Oleh :
KELOMPOK 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses menjadi negara maju adalah negara yang memperhatikan
pembangunan ekonominya. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan rata
tidaknya kesejahteraan pembangunan di suatu negara. Negara yang mempunyai
kondisi yang baik tentu juga memiliki perkembangan pembangunan yang baik.
Dengan pembangunan ekonomi harapan yang bisa menaikkan taraf kehidupan
pembanguna pada suatu negara.
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja.
Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di berbagai daerah dalam
mengembangkan sektor sektor ekonomi daerah yang diharapkan dapat
membuka peluang kesempatan kerja lebih banyak. Landasan teoritis yang
memperkuat pembangunan ini adalah model pertumbuhan Harrod-Domar yang
didasarkan pada prinsip-prinsip neoklasik dengan asumsi bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan indikator adanya kenaikan tingkat kesejahteraan melalui
penciptaan lapangan kerja.
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang setinggi-tingginya, juga mengurangi tingkat kemiskinan,
ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran, dan menciptakan kesempatan
kerja Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja bagi pembangunan,
diharapkan pendapatan pembangunan akan turut meningkat. Pendapatan per
kapita yang tinggi akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
pula. Nah, jadi pembangunan melihat tingkat keberhasilan dan ekonomi dengan
perkembangan taraf hidup masyarakatnya. Untuk berhasil atau tidaknya suatu
negara dalam pembangunan ekonomi, maka diperlukan indikator. Oleh karena
itu, makalah ini membahas tenang “Indikator Keberhasilan Pembangunan”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pembangunan ekonomi?
2. Apa syarat-syarat pembangunan ekonomi?
3. Apa saja indikator-indikator keberhasilan pembangunan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembangunan ekonomi.
2. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat pembangunan ekonomi.
3. Untuk mengetahui dan memahami indikator-indikator keberhasilan
pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Akumulasi Modal
Modal atau kapital diperlukan dalam proses pembangunan.
Modal diperlukan guna membiayai proyek-proyek yang dijalankan
oleh pemerintah maupun swasta. Modal dibentuk melalui proses
tabungan, investasi dan akumulasi modal. Modal dapat diperoleh
dari dalam negeri, yaitu melalui penghimpunan tabungan masyarakat
maupun dari luar negeri melalui bantuan luar negeri atau hutang luar
negeri dan investasi asing.
3. Organisasi
Organisasi atau kumpulan sekelompok masyarakat sebagai
tempat untuk mengorganisir semua kebutuhan masyarakat. Sehingga
melalui organisasi dapat tertampung aspirasi masyarakat yang
berkembang terus. Melalui organisasi masalah-masalah
pembangunan dapat dipecahkan secara bersama-sama dan lebih
demokratis.
4. Kemajuan Teknologi
Teknologi akan selalu mengalami perkembangan yang terus
menerus. Kemajuan di bidang teknologi akan membantu dalam
proses pembangunan. Kemajuan di bidang teknologi hanya
dimungkinkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang
penting. Investasi sumber daya manusia bukanlah investasi jangka
pendek tetapi merupakan investasi untuk jangka panjang, sehingga
hasil yang diperoleh tidak dapat dilihat dalam sekejap.
5. Pembagian Kerja
Sistem pembagian kerja yang dikemukakan oleh Adam Smith
pada hakikatnya adalah sebagai suatu spesialisasi, dapat
meningkatkan kerja atau produktivitas. Pembagian kerja diperlukan
untuk meningkat ketrampilan dan pada akhirnya meningkatkan
pendapatan melalui produktivitas yang tinggi. Produktivitas dapat
dicapai melalui kerja keras, disiplin dan ulet. Akan tetapi itu semua
belum menjamin pada tingkat pendapatan yang tinggi. Sebab profesi
atau jenis pekerjaan sangat menentukan tingkat upah yang diterima.
6. Skala Produksi
Pembangunan ekonomi pada hakikatnya adalah proses
peningkatan produksi yang dilakukan oleh masyarakat. Kemampuan
untuk memproduksi barang dan jasa sangat tergantung pada skala
produksi yang dimiliki oleh suatu negara.
7. Faktor Sosial
Kehidupan sosial, politik dan kebudayaan masyarakat di
negara sedang berkembang tidak dapat dilepaskan daerah kehidupan
sosial, politik dan kebudayaan masyarakat internasional, maka
sistem sosial dalam negeri saling berhubungan sistem sosial
internasional beserta dengan organisasi dan peraturan-peraturan
pelaksanaan tentang ekonomi global. Aspek yang terpenting dari
kondisi ini adalah munculnya fenomena dominasi dan dependensi
atau ketergantungan di antara negara maju dengan negara-negara
sedang berkembang.
8. Faktor Manusia
Sumber daya manusia sebagai agent of development,
pelaksanaan dan penentu berhasil tidaknya pembangunan. Sumber
daya manusia merupakan faktor produksi dalam proses
pembangunan, sehingga bentuk dan sistem yang ada merupakan
produk dari sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya
manusia yang handal merupakan aset dalam pembangunan.
Permasalahan muncul apabila sumber daya manusia yang dimiliki
sangat terbatas dengan kualitas yang sangat rendah. Di negara sedang
berkembang pada umumnya sumber daya manusia yang dimiliki
melimpah dengan kualitas yang rendah. Dengan kondisi seperti ini
jelas sangat menghambat proses pembangunan.
1. Indikator Moneter
a. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indicator makro-ekonomi yang telah lama.
digunakan untuk mengukur pertumbuhna ekonomi Dalam perspektif
makro ekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan
manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
2. Indikator Non-Moneter
a. Indikator Sosial
Beckerman dalam International Comparisons of Real
Incomes mengelompokkan berbagai studi mengenai metode untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara ke dalam tiga
kelompok: (1) kelompok yang membandingkan tingkat
kesejahteraan di beberapa negara dengan memperbaiki metode
yang digunakan dalam perhitungan pendapatan konvensional.
Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark dan selanjutnya
disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis (1956), (2) kelompok yang
membuat penyesuaian dalam perhitungan pendapatan nasional
dengan mempertimbangkan adanya perbedaan tingkat harga di
setiap negara, dan (3) kelompok yang membandingkan tingkat
kesejahteraan setiap negara berdasarkan pada data yang tidak
bersifat moneter (nonmonetary indicators), seperti jumlah
kendaraan bermotor, tingkat elektrivikasi, konsumsi minyak,
jumlah penduduk yang bersekolah, dan sebagainya. Usaha ini
dipelopori oleh Bennet.
3. Indikator Campuran
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran