MEMBUAT RINGKASAN
MEMBANGUN PONDASI UNTUK PERTUMBUHAN
YANG BERKELANJUTAN
Kuliah Umum
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
OLEH:
Mahyi Saputra
NPM : 1609200010033
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun ringkasan
mata kuliah umum ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Publik yang telah memberikan tugas ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas meringkas
ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari bapak sangat saya
harapkan guna penyempurnaan pada tugas meringkas selanjutnya.
Demikian tugas meringkas ini saya buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
i
OUTLINE
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI
KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN
KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DAN POTRET ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
REFORMASI STRUKTURAL DAN KESIMPULAN
1
3. Infrastruktur, teknologi dan skill gap
Kebutuhan insfrastruktur kita masih jauh dari memadai demikian juga dengan
teknologi dan skill gap yang ketiganya merupakan tiga hal yang diidentifikasikan
sebagai kendala bagi kita untuk memiliki daya saing yang baik maupun daya kita
untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan pemerataan diseluruh Indonesia.
4. Pasar keuangan dangkal
Sektor keuangan yang merupakan salah satu penunjang yang penting dimana
perkembangan sektor keuangan di Indonesia masih belum cukup dalam atau yang
disebut dangkal.
3
Indonesia perlu mewaspadai resiko global karena Indonesia merupakan negara
terbuka dengan keterbukaannya melalui ekspor impor, arus modal masuk dan arus modal
keluar dan juga dari sisi teknologi dan IG. Untuk mencapai keadaan adil dan makmur kita
perlu fokus dalam mengelola ekonomi. Kinerja dari ekonomi Indonesia dilihat dari sisi
pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat cukup baik bila dibandingkan dengan negara-
negara lain Indonesia termasuk tiga tertinggi. Hal ini agak kurang valid apabila
dibandingkan dengan negara-negara di Afrika yang kecil atau yang masih relatif low
income country karena mereka bisa tumbuh 9 % tapi bila kita bandingkan dengan negara-
negara yang kira-kira separah dengan Indonesia pertumbuhan 5,8% dalam satu dekade
adalah termasuk yang paling tinggi sesudah India dan RRC yang 7,5% dan 9,5% dan untuk
China sudah mengalami penurunan sampai dengan 6,5% atau lebih.
Secara umum Indonesia mampu tumbuh cukup tinggi ini adalah salah satu ciri yang
cukup baik dan sehat bila dibandingkan dengan negara-negara seperti Thailand, Brazil,
Turki, Rusia dan Afrika Selatan dimana ini merupakan negara-negara yang cukup
didominasi oleh komoditas dan natural resources. Hal ini disebabkan mereka terpukul oleh
perdagangan internasional yang lemah sehingga pertumbuhannya menjadi lemah.
4
tahun 2015 dan mulai bergerak positif pada kuartal ke tiga tahun 2016. Sektor-sektor
ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang cukup sehat adalah sektor jasa: transportasi,
informasi, jasa keuangan. Hal ini perlu diwaspadai karena penciptaan lapangan kerja
biasanya bukan pada sektor jasa karena yang bisa menyerap tenaga kerja adalah industri
manufaktur, konstruksi yang mana perlu ditingkatkan sehingga mampu menyerap jumlah
pasokan tenaga kerja dimana negara Indonesia memiliki populasi yang relatif muda.
5
APBN sebagai instrumen fiskal bukan satu-satunya instrumen kebijakan. Pemerintah
memiliki instrumen yang lain yang disebut kebijakan disektor ekonomi yaitu reformasi
dibidang struktural yang dilakukan oleh menko perekonomian dengan 14 paket kebijakan
dan juga masih ada instrumen lain yang disebut instrumen moneter yang seperti di luar
negeri dimana bank sentralnya melakukan kebijakan moneter Indonesia juga memiliki bank
sentral yang memiliki kebijakan moneter yang sangat menentukan bagaimana kita
mengkombinasikan tiga isnstrumen itu yaitu kebijakan fiskal, kebijakan ekonomi struktural
dan kebijakan moneter untuk bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan inklusif.
6
OTSUS ini tidak selamanya. Dengan adanya dana OTSUS tersebut diharapkan Aceh dapat
membangun terus dan dapat menghasilkan income yang cukup banyak.
Kebijakan Pajak
Dengan kinerja pajak yang terus-menerus dibawah target maka pajak perlu dilakukan
reformasi pajak salah satunya dengan melakukan tax amnesty salah satunya, kita
melakukan dalam rangka untuk menciptakan complain karena penerimaan pajak kita
lemah. Hal ini disebabkan karena masyarakat merasa tidak perlu membayar pajak karena
7
sudah menjadi urusan pemerintah. Sebenarnya untuk menjadi negara yang merdeka,
berdaulat, bersatu adil dan sejahtera maka maka seluruh rakyatnya ikut berkontribusi
dengan jalan masyarakat harus taat dalam membayar pajak.
Amnesti Pajak
Amnesti Pajak menjadi salah satu instrumen dan tidak hanya instrumen satu-satunya
karena pemerintah Indonesia akan melakukan reformasi di direktorat jenderal pajak
sehingga mampu memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan masyarakat dan meningkatkan
8
penerimaan negara. Amnesti pajak telah mencapai nilai aset yang di deklarasikan 4.297
trilyun dengan jumlah peserta 616 ribu wajib pajak dengan jumlah tebusan 107 trilyun.
Dengan jumlah 616 ribu wajib pajak dibandingkan dengan wajib pajak yang 12 juta nilai
ini masihlah sangat kecil.
Khusus untuk usaha kecil menengah yang asetnya 10 milyar untuk mengikuti amnesti
pajak dengan membayar sebesar 0,5% dan untuk aset diatas 10 milyar maka dikenakan tarif
sebesar 2%. Reformasi dari sisi pajak mencakup reformasi perundang-undang, manusianya,
sistem, bisnis proses dan teknologi informasinya. Jadi yang harus ditingkatkan adalah
pendapatan negara melalui penerimaan pajak bukan dengan mengurangi jumlah belanjanya.
Belanja Negara
Dari sisi belanja negara, masyarakat tidak mau membayar pajak dikarenakan ketidak
tahuan akan manfaat pajak bagi dirinya. Dapat diberikan ilustrasi manfaat yang diperoleh
dari penerimaan pajak sebesar 1 trilyun bagi sisi belanja negara. Jumlah penerimaan
sebesar 1 trilyun jika dibelanjakan melalui kementerian/lembaga bisa menjadi 3.541 meter
jembatan, 155 km jalan raya, 52,631 cetak sawah baru, membangun 11.900 rumah prajurit,
membayar gaji 9.400 guru senior, membayar gaji 10 ribu polri selama setahun. Juga untuk
bantuan beras kepada Rumah Tangga Miskin untuk 729 ribu, bantuan benih padi untuk
petani sebesar 93 ribu ton, bantuan pupuk sebesar 306 ribu ton, bantuan bea siswa bagi
murid-murid miskin. Makanya sangat penting penerimaan pajak dan oleh karena itu
pentingnya peningkatan penerimaan pajak.
9
Namun apabila penerimaan belum mencapai hasil yang optimal maka di perlukan
pinjaman dari luar negeri berupa utang negara. Untuk berutang diperlukan kehati-hatian
untuk mengelola dana yang dihasilkan dari berutang. Hutang yang dilakukan secara hati-
hati dan calculated, dihitung secara pruden maka hutang merupakan investasi dimana
tujuan berutang untuk membuat anak-anak di Indonesia untuk menjadi sehat,
berpendidikan, adanya infrastruktur yang baik sehingga mereka bisa bekerja dan membayar
pajak maka hutang itu akan terbayar oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Akan tetapi jika kita berhutang dan kemudian infrastrukturnya jelek, pendidikannya
tidak dibangun, anak-anak Indonesia tidak bisa mendapatkan gizi yang bagus dan
kesehatannya buruk, sehingga dia tidak bisa belajar dan lulus sekolah tidak memiliki
pengetahuan dan dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan kemudian ekonominya stagnan,
maka hutangnya akan semakin melambung. Oleh karena itu bila kita berbicara tentang
defisit undang-undang negara kita memberikan batas maksimum 3%, dapat dibandingkan
dengan India dimana tingkat pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari Indonesia yaitu
sebesar 6,7% tapi defisitnya -7,5% dari PDB-nya. Ini berarti India harus berhutang yang
lebih banyak untuk dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonominya yang hampir
setara dengan Indonesia.
Negara lain dengan defisit lebih tinggi namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dan ini merupakan kombinasi yang sangat berbahaya seperti contoh negara Brazil dengan
defisit 4,9% dan pertumbuhan ekonominya sebesar 1% ini akan menimbulkan persoalan
jangka panjang bagi kemampuan untuk keberlanjutannya (sustain).
10
Bagi Hasil (DBH) sebanyak 22,51 Trilyun sementara belanja harus 25% terhadap
infrastruktur berarti sudah 32,77 Trilyun untuk infrastruktur. Pulau Jawa dengan DAU
126,43 Trilyun dan DBH sebesar 33,59 Trilyun dengan dana untuk infrastruktur sebesar
40,01 Trilyun. Inilah yang disebut dengan ekualisasi antar daerah dengan harapan mulai
dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Pulau Jawa
memiliki kualitas pembangunan yang sama.
Pada saat pertama kali Indonesia menerbitkan surat berharga syariah atau sukuk
(SPN-S) pada pembahasan dengan DPR memerlukan tingkat edukasi dan diharapkan
Unsyiah melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki orang-orang yang ahli dibidang ini
karena pada saat pembahasan dengan DPR dimana DPR meminta untuk menyediakan aset
yang menjadi landasan dalam menerbitkan surat berharga syariah. Aset yang pertama kali
yang dijadikan landasan berupa gedung kementerian keuangan dikarenakan meski
11
Indonesia telah merdeka selama 70 tahun namun negara belum memiliki neraca. Neraca
negara Indonesia pertama kali diterbitkan tahun 2006. Neraca diperlukan untuk mengetahui
adanya aset, hutang dan modal. Untuk hutang selalu dicatat namun untuk aset tidak dicatat.
Pembukuan aset untuk mengetahui kekayaan Indonesia termasuk mencatat natural
resources. Setelah10 tahun Indonesia masih kekurangan pakar-pakar ekonomi syariah.
Demikian disampaikan.
12