Anda di halaman 1dari 22

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN

INVESTASI LUAR NEGRI


Sri Mulyati S, SP., MM
Dalam buku Pusaran Pembangunan Ekonomi tahun 2019 karya Rustan,
pengertian dari pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan dari
pendapatan total serta pendapatan perkapita memperhitungkan dengan
adanya pertambahan penduduk disertai perubahan fundamental dari struktur
ekonomi sebuah negara serta pemerataan pendapatan untuk para penduduk
dari suatu negara.

Pembangunan ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta


sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang memperlancar dari sebuah proses
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator dari keberhasilan proses
pembangunan. Semakin tingginya akan pertumbuhan ekonomi, biasanya akan
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan masyarakat.
Karl Seidman
Karl seidman mengartikan pembangunan ekonomi adalah sebuah proses menciptakan
serta memanfaatkan aset fisik, keuangan, manusia, erta sosial untuk dapat
menghasilkan kesejahteraan ekonomi serta kualitas hidup yang lebih baik juga dibagi
lagi secara luas untuk para suatu komunitas maupun wilayah.

Daphne Greenwood dan Richard Holt


Definisi pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup yang berbasis luas
serta berkelanjutan bagi individu di dalam komunitas yang secara keseluruhan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari pembangunan ekonomi, yaitu dari faktor
ekonomi serta non-ekonomi.
Faktor ekonomi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, keahlian,
serta kewirausahaan. Faktor ekonomi tersebut bisa mendorong akan ketersediaan
bahan baku hingga dalam proses pengolahan yang menjadi produk-produk
berkualitas.
Faktor non-ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial budaya, kelembagaan, serta
sistem yang berlaku pada masyarakat. Walaupun tidak berhubungan dengan sumber
daya keahlian, faktor non-ekonomi tentu bisa sangat berpengaruh pada pembangunan
ekonomi.
Tahapan Pembangunan Ekonomi

Tahapan dalam pembangunan ekonomi akan melibatkan tiga transisi berikut, yaitu:
1. Transformasi Struktural
Kita bisa mengamati struktur ekonomi dari sudut komposisi PDB yang berdasarkan sektor
ekonomi. Transformasi yang berarti bagaimana cara komposisi tersebut yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.
Pada awalnya, perekonomian yang mengandalkan sektor pertanian. Industrialisasi yang kemudian
berjalan serta berkembang. Sektor manufaktur atau sektor sekunder yang mulai mengambil peran
lebih besar pada sebuah perekonomian serta PDB.
Pada perkembangan berikutnya, sektor jasa yang merupakan sektor tersier akan tumbuh serta
mulai menggeser peran dua sektor lainnya.

2. Transisi demografis
Hal ini terkait dengan perubahan pada komposisi populasi. Pada tahap awal, bentuk tingkat
kesuburan tinggi. Namun, tingkat bentuk kematian juga akan tinggi karena pada fasilitas serta
pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Sehingga, pada harapan hidup juga akan rendah.
Sebagai pada hasilnya, pertumbuhan populasi pada awal pembangunan ekonomi ini akan relatif
terbatas. Biasanya akan terjadi di dalam perekonomian tradisional.
Pada tahap selanjutnya, angka harapan hidup akan meningkat. Masyarakat memiliki akses
yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan. Tak hanya itu saja, akses mereka terhadap
pendidikan yang berkualitas membaik. Sehingga pada hasilnya, populasi tumbuh tinggi yang
populasi usia kerja juga akan relatif mendominasi. Tahap ini biasanya akan banyak pada
negara-negara berkembang.
Tahap selanjutnya yaitu pertumbuhan populasi yang rendah. Meski angka harapan hidup
terus akan meningkat, namun pada tingkat kelahiran rendah. Selain itu juga komposisi
populasi mulai menua. Karakteristik ini akan biasanya melekat di negara-negara maju.

3. Urbanisasi
Ketika perekonomian yang mengandalkan pertanian, pedesaan juga akan menjadi pusat
produksi. Industrialisasi yang kemudian menggeser pusat-pusat pertumbuhan. Pusat
Perkotaan muncul serta menarik lebih banyak orang akan pindah dari pedesaan. Mereka
mengharapkan untuk bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik di kota, dari sisi
pendidikan pendapatan, maupun pada akses kesehatan.
Permasalahan Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang
Dalam buku “Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang” ciptaan
Muhammad Amsal Sahban menjelaskan dengan berbagai macam masalah pada
pembangunan ekonomi yang terjadi pada negara berkembang, beberapa diantaranya:

1. Ketergantungan dengan sektor pertanian primer


Secara umum negara berkembang hanya akan bergantung pada sektor pertanian serta
perkembangan saja maupun hanya bergantung dengan pertanian saja, pada
pembangunan ekonomi tidak bisa berjalan dengan efektif serta efisien.

2. Rendahnya Produktivitas
Hal tersebut yang biasanya bisa diidentifikasi dengan rendah nya tingkat PDB nya atau
pendapatan per kapita yang masih kecil, hal ini dikarenakan masih rendahnya pendapatan
pekerja serta masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang terbuka terutama untuk yang
memiliki tingkat pendidikan rendah, maka tidak dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) sesuai.

3. Tingginya Angka Pengangguran


Salah satu penyebab tingginya dari angka pengangguran pada negara berkembang yaitu
pada laju pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sesuai atau seimbang dengan daya
tampung sesuai dengan perekonomian nasional maupun melebihi daya tampung. Hal
tersebut berhubungan dengan rendahnya pada tingkat penanaman modal dengan sektor
industri serta jasa modern.
4. Tingginya Angka Pertumbuhan Penduduk
Selain dengan akibat dari tingginya angka pertumbuhan penduduk pada sebuah negara
berkembang yang lebih banyak dari pada negara maju, faktor distribusi penduduk yang
tidak merata yaitu pada jumlah penduduk yang berfokus pada sebuah wilayah tertentu
juga akan menjadi faktor yang mengakibatkan terjadinya pendapatan yang tidak sesuai
maupun merata.

5. Rendahnya Angka Tingkat Kehidupan


Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka rendahnya angka melek huruf,
kekurangan gizi, serta kasus kelaparan yang terjadi di suatu negara, yang dapat
menandakan bahwa sebuah angka pada tingkat kehidupan suatu daerah maupun pada
negara masih tergolong rendah.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Prof. Simon Kuznets (dalam Irawan, 2009)


Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara
untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologi yang diperlukannya.
Adam Smith
Menurut Adam Smith, perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika ada
pertambahan penduduk yang memperluas pasar dan mendorong spesialisasi.
Harrod-Domar
Menurut Harrod-Domar, perlu adanya pembentukan modal atau investasi untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh (steady growth). Semakin banyak
modal maka produksi barang dan jasa juga makin banyak. Jadi kalo menurut teori ini,
ada syarat agar perekonomian negara dapat berkembang secara jangka panjang (steady
growth).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Sumber Daya Manusia


Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan
proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
d. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas.
Investasi, dalam pengertian sehari-hari adalah menanamkan uang saat ini untuk
mendapatkan manfaat di kemudian hari. Dengan kata lain, investasi adalah awal dari suatu
kegiatan bisnis.
Dari sisi pengertian investasi di atas, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
penting, yaitu (Noor, 2007: 434):
a. Investasi yang terjadi karena suatu keharusan adalah investasi yang terjadi secara
otomatis, sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup seseorang, atau sekelompok
orang, atau suatu organisasi, bahkan negara. Investasi jenis ini didorong oleh kebutuhan
di masa depan.
b. Investasi yang terjadi karena keinginan adalah investasi yang disengaja karena
diinginkan atau disengaja oleh seseorang, atau sekelompok orang, atau suatu
organisasi, karena keinginan masa depan. Investasi jenis ini lebih condong pada
pengertian ekonomi atau bisnis, yaitu usaha yang terkait dengan tujuan mendapatkan
manfaat di kemudian hari
Apabila dilihat dari jenisnya, investasi dapat dikelompokkan sebagai berikut (Noor, 2007: 437):

1) Investasi Langsung (Direct Investment)


Adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha (bisnis). Misalnya
investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya.
Pada umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari jenis investasi ini disebut juga investasi pada
aset riil, atau investasi yang jelas wujudnya dan mudah dilihat. Tambahan lagi investasi
langsung ini menghasilkan dampak berganda (multiplier effect) yang besar bagi masyarakat
luas. Investasi langsung ini akan menghasilkan dampak ke belakang, berupa input usaha,
maupun ke depan, dalam bentuk output usaha yang merupakan input bagi usaha lain.

2) Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)


Adalah investasi pada aset finansial, bukan pada aset atau faktor produksi.
Contoh dari investasi tidak langsung ini, adalah: deposito, investasi pada surat berharga
(sekuritas), seperti saham dan obligasi, CP (Commercial Paper), reksadana dan sebagainya.
Investasi pada aset keuangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan manfaat masa depan.
Manfaat masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan balas jasa investasi, atau untuk
menyederhanakannya disebut dengan istilah bunga.
Semua negara sekarang ini berebut arus modal masuk atau investasi agar ada capital
inflow, dari negara lain ke negaranya. Begitu juga Indonesia, ingin ada arus modal masuk
karena secara teori dengan makin banyak yang masuk maka peredaran uang juga akan
makin naik sehingga akan memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Arus Modal Masuk adalah


perpindahan modal investasi dari luar negeri ke dalam negeri (net capital inflow). (Otoritas
Jasa Keuangan)

Arus modal masuk adalah aliran dana atau uang yang masuk ke suatu negara dari luar
negeri, misalnya dalam bentuk penanaman modal asing. 
Arus dana asing masuk ke dalam negeri ini dapat dalam beberapa bentuk semisal
penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI), investasi portofolio, dan
investasi lainnya.
Pelaku Arus Modal Masuk 
1. Pemerintah dan Otoritas Moneter
Pemerintah dapat mengundang arus modal masuk ketika ada perubahan
dalam cadangan devisa, penarikan pinjaman asing, pertukaran mata uang, dan
penjualan surat utang untuk investor asing. 

2. Publik
Arus modal masuk yang melibatkan publik antara lain dari investasi portofolio
investor asing di pasar modal domestik, penjualan ekspor yang dilakukan
perusahaan, penjualan aset untuk investor asing, serta remitansi dari pekerja
domestik di luar negeri.  
Pemicu Arus Modal Masuk
Ada sejumlah pemicu yang dapat mengundang arus modal masuk:

1. Perdagangan ekspor
Penjualan barang domestik yang dibeli oleh pihak luar negeri (ekspor) akan membawa arus uang masuk
berupa devisa negara. 
2. Transaksi remitansi tinggi
Devisa dari tenaga kerja domestik di luar negeri juga membawa arus modal masuk ke dalam negeri. Di
negara berkembang, remitansi ini menjadi sumber devisa alternatif untuk pendapatan negara.
3. Permintaan mata uang domestik dari luar negeri
Jika asing ingin berinvestasi di dalam negeri, semisal menanamkan dananya di pasar modal, maka
timbul kebutuhan akan uang domestik. 
4. Kebutuhan modal kerja yang tinggi di dalam negeri 
Kebutuhan modal kerja yang tinggi di dalam negeri terkadang tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dari
uang beredar di dalam negeri, sehingga membutuhkan penanaman modal dari luar negeri. Pemerintah
atau korporasi dapat membuat surat utang yang diterbitkan untuk investor luar negeri, sehingga
mengundang arus modal masuk. Pemerintah dan korporasi juga dapat menawarkan proyek dalam
negeri dengan tawaran keuntungan terukur dalam periode tertentu. 
5. Penurunan suku bunga internasional 
Penurunan suku bunga internasional mendorong investor global mencari instrumen investasi yang
menghasilkan return lebih tinggi ketimbang suku bunga bank di tempatnya. Karena itu, investor global
bisa saja mencari pasar modal negara berkembang untuk mencari keuntungan yang lebih besar. 
Arus perdagangan barang internasional secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa internasional seperti
teknologi, tenaga kerja dan khususnya arus modal internasional.
Sehubungan dengan arus modal dapat kiranya dipahami bahwa tentu diperlukan modal
internasional dan di lain pihak transaksi tersebut menghasilkan keuntungan yang akhirnya
akan terakumulasi meliputi modal baru yang akan diinvestasikan lagi untuk lebih
meningkatkan keuntungan.

Hubungan kausal antara transaksi perdagangan barang internasional dan modal sebagai
salah satu faktor produksi tentu akan menimbulkan arus modal secara internasional
karena negara atau wilayah yang memilliki banyak modal (capital abundan) dan ada pula
yang mengalami kelangkaan modal (capital scare).
Disamping itu sebagai suatu faktor produksi modal tentu memilk”marginal product”.
Sebaliknya makin langka modal, maka makin tinggi hasil yang diperoleh .
Hal ini juga menyebablan timbulnya arus modal internasional yang akan mengalir dari
suatu wilayah kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal untuk mencari return
setinggi mungkin.
A. MOTIF ARUS MODAL INTERNASIONAL
1. PORTFOLIO INVESTMENT
Portfolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-aset finansial,
seperti saham (stock), obligasi (bond) dan commercial papers lainnya.
Arus portfolio investement inilah yang saat ini paling banyak dan cepat mengalir keseluruh penjuru
dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan Internasional seperti New York,
London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura.

a. High Return
Motif dasar dari international porfokiuo investmen adalah untuk mencari tingkat hasil yang tinggi.
Sesuai dengan model Hecksher-0hlin, maka penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun
obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang memberikan return yang lebih tinggi.

b. Risk Diversification
Motif lain international porfolio investment adalah untuk diversifikasi risiko. Hali ini dilakukan
oleh para investor sesuai dengan porfolio theory yang mengatakan bahwa investasi di berbagai
surat berharga dapat menghasilkan return tertentu dengan risiko yang lebih kecil atau return
yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
2. FOREIGN DIRECT INVESTMENT

Direct investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan
pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku dan persediaan di mana investor terlibat
langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut.
Direct investment ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham
mayoritas dari suatu perusahaan.
Dalam konteks internasional bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
multinasional (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur industri pengolahan, ekstraksi
sumber alam, industri jasa dan sebagainya.

Motif utama dari foreign direct investment pada dasarnya sama dengan portfolio investment
yaitu untuk mendapatkan return yang lebih tinggi melalui :
(1) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
(2) Perpajakan yang lebih menguntungkan
(3) Infrastruktur yang lebih baik
Hubungan Foreign Direct Investment Terhadap pertumbuhan Ekonomi
Indonesia

Menurut Krugman yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana
perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain
(Madura, 2011: 36).
Pada penelitian Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin
kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio,
sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, knowhow,
management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih profitable.
Maksud dari transfer teknologi adalah diperoleh mekanisme produksi, desain produk,
peningkatan aktivitas Research and Development perusahaan, meningkatkan kualitas output
yang dihasilkan dan dapat memperkuat produktivitas domestik.

Sutarsono (2010) menyatakan Foreign Direct Investment mempunyai pengaruh yang


signfikan dan positif terhadap pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Hubungan Ekspor Terhadap pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menurut Apridar (2012: 81) ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari
suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.
Sedangkan menurut Ball, et all (2014:20) kegiatan ekspor adalah pengangkutan sejumlah
barang atau jasa domestik apa saja ke luar negeri atau ke luar daerah.
Dalam arti yang sederhana, Madura (2001: 183), menyebutkan ekspor adalah penjualan
barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di negara lain.
Menurut Ball (2014: 111), terdapat dua jenis ekspor yaitu ekspor langsung dan tidak
langsung. Suatu perusahaan dikatakan melakukan ekspor langsung jika perusahaan
tersebut mengekspor langsung barang atau jasa yang di produksi sendiri.
Sedangkan ekspor tidak langsung ialah mengekspor barang dan jasa melalui berbagai
jenis ekportir yang berbasis di dalam negeri.
B. ANALISIS EFEK KESELAMATAN DARI ARUS MODAL
INTERNASIONAL
(INTERNATIONAL CAPITAL FLOWS)
Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan dimana nilai marginal product
of capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dari capital investment yang
dilakukan.
Analis efek kesejahteraan ini dapat dijelaskan dengan grafik (Dorminick Salvatore
1993 : 359)

Pandangan Teoritis Tentang Argumen Pro Dan Kontra Terhadap Modal Asing
Argumen Pro Adanya Modal Asing (pendukung aliran neo klasik)
Modal asing memberikan dampak positif terhadap perekonomian, diantaranya
adalah:
1. Mengisi kekurangan (ketidakmampuan) tabungan domestik
2. Menambah cadangan devisa
3. Memperbesar tabungan pemerintah
4. Mengembangkan keahlian manajerial bagi perekonomian di negara penerimanya
(Todaro, 1998:151)
Argumen yang Menentang Adanya Modal Asing
Disebabkan oleh semakin melebarnya bentuk kesenjangan, yang didukung oleh
dua argumen dasar, yaitu: satu, argumen bersifat ekonomis terjadinya
penurunan tabungan (investasi) merupakan faktor kuat dari argumen. Kedua,
argumen yang bersifat ideologis (politis). Munculnya kekhawatiran bahwa
kekuatan ekonomi para MNC berpengaruh pada keputusan – keputusan politis
pada semua tingkatan. Seperti menyuap para pejabat/aparat korup untuk
kepentingan mereka.

Dampak Foreign Capital Inflows


Dampak yang ditimbulkan akibat derasnya arus modal asing, terutama ke
negara berkembang, lebih banyak memberikan akibat negatif dilihat dari defisit
neraca pembayaran. Hipotesis yang tercipta adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetatan aturan tentang Foreign Capital Inflows supaya tidak
semakin menyebabkan maikn memburuknya defisit anggaran
b. Mengurangi (menghilangkan) struktur sektor industri yang banyak terdiri dari
subsektor industri yang memproduksi hig value added product dan bersifat
non-resources based. (Sritua Arief, 1993
c. Tidak membuka kesempatan kepemilikan 100% kepada investor asing

Anda mungkin juga menyukai