Anda di halaman 1dari 7

Desentralisasi merupakan suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintah yang

lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih rendah untuk mendukung fungsi atau tugas
pemerintah yang dilimpahkan. Desentralisasi merupakan konsekuensi logis dari di
terapkannya kebijakan otonomi daerah. Prinsip dasar yang harus diperhatikan adalah
money follow functions, artinya penyerahan atau pelimpahan wewenang pemerintah
membawa konsekuensi anggaran yang di perlukan untuk melaksanakan kewenangan
tersebut.

Sumber-sumber penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi adalah:

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)


 Dana Perimbangan
 Dana Alokasi Khusus (DAK)
 Pinjaman Daerah

Hanya saja persoalan yang sering kali muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah
adanya distorsi/kesenjangan pemahaman mengenai otonomi daerah itu sendiri, baik
didalam kalangan pejabat pemerintah maupun stakeholders. Dengan berpatokan kepada
ukuran-ukuran financial tersebut, pemerintah daerah sering kali terjebak pada upaya
menaikan PAD melalui kenaikan tarif pajak dan retribusi daerah. Namun di sisi lain,
rendahnya PAD dan dana bagi hasil, serta besarnya DAU dan pinjaman daerah merupakan
indikator yang lazim di gunakan untuk menilai seberapa tinggi tingkat ketergantungan
daerah terhadap pusat.

Reverensi sumber :

BMP PWKL4406.

BMP ESPA4524.
Silakan membaca kembali Modul 1 Konsep Dasar dan Tujuan Pembangunan, selanjutnya anda
dapat memberikan tanggapan atas pertanyaan diskusi di bawah ini

Diskusi (1)

Apakah perbedaan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi? Dan apakah
indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi dalam jangka
panjang?

Diskusi (2)

Apakah permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ?

Diskusi (3)

Mengapa terjadi ketimpangan (ketidak berimbangan) pembangunan antarwilayah (propinsi) ?

Diskusi (4)

Apakah perbedaan perencanaan dalam era orde baru dan orde reformasi?

Diskusi (5)

Jelaskan perbedaan antara perencanaan teknokratik  dan perencanaan partisipatif? Coba anda
berikan contoh dari kedua pendekatan perencanaan tersebut.

Diskusi 1

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya


lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Pertumbuhan Ekonomi yaitu kenaikan pendapatan nasional yaitu wujud dari


sebuah proses peningkatan kapasitas produksi. Nah, buat lebih detail proses
pertumbuhan ekonomi bisa kamu lihat dari perbedaan ciri – ciri dibawah ini:
 Economic growth atau pertumbuhan ekonomi yaitu suatu kondisi dimana
kegiatan atau aktivitas perekonomian yang menyebabkan meningkat dan
bertambahnya barang atau jasa yang diproduksi oleh masyarakat.
 Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya kenaikan output perkapita, dan
dalam waktu jangka panjang.
 Pertumbuhan ekonomi yaitu sebuah proses dan bukan tentang gambaran
keadaan ekonomi dalam waktu tertentu.
 Dalam Pertumbuhan Ekonomi ada 2 sisi yang harus jadi perhatian yaitu output
total (GNP) dan sisi kedua adalah jumlah pendudukan.
 Pertumbuhan ekonomi merupakan satu indikator adanya keberhasilan
pembangunan.

Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi selalu diidentifikasi dengan


peningkatan perkapita masyarakat, hal tersebut juga disebut dengan perubahan
mendasar atau perubahan fundamental.

 Economic of Development) yaitu upaya peningkatan taraf hidup keadaan suatu


bangsa berdasarkan pendapatan per kapita yang riil.
 Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses atau keadaan dimana
terjadinya transisi dari yang sederhana menuju ke tingkat yang lebih maju
(advance) .
 Buat pembangunan ekonomi perubahan yang tampak yaitu proses
multidimensional dimana harus melingkupi sikap masyarakat, struktur sosial,
bahkan institusi nasional.
 Pembangunan ekonomi menstimulasi atau merangsang peningkatan pendapatan
nasional dan pendapatan perkapita sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi selalu prosesnya bisa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi

Indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah digunakan oleh banyak
negara, meliputi:

 Struktur ekonomi. Sebagai contohnya, pergeseran dari sektor pertanian yang


berubah menjadi sektor industri.
 Pendapatan per kapita. Perekonomian yang dikatakan stabil akan berdampak
positif pada angka pendapatan per kapita. Dengan naiknya dari pendapatan
perkapita ini menjamin akan kesejahteraan masyarakat
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini dapat dilihat dari umur panjang
maupun pengetahuan, hidup sehat, serta standar hidup layak.

Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi akan keberhasilan dari sebuah
pembangunan ekonomi, yaitu dari faktor ekonomi serta non-ekonomi. Faktor ekonomi
yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, keahlian, serta kewirausahaan.
Faktor ekonomi tersebut bisa mendorong akan ketersediaan bahan baku hingga dalam
proses pengolahan yang menjadi produk-produk berkualitas. Sementara itu, pada faktor
non-ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial budaya, kelembagaan, serta sistem yang
berlaku pada masyarakat. Walaupun tidak berhubungan dengan sumber daya keahlian,
faktor non-ekonomi tentu bisa sangat berpengaruh pada pembangunan ekonomi. Ada
juga faktor pendukung, ada pula hambatan pada proses pembangunan ekonomi.
Hambatan-hambatan ini adalah keadaan alam, kurangnya tenaga kerja, kesulitan
permodalan, situasi politik dalam negeri, begitu dalam kondisi ekonomi dunia.

Diskusi 2

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan di Negara Sedang


Berkembang (NSB) yakni tingginya pertumbahan penduduk yang menyebabkan
cepatnya laju pertambahan angkatan kerja, disisi lain sempitnya lapangan pekerjaan
yang ada sehingga tingkat pengangguran semakin tinggi. Tingkat pengangguran
yang tinggi menyebabkan masalah sosial di masyarakat dimana pekerja yang
menganggur mengalami kesusuahan untuk mempertahankan kesejahteraannya
dalam memenuhi kebutuhannya dengan pendepatan yang rendah. Dalam indikator
ekonomi makro terdapat tiga hal utama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi
dalam suatu negara, antara lain Pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan Pengangguran.
Dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilihat, jika angka pertumbuhan positif dapat
dikatakan bahwa perekonomian negara yang berkaitan ckup baik, namun
sebaliknya jika angka pertumbuhan ekonomi negative maka perekonomian negara
yang bersangkutan dalam keadaan yang tidak cukup baik.

Diskusi 3

Beberapa factor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan antar wilayah


yaitu:

 Perbedaan kandungan sumberdaya alam Perbedaan kandungan


sumberdaya alam akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah
bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumberdaya alam cukup tinggi
akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah
dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumberdaya
alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai
kandungan sumberdaya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi
barang-barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya
menjadi lemah. Kondisi tersebut menyebabkan daerah bersangkutan
cenderung mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

 Perbedaan kondisi demografi Perbedaan kondisi demografis meliputi


perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, perbedaan
tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan
perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang
dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat. Daerah
dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai
produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong
peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut

 Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa. Mobilitas barang dan jasa
meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori
pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah apabila
mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat di
jual ke daerah lain yang membutuhkan. Akibatnya adalah ketimpangan
pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga daerah
terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.

 Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah. Pertumbuhan ekonomi akan


cenderung lebih cepat pada suatu daerah dimana konsentrasi kegiatan
ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang selanjutnya akan mendorong
proses pembangunan daerah melalui peningkatan penyediaan lapangan
kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.

 Alokasi dana pembangunan antar wilayah. Alokasi dana ini bisa berasal
dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintahan otonomi maka
dana pemerintah akan lebih banyakdialokasikan ke daerah sehingga
ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah.
Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pasar, dimana
keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan kekuatan yang
berperan banyak dalam menarik investasi swasta. Keuntungan lokasi
ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil produksi
yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar,
tingkatpersaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investasi
akan cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan
daerah perdesaan.

Diskusi 4

Orde Baru merupakan periode dimulainya sistem perencanaan pembangunan yang


dilakukan secara sungguh-sungguh di Indonesia Dalam periode tersebut,
berkembang model peren-canaan yang realistis dengan logika-logika ekonomi, yang
tidak digunakan dalam periode sebelumnya. Namun, corak perencanaan
pembangunan pada masa Orde Baru tersebut dianggap terlalu sentralistis dan
teknokratis. Terlalu sentralistis karena kuatnya pengaruh pemerintah pusat di
Jakarta dan mengabaikan suara pemerintah daerah; terlalu teknokratis karena
hanya didominasi segelintir teknokrat di pemerintahan. Dalam sistem perencanaan
pembangunan tersebut partisipasi masyarakat sangat terbatas. Padahal, demokrasi
mensyaratkan adanya partisipasi. Tanpa partisipasi masyarakat, pembangunan
akan dikooptasi oleh kepentingan elite penguasa dan menghasilkan ketidakadilan
sosial. Kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) yang sangat akut1 dan menjadi sebab
jatuhnya Orde Baru tidak bisa dilepaskan dari pendekatan pembangunan yang
terlalu sentralistis dan teknokratis tersebut.

Dalam era reformasi, yang dimulai sejak tahun 1998, yang ditandai dengan lengser
keprabon-nya Suharto dari kursi kepresidenan, perencanaan pembangunan yang
terlalu sentralistis dan teknokratis, dianggap tidak lagi bias diteruskan. Terdapat
tuntutan untuk menguatkan peran masyarakat dalam perencanaan pembangunan
yang ada, sehingga pembangunan yang akan dilakukan benar-benar untuk
kepentingan rakyat. Ini terlihat, misalnya, dengan semakin kerasnya wacana tentang
good governance atau pembentukan tata kelola pemerintahan yang baik dalam
masyarakat. Bersama dengan transparansi dan akuntabilitas, partisipasi masyarakat
merupakan pilar penting bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk menjawab tuntutan tersebut, berbagai perubahan kelembagaan telah
dilakukan. Sejak bergulirnya reformasi, setidaknya, telah terjadi empat perubahan
penting yang memengaruhi sistem perencanaan pembangunan di Indonesia.
Pertama, peran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) kini lebih
dibatasi dibandingkan pada masa Orde Baru. Kedua, berlakunya otonomi daerah
yang menyebabkan tiap daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) leluasa untuk
menentukan rencana pembangunan mereka masing-masing. Ketiga, sistem
pemilihan presiden langsung dan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung.
Keempat, peran parlemen, baik di tingkat pusat (Dewan Perwakilan Rakyat, DPR)
maupun daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, DPRD), yang semakin kuat, juga
turut berperan dalam perubahan perencanaan pembangunan di Indonesia.
Diskusi 5

Pendekatan teknoratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka


berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
Pendekatan teknoratik adalah pendekatan perencanaan pembangunan yang bersifat
melibatka/mengakomodasi keilmiahan dan perkembangan teknologi. Contohnya
pengenbangan system keuangan daerah (SIKDA), dan kajian dan rencana Mitigasi Provinsi.

Pendekatan partisipatif adalah perencanaan yang dalam tujuannya melibatkan


kepentingan rakyat, dan dalam prosesnya melibatkan rakyat (baik secara langsung
maupun tidak langsung). Contohnya adalah. MUSRENBANG.

Anda mungkin juga menyukai