Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari pembangunan ekonomi, yaitu dari faktor
ekonomi serta non-ekonomi.
Faktor ekonomi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, keahlian,
serta kewirausahaan. Faktor ekonomi tersebut bisa mendorong akan ketersediaan
bahan baku hingga dalam proses pengolahan yang menjadi produk-produk
berkualitas.
Faktor non-ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial budaya, kelembagaan, serta
sistem yang berlaku pada masyarakat. Walaupun tidak berhubungan dengan sumber
daya keahlian, faktor non-ekonomi tentu bisa sangat berpengaruh pada pembangunan
ekonomi.
Tahapan Pembangunan Ekonomi
Tahapan dalam pembangunan ekonomi akan melibatkan tiga transisi berikut, yaitu:
1. Transformasi Struktural
Kita bisa mengamati struktur ekonomi dari sudut komposisi PDB yang berdasarkan sektor
ekonomi. Transformasi yang berarti bagaimana cara komposisi tersebut yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.
Pada awalnya, perekonomian yang mengandalkan sektor pertanian. Industrialisasi yang kemudian
berjalan serta berkembang. Sektor manufaktur atau sektor sekunder yang mulai mengambil peran
lebih besar pada sebuah perekonomian serta PDB.
Pada perkembangan berikutnya, sektor jasa yang merupakan sektor tersier akan tumbuh serta
mulai menggeser peran dua sektor lainnya.
2. Transisi demografis
Hal ini terkait dengan perubahan pada komposisi populasi. Pada tahap awal, bentuk tingkat
kesuburan tinggi. Namun, tingkat bentuk kematian juga akan tinggi karena pada fasilitas serta
pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Sehingga, pada harapan hidup juga akan rendah.
Sebagai pada hasilnya, pertumbuhan populasi pada awal pembangunan ekonomi ini akan relatif
terbatas. Biasanya akan terjadi di dalam perekonomian tradisional.
Pada tahap selanjutnya, angka harapan hidup akan meningkat. Masyarakat memiliki akses
yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan. Tak hanya itu saja, akses mereka terhadap
pendidikan yang berkualitas membaik. Sehingga pada hasilnya, populasi tumbuh tinggi yang
populasi usia kerja juga akan relatif mendominasi. Tahap ini biasanya akan banyak pada
negara-negara berkembang.
Tahap selanjutnya yaitu pertumbuhan populasi yang rendah. Meski angka harapan hidup
terus akan meningkat, namun pada tingkat kelahiran rendah. Selain itu juga komposisi
populasi mulai menua. Karakteristik ini akan biasanya melekat di negara-negara maju.
3. Urbanisasi
Ketika perekonomian yang mengandalkan pertanian, pedesaan juga akan menjadi pusat
produksi. Industrialisasi yang kemudian menggeser pusat-pusat pertumbuhan. Pusat
Perkotaan muncul serta menarik lebih banyak orang akan pindah dari pedesaan. Mereka
mengharapkan untuk bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik di kota, dari sisi
pendidikan pendapatan, maupun pada akses kesehatan.
Permasalahan Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang
Dalam buku “Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang” ciptaan
Muhammad Amsal Sahban menjelaskan dengan berbagai macam masalah pada
pembangunan ekonomi yang terjadi pada negara berkembang, beberapa diantaranya:
2. Rendahnya Produktivitas
Hal tersebut yang biasanya bisa diidentifikasi dengan rendah nya tingkat PDB nya atau
pendapatan per kapita yang masih kecil, hal ini dikarenakan masih rendahnya pendapatan
pekerja serta masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang terbuka terutama untuk yang
memiliki tingkat pendidikan rendah, maka tidak dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) sesuai.
Arus modal masuk adalah aliran dana atau uang yang masuk ke suatu negara dari luar
negeri, misalnya dalam bentuk penanaman modal asing.
Arus dana asing masuk ke dalam negeri ini dapat dalam beberapa bentuk semisal
penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI), investasi portofolio, dan
investasi lainnya.
Pelaku Arus Modal Masuk
1. Pemerintah dan Otoritas Moneter
Pemerintah dapat mengundang arus modal masuk ketika ada perubahan
dalam cadangan devisa, penarikan pinjaman asing, pertukaran mata uang, dan
penjualan surat utang untuk investor asing.
2. Publik
Arus modal masuk yang melibatkan publik antara lain dari investasi portofolio
investor asing di pasar modal domestik, penjualan ekspor yang dilakukan
perusahaan, penjualan aset untuk investor asing, serta remitansi dari pekerja
domestik di luar negeri.
Pemicu Arus Modal Masuk
Ada sejumlah pemicu yang dapat mengundang arus modal masuk:
1. Perdagangan ekspor
Penjualan barang domestik yang dibeli oleh pihak luar negeri (ekspor) akan membawa arus uang masuk
berupa devisa negara.
2. Transaksi remitansi tinggi
Devisa dari tenaga kerja domestik di luar negeri juga membawa arus modal masuk ke dalam negeri. Di
negara berkembang, remitansi ini menjadi sumber devisa alternatif untuk pendapatan negara.
3. Permintaan mata uang domestik dari luar negeri
Jika asing ingin berinvestasi di dalam negeri, semisal menanamkan dananya di pasar modal, maka
timbul kebutuhan akan uang domestik.
4. Kebutuhan modal kerja yang tinggi di dalam negeri
Kebutuhan modal kerja yang tinggi di dalam negeri terkadang tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dari
uang beredar di dalam negeri, sehingga membutuhkan penanaman modal dari luar negeri. Pemerintah
atau korporasi dapat membuat surat utang yang diterbitkan untuk investor luar negeri, sehingga
mengundang arus modal masuk. Pemerintah dan korporasi juga dapat menawarkan proyek dalam
negeri dengan tawaran keuntungan terukur dalam periode tertentu.
5. Penurunan suku bunga internasional
Penurunan suku bunga internasional mendorong investor global mencari instrumen investasi yang
menghasilkan return lebih tinggi ketimbang suku bunga bank di tempatnya. Karena itu, investor global
bisa saja mencari pasar modal negara berkembang untuk mencari keuntungan yang lebih besar.
Arus perdagangan barang internasional secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa internasional seperti
teknologi, tenaga kerja dan khususnya arus modal internasional.
Sehubungan dengan arus modal dapat kiranya dipahami bahwa tentu diperlukan modal
internasional dan di lain pihak transaksi tersebut menghasilkan keuntungan yang akhirnya
akan terakumulasi meliputi modal baru yang akan diinvestasikan lagi untuk lebih
meningkatkan keuntungan.
Hubungan kausal antara transaksi perdagangan barang internasional dan modal sebagai
salah satu faktor produksi tentu akan menimbulkan arus modal secara internasional
karena negara atau wilayah yang memilliki banyak modal (capital abundan) dan ada pula
yang mengalami kelangkaan modal (capital scare).
Disamping itu sebagai suatu faktor produksi modal tentu memilk”marginal product”.
Sebaliknya makin langka modal, maka makin tinggi hasil yang diperoleh .
Hal ini juga menyebablan timbulnya arus modal internasional yang akan mengalir dari
suatu wilayah kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal untuk mencari return
setinggi mungkin.
A. MOTIF ARUS MODAL INTERNASIONAL
1. PORTFOLIO INVESTMENT
Portfolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-aset finansial,
seperti saham (stock), obligasi (bond) dan commercial papers lainnya.
Arus portfolio investement inilah yang saat ini paling banyak dan cepat mengalir keseluruh penjuru
dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan Internasional seperti New York,
London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura.
a. High Return
Motif dasar dari international porfokiuo investmen adalah untuk mencari tingkat hasil yang tinggi.
Sesuai dengan model Hecksher-0hlin, maka penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun
obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang memberikan return yang lebih tinggi.
b. Risk Diversification
Motif lain international porfolio investment adalah untuk diversifikasi risiko. Hali ini dilakukan
oleh para investor sesuai dengan porfolio theory yang mengatakan bahwa investasi di berbagai
surat berharga dapat menghasilkan return tertentu dengan risiko yang lebih kecil atau return
yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
2. FOREIGN DIRECT INVESTMENT
Direct investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan
pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku dan persediaan di mana investor terlibat
langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut.
Direct investment ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham
mayoritas dari suatu perusahaan.
Dalam konteks internasional bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
multinasional (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur industri pengolahan, ekstraksi
sumber alam, industri jasa dan sebagainya.
Motif utama dari foreign direct investment pada dasarnya sama dengan portfolio investment
yaitu untuk mendapatkan return yang lebih tinggi melalui :
(1) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
(2) Perpajakan yang lebih menguntungkan
(3) Infrastruktur yang lebih baik
Hubungan Foreign Direct Investment Terhadap pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Menurut Krugman yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana
perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain
(Madura, 2011: 36).
Pada penelitian Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin
kelangsungan pembangunaan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio,
sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, knowhow,
management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih profitable.
Maksud dari transfer teknologi adalah diperoleh mekanisme produksi, desain produk,
peningkatan aktivitas Research and Development perusahaan, meningkatkan kualitas output
yang dihasilkan dan dapat memperkuat produktivitas domestik.
Menurut Apridar (2012: 81) ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari
suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.
Sedangkan menurut Ball, et all (2014:20) kegiatan ekspor adalah pengangkutan sejumlah
barang atau jasa domestik apa saja ke luar negeri atau ke luar daerah.
Dalam arti yang sederhana, Madura (2001: 183), menyebutkan ekspor adalah penjualan
barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di negara lain.
Menurut Ball (2014: 111), terdapat dua jenis ekspor yaitu ekspor langsung dan tidak
langsung. Suatu perusahaan dikatakan melakukan ekspor langsung jika perusahaan
tersebut mengekspor langsung barang atau jasa yang di produksi sendiri.
Sedangkan ekspor tidak langsung ialah mengekspor barang dan jasa melalui berbagai
jenis ekportir yang berbasis di dalam negeri.
B. ANALISIS EFEK KESELAMATAN DARI ARUS MODAL
INTERNASIONAL
(INTERNATIONAL CAPITAL FLOWS)
Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan dimana nilai marginal product
of capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dari capital investment yang
dilakukan.
Analis efek kesejahteraan ini dapat dijelaskan dengan grafik (Dorminick Salvatore
1993 : 359)
Pandangan Teoritis Tentang Argumen Pro Dan Kontra Terhadap Modal Asing
Argumen Pro Adanya Modal Asing (pendukung aliran neo klasik)
Modal asing memberikan dampak positif terhadap perekonomian, diantaranya
adalah:
1. Mengisi kekurangan (ketidakmampuan) tabungan domestik
2. Menambah cadangan devisa
3. Memperbesar tabungan pemerintah
4. Mengembangkan keahlian manajerial bagi perekonomian di negara penerimanya
(Todaro, 1998:151)
Argumen yang Menentang Adanya Modal Asing
Disebabkan oleh semakin melebarnya bentuk kesenjangan, yang didukung oleh
dua argumen dasar, yaitu: satu, argumen bersifat ekonomis terjadinya
penurunan tabungan (investasi) merupakan faktor kuat dari argumen. Kedua,
argumen yang bersifat ideologis (politis). Munculnya kekhawatiran bahwa
kekuatan ekonomi para MNC berpengaruh pada keputusan – keputusan politis
pada semua tingkatan. Seperti menyuap para pejabat/aparat korup untuk
kepentingan mereka.