Disusun Oleh :
1. Yunanda Evfita Moldi
2. Maydo Masaro
3. Neysya Febrianty Putri Rosyana
4. Amar Abdur Rahman
5. Teresia Enzelina
6. Dhanoarta Pembrie Sogianto
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan dan Manfaat 2
BAB II : ISI 3
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi 2
2. Teori Pembangunan Ekonomi 3
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi 5
4. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi 6
5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi 7
6. Manfaat Pembangunan Ekonomi 8
7. Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang 8
8. Kebijakan dan Strategi Pembangunan 10
BAB III : PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum
terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak
merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah,
pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya
cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan
kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan,
banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda,
sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika
ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-
perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan
ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan.
Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana,
seperti penambahan ruas jalan.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apakah pembangunan ekonomi itu?
2. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?
3. Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?
4. Ada berapa factor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi?
5. Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara?
6. Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
7. Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang?
8. Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?
iii
BAB II
PEMBAHASAN
iv
2. Teori Pembangunan Ekonomi.
Terdapat banyak ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
a. Friedrich List (1844)
Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat
bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-
kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan
dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Menurut Friedrich List perkembangan
ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan
lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik
produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah:
a) Mengembara.
Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini adalah bahan
makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan.
Bila bahan pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di tempat yang
lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka miliki atau belum habis dimakan.
Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan dengan tingkat
ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.
b) Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin banyak, baik
karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan ini
secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan usaha peternakan.
c) Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh karena itu
kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, sehingga diperlukan
jumlah bahan pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di
suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat
tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka lama-kelamaan
mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti
luas meliputi pula usaha peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama karena peningkatan
jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah tetap, kalaupun meningkat maka
peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan peningkatan jumlah
penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply
produk pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga menghemat
pemakaian lahan.
e) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari pengalamannya,
sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga, dari
waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin
beragam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien.
b. Bruno Hildebrand (1864)
v
Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia
mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi
atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang digunakan. Dia
menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu:
a) Perekonomian barter
Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk perekonomian pertukaran
yang paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern dewasa ini masih dijumpai
barter tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang (atau jasa-jasa)
dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak.
Salah satu keterbatasan ssitem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah pihak
hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang dipertukarkan
tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang dipertukarkan menjadi sangat
terbatas, sementara waktu dan biaya yang diperlukan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif
besar.
b) Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu media yang
disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami perkembangan
sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter dikenal
4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya sangat mendasar sedang dua lainnya
merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar, (b) alat penyimpan nilai/daya beli, (c) Satuan hitung,
(d) Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang).
c) Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam kenyataan jumlahnya
selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak terbatas yang berimplikasi kepada tidak
terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan kendala dalam
memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini, maka kredit jelas merupakan suatu
terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit akan
memperlancar kegiatan transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan
konsumsi yang dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c. Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian di
Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan mengatakan bahwa
perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:
1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka
butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti yang banyak dikenal pada
saat sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi. Dalam
pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat
terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
pokok dengan menggunakan teknologi yang masih sangat sederhana.
2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga
perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar keluarga di
suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin masih
saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di tempat
yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin berkembangnya
vi
perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga lama-kelamaan berkembang menjadi
suatu kawasan yang disebut kota yang melahirkan perekonomian kota.
3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar (market oriented)
yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi dimana
hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara sudah semakin
terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya
sudah semakin jelas.
Dokumen Perencanaan
· RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan Negara Indonesia
yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan
Nasional.
· RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
· Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah
sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada tahun 2011.
Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh
hingga delapan persen per tahun mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia
sebagai salah satu Negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup
investasi senilai USD 470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta melalui
program kerja sama pemerintah dan swasta.
viii
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai
berikut.
a. Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi nasional yang
tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja
tinggi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
b. Pendapatan per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per kapita.
Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan
penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per
kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah negara dalam
memenuhi kebutuhan warganya.
c. Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika hanya
sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan
rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang
atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena
penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d. Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin maju
suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya proporsi kontribusi
sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan
ekonomi.
e. Kesempatan kerja
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi
(full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju perkembangan ekonominya. HaI
ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan kerja baru, dan
berkurangnya pengangguran.
f. Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan
kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara dikatakan
berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.
g. Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab
jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara tersebut.
Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan
kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.
Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus disusun strategi
tertentu. Berikut ini strategi pembangunan ekonomi di Indonesia.
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-
pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-
sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia
terbagi dalam empat tahap :
1) Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
2) Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
3) Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area
tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
4) Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan
area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
xiii
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi
biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya
akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan
serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik
untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang,
meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra.
Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka
pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek,
kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung
mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga
strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan
dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan
termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi
teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah
maupun swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian
mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama
yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi
teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara
riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan oleh
suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi. Keberhasilan pembangunan
suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu
sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan
berakibat pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya
pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.
B. Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara sebaiknya
mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, serta
keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya. Sumber daya manusia sangat
menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan
memiliki modal, sumber-sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya
ekonomi rill. Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,
dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu usaha
peningkatan produksi.
DAFTAR PUSTAKA
· https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
· http://agusqrana.blogspot.com/2015/03/makalah-manfaat-ekonomi-pembangunan.html
· http://dwipancaagustini.blogspot.com/2013/06/kebijakan-pembangunan-ekonomi.html
· http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/
bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
· http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2194028-pengertian-pembangunan-
ekonomi-tujuan-pembangunan/
xv