Anda di halaman 1dari 6

TEORI PEMBANGUNAN

PENGERTIAN DAN UKURAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN


Oleh
Tio Pradena Putra 2220842002

1. Pengertian Pembangunan

Pembanguan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat, memajukan


merujuk pada kemajuan material. Maka pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan
dibidang ekonomi. Pembangunan dimaknai berbeda oleh masyarakat yang terkena dampak
kebijakan yang sifatnya merugikan mereka, sebagai contoh ketika pak lurah memerintahkan kerja
bakti membangun sesuatu didesa bagi masyarakat yang kerja sebagai petani atau buruh harian akan
dirugikan karena tidak ada penghasilan untuk membeli makan pada hari itu.

Kritik terhadap pembangunan yang di suarakan oleh rakyat kecil pada tahun sebelum reformasi
dianggap sebagai pengganggu stabilitas politik. Selo Sumardjan bahkan menceritakan tentang
makna pembangunan pada masyarakat kecil yang unik itu seperti cerita seorang penduduk miskin
di sebuah kota kecil di luar Jakarta. “Saya dulu tinggal di Jakarta. Akan tetapi, karena ada
pembangunan, saya terpaksa mengungsi kemari.” (Arief Budiman, 1996: 1).

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana,
yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.1

Lainnya Pembangunan didefinisikan oleh Todoro dan Smith sebagai proses multidimensi yang
melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap populer, dan institusi nasional, serta
pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan, dan pengetasan kemiskinan absolut.2

Berdasarkan pengertian pembangunan yang telah dijelaskan menurut ahli diatas, maka
pembangunan adalah perubahan kearah lebih baik, terukur, dan sistematis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan berdasarkan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Dalam praktek
pembangunan di negara, tahap awal pembangunan yang dilakukan berfokus pada peningkatan
produksi. Strategi pembangunan yang dilakukan dibanyak negara paling sesuai adalah akselerasi

1
Kumba Digdowiseiso, Teori Pembangunan, (JakartaLPU-UNAS: 2019), hal.7.
2
Ardhariska Zukhruf Kurniullah.dkk, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Yayasan Kita Menulis:2021), hal.7.
pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan modal asing dan melakukan industialisasi. Peran
manusia sebagai sumber daya hanyalah sebagai instrumen atau salah satu faktor produksi.

Dengan demikian proses pembangunan terjadi disemua lini kehidupan masyarakat, ekonomi,
sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro dan mikro. Makna penting
pembangunan yaitu kemajuan, pertumbuhan, dan diversifikasi. Pembangungan pada dasarnya tidak
bisa dipisahkan dengan pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan
terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi akibat adanya pembangunan. Pertumbuhan
yang dimaksud berupa pengembangan atau perluasan atau bahkan peningkatan dari aktivitas yang
dilakukan oleh sekelompok masyarakat.

2. Mengukur Pembangunan

Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat diukur dari produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi masyarakatnya. Sebuah negara dinilai berhasil melaksanakan pembangunan apabila
pertumbuhan ekonomi masyarakatnya cukup tinggi. Ada beberapa cara mengukur pembangunan,
diantaranya:3

a. Kekayaan rata-rata

Dengan demikian, yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas negara
tersebut setiap tahunnya. Dalam Bahasa teknis ekonominya produktivitas diukur oleh produk
nasional bruto (PNB) dan produk domestik bruto (PDB). Karena PNB atau PDB mengukur hasil
keseluruhan dari sebuah negara, padahal besar negara berlainan untuk bisa membandingkan dipakai
ukuran PNB/kapita atau PDB/kapita. Dengan itu dapat dilihat berapa produksi rata-rata setiap orang
dari negara yang bersangkutan.

b. Pemerataan

Kekayaan keseluruhan yang dimiliki oleh sebuah negara tidak berarti kekayaan itu merata
dimiliki oleh penduduknya, bisa saja sebagian kecil penduduk dinegara tersebut memiliki kekayaan
berlimpah sedangkan sebagian besarnya hidup dalam kemiskinan. Selain kekayaan rata-rata, untuk
mengukur pembangunan digunakan pula aspek pemerataan, bukan lagi hanya PNB/kapita saja.
Pemerataan ini secara sederhana diukur dengan melihat berapa persen dari PNB diraih oleh 40%
penduduk termiskin, berapa persen oleh 40% penduduk golongan menengah, dan berapa persen
oleh 20% penduduk kaya. Kalua terjadi ketimpangan yang luar biasa, misalnya 20% penduduk

3
Muhammad Said, Review Buku Teori Pembangunan Dunia Ketiga, vol.7, Politik dan Pembangunan, 2011,
hal.52.
terkaya meraih lebih dari 50% PNB, sedangkan sisanya dibagi diantara 80% penduduknya,
ketimpangan antara orang kaya dan miskin dianggap besar.

Tidak semua negara yang memiliki PNB tinggi dapat meningkatkan pemerataan dinegara
tersebut, demikian juga dengan negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah bisa saja
ketimpangan pemeretaan dinegara tersebut tidak terlalu besar. Jadi negara yang dikatakan berhasil
pembangunannya adalah negara tersebut memiliki produktivitas tinggi dan juga penduduk dinegara
tersebut hidup makmur dan sejahtera relatif merata.

c. Kualitas Kehidupan

Salah satu cara lain untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah negara adalah dengan
menggunakan tolak ukur PQLI (physical quality of life index). Tolak ukur PQLI ini diperkenalkan
oleh moris yang mengukur tiga indikator yakni, Pertama rata-rata harapan hidup sesudah umur satu
tahun sebagai contoh poin 100 diberikan bila rata-rata harapan hidup mencapai 77 tahun, sedangkan
poin 1 biberikan bila harapan hidup rata-rata dinegara tersebut hanya mencapai 28 tahun saja.
Kedua, rata-rata jumlah kematian bayi misalnya poin 100 diberikan jika rata-rata angka kematian
bayi dinegara tersebut 9 dari 1000 penduduk sedangkan kalau kematian bayi dinegara itu mencapai
229 dari 1000 maka akan diberikan poin 1 PQLInya. Ketiga, rata-rata prosentasi buta dan melek
huruf.

d. Kerusakan Lingkungan

Dalam kriteria keberhasilan pembangunan yang paling baru, dimasukkan juga faktor kerusakan
lingkungan sebagai faktor yang menentukan. Apa gunanya sebuah pembangunan yang saat ini
tinggi produktivitasnya, merata pembagiannya, tetapi tidak dapat mempertahankan kelestarian
lingkungannya. Secara sadar negara tersebut menjadi miskin karena produktivitas tinggi tanpa
memperhatikan lingkungan semakin menguras sumber-sumber alam, kecepatan alam untuk pulih
lebih lambat daripada kecepatan perusakan. Jika negara tersebut alamnya sudah rusak maka akan
mengganggu kehidupan masyarakat didalam nya.

Keruskan lingkungan yang terjadi mengakibatkan tidak berkelanjutannya pembangunan di


negara tersebut, kelestarian menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan. Produktivitas tinggi dan
rakyat sejahtera namun berjalan 10 sampai 20 tahun karena pembangunan dinegara itu tidak
mempertimpangkan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat limbah industi yang terjadi
dinegaranya.

e. Keadilan Sosial dan Kesinambungan

Sebenarnya faktor keadilan sosial dan faktor lingkungan saling berkaitan. Keadilan sosial,
bukanlah faktor yang dimasukkan atas dasar pertimbangan moral tetapi faktor ini berkaitan dengan
kelestarian pembangunan juga. Bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok antara orang kaya
dengan miskin masyarakat tersebut rawan secara politis. Orang miskin cenderung untuk menolak
status quo yang ada, merkea ingin memperbaiki diri dengan mengubah keadaan oleh karena itu bila
konfigurasi kekuatan sosial memungkinkan misalnya terjadi pertentangan yang tajam antara kaya
dan miskin akan menimbulkan perpecahan. Perpecahan yang terjadi akibat pertentangan tajam kaya
dan miskin tidak baik untuk pembangunan karena terdapat dua kubu yang memiliki kepentingan
yang berbeda dalam pembangunan.

Jadi keberhasilan pembangunan selain dari peningkatan ekonomi baru -baru ini juga melihat
faktor sosial dan kesinambungan negara berhasil apabila tidak terjadi kerusakan sosial dan
kerusakan alam pada negara tersebut.

Karena pembangunan memiliki arti yang sangat luas, maka cara mengukur pembangunan tidak
hanya sekedar proses peningkatan PNB per kapita saja, tetapi juga bersifat multidimensi yang
mencakup berbagai aspek (ekonomi, sosial, dan politik) dalam kehidupan masyarakat.Berikut ini
dibahas beberapa indikator keberhasilan pembangunan yang dikelompokkan menjadi tiga indikator
yaitu: indikator moneter, indikator nonmoneter, dan indikator campuran.4

 Indikator Moneter

Pendapatan per kapita seringkali menjadi tolak ukur membandingkan pertumbuhan yang terjadi
antarnegara. Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah karena difokuskan pada esensi pokok
(raison d'etre) dari pembangunan yaitu meningkatnya standar dan kualitas hidup masyarakat serta
berkurangnya angka kemiskinan. Namun sering kali adanya kenaikan pendapatan per kapita suatu
negara tidak disertai oleh perbaikan kualitas hidup masyarakatnya.

 Indikator Nonmoneter

Secara sosial negara eropa memiliki pola hidup yang berbeda dengan negara asia. Eropa pada
umumnya merupakan negara-negara maju pembangunan sosial berlangsung lebih cepat dibanding
negara berkembang seperti negara-negara di asia.

 Indikator Campuran

Disebut Indikator campuran karena terdiri dari sosial dan ekonomi. Pada tahun 1992, Biro Pusat
Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut Indikator
Susenas Inti. Indikator susenan inti meliputi aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan
kerja, akses kemedia masa. Kemudian juga melihat Indeks pembangunan manusia (IPM) diukur

4
Prof.Lincolin Arsyad,Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi, hal.11.
berdasarkan tiga komponen sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf, dan
pendapatan riil per kapita berdasarkan paritas daya beli.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per
kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan system
kelembagaan. Sementara itu pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan produk domestik
bruto (PDB) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
didalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun atau produk nasional bruto (PNB) adalah
nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh warga negara, baik yang tinggal didalam negeri maupun
diluar negeri dalam satu tahun, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil
dari tingkat pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya proses


pembangunan menjadi terpusat pada produksi seperti akumulasi modal termasuk semua investasi
baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan SDM. Selain itu peningkatan tenaga kerja secara
kualitas maupun kuantitas, selanjutnya kemajuan teknologi yakni cara baru untuk menggantikan
pekerjaan yang bersifat tradisional.

4. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan
pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini
maupun masa mendatang.

Pembangunan berkelanjutan populer diberbagai wacana politik, sosial dan ekonomi, terutama
bagi kelompok peduli lingkungan, berkelanjutan menjadi ajakan untuk bertindak meningkatkan
kesadaran untuk efisien menggunakan sumber daya alam yang terbatas. Secara umum
pembangunan berkelanjutan menjadi pertimbangan untuk pengambilan keputusan seperti evaluasi
untuk mengkelompokkan program, proyek, dan kebijakan yang difikir memiliki potensi
keberlanjutan. Empat pilar pembangunan berkelanjutan: ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya.5

5
Ardhariska Zukhruf Kurniullah.dkk, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Yayasan Kita Menulis:2021), hal.15.
Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya
untuk mewujudkan:6

 Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergeneration equity) yang


berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta
diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin
eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.
 Pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan
pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap
baik bagi generasi yang akan datang.
 Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar
pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang
berkelanjutan antar generasi.
 Mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa
yang mendatang.
 Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.
 Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Untuk mewujudkan sasaran dari pembangunan berkelanjutan diatas dibutuhkan sebuah pedoman,
sehingga masyarakat mengetahui arah dan sasaran dari pembengunan berkelanjutan. Kekhawatiran
terhadap kelangkaan sumber daya alam di generasi yang akan datang menjadi semangat bersama
pemerintah negara-negara berkembang untuk menggagas ide pembangunan berkelanjutan. Kemudian
dalam pedoman ataupun konsep tersebut memuat langkah kongkrit yang perlu diperhatikan oleh
pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Negara-negara dunia kembali
bersepakat untuk menentukan tujuan bersama pembangunan yang puluhan tahun lalu kita kenal dengan
MDGs. MDGs hanya diimplementasikan di negara-negara berkembang saja namun sekarang PBB
mendukung SDGs diterapkan di semua negara dunia.

6
A.H.Rahadian,Strategi pembangunan berkelanjutan, Vol.III, Proseding Seminar STIAMI, 2016,hal.48.

Anda mungkin juga menyukai