Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad

NIM : 01021282025035

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia ( A ) Kampus Palembang

Dosen Pengampu : Ernalida S.Pd, M. Hum, MPK

UAS Bahasa Indonesia

Ekonomi Pembangunan terhadap kesenjangan dan kemiskinan

Ekonomi Pembangunan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat


mengalokasikan berbagai sumber daya (alam, manusia, modal, energi, lingkungan dan
teknologi) yang jumlahnya terbatas. Dikutip dari laman “ Encyclopedia Britannica “ (2015),
ekonomi pembangunan adalah ekonomi nasional berpendapatan rendah yang diubah menjadi
industri ekonomi modern. Menurut Rustan (2019) dalam bukunya menjelaskan bahwa
ekonomi pembangunan adalah suatu bentuk proses peningkatan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan cara menghitung adanya peningkatan penduduk yang disertai
dengan adanya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi di suatu negara, serta
pemerataan pendapatan untuk penduduk bagi suatu negara. Menurut Moeljarto Tjokrowinoto
(2 : 2011) makna pembangunan adalah “an increasing attainment of one’s cultural values”.
Tujuan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana ekonomi pembangunan yang
mampu bersaing di pasar Internasional, serta berkemampuan untuk menganalisis dan
memecahkan permasalahan ekonomi makro dan tingkat sektoral.

Kesenjangan sosial merupakan masalah sosial yang manjadi salah satu masalah utama
yang dihadapi oleh Negara Negara berkembang termasuk Indonesia, kesenjangan ekonomi
ini ditunjukan oleh perbedaan tingkat pendapatan dan kekayaan yang jauh antara masing
masing orang shingga menyebabakan beberapa orang hidup dalam kekayaan dan yang lain
hidup dalam kemiskinan bahkan meski berada dalam satu wilayah yang sama. Hal ini sangat
mudah kita jumpai bahkan dilingkungan kita sendiri, di tunjukan dengan adanya perumahan
yang kumuh, kotor namun dilain sisi terdapat perumahan yang elit, bersih serta mewah.
Kesenjangan Indonesia ditunjukan dengan angka rasio gini yang sangat rendah yang
bahkan lama kelamaan menunjukan kemunduran ditandai dengan semakin rendahnya angka
rasio gini Indonesia dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan kesenjangan di Indonesia
semakin memprihatinkan dan semakin parah. Keadaan seperti ini tentu saja menimbulkan
efek negatif seperti meningkatnya tingkat kriminalitas ,menigkatnya tingkat kematian dan
sebagainya. Pertanyaan yang kemudian muncul dari gambaran ini yaitu bagaimana mungkin
kemewahan hidup berdampingan dengan kekayaan bahkan dalam satu wilayah yang sama ?
bagaimana cara agar masyarakat dalam perekonomian subsisten bisa beralih ke dalam
perekonomian yang modern yg berproduktivtas dan berpenghasilan tinggi? serta bagaimana
aspirasi kemajuan dari kemiskinan bisa dibantu ataupun di hambat oleh aktivtas ekonomi yg
lebih maju?

Masalah kesenjagan merupakan masalah yang kompleks oleh karena itu faktor yang
menjadi penyebab terdiri dari banyak faktor. Kesenjangan juga sangat erat kaitannya dan
tidak bisa dipisahkan dari kemiskinan sehingga faktor yang menjadi penyebab kesenjangan
juga bisa menjadi faktor dari kemiskinan. Faktor-faktor penyebab jika digolongkan terhadap
luas pengaruhnya terdiri dari factor secara khusus (individual) yaitu produktivtas yang
rendah, faktor secara (makro) yaitu strategi pembangunan yang digunakan maupun faktor
secara umum yang meliputi baik faktor individu maupun faktor makro yaitu lingkaran setan
kemiskinan.

Faktor pertama yang menjadi penyebab kesenjangan secara khusus (individu) yaitu
proktivitas (output) yang rendah, seperti kita ketahui orang digaji sebanding dengan tingkat
produktivitasnya. Pada kenyataannya masyarakat mengkasilkan tingkat output yang berbeda
beda. Perbedaan ini utamanya disebabkan karena perbedaan tingkat pengetahuan yang
dimiliki yang tentu saja disebabkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda yang secara umum
melalui pendidikan formal, bahkan beberapa masyarakat tidak menempu ataupun berhenti
dari pendidikan formal. Penyebab lain yang mempengaruhi tingkat output yaitu ketidak
adaannya skill dalam bekerja sehingga tidak bisa berproduksi. Hal ini juga berhubungan
dengan pendidikan baik formal maupun tidak formal. Selain kedua penyebab tadi penyebab
lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu karena malas ,padahal work eford sangat
menentukan outpun yang dihasilkan. Ketiga penyebab tadi berbeda beda antar satu individu
dengan individu lain sehingga menyebabkan perbedaan output antar individu yang kemudian
mengakibatkan perbedaan pendapatan kemudian menciptakan kesenjangan.
Faktor secara makro yang menjadi penyebab kesenjangan yang kedua yaitu
diakibatkan strategi pembangunan yang digunakan. Indonesia melalui pemerintah
menggunakan strategi pembangunan yang fokus terhadap pertumbuhan ekonomi oleh
karenanya pemerintah mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang
diperoleh dengan cara melakukan investasi pada sektor yang paling produktif, dengan
harapan terjadi efek imbasan kepada sektor sektor lain namun akibat strategi ini maka sektor
lain tidak mendapatkan anggaran dan efek imbas yang diinginkan belum menunjukan hasil.
Sehingga masyrkat yang berada pada sector tersebut mengalami penigkatan kesejahteraan
namun pada sektor lain tidak sehingga menimbulkan kesenjangan.

Selain kedua faktor tersebut ada faktor ketiga yang menjadi penyebab terjadinya
kesenjangan, faktor ini berlaku secara umum yaitu lingkaran setan kemiskinan. Lingkaran
setan kemiskinan disebut sebagai faktor yang berlaku secara umum karena terdiri dari
beberapa penyebab kesenjangan yang menunjukan fubungan fungsional sebab akibat antar
satu penyebab ke penyebab yang lain. Penyebab dari lingkaran setan kemiskinan yang saling
berhubunga yaitu produktivitas, pendapatan, permintaan, investasi, modal dan kembali lagi
ke produktivitas. Hubungan sebab akibat dari penyebab lingkaran setan kemiskinan yaitu
ketika produktivitas rendah ,hasil dari produktivitas yang rendah adalah pendapatan yang
sedikit ,karena pendapatan sedikit sehingga permintaan barang dan jasa akan sedikit sebagai
bentuk penyesuaian terhadap pendapatan yang sedikit ,kemudian sedikitnya permintaan akan
direspon oleh para produsen dengan investasi yang rendah, investasi yang rendah berakibat
pada akumulasi modal yang rendah yang kemudian akan kembali lagi pada produktivitas
yang rendah dan akan terlurang secara terus menerus. Dari penjelasan tersebut akan terlihat
secara jelas bahwa orang yang miskin akan tetap miskin dan sebaliknya orang yang kaya
akan tetap kaya. Hal ini lah yang kemudian menyebabkan kesenjangan.

Setelah kita mengetahui faktor faktor yang menjadi penyebab kesenjangan kemudian
ada pertanyaan baru yaitu bagaimana masyarakat dalam perekonomian sebsisten bisa beralih
ke dalam perekonomian yang modern yang berproduktivitas dan berpenghasilan tinggi. Tentu
saja untuk menjawab pertanyaan ini tidak bisa dilepaskan dari faktor faktor penyebab
kesenjangan yang telah kita bahas karena memiliki hebungan yang sangat erat atau secara
sederhana dapat dikatakan bahwa untuk beralih dari perekonomian subsisten ke
perekonomian modern yaitu dengan mengatasi faktor faktor penyebab kesenjangan namun
tentu saja tidak hanya sampai disitu.

Untuk melakukan peralihan dari perekonomian subsisten ke perekonomian modern


atau transformasi structural ekonomi dari perekonomian subsisten yang menitik beratkan
pada pertanian ke perekonomian modern yang menitik beratkan pada sektor industri dan jasa
dilakukan dengan menigkatkan kualitas SDM yang ada. Penigkatan ini meliputi pengetahuan,
skill serta penguasaan teknologi. Peningkatan yang diinginkan dapat tercapai melalui
pendidikan baik yang bersifat formal maupun tidak formal.

Bagaimana aspirasi kemajuan bisa dibantu ataupun di hambat oleh aktivitas ekonomi
yang lebih maju? Untuk menjawab pertanyaan ini harus dilakukan secara terpisah mengenai
aktivitas ekonomi yang maju dan kemajuan kemudian digabungkan. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa perekonomian modern adalah perekonomian yang menitik beratkan pada
industri dan jasa sedangkan kemajuan disini bisa diperoleh dari peningkatan produksi. Oleh
karena ini perekonomian maju yang berorientasi pada industry dan jasa lebih mudah untuk
dilakukan peningkatan produksi (output) dibanding perekonomian subsistem yang
berorientasi pada sektor pertanian karena sektor industri dan jasa memiliki kelebihan
kelebihan seperti tidak bergantung pada cuaca, proses produksi yang relatif cepat serta barang
yang dihasilkan relatif awet sebaliknya kelebihan ini menjadi kelemahan pada sektor
pertanian. Di samping itu nilai dari barang yang dihasilkan sektor pertanian cenderung
melemah jika dibandingkan dengan nilai dari barang industri khususnya yang berteknologi
tinggi.
Daftar Pustaka

Ibnuismail , Accurate.id

Ekonomi Pembangunan

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/ekonomi-pembangunan/

Muhammad Rusli, S.Pd.

Pembangunan dan Kemiskinan

http://kotaku.pu.go.id:8081/wartaarsipdetil.asp?mid=6967&catid=2&

Farizqa Ayuluqyana Putri , tirto.id

Bentuk Ketimpangan Sosial dan Dampak Kesenjangan di Berbagai Sektor

https://tirto.id/bentuk-ketimpangan-sosial-dan-dampak-kesenjangan-di-berbagai-sektor-f92

Anda mungkin juga menyukai