan , sudah bekerja selama 3 tahun melahirkan anak pertama dengan
berat lahir bayi 3600 gram, ibu ini mengalami kenaikan berat badan 11 kg selama

kehamilan dan mengatakan bahwa sangat penting meningkatkan gizi pada saat kehamilan

dengan memperhatikan kualitas dari makanan tersebut bukan kuantitas nya yaitu

mencakup gizi empat sehat lima sempurna dan minum vitamin dan susu secara teratur. 1

orang ibu dengan pendidikan S2, melahirkan anak pertama dengan berat 1800 gram,

keadaan ibu ini saat hamil mukosa bibir nya kering, pandangan mata sayu, lesu, tidak

bersemangat, kenaikan berat badan hanya 6 kg selama kehamilan, ibu ini mengatakan

bahwa makan dengan porsi yang jumlah nya sama sebelum hamil, tidak ada tambahan

makanan. Responden yang tidak mengetahui tentang gizi seimbang selama kehamilan

tersebut mengatakan selama hamil justru mengurangi asupan makannya karena mengalami

mual. 2 orang ibu dengan pendidikan sederajat SMA, 1 orang ibu melahirkan dengan berat

bayi 2800 gram, ibu ini mengatakan bahwa makan 1 porsi tambahan serta rajin minum

susu dan makan sayuran, ibu ini mengalami peningkatan berat badan 10 kg selama

kehamilan dan 1 orang lagi melahirkan dengan bayi 2100 gram, ibu ini mengatakan bahwa

makan dengan porsi yang sama seperti sebelum kehamilan, dan tidak suka minum susu

karena sering mual, ibu ini berat badan nya hanya meningkat 7 kg selama kehamilan. 1

orang ibu dengan pendidikan S1 melahirkan anak ke– 2 dengan berat bayi 3200, namun

pada kehamilan 1 melahirkan bayi dengan berat 1700 gram, ibu ini menyatakan bahwa 3x

makan biasa ditambah 2x makanan camilan yang tinggi protein seperti bubur kacang,

sayuran dan buah–buahan yang dikonsumsi secara teratur setiap hari.1 orang ibu dengan

pendidikan S1 melahirkan dengan berat bayi 3300 gram. Ibu ini mengatakan

mengkonsumsi makanan 4 porsi sehari ditambah buah– buahan, sayuran, susu serta

menghindari makanan pantangan dan mengalami kenaikan berat badan 13 kg selama

kehamilan.

Menurut Hulme.H Hunter dan Rosemary Dodds tahun 2005,prilaku ibu dalam

memenuhi asupan gizi dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu dalam memenuhi gizi

pada saat kehamilan, agar tercapai asupan gizi saat hamil yang adekuat. Pengetahuan Ibu
akan gizi ibu hamil sangat mempengaruhi sikap ibu dalam memenuhi kebutuhan asupan

gizi janin dalam kandungan. Karena pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam pembentukan sikap. Ibu hamil perlu mengaplikasikan

kebutuhan nutrisi dengan tepat untuk memelihara kehamilan nya. Dengan pengetahuan

yang baik tentang nutrisi kehamilan diharapkan ibu hamil mempunyai pemahaman yang

baik dan mampu mengatasi masalah dengan tepat tentang permasalahan kesehatan

sehingga dapat menyusun rencana kegiatan yang tepat dan mengevaluasi keadaan.

Baiknya pengetahuan, pemahaman dan aplikasi tentang nutrisi masa kehamilan

menunjukkan bahwa nutrisi merupakan kebutuhan pokok yang harus ada dan gizi akan

dapat terpenuhi oleh sikap ibu yang mau mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi saat

kehamilan, baik untuk konsumsi janin maupun ibu, sehingga ibu mengetahui kebutuhan

akan nutrisi selama kehamilan.

Melihat fenomena di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian guna mengetahui

sejauh mana “Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Asupan

Gizi Selama Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSI Ibnu Sina dan RSAM Tahun 2012 “.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, masalah dalam penelitian di atas adalah terus
meningkat nya kejadian BBLR setiap tahun. Karena kejadian BBLR yang terus meningkat,
peneliti tertarik untuk meneliti “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Primipara Tentang Asupan Gizi Selama Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSI Ibnu Sina
dan RSAM Bukittinggi Tahun 2012 “.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mempelajari Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Asupan Gizi

Pada Masa Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi Tahun

2012.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang asupan gizi selama kehamilan di

RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi 2012.


1.3.2.2. Mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu dalam memenuhi asupan gizi selama kehamilan di

RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi 2012.

1.3.2.3 Mengetahui distribusi frekuensi apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang asupan gizi

selama kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Ibnu

Sina Yarsi dan RSAM Bukittinggi Tahun 2012.

1.3.2.4 Mengetahui distribusi frekuensi apakah ada hubungan sikap ibu tentang asupan gizi selama

kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Ibnu Sina

Yarsi dan RSAM Bukittinggi Tahun 2012.

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada ibu primipara mengenai tingkat pengetahuan ibu terhadap gizi

masa kehamilan yang memeriksakan kehamilan nya di Poli BKIA, Zaal Kebidanan RSI Ibnu

Sina dan Zaal Kebidanan RSAM Bukittinggi, Jenis penelitian inferensial dengan desain

penelitian korelatif dilakukan dengan kuesioner atau angket. Penelitian ini akan dilakukan

pada bulan Februari dan Maret 2012.

1.5 Manfaat Penelitian

.1 Bagi peneliti

Sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam menyusun suatu laporan penelitian dan

menambah wawasan peneliti tentang mata kuliah riset keperawatan.

1.5.2 Bagi instansi pendidikan

Sebagai bahan atau acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik

khususnya pada pendidikan DIII keperawatan dan juga sebagai bahan untuk penelitian .

1.5.3 Bagi instansi pelayanan

Sebagai masukan bagi perawat di RSI Ibnu Sina dan RSAM Bukittinggi dalam melakukan

upaya pemberian penyuluhan kesehatan mengenai gizi - gizi penting bagi ibu hamil dan

janin sehingga tercapai berat bayi lahir lebih dari 2500 gram .

Diposkan 20th October 2012 oleh Khairul Azmi

Anda mungkin juga menyukai