Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

Indikator Keberhasilan Pembangunan

Oleh :
KELOMPOK 1

Dandan Johanes : 2101101787


Febrian Ivori Bilo : 2101101839

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA


S I N G KAWAN G
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses menjadi negara maju adalah negara yang memperhatikan
pembangunan ekonominya. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan rata
tidaknya kesejahteraan pembangunan di suatu negara. Negara yang mempunyai
kondisi yang baik tentu juga memiliki perkembangan pembangunan yang baik.
Dengan pembangunan ekonomi harapan yang bisa menaikkan taraf kehidupan
pembanguna pada suatu negara.
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja.
Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di berbagai daerah dalam
mengembangkan sektor sektor ekonomi daerah yang diharapkan dapat
membuka peluang kesempatan kerja lebih banyak. Landasan teoritis yang
memperkuat pembangunan ini adalah model pertumbuhan Harrod-Domar yang
didasarkan pada prinsip-prinsip neoklasik dengan asumsi bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan indikator adanya kenaikan tingkat kesejahteraan melalui
penciptaan lapangan kerja.
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang setinggi-tingginya, juga mengurangi tingkat kemiskinan,
ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran, dan menciptakan kesempatan
kerja Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja bagi pembangunan,
diharapkan pendapatan pembangunan akan turut meningkat. Pendapatan per
kapita yang tinggi akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
pula. Nah, jadi pembangunan melihat tingkat keberhasilan dan ekonomi dengan
perkembangan taraf hidup masyarakatnya. Untuk berhasil atau tidaknya suatu
negara dalam pembangunan ekonomi, maka diperlukan indikator. Oleh karena
itu, makalah ini membahas tenang “Indikator Keberhasilan Pembangunan”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pembangunan ekonomi?
2. Apa syarat-syarat pembangunan ekonomi?
3. Apa saja indikator-indikator keberhasilan pembangunan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembangunan ekonomi.
2. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat pembangunan ekonomi.
3. Untuk mengetahui dan memahami indikator-indikator keberhasilan
pembangunan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan


ekonomi (economic growth) pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen
penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi:

1. Pembangunan sebagai suatu proses


Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa
pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani
olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai
lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa
harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap
bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju
kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka
meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen
yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan
perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat.
3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan
berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang
cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan
perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupun kekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami
kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara
yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara
rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

B. Syarat Pembangunan Ekonomi

Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi tidak begitu saja


dapat dilaksanakan, akan tetapi diperlukan beberapa syarat-syarat yang
mendukung. Syarat utama dalam pembangunan adalah adanya
Pemerintahan dan Rakyat. Pembangunan tergantung pada Pemerintah
dan rakyat. Pembangunan tidak dapat berjalan apabila hanya salah satu
yang menjalankan. Sehingga pembangunan pada dasarnya adalah dari
rakyat untuk rakyat Rakyat yang berdaulat, maka sudah sewajamya
rakyat pulalah yang menikmati hasil-hasil pembangunan.

Pembangunan yang hanya dijalankan oleh satu pihak atau


dipaksakan, artinya tanpa melibatkan rakyat dalam arti sebenarnya
bukanlah model pembangunan yang ideal. Pembangunan semacam ini
dapat terjadi, namun dalam kondisi dimana sistem Pemerintahannya
adalah diktator. Model pembangunan diktator hanya akan melahirkan
penderitaan dan kesengsaraan rakyatnya, oleh karena itu model
pembangunan yang seimbang atau ideal adalah model pembangunan
dengan melibatkan dan didukung penuh oleh rakyat

Dukungan ini dalam bentuk partisipasi rakyat. Jika pembangunan


hanya dilakukan oleh Pemerintah, yaitu mengandalkan sepenuhnya
Pemerintah, maka dapat dipastikan pembangunan tidak akan mencapai
sasaran yang diinginkan, oleh karena itu peran serta masyarakat menjadi
sangat penting.

Penduduk masyarakat atau istilahnya sumber daya manusia


merupakan aset penting dalam pembangunan, mengingat penduduk
sebagai suatu agent of development, sehingga tidaklah berlebihan bila
dikatakan berhasil tidaknya pembangunan ditentukan oleh sikap
penduduk selama proses pembangunan berlangsung. Ada beberapa
faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan, yaitu:

1. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara
merupakan anugerah yang perlu disyukuri, sebab tidak semua negara
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan lengkap.
Sumber daya alam seperti hutan dengan segala isinya, hasil
pertambangan sudah sewajarnya digunakan untuk kepentingan dan
kemakmuran masyarakatnya. Dalam konsep pembangunan yang
berkelanjutan, sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis
tinggi hendaknya tidak dieksploitasi. Sebab keberadaannya perlu
dipikirkan untuk generasi yang akan datang Jangan sampai hasil
hutan dijarah habis sehingga mengakibatkan hutan gundul dan pada
gilirannya dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

2. Akumulasi Modal
Modal atau kapital diperlukan dalam proses pembangunan.
Modal diperlukan guna membiayai proyek-proyek yang dijalankan
oleh pemerintah maupun swasta. Modal dibentuk melalui proses
tabungan, investasi dan akumulasi modal. Modal dapat diperoleh
dari dalam negeri, yaitu melalui penghimpunan tabungan masyarakat
maupun dari luar negeri melalui bantuan luar negeri atau hutang luar
negeri dan investasi asing.

3. Organisasi
Organisasi atau kumpulan sekelompok masyarakat sebagai
tempat untuk mengorganisir semua kebutuhan masyarakat. Sehingga
melalui organisasi dapat tertampung aspirasi masyarakat yang
berkembang terus. Melalui organisasi masalah-masalah
pembangunan dapat dipecahkan secara bersama-sama dan lebih
demokratis.

4. Kemajuan Teknologi
Teknologi akan selalu mengalami perkembangan yang terus
menerus. Kemajuan di bidang teknologi akan membantu dalam
proses pembangunan. Kemajuan di bidang teknologi hanya
dimungkinkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang
penting. Investasi sumber daya manusia bukanlah investasi jangka
pendek tetapi merupakan investasi untuk jangka panjang, sehingga
hasil yang diperoleh tidak dapat dilihat dalam sekejap.

Kemajuan suatu bangsa pada saat ini sangatlah ditentukan


oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Negara- negara maju mempunyai perhatian yang sangat besar
terhadap perkembangan teknologi. Hal ini memungkinkan karena di
negara maju tersedia dana dan sumber daya manusia. Sebaliknya di
negara sedang berkembang dana sangat terbatas dan sumber daya
manusia yang dimiliki sangat terbatas.

5. Pembagian Kerja
Sistem pembagian kerja yang dikemukakan oleh Adam Smith
pada hakikatnya adalah sebagai suatu spesialisasi, dapat
meningkatkan kerja atau produktivitas. Pembagian kerja diperlukan
untuk meningkat ketrampilan dan pada akhirnya meningkatkan
pendapatan melalui produktivitas yang tinggi. Produktivitas dapat
dicapai melalui kerja keras, disiplin dan ulet. Akan tetapi itu semua
belum menjamin pada tingkat pendapatan yang tinggi. Sebab profesi
atau jenis pekerjaan sangat menentukan tingkat upah yang diterima.

6. Skala Produksi
Pembangunan ekonomi pada hakikatnya adalah proses
peningkatan produksi yang dilakukan oleh masyarakat. Kemampuan
untuk memproduksi barang dan jasa sangat tergantung pada skala
produksi yang dimiliki oleh suatu negara.

7. Faktor Sosial
Kehidupan sosial, politik dan kebudayaan masyarakat di
negara sedang berkembang tidak dapat dilepaskan daerah kehidupan
sosial, politik dan kebudayaan masyarakat internasional, maka
sistem sosial dalam negeri saling berhubungan sistem sosial
internasional beserta dengan organisasi dan peraturan-peraturan
pelaksanaan tentang ekonomi global. Aspek yang terpenting dari
kondisi ini adalah munculnya fenomena dominasi dan dependensi
atau ketergantungan di antara negara maju dengan negara-negara
sedang berkembang.

8. Faktor Manusia
Sumber daya manusia sebagai agent of development,
pelaksanaan dan penentu berhasil tidaknya pembangunan. Sumber
daya manusia merupakan faktor produksi dalam proses
pembangunan, sehingga bentuk dan sistem yang ada merupakan
produk dari sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya
manusia yang handal merupakan aset dalam pembangunan.
Permasalahan muncul apabila sumber daya manusia yang dimiliki
sangat terbatas dengan kualitas yang sangat rendah. Di negara sedang
berkembang pada umumnya sumber daya manusia yang dimiliki
melimpah dengan kualitas yang rendah. Dengan kondisi seperti ini
jelas sangat menghambat proses pembangunan.

9. Faktor Politik dan Administrasi


Pengaruh kepentingan dan kekuasaan pada masyarakat
negara sedang berkembang mempunyai segmen yang berbeda-beda.
Hal ini sangat tergantung pada sistem sosial, ekonomi dan sejarah
politik yang dimiliki oleh masing-masing negara sedang
berkembang. Pada dasarnya di negara sedang berkembang peran
militer dalam negara sangat kuat. Di Amerika Latin, kekuasaan
negara terdiri dari militer, industrialis dan pemilik tanah, sedang di
Afrika para politikus dan kaum buruh yang berkuasa
C. Indikator-Indikator Keberhasilan Pembangunan

Berikut ini dibahas beberapa indikator keberhasilan pembangunan


yang dikelompokkan menjadi tiga indikator yaitu: indikator moneter,
indikator non-moneter, dan indikator campuran.

1. Indikator Moneter

a. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indicator makro-ekonomi yang telah lama.
digunakan untuk mengukur pertumbuhna ekonomi Dalam perspektif
makro ekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan
manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Tampaknya pendapatan perkapita telah menjadi indikator


makro ekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki
beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional.
selama ini. telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara
dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya
peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi).

Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap pengunaan


indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional
Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan
kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya
ckonomi

b. Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan Perkapita


Salah satu kelemahan mendasar dari pendapatan per kapita
sebagai sebuah indikator pembangunan terletak pada
ketidakmampuannya untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara utuh. Sering kali adanya kenaikan pendapatan per
kapita suatu negara tidak disertai oleh perbaikan kualitas hidup
masyarakatnya. Sebenarnya, sudah sejak lama ada keraguan pada
konsep pendapatan per kapita sebagai sebuah cerminan dari tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat.
Namun, kita harus tetap menyadari bahwa tingkat pendapatan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat
kesejahteraan mereka, meskipun di samping itu ada beberapa faktor
lain (nonekonomi) yang dinilai cukup penting dalam menentukan
tingkat kesejahteraan mereka
Beberapa ekonom memandang bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat merupakan suatu hal yang bersifat subyektif. Artinya,
setiap orang mempunyai pandangan hidup, tujuan hidup, dan cara
hidup yang berbeda. Dengan demikian memberikan nilai yang
berbeda pula terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat
kesejahteraan mereka. Ada sekelompok orang yang lebih menekankan
pada akumulasi kekayaan dan tingkat pendapatan yang tinggi sebagai
unsur penting untuk mencapai sebuah kepuasan hidup. Tetapi ada pula
sekelompok orang yang lebih suka untuk menikmati waktu senggang
(leisure time) yang lebih banyak dan enggan untuk bekerja lebih keras
untuk memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi

c. Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan per Kapita

Secara metodologis, pendapatan per kapita sebagai indeks


yang menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan antar
masyarakat ternyata memiliki kelemahan. Kelemahan itu timbul
karena pendekatan ini mengabaikan adanya perbedaan karakteristik
antar negara, misalnya struktur umur penduduk, distribusi pendapatan
masyarakat, kondisi sosial-budaya, dan perbedaan nilai tukar (kurs)
satu mata uang terhadap mata uang yang lain.
Ada beberapa hal yang menyebkan tingkat kesejahteraan
manusia berbeda meskipun tingkat pendapatan perkapitanya relatif
sama, yaitu:

1. Pola pengeluaran masyarakat


Perbedaan pola pengeluaran masyarakat
menyebabkan dua negara dengan pendapatan per kapita
yang sama belum tentu menikmati tingkat kesejahteraan
yang sama. Misalnya, kita asumsikan ada dua orang
dengan tingkat pendapatan relatif sama, tetapi salah
seorang di antaranya harus mengeluarkan biaya
transportasi yang lebih tinggi untuk pergi ke tempat kerja,
harus berpakaian necis, dan sebagainya, sementara yang
satu tidak. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengatakan
bahwa kedua orang tersebut mempunyai tingkat
kesejahteraan yang sama tingginya

2. Struktur produksi nasional.


Adanya perbedaan yang mencolok pada komposisi
sektoral juga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan
masyarakat. Suatu masyarakat akan menikmati tingkat
kesejahteraan yang lebih rendah jika proporsi pendapatan
nasional (pengeluaran) yang digunakan untuk anggaran
pertahanan dan pembentukan modal lebih tinggi
dibandingkan di negara lain yang memiliki tingkat
pendapatan per kapita yang relatif sama.

2. Indikator Non-Moneter

a. Indikator Sosial
Beckerman dalam International Comparisons of Real
Incomes mengelompokkan berbagai studi mengenai metode untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara ke dalam tiga
kelompok: (1) kelompok yang membandingkan tingkat
kesejahteraan di beberapa negara dengan memperbaiki metode
yang digunakan dalam perhitungan pendapatan konvensional.
Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark dan selanjutnya
disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis (1956), (2) kelompok yang
membuat penyesuaian dalam perhitungan pendapatan nasional
dengan mempertimbangkan adanya perbedaan tingkat harga di
setiap negara, dan (3) kelompok yang membandingkan tingkat
kesejahteraan setiap negara berdasarkan pada data yang tidak
bersifat moneter (nonmonetary indicators), seperti jumlah
kendaraan bermotor, tingkat elektrivikasi, konsumsi minyak,
jumlah penduduk yang bersekolah, dan sebagainya. Usaha ini
dipelopori oleh Bennet.

Menurut Beckerman dari berbagai metode di atas, metode


yang digunakan oleh Gilbert & Kravis adalah metode yang paling
sempurna. Pada metode ini, dilakukan perbaikan pada metode
perhitungan pendapatan konvensional dengan menggunakan data
pendapatan nasional dari masing-masing negara. Dengan
studinya, mereka membandingkan tingkat pendapatan per kapita
antara negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Mereka melakukan perhitungan kembali pada pendapatan asional
negara-negara di kawasan Eropa berdasarkan atas tingkat harga di
Amerika Serikat. Dengan kata lain. nilai produksi negara-negara
di kawasan Eropa dan Amerika Serikat di nilai dengan tingkat
harga yang sama. Kesimpulan dari studi yang dilakukan Gilbert &
Kravis adalah bahwa perbedaan tingkat pendapatan per kapita
antara penduduk negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika
Serikat tidaklah sebesar seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan
tingkat pendapatan per kapita mereka yang dihitung menurut
metode konvensional.

Namun, metode ini memerlukan data yang lengkap dan


sering kali data yang diperlukan dalam estimasi tidak tersedia di
NSB. Oleh karena itu. Beckenman mengemukakan metode lain
dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di
berbagai negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan
bersifat moneter Metode ini dinamakan Indikator Nonmoneter
yang Disederhanakan (modified non-monetary indicators).

Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap


negara ditentukan oleh beberapa indikator berdasarkan pada
tingkat konsumsi atau jumlah persediaan beberapa jenis barang
tertentu yang datanya dapat dengan mudah diperoleh di NSB. Data
tersebut adalah:

a. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg).


b. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton).
c. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
d. Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
e. Jumlah persediaan telepon dikalikan 10
f. Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
g. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg)

Usaha lain dalam menentukan dan membandingkan


tingkat kesejahteraan antar negara dilakukan pula oleh United
Nations Research Institute for Social Development (UNRISD),
sebuah badan PBB yang berpusat di Jenewa pada tahun 1970.
Dalam studinya, UNSRID menggunakan 18 indikator yang
terdiri dari 10 indikator ekonomi dan 8 indikator sosial yaitu:

1. Tingkat harapan hidup.


2. Konsumsi protein hewani per kapita
3. Persentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan
menengah.
4. Persentase anak-anak yang belajar di sekolah kejuruan.
5. Jumlah surat kabar.
6. Jumlah telepon
7. Jumlah radio.
8. Jumlah penduduk di kota-kota yang mempunyai 20,000
pendudukatau lebih.
9. Persentase laki-laki dewasa di sektor pertanian.
10. Persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor listrik, gas, air,
kesehatan, pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi.
11. Persentase tenaga kerja yang memperoleh gaji atau upah
12. Persentase Produk Domestik Bruto (PDB) yang berasal dari
industri-industri manufaktur
13. Konsumsi energi per kapita
14. Konsumsi listrik per kapita
15. Konsumsi baja per kapita
16. Nilai per kapita perdagangan luar negeri.
17. Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sektor
pertanian.
18. Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto (PNB)

b. Indeks Kualitas Hidup


IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan
untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan
gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur
keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah
bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan
kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada:

1. Angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun


2 Angka kematian bayi
3. Angka melek huruf.

Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan


kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan
ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur
dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang
yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena
tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status
pendidikan para anggotanya

3. Indikator Campuran

a. Indikator Susenas Inti


Pada tahun 1992, Biro Pusat Statistik (BPS)
mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang
disebut Indikator Susenas Inti (Core Susenas). Indikator Susenas
Inti ini merupakan indikator "campuran" karena terdiri indikator
sosial dan ekonomi Indikator Susenas Inti ini meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Pendidikan, dengan indikator: tingkat pendidikan, tingkat
melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2. Kesehatan, dengan indikator rata-rata hari sakit dan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
3. Perumahan, dengan indikator: sumber air bersih dan listrik,
sanitasi, dan kualitas tempat tinggal
4. Angkatan Kerja, dengan indikator partisipasi tenaga kerja,
jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5. Keluarga Berencana dan Fertilitas dengan indikator:
penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi, dengan indikator: tingkat konsumsi per kapita.
7. Kriminalitas, dengan indikator: angka kriminalitas per tahun.
8. Perjalanan wisata, dengan indikator: frekuensi perjalanan
wisata
9. Akses ke media massa, dengan indikator: jumlah surat kabar.
jumlah radio, dan jumlah televisi.

b. Indeks Pembangunan Manusia


Sejak tahun 1990, United Nations for Development
Program (UNDP) mengembangkan sebuah indeks kinerja
pembangunan yang kini dikenal sebagai Indeks Pembangunan
Manusia atau IPM (Human Development Index), Nilai IPM ini
diukur berdasarkan tiga indicator sebagai acuannya yaitu tingkat
harapan hidup, tingkat melek huruf. dan pendapatan riil per kapita
berdasarkan paritas daya beli. Sama seperti IKH, IPM ini juga
digunakan untuk melakukan pemeringkatan terhadap kinerja
pembangunan berbagai negara di dunia. Berdasarkan indeks IPM-
nya, negara-negara di dunia ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang
rendah (low human development), bila memiliki nilai IPM
antara 0 sampai 0,50.
2. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia
menengah (medium human development), bila memiliki nilai
IPM antara 0,50 sampai 0,79.
3. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang
tinggi (high human development), bila memiliki nilai IPM
antara 0.79 sampai 1.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.

2. Syarat-Syarat Pembangunan Ekonomi


Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi tidak begitu saja
dapat dilaksanakan, akan tetapi diperlukan beberapa syarat-syarat yang
mendukung. Syarat utama dalam pembangunan adalah adanya
Pemerintahan dan Rakyat Pembangunan tergantung pada Pemerintah
dan rakyat. Pembangunan tidak dapat berjalan apabila hanya salah satu
yang menjalankan. Sehingga pembangunan pada dasarnya adalah dari
rakyat untuk rakyat. Rakyat yang berdaulat, maka sudah sewajarnya
rakyat pulalah yang menikmati hasil-hasil pembangunan.

3. Indikator-Indikator Keberhasilan Pembangunan


Berikut ini dibahas beberapa indikator keberhasilan
pembangunan yang dikelompokkan menjadi tiga indikator yaitu:
indikator moneter. indikator non-moneter, dan indikator campuran

B. Saran

Dalam penulisan ini kami menyadari bahwa makalah ini tentu


belumlah sempurna dan masih banyak kesalahan sera kekurangan. Maka
dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan
pesan kepada orang yang berkompeten dibidangnya khususnya Ibu
Marija,S.E.,M.AK. Selaku Dosen Pengampu agar bisa kami jadikan
bahan evaluasi dan evaluasi sehingga kedepannya kami dapat
mengerjakan tugas yang sejenis dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Abd Rachim, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: Andi offset, 2015


Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan Edisi Kelima Yogyakarta
STIM
BPS. Indeks Pembangunan Manesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik,
2009.
Rajawali Pres, 2012
Susilowati, Dwi. Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Jakarta:
YKPN,2010.
Wikipedia. Pembangunan Ekonomi 3 Oktober, 2020.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi

Anda mungkin juga menyukai