Apa yang kamu pahami jika mendengar kata di atas? Pembangunan ekonomi adalah suatu
perubahan dasar dalam struktur ekonomi dan distribusi pendapatan yang merata pada
suatu negara ditandai dengan kenaikan pendapatan, baik secara aggregat ataupun per
kapita yang memperhitungkan pertambahan penduduk. Pembangunan ekonomi
merupakan proses jangka panjang yang membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua generasi
(50-60 tahun). Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi bersifat kuantitatif, yaitu kenaikan pendapatan dan tingkat output
produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi bersifat kualitatif, tidak hanya
kenaikan tingkat out produksi, tetapi juga terdapat perubahan dalam struktur produksi dan
alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan,
kesehatan, teknik, dan penurunan tingkat kemiskinan.
1. Indikator Ekonomi
Meliputi laju pertumbuhan ekonomi sebagai proses adanya kenaikan output perkapita
dalam kurun waktu lama serta adanya peningkatan produk nasional bruto per kapita.
2. Indikator Sosial
Meliputi indeks dari pembangunan sumber daya manusianya (harapan hidup, pendidikan
dan standar hidup layak) dan indeks mutu hidup (angka kematian dan harapan hidup pada
usia satu tahun).
Pembangunan ekonomi adalah proses di mana ekonomi berkembang menjadi ekonomi maju.
Dengan kata lain, proses dimana negara dengan standar hidup rendah menjadi negara dengan
standar hidup tinggi. ‘Peningkatan standar hidup’ mengacu pada tingkat pendidikan dan literasi
yang lebih tinggi, pendapatan pekerja, kesehatan, keamanan, dan rentang hidup. Pembangunan
ekonomi juga mengacu pada proses dimana tingkat kesehatan, kesejahteraan, dan akademik
secara keseluruhan meningkatkan populasi umum.
Naiknya produksi barang dan jasa (PDB) Naiknya produksi barang dan jasa (PDB) beserta kualitas
secara kuantitas barang dan jasanya
Pengertiannya adalah bahwa dalam pembangunan merupakan suatu tahap yang perlu dijalani
bagi setiap masyarakat maupun bangsa. Setiap negara pun perlu menjalani tahapan
perkembangan dari suatu kondisi yang adil, makmur serta sejahtera.
Maksudnya adalah tindakan aktif yang perlu dijalankan oleh negara dalam proses peningkatan
pendapatan perkapita.
Maka dengan partisipasi dari seluruh pihak negara harus baik. Karena dalam pendapatan
perkapita menjadi cermin untuk kebaikan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini bukan hanya berbicara tentang produksi, namun juga mengenai bagaimana proses
memperluas distribusi barang dasar sebagai penunjang kehidupan seperti makanan serta
minuman, pendidikan, tempat tinggal, kesehatan maupun perlindungan.
Pendapatan menjadi salah satu jalan untuk dapat menjadi lebih sejahtera. Selain itu, untuk
pendidikan yang lebih baik serta penyediaan yang lebih banyak dalam pekerjaan merupakan
sebuah tujuan penting lainnya. Pembangunan juga perlu perhatian yang lebih besar pada nilai-
nilai budaya serta manusia. Jadi, sifat sejahtera disini tidak hanya untuk mengambil dimensi
material namun juga immaterial.
3. Mendorong kebebasan untuk membuat pilihan ekonomi dan sosial secara bertanggung
jawab.
Individu serta negara perlu bebas dari perbudakan, ketidaktahuan maupun kesengsaraan.
Peningkatan angka rata-rata harapan hidup merupakan sebuah contoh hasil dari pembangunan
ekonomi. Contoh lainnya yaitu tingkat melek huruf yang lebih tinggi, produktivitas yang
meningkat, serta pendidikan publik yang lebih baik.
Indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah digunakan oleh banyak negara,
meliputi:
1. Struktur ekonomi. Sebagai contohnya, pergeseran dari sektor pertanian yang berubah menjadi
sektor industri.
2. Pendapatan per kapita. Perekonomian yang dikatakan stabil akan berdampak positif pada
angka pendapatan per kapita. Dengan naiknya dari pendapatan perkapita ini menjamin akan
kesejahteraan masyarakat
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini dapat dilihat dari umur panjang maupun
pengetahuan, hidup sehat, serta standar hidup layak.
Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi akan keberhasilan dari sebuah pembangunan
ekonomi, yaitu dari faktor ekonomi serta non-ekonomi. Faktor ekonomi yang meliputi sumber
daya alam, sumber daya manusia, keahlian, serta kewirausahaan. Faktor ekonomi tersebut bisa
mendorong akan ketersediaan bahan baku hingga dalam proses pengolahan yang menjadi
produk-produk berkualitas.
Sementara itu, pada faktor non-ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial budaya,
kelembagaan, serta sistem yang berlaku pada masyarakat. Walaupun tidak berhubungan dengan
sumber daya keahlian, faktor non-ekonomi tentu bisa sangat berpengaruh pada pembangunan
ekonomi.
Ada juga faktor pendukung, ada pula hambatan pada proses pembangunan ekonomi. Hambatan-
hambatan ini adalah keadaan alam, kurangnya tenaga kerja, kesulitan permodalan, situasi politik
dalam negeri, begitu dalam kondisi ekonomi dunia.
Dengan adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana serta berakibat kerusakan
dari lingkungan hidup.
Industrialisasi akan menyebabkan berkurangnya bagian lahan pertanian.
Tersingkirnya/hilangnya dari habitat alam, antara alam hayati maupun hewani.
Akan terjadinya pencemaran udara, air, serta tanah dari perilaku akan ketidak
disiplinannya manusia.
1. Transformasi Struktural
Kita bisa mengamati struktur ekonomi dari sudut komposisi PDB yang berdasarkan sektor
ekonomi. Transformasi yang berarti bagaimana cara komposisi tersebut yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.
Pada perkembangan berikutnya, sektor jasa yang merupakan sektor tersier akan tumbuh serta
mulai menggeser peran dua sektor lainnya.
2. Transisi demografis
Hal ini terkait dengan perubahan pada komposisi populasi. Pada tahap awal, bentuk tingkat
kesuburan tinggi. Namun, tingkat bentuk kematian juga akan tinggi karena pada fasilitas serta
pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Sehingga, pada harapan hidup juga akan rendah.
Sebagai pada hasilnya, pertumbuhan populasi pada awal pembangunan ekonomi ini akan relatif
terbatas. Biasanya akan terjadi di dalam perekonomian tradisional.
Pada tahap selanjutnya, angka harapan hidup akan meningkat. Masyarakat memiliki akses yang
lebih baik terhadap pelayanan kesehatan. Tak hanya itu saja, akses mereka terhadap pendidikan
yang berkualitas membaik. Sehingga pada hasilnya, populasi tumbuh tinggi yang populasi usia
kerja juga akan relatif mendominasi. Tahap ini biasanya akan banyak pada negara-negara
berkembang.
Tahap selanjutnya yaitu pertumbuhan populasi yang rendah. Meski angka harapan hidup terus
akan meningkat, namun pada tingkat kelahiran rendah. Selain itu juga komposisi populasi mulai
menua. Karakteristik ini akan biasanya melekat di negara-negara maju.
3. Urbanisasi
Ketika perekonomian yang mengandalkan pertanian, pedesaan juga akan menjadi pusat produksi.
Industrialisasi yang kemudian menggeser pusat-pusat pertumbuhan. Pusat Perkotaan muncul
serta menarik lebih banyak orang akan pindah dari pedesaan. Mereka mengharapkan untuk bisa
mendapatkan kesempatan yang lebih baik di kota, dari sisi pendidikan pendapatan, maupun pada
akses kesehatan.
Pada tahap selanjutnya, perkotaan akan semakin berkembang. Kepadatan penduduk meningkat.
Pusat-pusat perkantoran akan bermunculan. Mungkin kita juga akan banyak melihat kesenjangan
antara orang kaya dan miskin. Tekanan dari lingkungan serta sosial juga bisa meningkat di
daerah perkotaan.
Secara umum negara berkembang hanya akan bergantung pada sektor pertanian serta
perkembangan saja maupun hanya bergantung dengan pertanian saja, pada pembangunan
ekonomi tidak bisa berjalan dengan efektif serta efisien.
2. Rendahnya Produktivitas
Hal tersebut yang biasanya bisa diidentifikasi dengan rendah nya tingkat PDB nya atau
pendapatan per kapita yang masih kecil, hal ini dikarenakan masih rendahnya pendapatan
pekerja serta masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang terbuka terutama untuk yang memiliki
tingkat pendidikan rendah, maka tidak dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)
sesuai.
Salah satu penyebab tingginya dari angka pengangguran pada negara berkembang yaitu pada laju
pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sesuai atau seimbang dengan daya tampung sesuai
dengan perekonomian nasional maupun melebihi daya tampung. Hal tersebut berhubungan
dengan rendahnya pada tingkat penanaman modal dengan sektor industri serta jasa modern.
Selain dengan akibat dari tingginya angka pertumbuhan penduduk pada sebuah negara
berkembang yang lebih banyak dari pada negara maju, faktor distribusi penduduk yang tidak
merata yaitu pada jumlah penduduk yang berfokus pada sebuah wilayah tertentu juga akan
menjadi faktor yang mengakibatkan terjadinya pendapatan yang tidak sesuai maupun merata.
Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka rendahnya angka melek huruf, kekurangan gizi,
serta kasus kelaparan yang terjadi di suatu negara, yang dapat menandakan bahwa sebuah angka
pada tingkat kehidupan suatu daerah maupun pada negara masih tergolong rendah.