Anda di halaman 1dari 20

Ekonomi Pembangunan adalah cabang dari Ilmu Ekonomi

yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang


khususnya dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang
dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalahmasalah itu, supaya negara-negara tersebut dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Tujuan dari
analisis ekonomi pembangunan adalah untuk menelaah
faktor-faktor
yang
menimbulkan
keterlambatan
pembangunan
khususnya
di
negara-negara
sedang
berkembang, mengemukakan cara pendekatan yang dapat
ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi,
sehingga dapat mempercepat jalannya pembangunan
ekonomi khususnya di negara-negara tersebut. Ekonomi
pembangunan belum memiliki pola analisis tertentu yang
dapat diterima oleh kebanyakan ahli-ahli ekonomi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sangat kompleksnya
masalah
pembangunan,
banyaknya
faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan pembangunan dan banyaknya
faktor yang terpengaruh oleh pembangunan, ketiadaan teoriteori pembangunan yang dapat menciptakan suatu kerangka
dasar dalam memberikan gambaran mengenai proses
pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses
yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang, disertai
dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu
perubahan dalam keadaan sistem politik, struktur sosial,
nilai-nilai masyarakat dan struktur kegiatan ekonominya.
Tujuan pembangunan ekonomi pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: menaikkan produktivitas
dan menaikkan pendapatan perkapita. Beberapa manfaat

yang
dapat
dirasakan
oleh
masyarakat
maupun
perekonomian antara lain adalah output atau kekayaan suatu
masyarakat
atau
perekonomian
akan
bertambah,
kebahagiaan penduduk bertambah, menambah kesempatan
untuk mengadakan pilihan yang lebih luas, memberikan
manusia kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan
alam sekitar, memberikan kebebasan untuk memilih
kesenangan yang lebih luas, mengurangi jurang perbedaan
antara negara-negara yang sedang berkembang dengan
negara-negara yang sudah maju. Kerugian-kerugian dari
pembangunan ekonomi adalah mendorong seseorang untuk
berpikir maupun bertindak lebih mementingkan diri sendiri,
mendorong seseorang lebih bersifat materialistis, sifat hidup
gotong royong yang pada umumnya terdapat di negaranegara sedang berkembang semakin berkurang, sifat
kekeluargaan dan hubungan keluarga semakin berkurang.
Perbedaan antara Pembangunan Ekonomi dengan Ekonomi Pembangunan dapat diartikan
sebagai suatu usaha dalam perekonomian guna mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga
infrastruktunya lebih baik, perusahaan semakin meningkat (banyak), dan semakin berkembang,
taraf pendidikan semakin maju dan tinggi serta teknologi semakin meningkat.

Sedangkan ekonomi Pembangunan dapat diartikan sebagai


suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara
berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan
untuk
mewujudkan
Pembangunan
Ekonomi. Sehingga Pembangunan Ekonomi adalah suatu
usaha yang dilakukkan sedangkan Ekonomi Pembangunan
adalah suatu ilmu yang harus dipelajari.

RAINBOW BOOK
Berbagai warna menyatu untuk mengidahkan dunia
Jumat, 05 Juni 2015

Pembangunan Ekonomi pada Negara


Berkembang
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara modern.
Didalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara

sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung keberhasilannya.Negara
berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri yang
bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.
Saat ini permasalahan tersebut cukup serius dan setiap negara berkembang harus
melakukan proses perubahan ke arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa
kemajuan. Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran. Oleh karena
itu, pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lain
adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahn di atas. Secara umum, permasalahan yang
dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terdapat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan
populasi serta tanggungan beban yang tinggi.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
Apa pengertian pembangunan ekonomi?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi?
Bagaimana tujuan dan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi?
Apa devinisi negara berkembang?
Bagaimana permasalahan pembangunan ekonomi di negara berkembang?
Bagaimana upaya pembangunan ekonomi di negara berkembang?
Bagaimana strategi pembangunan Indonesia pengangguran dan inflasi?

Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengerti pengertian pembangunan ekonomi.
Untuk mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Untuk mengerti tujuan dan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
Untuk mengerti devinisi negara berkembang?
Untuk mengerti permasalahan pembangunan ekonomi di negara berkembang.
Untuk mengerti upaya pembangunan ekonomi di negara berkembang.
Untuk mengerti strategi pembangunan Indonesia pengangguran dan inflasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A.

1.

2.

3.

B.

Pengertian Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi[1].
Pada pembangunan ekonomi, masyarakat berperan sebagai pelaku utamanya, dan
pemerintah menjadi pembimbing dan pendukung jalannya pembangunan ekonomi.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki
definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang
terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan.
Pembangunan ekonomi adalah proses perubahan menuju perbaikan yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring berkembangnya zaman,
pembangunan ekonomi mulai diartikan sebagi usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan
pendapatan per kapita dengan tetap memperlihatkan pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan pengertian pembangunan ekonomi, terdapat tiga elemen sebagai berikut.
Pembangunan sebagai suatu proses
Artinya, pembangunan adalah tahap yang harus dijalani setiap warga atau negara. Setiap negara
harus mmenjalani tahap-tahap perkembangan untuk kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pembangunan sebagi suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
Merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh negara dalam peningkatan pendapatan per
kapita, maka partisipasi oleh semua pihak negara harus baik, karena pendapatan per kapita
merupakan cermin kebaikan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pendapatan per kapita berlangsung dalam jangka panjang
Perekonomian dikatakan berkembang jika pendapatan per kapitanya meningkat. Maka dengan
adanya peningkatan kegiatan ekonomi setiap tahunnya, pendapatan per kapita dapat tetap naik,
walaupun terdapat gangguan yang sementara[2].

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

1.
a.

b.

c.

d.

1)
2)
3)
4)
5)
e.

2.
a.

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor:


Faktor Ekonomi
Sumber alam atau tanah. Yang mencakup: kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan
hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dsb. Lewis: "Dengan hal-hal yang sama, orang
dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak
memilikinya."
Akumulasi Modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka disebut akumulasi modal
atau pembentukan modal.
Nurskse: "Makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan keseluruhan
kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang
mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat
dan perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya."
Kuznets: "rasio modal output marginal atau ICOR (incremental capital-output ratio; incremental
= marginal) memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi modern".
Organisasi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan
ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan membantu
meningkatkan produktivitasnya.
Kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan di dalam metode
produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru. Perubahan ini menaikkan
produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain.
Kuznets: lima pola penting pertumbuhan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern, yaitu:
Penemuan ilmiah
Invensi
Inovasi atau pembaharuan
Penyempurnaan
Penyebarluasan penemuan
Pembagian kerja dan skala produksi. Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi
perkembangan ekonomi. Pembagian kerja perbaikan kemampuan produksi buruh buruh lebih
efisien menghemat waktu mampu menemukan mesin baru produksi meningkat.
Faktor non-ekonomi
Lembaga atau faktor sosial dan budaya. Pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme menanamkan semangat baru dan memunculkan kelas
pedagang baru menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial orang
dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh laba. Lewis:
"hasrat untuk berhemat", memaksimumkan output untuk input tertentu.

b. Sumberdaya manusia. Pengembangan faktor manusia berkaitan dengan efisiensi dan


produktivitas, yang oleh ahli ekonomi disebut pembentukan modal insani, yaitu proses
peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara yang
bersangkutan.
Jumlah penduduk yyang melonjak cepat merupakan penghambat bagi pembangunan di negara
berkembang.
c. Faktor politik dan administratif. Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu
pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup sangat penting
bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban, stabilitas dan perlindungan
hukum mendorong kewiraswastaan.
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan
ekonomi negara terbelakang[3].

C.

Tujuan Dan Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi mempunyai tujuan, yaitu: meningkatkan kualitas hidup masyarakat
untuk kebutuhan hidup, memperluas distribusi kebutuhan pokok, memperluas kesempatan kerja,
memperbaiki kualitas pendidikan, meningkatkan pemahaman dalam pemahaman nilai-nilai
budaya bangsa, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperluas pilihan ekoonomi dan
sosial bagi tiap individu secara menyeluruh. Tujuan pembangunan ekonomi jangka pendek yang
berhubungan dengan tujuan pembanguinan nasional adalah untuk meningkatkan taraf
hidup,kecerdasan,kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan
landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya. Tujuan pembangunan ekonomi jangka
panjang adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka,bersatu berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman,tenteram,tertib,dan
dinamis
dalam
lingkungan
pergaulan
dunia
yang
merdeka,bersahabat,tertib,dan damai.Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang
ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain.
Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan
menghasilkan sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan manusia dan perlindungan
lingkungan. Namun, pertumbuhan ekonomi saja tidak menjamin pembangunan manusia. Yang
berfungsi dengan baik lembaga-lembaga sipil, individu yang aman dan hak milik, dan berbasis
luas layanan kesehatan dan pendidikan juga penting untuk meningkatkan standar hidup secara
keseluruhan. Meskipun kekurangannya, meskipun, PDB tetap ukuran proxy yang berguna
kesejahteraan manusia.

1.

2.

3.

D.

Beberapa macam indikator yang dapat digunakan untuk melihat dan mengukur
pertumbuhan ekonomi yaitu :
Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB
sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan
kesejahteraan penduduk.
PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karean telah memperhitungkan jumlah
penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagiPDB dengan
jumlah penduduk. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat
tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negaraitu di bawah rata rata maka pertumbuhan
ekonominya juga rendah.
Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila mempunyaitingkat
pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerjadi negara lain
untuk jenis pekerjaan yang sama[4].

Devinisi Negara Berkembang


Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang
rendah,infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang
kurangdibandingkan negara global. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
yangtentunya memiliki permasalahan ekonomi, masalah perekonomian Indonesia akhir-akhir
inisemakin meningkat, dan para ahli ekonomi kita malah semakin pesimis dengan
programpemulihan ekonomi indonesia (Gombloh :1998). Kondisi perekonomian global yang
rapuhdengan sistem finansialnya yang tidak berfungsi baik, menempatkan negaranegaraberkembang pada posisi yang kian rentan.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

1.
2.
3.

Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai
berikut:
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang umumnya lebih tinggi dua hingga empat
kali lipat dari negara maju. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan dan budaya di negara
berkembang yang berbeda dengan di negara maju. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak
masalah di masa depan yang berkaitan dengan makanan, rumah, pekerjaan, Pendidikan dan lain
sebagainya.
Tingkat Pengangguran Tinggi
Akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada kesempatan lapangan kerja
yang tersedia dan tingkat pertumbuhan keduanya yang tidak seimbang dari waktu ke waktu.
Tingkat Produktivitas Rendah
Jumlah faktor produksi yang terbatas yang tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja
mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami kesulitan untuk
meningkatkan produksinya.
Kualitas Hidup Rendah
Akibat rendahnya tingkat penghasilan, masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll. Banyak yang kekurangan gizi, tidak bisa baca tulis,
rentan terkena penyakit, dan lain sebagainya.
Ketergantungan Pada Sektor Pertanian /Primer
Umumnya masyakat adalah bermata pencaharian petani dengan ketergantungan yang tinggi akan
hasil sektor pertanian.
Pasar & Informasi Tidak Sempurna
Kondisi perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi sehingga masih dikuasai oleh
usaha monopoli, oligopoli, monopsoni dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya dikuasai oleh
sekelompok orang saja.
Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi
Perbandingan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja dengan penduduk
non angkatan kerja di negara sedang berkembang nilainya berbeda dengan dengan di negara
maju. Dengan demikian di negara maju penduduk yang berada dalam usia nonproduktif lebih
banyak bergantung pada yang masuk angkatan kerja.
Ketergantungan Tinggi Pada Perekonomian Eksternal Yang Rentan
Negara berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri
yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.
Ciri-ciri lainnya dari negara yang sedang berkembang:
Tidak cukup makan.
Struktur agraria lemah, karena pemilikan tanah yang kecil.
Industri kurang berkembang di sebagian daerah.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

E.
1.

Tidak banyak menggunakan yang dibangkitkan dengan mesin.


Ketergantungan ekonomi, karena perusahaan-perusahaan besar ada di tangan orang asing, atau
negara tersebut masih tergantung pada luar negeri.
Struktur sosial yang masih feodal (menggunakan paham lama).
Tingkat pengangguran yang sangat besar jumlahnya dan tersebar di beberapa wilayah.
Tingkat pengajaran rendah atau mutu pendidikan yang kurang baik.
Angka kelahiran tinggi.
Kesehatan yang kurang memadai.
Orientasi kepada tradisi dan kepada kelompok.
Kekayaan alam belum diolah semaksimal mungkin.
Kemiskinan, dan hal ini memang sangat mengkhwatirkan.
Kebodohan dan keterbelakangan.
Kurangnya tenaga ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesehatan kurang.
Pendidikan tidak memadai.
Kesehatan nasional lemah[5].
Oleh sebab itu, maka pemerintah negara yang sedang berekmbang harus memiliki langkah
yang strategis dalam perencanaan pembangunan untuk meningkatkan potensi sumber daya yang
terbatas dalma menunjang pembangunan bagi negara yang sedang berkembang di era globalisasi
ini.

Permasalahan Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang


Permasalahan ekonomi yang sering dialami oleh negara berkembang yaitu:
Penduduk, pertumbuhan penduduk yang sangat besar jumlahnya menambah kerumitan masalahmasalah pembangunan yang dihadapi. Tingkat kelahiran dinegara-negara berkembang umumnya
sangat tinggi yakni sekitar 35-40 setiap 1.000 orang penduduk. Sedangkan di negara-negara maju
kurang dari setengahnya. Begitupula tingkat kematian di negara-negara berkembang relatif tinggi
dibandingkan dengan di negara maju. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan sehingga
tidak seluruh penduduk Indonesia dapat melakukan kegiatan ekonomi karena untuk berinvestasi
kita harus memiliki uang lebih sedangkan para pengangguran dan masyarakat miskin untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sangat sulit. Masalah kesempatan kerja dan pengangguran
yang semakin kompleks ini menyebabkan jalannya perekonomian menjadi terhambat. Menurut
(Bachrawi :2004) Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat hidup di
negaraberkembang diakibatkan kurangnya penggunaan tenaga kerja yang efisien dimana mereka
tergolong bekerja secara normal dengan waktu penuh tetapi tingkat produktivitasnya rendah
sehingga tidak menghasilkan output yang baik sedangkanpenduduk yang mampu dan ingin
bekerja tetapi tidak tersedia lapangan pekerjaan.

2.

3.

4.

Tingkat Produksi yang rendah, produksi yang rendah ini diakibatkan oleh sumber daya manusia
yang kurang memadai sehingga kurang adanya inovasi dalammeningkatkan nilai tambah suatu
barang guna mencapai keuntungan yang maksimal.Selain itu rendahnya tingkat produktivitas
tenaga kerja bisa disebabkan karena kekurangan faktor input komplementer seperti kekurangan
modal atau kurang baiknya manajemen yang profesional.
Ekonomi Indonesia sangat tergantung kepada ekonomi eksternal, dalam hal ini eksternal yang
dimaksud yaitu siklus ekonomi Internasional, misalnya pada periode1970-an membumbungnya
harga minyak dunia hal ini berakibat postif bagi Indonesia yaitu meningkatnya penerimaan dari
ekspor migas sehingga meningkatkan APBN sedangkan pada periode 1982 perekonomian dunia
mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan
terhadap ekspor Indonesia, yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia dalam
kegiatan impor.
Tingkat pendidikan, terdapatnya kegagalan-kegagalan dalam mengembangkan projek di negaranegara berkembang menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa kemampuan suatu
masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan antara lain tergantung kepada
taraf pendidikan masyarakatnya.
Kesenjangan sosial ekonomi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi negara
yang sedang berkembang, yaitu suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial ekonomi
dalam kehidupan masyarakat atau adanya jurang pemisah yang semakin lebar antara si kaya dan
si miskin. Kesenjangan ini timbul sebagai suatu keadaan yang menggambarkan tidak adanya
kesamaan kemampuan dari para warga masyarakat di bidang sosial dan ekonomi. Ada individu
dalam masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya, sehingga
dapat mencapai kedudukan sosial ekonomi yang tinggi. Seperti menduduki jabatan tertentu atau
berhasil menjadi orang kaya. Tetapi ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan dengan tuntutan lingkungannya, sehingga tidak dapat meraih suatu status sosial
dan ekonomi yang tinggi. Seperti hidupnya miskin, menjadi pengangguran, atau menjadi pekerja
rendahan (buruh).
Berdasarkan sejarah kehidupan manusia, gejala yang menggambarkan kedaaan kaya dan
miskin secara berdampingan dalam kehidupan masyarakat merupakan masalah sosial atau
merupakan gejala sosial yang wajar terjadi dalam perkembangan masyarakat. Tetapi setelah
masyarakat berencana melakukan modernisasi di segala bidang penghidupan, terutama di bidang
industri/ekonomi, maka timbullah nilai-nilai sosial yang baru. Seperti munculnya konsep
masyarakat tradisional dan masyarakat modern, masyarakat ekonomi maju dan masyarakat
ekonomi terbelakang, sehingga muncul individu sebagai makhluk sosial. Pada waktu itulah
individu sadar akan kedudukan sosial dan ekonominya, sehingga menggolongkan dirinya sebagai
orang kaya dan miskin. Kemiskinan kemudian dianggap sebagai pemicu masalah sosial yang
sangat dibenci oleh masyarakat.
Diikuti oleh timbulnya kecemburuan sosial, tindakan provokasi, dan aksi-aksi sosial warga
masyarakat miskin, seperti berupa gerakan demontrasi atau pemogokan dari pekerja rendahan

(buruh). Tuntutan kebebasan berusaha, kenaikan gajiatau upah, dan lain sebagainya. Kemudian
muncul anggapan bahwa lembaga ekonomi masyarakat belum berfungsi dengan baik. Sehingga
perlu dibenahi agar lebih adil dan merata.
Bila tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka hal-hal yang bersifat kriminalitas
(kejahatan) tumbuh subur dengan baik. Seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian,
perkelahian, pembunuhan, penipuan, dan lain sebagainya. Tindak kriminalitas ini berhubungan
langsung dengan kondisi dan proses-proses sosial ekonomi. Secara umum seperti terjadinya
gerak dan perubahan sosial, persaingan dan pertentangan, konflik budaya, ideologi, politik,
ekonomi, agama, dan lain-lain. Sebagai wujud imitasi (tiruan), kompensasi, identifikasi, konsepsi
pribadi, dan kekecewaan yang agresif tanpa bisa berpikir panjang lagi.
Dari uraian diatas akhirnya kita tahu bahwa masalah sosial ekonomi merupakan hasil dari
perkembangan masyarakat dan perubahan zaman yang begitu cepat. Terlebih lagi saat memasuki
era perdagangan bebas nanti[6].

F.

1.
2.

1.
2.
3.
4.

Upaya Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang


Saat ini permasalahan-permasalahan yang tersebut pada pembahasan sebelumnya sudah
menjadi cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan proses perubahan ke arah
modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan tetapi, pada
kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa kemajuan. Sering pada bidangbidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran. Faktor-faktor yang membuat pembangunan di
suatu negara mengalami kemajuan di antaranya:
Masyarakat mampu menerima adanya suatu perubahan dengan segala resikonya.
Masyarakat harus menyadari bahwa perubahan tersebut memang sengaja dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri.
Dikarenakan negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara
modern, di dalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang
dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung
keberhasilannya.
Hanya dengan perubahan melalui pembangunan akan diperoleh suatu kemajuan yang akan
meningkatkan taraf kehidupan. Apabila mengalami kemunduran, berarti masyarakat kurang siap
menerima perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Terlalu banyak kekuatan dominan yang tidak menyetujui adanya perubahan.
Terjadinya revolusi yang mengakibatkan masyarakat mengalami disorganisasi.
Perubahan yang terlalu cepat karena terjadi bencana alam (bagi negara yang sedang tertimpa
bencana).
Dalam negara yang dijajah, pihak penjajah memaksakan perubahan.

1.

2.

3.

4.

5.

1.

Oleh karena itu, pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal


mungkin. Hal ini tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, secara
umum permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terjadi di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang rendah, dan
pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang tinggi.
Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia diharapkan perlunya upaya
mengatasi masalah yang ada agar negara Indonesia dapat bersaing dalam
perekonomianInternasional dan bersaing dengan negara-negara maju. Adapun berbagai solusi
yangdiharapkan mampu mengatasi permasalahan perekonomian di negara berkembang:
Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia
agar penduduk asli tidak hanya menjadi pekerja kasar dalam mengelolola sumber daya alam
yang dimiliki sehingga mereka tidak hanya menjual barang mentah melainkan mampu mengubah
barang mentah menjadi barang jadi/setengah jadi agar pada akhirnya dapat meningkatkan nilai
jual dan mampu bersaing di pasaran sehingga tidak kalah dari produk luar.
Perlu adanya kebijakan dari Pemerintah yang dapat mendorong kemajuan ekonomi, misalnya
dukungan dari pemerintah, dengan adanya program UKM (Usaha Kecil danMenengah) yaitu
program yang dapat membantu masyarakat yang ingin berwirausaha tetapi tidak memiliki modal
yang cukup.
Mengurangi ketergantungan terhadap pihak asing agar seluruh hasil sumber daya alam yang
dikelola, keuntungannya dapat dinikmati sepenuhnya sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Menciptakan iklim investasi yang baik, apabila ada investor ingin berinvestasi sebaiknya tidak
dihambat dalam hal perijinan karena hal ini membuat para investor akan berfikir dua kali untuk
berinvestasi.
Revitalisasi pembagian keuntungan perusahaan asing terhadap indonesia Ketika perusahaan
asing melakukan kerjasama terhadap Indonesia, keuntungan yang didapatkan harus seimbang,
dalam arti tidak ada yang lebih diuntungkan pada satu pihak. Saat ini, perusahaan-perusahaan
asing yang ada di Indonesia lebih kepada eksploitasi pada sumber daya alam dan keuntungan
yang didapat. Oleh karena itu, perlu adanya revitalisasi pembagian keuntungan[7].
Perencanaan Pembangunan ekonomidi negara-negara berkembang:
Kegagalan Pasar
Pasar di berbagai nengara berkembang masih banyak kelemahan dan kekurangan, baik
aspek struktural mamupun fungsionalnya. Pasar komoditi seringkali tidak di organisasikan secara
memadai dan distorsi harga seringkali terjadi sehingga para produsen dan konsumen terpaksa
menanggapi isyarat dan insentif ekonomi yang sesungguhnya kurang menggambarkan nilai
yang sesungguhnya atas sege nap barang, jasa dan faktor produksi yang ada di masyarakat
tersebut. Inilah alasan yang menjadi landasan pembenaran pemerintah memegang peranan
sentral dalam mengitegrasikan pasar dan memodifikasi harga. Lebih dari itu, kegagalna
pasar dalam menetapkan faktor produksi juga dianggap sebagai peneyebab terjadinya

2.

3.

4.

ketimpangan atau diparatis yang besar antara nilai sosial dan pribadi atas setiap alternatif proyek
investasi. Jadi menurut logika ini, tanpa adanya campur tangan pemeirntah, maka pasar akan
terus mengakibatkan misalokasi penggunaan alat-alat sumber daya sekarang dan masa-masa
yang akan datang, atau paling tidak akan menyuburkan pola alokasi sumber daya yang tidak
memperhatikan kepentingan sosial (bila ditinjau dari perspektif jangka panjang).
Mobilisasi dan Alokasi Sumber Daya
Perekonomian di negara-negara dunia ketiga pada umunya tidak banyak memilki sumber
daya berharga, sehingga mereka jelas tidak bisa menghambur-hamburkan sumber-sumber daya
keiangan dan tenaga kerja terampil yang sangat langka itu guna melakukan berbagai macam
usaha yang tidak produktif. Investasi proyek harus dipilih secara cermat, bukan semata-mata
berdasarkan analisis produktivitas industri parsial seperti yang biasa dilakukan oleh rasio modal
output, akan tetapi juga harus dikaitkan dengan program dan tujuan inti pembangunan secara
keseluruhan. Itu berarti pemilihan proyek investasi di negara-negara berkembang juga harus
senantiasa memperhatikan pengaruh ekonomi eksternal, reperkusi yang tidak langsung dan
tujuan-tujuan pemmbangunan jangka panjang. Tenaga kerja terampil harus digunakan pada
tempat yang sumbangannya akan maksimal. Dalam konterks inilah maka pranata perencanaan
emkonomi dinggap dapat membantu memodifikasi pengruh negatif dari terbatasnya sumbersumber daya yang ada, karena melalui perencanaan akan lebih nampak segala macam kendala
khusus dalam proses pemilihan dan koordinasi investasi pada proyek-proyek investasi yang ada.
Dengan demikian, melalui perencanaan amat diharapkan akan berlangsung penyaluran faktorfaktor produksi langka ke tempat-tempat yang paling produktif.
Dampak Perilaku atau Psikologis
Seringkali dikemukakan bahwa suatu pernyataan formal secara terinci mengenai tujuan
ekonomi dan sosial nasional dalam dokumen perencanaan pembangunan dapat menimbulkan
dampak perilaku atau psikologis terhadap penduduk dari negara yang bersangkutan, meskipun
penduduk tersebut jauh dari homogen. Pernyataan formal itu bisa diletakkan dalam kerangka
kampanye nasional untuk dukungan rakyat bagi pemerintah dalam upayanya mengentaskan
kemiskinan, kebodohan dan wabah penyakit. Dengan dampak yang dapat memobilisasi
dukungan masyarkat luas dan menghilangkan kelas-kelas, kasta, rasial, agama dan golongan
kesukuan serta mendorong seluruh warga negara untuk bekerja sama dalam membangun negara,
maka bertambah lagi .alsan pemerintah pusat pada setiap negara untuk menggunakan pranata
perencanaan ekonomi. Melalui rencan ekonomi pemerintah juga dapat menciptakan insentifinsentif yang terbukti memecah belah kekuatan dan potensi bangsa dalam rangaka mengejar
kemajuan-kemajuan sosial baik secara materiil dan sosial yang lebih besar lagi.
Bantuan Luar Negeri
Adanya perumusan rencana pembangunan secara terinci yang disertai dengan target output
sektoral dan investasi proyek yang dirancang secara hati-hati, acapkali merupakan syarat yang
harus dipenuhi pemerintah dari suatu negara dunia ketiga untuk memperoleh bantuan bilateral
dan multilateral. Dalam kenyataannya, bawhwa ada sementara pengamat yang memberi

1.

2.
3.

4.

5.

6.

G.
1.

pendapat, bahwa alasan yang sesungguhnya mengapa negara-negara yang sedang berkembang
bertumpu pada serangkaian rencana pembangunan adalah untuk mendapatkan bantuan luar
negeri yang lebih banyak lagi. Dengan mengjukan daftar belanja proyek yang tersusun rapi,
pemerintah negara-negara dunia ketiga lebih berpeluang untuk mengumpulkan bantuan luar
negeri dan meyakinkan para donor bahwa uang mereka akan digunakan untuk hal-hal yang
benar, penting dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang cermat dan konsisten.
Terlepas dari sangat beragmanya teknik-teknik perencanaan dan penyusunan rencana
pembangunan, ada sejumlah ciri dasar tertentu atas perencanaan komprehensif dari kebanyakan
negara berkembang. Tony Killick telah merinci enam karakteristik di bawah ini ayng merupakan
ciri umum tersebut:
Dimulai dari kesamaan pandangan politik dan tujuan pemerintah. Pemerintah di negara-negara
berkembang selalu berupaya menetapkan tujuan kebijakan terutama yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi di masa-masa mendatang.
Suatu rencana pembangunan biasanya mengandung suatu strategi untuk mencapai tujuan
tersebut yang lazimnya dijabarkan menjadi target-target yang bercakupan spesifik.
Rencana pembangunan tersebut berupaya menyajikan suatu koordinasi terpusat dan konsisten
terhadap prinsip dan kebijakan dasar, pilihan tindakan optimal dalam melaksanakan strategi tiu
guna mencapai target-targetnya, hingga secara keseluruhan rencana pembangunan tersebut akan
dapat digunakan sebagai kerangka kerja atau pedoman untuk mengarahkan keputusan sehari-hari
selanjutnya.
Perncanaan tersebut mencakup seluruh aspek atau faktor perekonomian (karena itulah disebut
komprehensif untuk menggantikan istilah perencanaan kolonial atau sektor publik yang
tidak populer itu).
Untuk menmjamin optimalitas dan konsistensinya, rencana pembangunan yang komprehensif
lebih banyak menggunakan model-model makroekonomi yang sedikit banyak bersifat formal
(biasanya tidak dipublikasikan secara massal) untuk memproyeksikan kinerja ekonomi di masamasa yang akan datang.
Suatu rencana ekonomi biasanya mencakup periode tertentu, katakanlah 5 tahun dan dikaitkan
dengan dokumen rencana jangka panjang, serta disemrtai dengan rencan-rencana tahunan[8].

Strategi Pembangunan Indonesia Pengangguran Dan Inflasi


Strategi Pembanguanan di Indonesia
Strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem.
Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan
strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah
Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini kemudian
disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi
pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada

a.

b.

c.

d.

2.

pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan,


dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak
didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
REPELITA I
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA II
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA III
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi
tahap selanjutnya.
REPELITA IV
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita
selanjutnya dan meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara
sedang berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan
besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah
penduduk. Masalah pengangguran juga dialami oleh negara-negara maju akan tetapi
permasalahan pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di
negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya Busines Cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah
sosial politik di negara tersebut.
Akibat krisis finansial yang memporak-porandakan perekonomian di Indonesia, banyak
pengusaha yang bangkrut karena dililit hutang bank atau hutang ke rekan bisnis sehingga begitu
banyak pekerja atau buruh pabrik yang terpaksa di PHK oleh perusahaan karena perusahaan
harus mengurangi besarnya cost yang dipakai untuk membayar gaji para pekerjanya. Hal inilah
yang yang menjadi salah satu faktor terjadinya pelonjakan angka pengangguran dalam waktu
yang relatif singkat (ledakan pengangguran). Ledakan pengangguran yang terjadi di indonesia
berawal sekitar tahun 1997 akhir atau 1998 awal dikarenakan terjadinya krisis moneter yang
hebat melanda asia khususnya asia tenggara yang mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai
reaksi terhadap gejolak moneter. Di Indonesia kebijakan likuidasi atas 16 bank akhir november
1997 membuat sekitar 8.000 karyawannya menganggur.

Dan dalam waktu yang tidak lama 7.196 pekerja dari 10 perusahaan juga terkena PHK.
Ditambah lagi diawal tahun 1998 1,4 juta pengangguran menambah daftar permasalahan yang
harus segera ditanggulangi oleh pemerintah Indonesia (Andreas, 2001).
Selama periode 2004-2009, tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkanantara 4,5
persen sampai 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar itu diperkirakan hanya dapat menyerap
angkatan kerja baru sekitar satu sampai satu setengah juta pekerja saja. Pada masa lalu, setiap
pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen mampu menyerap sekitar 400.000 pekerja. Namun, pada
saat ini diperkirakan hanya mampu menyerap sebanyak 250.000 sampai 300.000 pekerja baru.
Sementara angkatan kerja baru setiap tahun bertambah 2,5 juta orang. Dengan jumlah penduduk
yang diperkirakan masih bertambah dari 207 juta jiwa pada tahun 2004 menjadi 220 juta jiwa
pada tahun 2009, sementara tingkat pengangguran pada tahun 2009 sekitar 8 persen dari seluruh
angkatan kerja yang ada.
Ketidakstabilan ekonomi yang terjadi tidak hanya terkait oleh masalah pengangguran saja
tetapi masalah inflasi juga merupakan masalah yang sangat penting yang harus dihadapi oleh
semua negara didunia ini. Bahkan, peran bank sentral di berbagai negara di dunia ini sudah
identik dengan bank sentral yang mengadopsi target inflasi baik secara implisit maupun eksplisit.
Inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah karena inflasi merupakan penyakit ekonomi
yang tidak bisa diabaikan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Inflasi pada
mulanya senantiasa diidentikkan dengan pencetakan uang yang terlalu banyak, yang
menyebabkan bertambahnya pasokan jumlah uang beredar menjadi lebih banyak. Hal itu dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Oleh karena itu inflasi didefinisikan sebagai kenaikan
tingkat harga secara umum. Definisi itu sebagai kebalikan dari kenaikan harga hanya satu atau
dua komoditi saja (Humphreys, 1997).
Pengalaman krisis demi krisis yang menimpa ekonomi dunia dalam satu abad terakhir ini
seharusnya telah menyadarkan kepada kita bahwa masalah inflasi telah berkembang menjadi
persoalan yang semakin kompleks. Diawali dengan terjadinya malapetaka yang besar (the great
depressions) pada tahun 1930-an, kemudian disusul dengan terjadinya krisis Amerika Latin pada
dekade 1980-an, akhirnya muncul kembali pada krisis moneter di Asia pada pertengahan tahun
1997-an, adalah pengalaman ekonomi dunia dengan tingginya inflasi (hyper inflation) yang
sangat merusakkan sendi-sendi ekonomi (Triono, 2006).
Inflasi yang tinggi penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian
yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan pengangguran
yang senantiasa meningkat. Berkenaan dengan hal tersebut, upaya untuk mengendalikan agar
stabil begitu penting untuk dilakukan. Menurut Chapra (2000), jika kita hendak melakukan
pengobatan, maka tidak akan ada pengobatan yang efektif kecuali hal itu diarahkan kepada arus
utama masalah.
Kesalahan yang umumnya dilakukan adalah bahwa pengobatan hanya dilakukan pada
symtom (gejala) saja, bukan secara causatic (sumber masalah). Contoh penyelesaian masalah
yang hanya sampai kepada gejala adalah: penyelesaian krisis ekonomi dengan hanya melihat

ketidakseimbangan anggaran, ekspansi moneter yang berlebihan, defisit neraca pembayaran yang
terlalu besar, naiknya kecenderungan proteksionis, tidak memadainya bantuan asing dan kerja
sama internasional yang tidak mencukupi dan sebagainya. Akibatnya, penyembuhannya hanya
bersifat sementara, seperti obat-obatan analgesik, mengurangi rasa sakit hanya bersifat
sementara. Beberapa saat kemudian, krisis muncul kembali, bahkan lebih mendalam dan serius
(Chapra 2000).
Sebelum kita berbicara mengenai solusi yang harus dilakukan untuk dapat mengendalikan
inflasi terlebih dahulu kita harus melihat kembali, mengapa pengendalian inflasi yang diberikan
ekonomi konvensional senantiasa mengalami kebuntuan? Jawabnya tidak lain adalah, bahwa
kebijakan ekonomi yang disandarkan pada teori ekonomi konvensional tidak pernah memberikan
penyelesaian yang bersifat tuntas[9].

[1] Prayitn, Hadi, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2012), 14
[2] Hasan
Asc,
Makalah
Pertumbuhan
dan
Pembangunan

Ekonomi,
dalam http://hasanacs00.blogspot.com/2014/09/makalah-pembangunan-dan-pertumbuhan.html
(19september 2014)
[3] Ibid, 17
[4] Pobersonic, Indikator Pertumbuhan / Growth dan Pembangunan / Development Ekonomi Indonesia,
dalam https://pobersonaibaho.wordpress.com/2012/03/26/indikator-pertumbuhan-growth-danpembangunan-development-ekonomi-indonesia/ (26 Maret 2012)
[5] Wahyoe Nengseh, Permasalahan Pembangunan di Negara Sedang Berklembang, dalam
http://fatmawahyuningsih.blogspot.com/2013/01/permasalahan-pembangunan-di-negara-yang_25.html (2
5Januari 2013)
[6] Kunarjo, Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan, (Jakarta: UI Press, 2000), 32
7
Bryson, J, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 76
[8] P. Todaro, Michael, Pembangunan Ekonomi(edisi ke-5, cetakan 1&2), (Jakarta: Bumi Aksara. 2000),
47
[9] Arsyad Lincolin, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), 83

Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi di Indonesia


1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusatpusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumbersumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia
terbagi dalam empat tahap :
Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat
tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan
area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi
biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya
akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan

serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik
untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang,
meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka
pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta
jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung
mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga
strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan
dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan
termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi
teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah
maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian
mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama
yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi
teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara
riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai