Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan
kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori
politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.Kepemilikan sosial"
bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga
ekuitas, atau kombinasi dari semuanya.Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi
tunggal secara enskapitulasi dari mereka semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan
sosial yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau perencanaan,
bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-lembaga yang produktif, dan
peran negara dalam membangun sosialisme
Ekonomi sosialis bermula pada premis bahwa "setiap individu tidak hidup atau
bekerja dalam kesendirian tetapi bekerja sama dengan yang lainnya. Selanjutnya, semua yang
dihasilkan individu dalam beberapa arti merupakan produk sosial, dan setiap orang yang
berkontribusi pada produksi barang berhak mendapat bagian di dalamnya. Masyarakat
sebagai keseluruhan, selanjutnya, harus memiliki atau setidaknya mengontrol properti
tersebut untuk kepentingan semua anggotanya.
Konsepsi asli sosialisme adalah sistem ekonomi yang produksinya diatur secara
langsung menghasilkan barang dan jasa untuk kegunaan mereka (atau nilai-guna dalam
ekonomi klasik dan Marxian): alokasi langsung sumber daya dalam istilah unit fisik yang
bertentangan dengan perhitungan finansial dan hukum ekonomi kapitalisme (lihat hukum
nilai), sering melibatkan kategori terakhir ekonomi kapitalistik seperti sewa, bunga, laba, dan
uang. Dalam ekonomi sosialis yang berkembang sepenuhnya, produksi dan penyeimbangan
masukan dan keluaran faktor menjadi proses teknis yang harus dilakukan oleh para insinyur.
Sosialisme pasar merujuk pada berbagai tatanan teori dan sistem ekonomi yang
menggunakan mekanisme pasar untuk mengatur produksi dan mengalokasikan masukan
faktor di antara perusahaan yang dimiliki secara sosial, dengan surplus ekonomi (laba)
dikumpulkan kepada masyarakat dalam bentuk dividen sosial dibandingkan dengan pemilik
modal swasta. Variasi sosialisme pasar termasuk anjuran libertarian seperti mutualisme yang
berbasis pada ekonomi klasik, dan model ekonomi neoklasik seperti Model Lange.
Bagaimanapun, sebagian ekonom seperti Joseph Stiglitz, Mancur Olson dan lainnya yang
tidak secara khusus memajukan posisi anti-sosisalis, menunjukkan bahwa model ekonomi
yang mungkin berdasar pada model sosialisme demokratis atau pasar, memiliki kelemahan
logika atau perkiraan yang tidak dapat bekerja.
Otoritas negara menguasai semua aset masyarakat, maksudnya regulasi ekonomi dan
kepemilikan harta dilakukan oleh pemerintah.
Kesetaraan ekonomi. Kesetaraan ekonomi maksudnya masyarakat tidak bekerja untuk
kepentingan pribadi, namun hanya sebagai pegawai pemerintah yang gaji dari
keringat sendiri.
Disiplin politik. Negara yang menganut sistem ekonomi sosial, parlemen sebagai
lembaga berhak membuat konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau
buruh. Mereka ditempatkan oleh partai untuk membuat regulasi cenderung berpihak
pada kaum buruh sebagai representasi kaum sosialis.
Karl Max merupakan tokoh pengkritik kapitalisme di eropa dan penggugah perlawanan kaum
buruh pada kapitalisme, ia juga penulis wacana yang menjadi dasar pembentukan sistem
ekonomi sosialis.
Lauderdale
Tokoh kaum sosialis yaitu Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang
ditentukan oleh kelangkaan dan permintaan.
Sismonde de Sismondi
Adam Muller
Muller dan List melihat bahwa nilai barang ditentukan juga tidak hanya oleh modal
fisik, tetapi juga oleh modal spiritual dan modal mental.
J. M. Hill
Pemikiran J. M. Hill tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi telah
menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Hill menjelaskan bahwa hukum yang
mengatur produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human
capital investment yaitu keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan
produktivitas.
4. Lingkungan Ekonomi
a. Lingkungan demogafis.
b. Kondisi ekonomi negara.
c. Keadaan alam, teknologi, polotik, dan budaya.
5. Teori Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan suatu produk, baik itu barang atau jasa, dari
produsen ke konsumen sehingga produk tersebut tersebar luas.
Ada juga yang menyebutkan arti distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran yang
bertujuan untuk memudahkan proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen.
Dengan kata lain, pengertian distribusi adalah penghubung antara aktivitas produksi dan
konsumsi.
Pada pelaksanaannya, distribusi merupakan bagian dari proses pemasaran yang dapat
memberikan nilai tambah pada produk melalui berbagai fungsi seperti utility, tempat, waktu,
dan hak kepemilikan produk. Selain itu, tercipta juga kelancaran arus pemasaran, baik secara
fisik maupun non-fisik seperti arus informasi, promosi, negosiasi, pembayaran, dan lain
sebagainya.
6. Pemikiran Utopia
Sosialisme Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan
awal mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar
menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme Utopis" awalnya
diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-pemikir sosialis
setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis intelektual yang menciptakan hipotetis
masa datang dari penganut paham egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata
memperhatikan diri mereka sendiri dengan suatu cara di mana komunitas masyarakat seperti
itu bisa diciptakan atau diperjuangkan.
Kata utopia sendiri diambil dari kisah pulau Utopia karangan Thomas Moore. Karena
Sosialisme utopis ini lebih merupakan sebuah kategori yang luas dibanding sebuah gerakan
politik yang spesifik, maka sebenarnya sulit untuk mendefinisikan secara tepat istilah ini.
Merujuk kepada beberapa definisi, desinisi sosialisme utopis ini sebaiknya melihat para
penulis yang menerbitkan tulisan-tulisan mereka pada masa antara Revolusi Prancis dan
pertengahan 1930-an. Definisi lain mengatakan awal mula sosialisme utopis jauh lebih ke
masa lalu, dengan mengambil contoh bahwa figur Yesus adalah salah satu di antara penganut
sosialisme utopis.
Istilah "sosialisme ilmiah" kadang digunakan oleh para penganut paham Marxisme
untuk menguraikan versi sosialisme mereka, terutama untuk tujuan membedakannya dari
Sosialisme Utopis di mana telah terdeskripsi dan idealistis (dalam beberapa hal mewakili
suatu yang ideal) dan bukan ilmiah, yaitu, yang dibangun melalui pemikiran dan berdasarkan
pada ilmu-ilmu sosial.
PEMIKIRAN EKONOMI SOSIALIS
OLEH KELOMPOK 4: