Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MEMBUAT RINGKASAN
MEMBANGUN PONDASI UNTUK PERTUMBUHAN
YANG BERKELANJUTAN
Kuliah Umum
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Mata Kuliah: EKONOMI PUBLIK

OLEH:
Mahyi Saputra
NPM : 1609200010033

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun ringkasan
mata kuliah umum ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Publik yang telah memberikan tugas ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas meringkas
ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari bapak sangat saya
harapkan guna penyempurnaan pada tugas meringkas selanjutnya.

Demikian tugas meringkas ini saya buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

i
OUTLINE
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI
KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN
KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DAN POTRET ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
REFORMASI STRUKTURAL DAN KESIMPULAN

1. PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI


Tujuan pembangunan ekonomi Indonesia
Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan beberapa instrumen yang
penting diantaranya adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disingkat
dengan APBN. Terdapat tiga isu penting untuk tercapainya pembangunan ekonomi
Indonesia yaitu:
1. Mengentaskan kemiskinan
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing
3. Mengurangi ketimpangan
Daya saing suatu negara bisa disebabkan karena lokasi negaranya, kaya dari bidang
kekayaan alamnya namun yang bertahan lama untuk daya saing suatu negara yang terbaik
adalah bertumpu pada sumber daya manusianya karena hanya manusia yang mampu
menciptakan produktifitas dan daya saing baik untuk dirinya sendiri maupun bagi manusia
yang lain.

Resiko Ekonomi dalam negeri terletak pada:


1. Tingkat inovasi yang rendah
Tingkat inovasi Indonesia baik individu maupun perusahaan belum sama dengan
negara yang lain atau comparable dengan negara lain.
2. Kapasitas produksi yang terbatas
Kapasitas produksi kita kurang dimana untuk pembangunan konstruksi kita
terkendala dengan produksi semen yang tidak mencukupi, pada saat konsumsi
masyarakat dihadapi dengan kurangnya bahan yang akan dikonsumsi seperti disaat
kebutuhan cabe tinggi maka cabe tidak mencukupi demikian juga dengan kebutuhan
yang lain. Kapasitas produksi yang terbatas merupakan kendala dalam produksi dan
juga merupakan kesempatan karena memberikan signal bahwa perekonomian kita
membutuhkan komoditas atau jasa yang mestinya bisa diproduksi didalam negeri.

1
3. Infrastruktur, teknologi dan skill gap
Kebutuhan insfrastruktur kita masih jauh dari memadai demikian juga dengan
teknologi dan skill gap yang ketiganya merupakan tiga hal yang diidentifikasikan
sebagai kendala bagi kita untuk memiliki daya saing yang baik maupun daya kita
untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan pemerataan diseluruh Indonesia.
4. Pasar keuangan dangkal
Sektor keuangan yang merupakan salah satu penunjang yang penting dimana
perkembangan sektor keuangan di Indonesia masih belum cukup dalam atau yang
disebut dangkal.

Potret Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia


Dalam sepuluh tahun terakahir angka kemiskinan turun dari 17% menjadi 10% (target
2017). Perekonomian Indonesia dari sejarahnya menurunkan tingkat kemiskinan dibawah
10%menjadi single digit itu adalah tantangan. Pada zaman orde baru dilaksanakan secara
sistematis selama 30 tahun tapi angka kemiskinan berhenti pada level 13%. Tantangan
utnuk menurunkan kemiskinan pada level single digit karena cermin, lokasi dan karakter
dari kemiskinan itu semakin sulit dan semakin dalam yang mana memberikan banyak
sinyal kepada kita.
Hal yang perlu diwaspadai adalah dimana kemiskinan masih berada pada level 10%
adalah ketimpangan terjadi diantara para kelompok pendapatan masyarakat. Untuk mereka
yang memiliki pendapatan yang sangat tinggi dan menguasai aset negara yang begitu
banyak dibandingkan dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak bahkan memiliki
aset atau income dan ketimpangan ini dibanyak negarasudah menjadi salah satu momok
bagi pembangunan. Pembiaran ketimpangan ini pada level tertentu maka akan menjadi
penghambat bagi progress/kemajuan. Perlu untuk menghindari yang kaya menjadi semakin
kaya sedangkan yang miskin menjadi semakin miskin dan ini terjadi di negara brazil pada
saat menaikkan perekonomiannya. Resiko yang terberat adalah korupsi.

Potensi Resiko Global


Melihat perekonomian Indonesia dimana resiko tidak hanya berasal dari dalam negeri
karena kita hidup diantara negara-negara lain dan lingkungan global dan regional tidak
dalam situasi yang positif atau tenang. Adanya potensi resiko global yang akan
mempengaruhi yaitu:
1. Ketidakseimbangan ekonomi Tiongkok
Merupakan ekonomi kedua terbesar didunia yang terus menerus berjuang untuk
merubah pola pertumbuhan ekonominya agar lebih berkeadilan, agar lebih
sustainable (berkelanjutan), dan bersih yaitu bersih dari korupsi dan kolusi. Namun
bukan merupakan hal yang mudah untuk mewujudkannya meski pola pembangunan
2
dikatakan sukses. Mengubah suatu pola pembangunan apalagi untuk negara sebesar
RRT tidaklah mudah membutuhkan waktu dan proses yang luar biasa rumit.
2. Harga komoditas yang rendah
Dengan melemahnya perdagangan internasional dan pertumbuhan perekonomian
dunia dan sampai sekarang tidak pernah pulih lagi maka harga komoditas menjadi
terpengaruh. Apabila pertumbuhan ekonomi dunia tumbuh tinggi maka permintaan
terhadap barang dan jasa menjadi naik maka seluruh angka komoditas ikut naik
contohnya harga minyak, gas atau komoditas lainnya seperti palm oil, karet.
3. Tingkat permintaan yang lemah
Dengan melemahnya perekonomian dunia dan melemahnya perdagangan
internasional juga mempengaruhi permintaan dan mengakibatkan turunnya
permintaan meski supply-nya tetap ada maka harga menjadi turun. Indonesia
dimana komoditas yang beragam yang diproduksi menjadi terpengaruh.
4. Isu geopolitik
Dengan terpilihnya presiden Trump di Amerika Serikat akan menimbulkan suatu
perubahan yang sangat besar dalam arah dan posisi ekonominya. Amerika
merupakan negara dengan ekonomi terbesar sehingga dapat mempengaruhi melalui
perdagangan internasional maupun melalui arus modal.
5. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat
Kebijakan moneter dinegara-negara maju harus diwaspadai terutama di Amerika
Serikat dimana mereka harus melakukan perubahan dari sisi penetapan suku
bunganya. Akibat krisis 2008 dan 2009 ekonomi Amerika Serikat dan ekonomi
Eropa merosot tajam sehingga untuk meningkatkan ekonomi lagi maka kebijakan
moneter mereka dibuat sangat halus, sangat rileks dan sangat ekspansif dengan
mencetak uang yang cukup banyak dan suku bunganya diturunkan sangat rendah
dengan tujuan sama seperti dalam suatu kolam yang terus dipenuhi dengan air maka
barang-barang akan naik ke atas dengan tujuan untuk menhinjeksi ekonomi untuk
naik. Kebijakan ini merupakan kebijakan ekonomi yang luar biasa yang disebut
dengan kebijakan extra-ordinary yaitu dengan mencetak uang yang cukup banyak
dan suku bunga yang sangat rendah agar ekonominya terangkat ke atas.
6. Kenaikan suku bunga FED
Dengan semakin pulihnya perekonomian Amerika Serikat maka terjadi netralisir
dengan menurunkan jumlah uang yang beredar dan suku bunganya dinaikkan lagi.
Dengan adanya perubahan ini akan mempengaruhi seluruh dunia karena kemudian
modal atau uang akan kembali bergerak dimana Amerika akan mencari tempat yang
dianggap memiliki daya kompetitif dan tingkat return yang atau keuntungan yang
memadai.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto di Dunia

3
Indonesia perlu mewaspadai resiko global karena Indonesia merupakan negara
terbuka dengan keterbukaannya melalui ekspor impor, arus modal masuk dan arus modal
keluar dan juga dari sisi teknologi dan IG. Untuk mencapai keadaan adil dan makmur kita
perlu fokus dalam mengelola ekonomi. Kinerja dari ekonomi Indonesia dilihat dari sisi
pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat cukup baik bila dibandingkan dengan negara-
negara lain Indonesia termasuk tiga tertinggi. Hal ini agak kurang valid apabila
dibandingkan dengan negara-negara di Afrika yang kecil atau yang masih relatif low
income country karena mereka bisa tumbuh 9 % tapi bila kita bandingkan dengan negara-
negara yang kira-kira separah dengan Indonesia pertumbuhan 5,8% dalam satu dekade
adalah termasuk yang paling tinggi sesudah India dan RRC yang 7,5% dan 9,5% dan untuk
China sudah mengalami penurunan sampai dengan 6,5% atau lebih.
Secara umum Indonesia mampu tumbuh cukup tinggi ini adalah salah satu ciri yang
cukup baik dan sehat bila dibandingkan dengan negara-negara seperti Thailand, Brazil,
Turki, Rusia dan Afrika Selatan dimana ini merupakan negara-negara yang cukup
didominasi oleh komoditas dan natural resources. Hal ini disebabkan mereka terpukul oleh
perdagangan internasional yang lemah sehingga pertumbuhannya menjadi lemah.

Pertumbuhan PDB di Indonesia


Dari sisi pertumbuhan GDP Indonesia tahun 2016 diperkirakan akan mencapai 5%
dan semakin meningkat meskipun kita lihat dari komposisi secara permintaan bahwa
konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi faktor pendorong. Dari sisi konsumsi
Indonesia memiliki cukup sehat dari sisi pertumbuhannya sekitar 5% dan ini terjadi apabila
kita bisa menjaga daya beli masyarakat oleh karena itu kebijakan seperti bagaimana untuk
mengurangi inflasi, menjaga stabilitas menjadi sangat penting. Namun ekonomi tidak hanya
didorong oleh faktor konsumsi saja dari sisi permintaan akan tetapi juga ekonomi harus
didorong oleh faktor investasi. Untuk meningkatkan investasi maka diperlukan banyak
sekali mesin pendorong salah satunya melalui pemerintah dengan APBN untuk belanja
infrastruktur, belanja insentif maka kemudian investasi bisa berjalan.
Hal yang terpenting dalam Investasi adalah sektor swasta dan ini didorong oleh pasar
modal, perbankan maupun dari surplus perusahaan sendiri. Apabila suatu perusahaan
untung maka keuntungan itu bisa digunakan kembali untuk investasi agar perusahaan
tersebut bisa melakukan ekspansi.

Seluruh sektor tumbuh positif pada triwulan III 2016


Dilihat dari sisi sektor perekonomian, sektor pertanian masih cukup stabil sedangkan
untuk pertambangan mengalami pertumbuhan yang negatif selama beberapa kuartal sejak

4
tahun 2015 dan mulai bergerak positif pada kuartal ke tiga tahun 2016. Sektor-sektor
ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang cukup sehat adalah sektor jasa: transportasi,
informasi, jasa keuangan. Hal ini perlu diwaspadai karena penciptaan lapangan kerja
biasanya bukan pada sektor jasa karena yang bisa menyerap tenaga kerja adalah industri
manufaktur, konstruksi yang mana perlu ditingkatkan sehingga mampu menyerap jumlah
pasokan tenaga kerja dimana negara Indonesia memiliki populasi yang relatif muda.

Meski ekonomi tumbuh tinggi, disparitas daerah masih lebar


Melihat pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah di indonesia dimana secara regional
pulau jawa masih merupakan pulau yang memiliki pangsa atau peranan yang besar dalam
Produk Domestik Bruto Indonesia dengan konstribusi sebesar 58,4% yang terdiri dari
industri pengolahan, industri perdagangan, jasa informasi dengan pertumbuhan sekitar
5,6% amsih diatas rata-rata nasional dan ini merupakan suatu yang cukup baik dari sisi
tingkat pertumbuhan meskipun pulau jawa masih memiliki 10,2% tingkat kemiskinan
daerah. Untuk pulau Sumatera yang memiliki konstribusi 22% dari seluruh perekonomian
di Indonesia tumbuh agak lemah namun lebih bagus dibandingkan dengan pulau-pulau lain
diluar jawa. Pulau Sumatera telah memiliki pertanian dan perkebunan dan industri
pengolahan dan pertambangan. Melihat pertanian dan pertambangan yang merupakan dua
sektor yang sangat dipengaruhi oleh harga komoditas global sehingga pada saat harga
komoditas global melemah maka pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera ikut melemah.
Pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera sebesar 3,9% dengan tingkat kemiskinan 11,2%.
Untuk pulau Kalimantan juga dipengaruhi oleh harga komoditas sehingga
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,1% dengan tingkat kemiskinan 6,3% dengan konstribusi
terhadap PDB sebesar 7,7%. Pulau Sulawesi dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%
lebih tinggi dari rata-rata nasional, ini disebabkan oleh ketidak ketergantungan sulawesi
terhadap komoditas meskipun tingkat kemiskinannya masih cukup tinggi yaitu sebesar
11,2% memberikan konstribusi terhadap PDB sebesar 6,2%.
Daerah Papua memberikan konstribusi sebesar 2,5% terhadap PDB nasional kuartal
ke tiga tumbuh sangat tinggi namun pada kuartal sebelumnya Papua tumbuh negatif
disebabkan oleh pengaruh harga komoditas. Untuk pulau Nali dan Nusa Tenggara memiliki
pertumbuhan relatif sehat dengan mesin pendorongnya berupa sektor pariwisata, sektor jasa
dan sektor perdagangan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% dengan tingkat
kemiskinan sebesar 15% dengan konstribusi untuk PDB sebesar 3,2%.

Persoalan Perekonomian Indonesia


Bagaimana mengelola atau mendesain kebijakan terutama yang terkait dengan
APBN. APBN adalah instrumen fiskal yang akan digunakan secara semaksimal mungkin
untuk mencapai tujuan bernegara dengan melihat kondisi dan fakta yang ada. Namun

5
APBN sebagai instrumen fiskal bukan satu-satunya instrumen kebijakan. Pemerintah
memiliki instrumen yang lain yang disebut kebijakan disektor ekonomi yaitu reformasi
dibidang struktural yang dilakukan oleh menko perekonomian dengan 14 paket kebijakan
dan juga masih ada instrumen lain yang disebut instrumen moneter yang seperti di luar
negeri dimana bank sentralnya melakukan kebijakan moneter Indonesia juga memiliki bank
sentral yang memiliki kebijakan moneter yang sangat menentukan bagaimana kita
mengkombinasikan tiga isnstrumen itu yaitu kebijakan fiskal, kebijakan ekonomi struktural
dan kebijakan moneter untuk bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan inklusif.

Tantangan Perekonomian Indonesia


Indonesia mempunyai tantangan dalam perekonomiannya yaitu bagaimana caranya
membuat perekonomian Indonesia dari sisi demand-nya lebih balance antara pertumbuhan
konsumsi (Consumtion Growth) dengan pertumbuhan investasi (invesment growth).
Dengan ini kita ingin menciptakan keseimbangan dari motor penggerak ekonomi. Dari sisi
pemerintah artinya kebijakan fiskal harus dilakukan untuk bisa positif menjaga momentum
konsumsi masyarakat tidak terganggu daya belinya dan sisi lain mampu mendorong
investasi terutama dari swasta untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Inilah hal yang
menjadi salah satu yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengelola dan mendisain
APBN. Bagaimana APBN Indonesia yang akan mulai 1 januari 2017?

2. KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN


Pelaksanaan APBN
Sama seperti ekonomi rumah tangga dimana ada yang disebut penerimaan dan
pengeluaran. Mengelola budget negara sama dengan mengelola ekonomi rumah tangga
dalam skala besar. Penerimaan negara Indonesia adalah 1.750,3 Trilyun dan untuk
kebutuhan belanja untuk setiap tahunnya sebesar 2.080 Trilyun, dapat dilihat bahwa dari
sisi penerimaan kita mengalami kekurangan yang mana ini menyebabkan kita harus
meminjam melalui pembiayaan yang pruden sebesar 330,2 Trilyun. Apabila kita tidak
meminjam (hutang) maka kita harus mengurangi belanja atau menaikkan pendapatan.
Dengan penerimaan yang lebih sedikit dari pada belanja dimana penerimaan melalui
pajak, bea cukai dan penerimaan bukan pajak. Belanja yang dilakukan terdiri dari belanja
seluruh kementerian, seluruh propinsi dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia termasuk
Aceh yang mendapatkan Otonomi Khusus (OTSUS) dengan alokasi sebesar 2% dari Dana
Alokasi Umum (DAU). Hal yang baik untuk Aceh karena DAU yang ada semakin besar
sehingga Propinsi Aceh akan terus mendapatkan dana yang lebih. Namun pemberian dana

6
OTSUS ini tidak selamanya. Dengan adanya dana OTSUS tersebut diharapkan Aceh dapat
membangun terus dan dapat menghasilkan income yang cukup banyak.

Asumsi Ekonomi Makro 2016-2017


Melihat APBN Indonesia yang prosesnya sama dengan kita membuat proses
perencanaan pendapatan dan belanja. Penerimaan negara berupa pajak adalah sesuatu yang
berupa proyeksi karena realisasinya belum dapat dicapai karena penerimaan negara ini
harus berdasarkan usaha (effort) sehingga penerimaan negara itu adalah estimasi terutama
yang untuk pajak sedangkan belanja sifatnya pasti karena merupakan komitmen dengan
daerah. Sehingga dapat disebutkan pengelolaan negara adalah mengelola ketidakpastian
karena dari sisi penerimaan adalah proyeksi sedangkan belanjanya sudah pasti.
Adanya asumsi makro untuk mendapatkan penerimaan sebesar 1.750 Trilyun dengan
asumsi pertumbuhan sebesar 5,1% dan inflasi tahun 2017 sebesar 4,0%, suku bunga surat
pemerintah 5,3%, nilai tukar tupiah 13.300, harga minyak rata-rata 45 dolar perbarel,
lifting/produksi minyak sebesar 815.

Postur Realisasi APBN-P 2016 dan APBN 2017


Pendapatan negara pada tahun 2016 dengan target 1786 trilyun realisasinya hanya
1582 trilyun. Di Indonesia defisit anggaran tidak boleh lebih dari 3 % untuk nasional dan
daerah. Belanja negara dianggarkan 1.898 trilyun tahun 2016 dan tahun 2017 dianggarkan
2.080 trilyun. Realisasi hampir mencapai keseluruhan dari yang dianggarkan.
Dari segi penerimaan pajak pada tahun 2015 penerimaan pajak non migas sebesar
1011 trilyun dari target yang dibuat sebesar 1.224 trilyun jadi adanya selisih sebesar 213
trilyun. Pada tahun 2016 pemerintah mengajukan APBN dengan target penerimaan sebesar
1.389 dengan realisasi sebesar 1105 trilyun. Maka diambil beberapa langkah untuk
mengurangi belanja dengan melakukan pemotongan belanja-belanja di kementerian dan
daerah untuk menghindari defisit yang terlalu besar yang kemudian melangar undang-
undang dan juga dari sisi APBN tidak sehat.
Mengelola APBN dan mengelola ekonomi tidak bisa lari kencang satu tahun
kemudian berhenti namun harus terus menerus dimana semakin APBN dan ekonomi
kredibel maka masyarakat dan dunia usaha semakin percaya diri. Namun apabila tidak
kredibel maka masyarakat dan dunia usaha juga akan tidak percaya diri yang dapat
menyebabkan melemahnya ekonomi.

Kebijakan Pajak
Dengan kinerja pajak yang terus-menerus dibawah target maka pajak perlu dilakukan
reformasi pajak salah satunya dengan melakukan tax amnesty salah satunya, kita
melakukan dalam rangka untuk menciptakan complain karena penerimaan pajak kita
lemah. Hal ini disebabkan karena masyarakat merasa tidak perlu membayar pajak karena

7
sudah menjadi urusan pemerintah. Sebenarnya untuk menjadi negara yang merdeka,
berdaulat, bersatu adil dan sejahtera maka maka seluruh rakyatnya ikut berkontribusi
dengan jalan masyarakat harus taat dalam membayar pajak.

Kepatuhan penyampaian SPT


Kepatuhan pembayaran pajak di Indonesia, wajib pajak yang terdaftar di Indonesia
tahun 2016 sebesar 32,7 juta wajib pajak baik orang maupun badan usaha. Namun dari 32,7
juta wajib pajak yang menyerahkan SPT atau yang harusnya menyerahkan surat
pembayaran pajak hanya 20,17 juta dan dari 20,17 yang benar-benar menyerahkan dan
membayar pajak hanya sebesar 12,56 juta wajib pajak. Jadi di Indonesia banyak yang
menjadi pembonceng gratis dalam artian menggunakan fasilitas publik tanpa mau
membayar pajak. Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia dimana kepatuhan
membayar pajak dari tahu ke tahun hanya berkisar sebesar 60%

Pajak untuk mengurangi kesenjangan


Kepatuhan dalam pembayaran pajak bertujuan untuk mengurangi kesenjangan
diantara daerah. Pulau Jawa memperoleh pendapatan pajak sekitar 1.143 trilyun atau 80%
dari seluruh penerimaan pajak di Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan
besar yang berkantor di Pulau Jawa. Pulau Jawa yang konstribusinya 80% mendapatkan
transfer sebesar 302 trilyun atau sebesar 34% baik dalam bentuk transfer ke daerah ataupun
untuk belanja kementerian dan lembaga. Jadi sisa dari pajak yang ada ditransfer ke pulau
lain di Indonesia.
Pulau sumatera menyumbang dengan pendapatan 141 trilyun dan mendapatkan
transfer sebesar 232 trilyun, pulau kalimantan dengan pendapatan sebesar 86 trilyun dan
belanja sebesar 93 trilyun, Pulau Sulawesi dengan pendapatan sebesar 19,7 trilyun dan
belanja sebesar 104 trilyun, untuk pulau Papua dan Maluku dengan pendapatan 18,4
trilyun mendapatkan transfer sebesar 89,6 trilyun demikian juga dengan pulau Bali dan
Nusa Tenggara dengan penerimaan pajak sebesar 15 trilyun dan belanja sebesar 56,4
trilyun.
Transfer dilakukan untuk menjaga kecemburuan kesatuan antar daerah. Oleh karena
itu membangun tradisi kepatuhan menjadi sangat penting.

Amnesti Pajak
Amnesti Pajak menjadi salah satu instrumen dan tidak hanya instrumen satu-satunya
karena pemerintah Indonesia akan melakukan reformasi di direktorat jenderal pajak
sehingga mampu memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan masyarakat dan meningkatkan

8
penerimaan negara. Amnesti pajak telah mencapai nilai aset yang di deklarasikan 4.297
trilyun dengan jumlah peserta 616 ribu wajib pajak dengan jumlah tebusan 107 trilyun.
Dengan jumlah 616 ribu wajib pajak dibandingkan dengan wajib pajak yang 12 juta nilai
ini masihlah sangat kecil.
Khusus untuk usaha kecil menengah yang asetnya 10 milyar untuk mengikuti amnesti
pajak dengan membayar sebesar 0,5% dan untuk aset diatas 10 milyar maka dikenakan tarif
sebesar 2%. Reformasi dari sisi pajak mencakup reformasi perundang-undang, manusianya,
sistem, bisnis proses dan teknologi informasinya. Jadi yang harus ditingkatkan adalah
pendapatan negara melalui penerimaan pajak bukan dengan mengurangi jumlah belanjanya.

Belanja Negara
Dari sisi belanja negara, masyarakat tidak mau membayar pajak dikarenakan ketidak
tahuan akan manfaat pajak bagi dirinya. Dapat diberikan ilustrasi manfaat yang diperoleh
dari penerimaan pajak sebesar 1 trilyun bagi sisi belanja negara. Jumlah penerimaan
sebesar 1 trilyun jika dibelanjakan melalui kementerian/lembaga bisa menjadi 3.541 meter
jembatan, 155 km jalan raya, 52,631 cetak sawah baru, membangun 11.900 rumah prajurit,
membayar gaji 9.400 guru senior, membayar gaji 10 ribu polri selama setahun. Juga untuk
bantuan beras kepada Rumah Tangga Miskin untuk 729 ribu, bantuan benih padi untuk
petani sebesar 93 ribu ton, bantuan pupuk sebesar 306 ribu ton, bantuan bea siswa bagi
murid-murid miskin. Makanya sangat penting penerimaan pajak dan oleh karena itu
pentingnya peningkatan penerimaan pajak.

Rasio utang publik terhadap PDB


Apabila penerimaan negara dalam bentuk pajak belum memadai maka negara
terpaksa harus berutang. Perbandingan utang Indonesia dengan negara-negara lain artinya
diseluruh dunia bahkan negara kaya sendiri juga berutang seperti negara jerman, inggris,
jepang, italia, amerika serikat. Rasio utang indonesia terhadap PDB adalah 28% pada tahun
2016 dibandingkan pada tahun 2006 yang berada pada 36%. Dibandingkan dengan negara
lain dimana negara Jepang berutang dua kali lipat dari PDB-nya. Untuk utang perkapita
dapat dihitung untuk negara Indonesia sebesar $1.032 per kapita.

Defisit dan Pembiayaan


Dalam menngelola ekonomi penerimaan negara harus dinaikkan karena belanja tidak
mungkin dikurangi dan yang bisa dilakukan adalah belanja diefisienkan. Banyak belanja
yang terbuang, yang tidak efisien dan efektif yang tidak cocok dengan tujuan adil dan
makmur. Namun belanja tersebut akan terus tumbuh maka kita tidak bisa menurunkan
penerimaan namun harus terus naik dengan usaha-usaha yang disebutkan tadi.

9
Namun apabila penerimaan belum mencapai hasil yang optimal maka di perlukan
pinjaman dari luar negeri berupa utang negara. Untuk berutang diperlukan kehati-hatian
untuk mengelola dana yang dihasilkan dari berutang. Hutang yang dilakukan secara hati-
hati dan calculated, dihitung secara pruden maka hutang merupakan investasi dimana
tujuan berutang untuk membuat anak-anak di Indonesia untuk menjadi sehat,
berpendidikan, adanya infrastruktur yang baik sehingga mereka bisa bekerja dan membayar
pajak maka hutang itu akan terbayar oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Akan tetapi jika kita berhutang dan kemudian infrastrukturnya jelek, pendidikannya
tidak dibangun, anak-anak Indonesia tidak bisa mendapatkan gizi yang bagus dan
kesehatannya buruk, sehingga dia tidak bisa belajar dan lulus sekolah tidak memiliki
pengetahuan dan dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan kemudian ekonominya stagnan,
maka hutangnya akan semakin melambung. Oleh karena itu bila kita berbicara tentang
defisit undang-undang negara kita memberikan batas maksimum 3%, dapat dibandingkan
dengan India dimana tingkat pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari Indonesia yaitu
sebesar 6,7% tapi defisitnya -7,5% dari PDB-nya. Ini berarti India harus berhutang yang
lebih banyak untuk dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonominya yang hampir
setara dengan Indonesia.
Negara lain dengan defisit lebih tinggi namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dan ini merupakan kombinasi yang sangat berbahaya seperti contoh negara Brazil dengan
defisit 4,9% dan pertumbuhan ekonominya sebesar 1% ini akan menimbulkan persoalan
jangka panjang bagi kemampuan untuk keberlanjutannya (sustain).

3. KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DAN POTRET ACEH


Kebijakan Desentralisasi Fiskal
Berbicara APBN tidak hanya pusat tetapi juga berbicara tentang transfer ke daerah
dan alat fiskal kita APBN adalah untuk menciptakan equalisasi antar daerah. Pemerintah
Indonesia telah banyak mendelegasikan urusan pemerintah ke Propinsi dan Kabupaten,
tidak hanya fungsi delegasi tersebut akan tetapi uang juga didelegasikan sehingga tidak
hanya delegasi dari segi wewenang saja namun delegasi dari sisi fiskal. Hal ini diharapkan
rakyat Indonesia dari Sabang sampai Meurake dapat merasakan kualitas pembangunan
yang sama dari pemerintah. Ini terus dilakukan sehingga daerah mampu mengumpulkan
dananya sendiri baik melalui pajak daerah maupun berbagai macam penerimaan negara di
daerah. Namun transfer ke daerah merupakan instrumen fiskal yang sangat penting untuk
menciptakan ekualisasi.

Sebaran alokasi DTU (DAU dan DBH) 2017


Dapat dilihat sebaran Dana Transfer Umum seluruh Indonesia dimana Pulau
Sumatera mendapatkan Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak 108,58 Trilyun dan Dana

10
Bagi Hasil (DBH) sebanyak 22,51 Trilyun sementara belanja harus 25% terhadap
infrastruktur berarti sudah 32,77 Trilyun untuk infrastruktur. Pulau Jawa dengan DAU
126,43 Trilyun dan DBH sebesar 33,59 Trilyun dengan dana untuk infrastruktur sebesar
40,01 Trilyun. Inilah yang disebut dengan ekualisasi antar daerah dengan harapan mulai
dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Pulau Jawa
memiliki kualitas pembangunan yang sama.

Sebaran alokasi dan target Output Dak Fisik 2017


Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pelayanan publik kita tidak hanya mengharapkan
Aceh yang yerbaik namun diharapkan seluruh daerah di Indonesia. Pelayanan Publik yang
baik seperti pendidikan yang baik, infrastruktur yang baik oleh karena itu pemerintah
membuat Dana Alokasi Khusus untuk daerah yang masih tertinggal dibandingkan dengan
rata-rata nasional. Kalimantan mendapatkan DAK sebesar 6,83 T, Sumatera 15,99 T,
Sulawesi 9,99 T, Maluku 8,21 T, Nusa Tenggara dan Bali 5,45 T dimana DAK difunakan
untuk sanitasi, perumahan, kesehatan, jalan dan juga untuk fasilitas pendidikan.

4. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH


Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah
Keuangan sektor keuangan syariah merupakan salah satu bentuk perkembangan
sektor keuangan yang penting sekali untuk menciptakan inklusif growth. Keuangan syariah
di Indonesia sudah mulai tumbuh pada tahun 1992 ditandai dengan didirikannya bank
syariah namun pada saat itu Bank Muamalat didirikan tanpa perundang-undangan yang
mendukungnya, baru pada tahun 2006 Indonesia baru memiliki undang-undang untuk bank
syariah, undang-undang untuk asuransi syariah dan undang-undang untuk menerbitkan
surat berharga syariah atau disebut sukuk. Undang-undang syariah dibuat dimana dalam
perekonomian Indonesia yang mayoritas muslim baik dari sisi kebukuan, investasi,
maupun dari sisi preferensi keinginan masyarakat yang ingin memiliki instrumen yang
berbasis syariah yang kedua-duanya membutuhkan landasan yang perlu didorong.
Indonesia telah memiliki kelengkapan itu namun jika dilihat dari sisi perkembangannya
masih cukup tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga kita.

Pada saat pertama kali Indonesia menerbitkan surat berharga syariah atau sukuk
(SPN-S) pada pembahasan dengan DPR memerlukan tingkat edukasi dan diharapkan
Unsyiah melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki orang-orang yang ahli dibidang ini
karena pada saat pembahasan dengan DPR dimana DPR meminta untuk menyediakan aset
yang menjadi landasan dalam menerbitkan surat berharga syariah. Aset yang pertama kali
yang dijadikan landasan berupa gedung kementerian keuangan dikarenakan meski

11
Indonesia telah merdeka selama 70 tahun namun negara belum memiliki neraca. Neraca
negara Indonesia pertama kali diterbitkan tahun 2006. Neraca diperlukan untuk mengetahui
adanya aset, hutang dan modal. Untuk hutang selalu dicatat namun untuk aset tidak dicatat.
Pembukuan aset untuk mengetahui kekayaan Indonesia termasuk mencatat natural
resources. Setelah10 tahun Indonesia masih kekurangan pakar-pakar ekonomi syariah.

REFORMASI STRUKTURAL DAN KESIMPULAN


Ekonomi Indonesia sehat dan prospektif
APBN merupakan instrumen kebijakan ekonomi yang sangat penting. APBN
merupakan instrumen milik bangsa Indonesia dimana rakyat Indonesia sendiri yang
berkontribusi baik dari sisi kepatuhan dalam membayar pajak juga dari sisi belanja yang
baik. Negara yang maju merupakan negara yang diurus dengan baik, negara yang maju
adalah negara yang rakyatnya maju dan kuat. Rakyat yang kuat cermin dari pemerintah
yang baik esensi dari bahasa yang di sebut AMANAH.

Demikian disampaikan.

12

Anda mungkin juga menyukai