Anda di halaman 1dari 38

METODE TRANSPORTASI

1. METODE STEPPING STONE


Metode stepping stone ini adalah metode yang plaing sederhana,
tetapi untuk mencapai pemecahan optimal sangat lama.

Caranya dengan menyusun data ke dalam tabel alokasi,


kemudian secara coba-coba kita ubah alokasi itu agar biaya
alokasinya bisa lebih murah.

Untuk mempermudah menjelaskan metode ini maka akan


digunakan contoh sebagai berikut :
CONTOH :

Suatu perusahaan menjual barang hasil produksinya di 3 daerah penjualan, yaitu Yogyakarta,
Semarang dan Bandung. Perusahaan itu memiliki 3 buah pabrik, yang menghasilkan barang
tersebut, yaitu di Magelang, Pati dan di Kediri. Kebutuhan barang di tiap-tiap gudang
penjualan sebagai berikut :

yogyakarta (Y) = 60 ton


semarang (S) = 40 ton
bandung (B) = 20 ton

Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik sebagai berikut :

magelang (M) = 30 ton


pati (P) = 40 ton
Kediri (K) = 50 ton

Biaya pengangkutan dari tiap-tiap gudang penjualan setiap ton sebagai berikut (dalam
ribuan Rp).
Biaya pengangkutan barang setiap ton sebagai berikut :

KE YOGYAKARTA SEMARANG BANDUNG


DARI (Y ) (S) (B)

MAGELANG
(M) 15 3 18

PATI
(P) 17 8 30

KEDIRI
(K) 18 10 24

Tentukan alokasi barang hasil produksinya ke gudang – gudang penjualan


secara optimal !
KAPASITAS

Y S B KAPASITAS
KEBUTUHAN

15 3 18
M 30
30
17 8 30
P 40
30 10
18 10 24
K 50
30 20

KEBUTUHAN 60 40 20 120
Biaya trasportasi :

= 30 (15) + 30 (17) + 10 (8) + 30 (10) + 20 (24)


= 450 + 510 + 80 + 300 + 480
= 1820
METODE VOGEL

Metode vogel adalah metode alokasi yang paling mudah, tetapi kadang-kadang
hasilnya kurang optimal.
Prosedur untuk mengerjakannya sederhana sekali :
a. Susunlah data yang ada ke dalam tabel alokasi, seperti tabel awal dalam
metode stepping stone.
b. Carilah indeks dari tiap-tiap baris dan tiap-tiap kolom. Dimana Indeks
didapat dari selisih antara biaya terkecil pertama dan biaya terkecil kedua
dari masing-masing baris /kolom tersebut.

Indeks baris M : 15 – 3 = 12 Indeks kolomY : 17 – 15 = 2

Indeks baris P : 17 – 8 = 9 Indeks kolom S : 8 – 3 = 5


Indeks baris K : 18 – 10 = 8 Indeks kolom B : 24 – 18 = 6
Kapasitas
Y S B Kapasitas Indeks :
Kebutuhan

15 3 18
M X 30 X 30 12
17 8 30
P 40 9

18 10 24
K 50 8

Kebutuhan 60 40 20 120

Indeks : 2 5 6
c. Mengisi Satu Segi Empat

Pertama-tama kita pilih baris atau kolom yang indeksnya


terbesar. Ternyata baris M memiliki indeks terbesar sebesar 12.
kemudian lihat baris M, cari kotak yang memiliki biaya angkut
terkecil. Ternyata kotak MS mempunyai biaya angkut terkecil
yaitu sebesar 3. maka kotak MS dipilih sebagai titik awal
alokasi. Isi sebesar 30, karena meskipun permintaan di S ada
40, tetapi kapasitas di M hanya 30. karena kapasitas baris M
sudah terpakai seluruhnya, maka baris itu tidak bisa diisi lagi,
sehingga semua kotak yang masih kosong di baris M, kita beri
tanda silang.
d. Memperbaiki Indeks

Setelah diadakan pengisian berarti salah satu dari baris atau kolom
sudah tidak bisa diisi lagi. Dalam contoh kita baris M sudah terpenuhi
seluruhnya, maka baris itu kita lupakan. Akibatnya indeks kolom Y, S
dan B berubah, karena dalam pencarian indeks adalah dicari dari selisih
biaya angkut dari kotak yang masih belum terisi.

KolomY , S, dan B berubah.


Indeks kolomY = 18 – 17 = 1
Indeks kolom S = 10 – 8 = 2
Indeks kolom B = 30 – 24 = 6
Indeks kolom B tetap 6 tetapi dihitung berdasarkan angka yang
berbeda.
Kapasitas
Y S B Kapasitas Indeks :
Kebutuhan

15 3 18
M X 30 X 30 12
17 8 30
P 40 9
10
18 10 24
K X 50 8

Kebutuhan 60 40 20 120

2 5 6
Indeks : 1 2 6
e. Mengisi satu Segi Empat lagi
Dengan prosedur yang sama seperti langkah c, kita isi salah satu segi
empat. Pada baris p (indeks terbesar) kita isi segi empat PS sebanyak
10, karena permintaan di S yang belum terpenuhi tinggal 10 meskipun
kapasitas di P ada 40. setelah pengisian itu maka permintaan di S sudah
terpenuhi semua maka kolom S tidak bisa di isi lagi, segi empat yang
kosong diberi tanda silang.

f. Melanjutkan alokasi
Dengan prosedur yang sama dilakukan
perbaikan indeks, hasilnya seperti pada tabel
berikut :
Kapasitas
Y S B Kapasitas Indeks :
Kebutuhan

15 3 18
M X 30 X 30 12
17 8 30
P 40 9 13
30 10 X

18 10 24
8 6
K 30 X 20 50

Kebutuhan 60 40 20 120

2 5 6
Indeks : 1 2 6
Dalam isian terakhir tinggal 2 kotak yang belum terisi.
Untuk mengisinya tidak usah menghitung indeks yang
baru, tetapi dialokasikan secara langsung, dimulai dari
segi empat termurah.

Kemudian hitung biaya transportasinya :


= 30 (3) + 30 (17) + 10 (8) + 30 (18) + 20 (24)
= 90 + 510 + 80 + 540 + 480
= 1700
c. Metode MODI

Istilah MODI disini singkatan dari “Modified Distrubtion”. Dalam


metode ini kita juga melakukan perubahan alokasi secara bertahap,
tetapi dasar untuk melakukan perubahan itu cukup jelas. Adapun tahap
untuk mencari alokasi yang optimal sebagai berikut :

a. Mengisi alokasi dari sudut kiri atas


Mula-mula data disusun ke dalam tabel, kemudian di isi dari
sudut kiri atas. Andaikata data dari contoh 1 di depan kita
susun dalam tabel dan di isi dari sudut kiri atas ke kanan
bawah maka hasilnya seperti terlihat pada tabel berikut,
dengan jumlah biaya transportasi = 1820.
b. Mencari nilai baris dan kolom
Nilai baris dan kolom harus dicari terlebih dahulu. Untuk baris pertama
selalu diberi nilai 0 sedang baris yang lain serta kolom kita cari dengan
persamaan :
Ri + Kj = Cij

Ri adalah nilai baris i


Kj adalah nilai kolom j
Cij dalah biaya angkut dari i ke j

Untuk mencari nilai suatu kolom atau baris menggunakan rumus diatas
dengan syarat :
1. Antara baris i dengan kolom j dihubungkan oleh segi empat yang berisi
alokasi
2. Nilai salah satu (kolom i atau baris j) harus sudah diketahui.
Nilai baris M = RM = 0 (baris pertama selalu bernilai 0).
Nilai kolomY dengan rumus sebagai berikut :
RM + KY = CMY RM = 0 CMY = 15
0 + KY = 15
KY = 15

Setelah nilai kolom Y diketahui maka bisa dicari nilai kolom P, karena
dihubungkan oleh kotak PY.
RP + KY = CPY
RP + 15 = 17
RP = 2
Kemudian kita cari nilai-nilai baris dan kolom yang lain :

RP + KS = CPS
2 + KS = 8
KS = 6

RK + KS = CKS RK + KB = CKB
RK + 6 = 10 4 + KB = 24
RK = 4 KB = 20
c. Menghitung Indeks perbaikan
Untuk menentukan titik awal perubahan maka harus dihitung dulu
indeks perbaikan untuk kotak yang masih belum terisi, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks kotak ij = Cij – Ri – Kj

Pada tabel berikut memiliki 4 kotak yang belum terisi, yaitu :


MS : CMS – RM – KS = 3 – 0 – 6 = -3
MB : CMB – RM – KB = 18 – 0 – 20 = -2
PB : CPB – RP – KB = 30 – 2 – 20 = 8
KY : CKY –RK – KY = 18 – 4 – 15 = -1

Diantara kotak yang belum terisi itu dipilih kotak yang indeks
perbaikannya paling negatif sebagai titik tolak perbaikan. Kita lihat
kotak MS memiliki indeks perbaikan paling negatif,maka kita pilih
kotak MS sebagai titik tolak perbaikan.
d. Merubah Memperbaiki Alokasi
Untuk memperbaiki alokasi, mula-mula kotak yang terpilih
pada langkah c, (dalam contoh kotak MS diberi tanda positif
(+). Artinya kotak itu akan kita isi. Disamping itu kalau ada
kotak isi yang terdekat dan letaknya sebaris dan sekolom kita
beri tanda negatif (-), sedangkan kotak yang letaknya bertolak
belakang dan sebaris / sekolom dengan kotak yang bertanda
negatif tadi. Pada contoh kita terlihat bahwa yang bertanda
negatif adalah kotak MY dan kotak PS, sedangkan yang
bertanda positif di samping kotak MS dan juga kotak PY.
Dalam mencari nilai kolom S sebaiknya digunakan nilai baris P bukan baris
M, kecuali kalau terpaksa tidak ada nilai baris lain yang bisa digunakan.
Pindahkan alokasi (isian) dari kotak yang bertanda negatif ke kotak yang
bertanda positif sebesar isian terkecil dari kotak yang bertanda negatif.
Dalam contoh kita pindahkan 10 ton dari kotak MY ke kotak PY dan juga
kita pindahkan 10 ton dari kotak PS ke kotak MS, sehingga isian di tempat
kotak itu berubah.
Alokasi yang baru pada kotak MY sebanyak 20 , kotak MS = 10, kotak PY =
40 dan kotak PS tidak berisi lagi.

Biaya transportasinya :
= 20 (15) + 10 (3) + 40 (17) + 30 (10) + 20 (24)
= 300 + 30 + 680 + 300 + 480
= 1790
KAPASITAS
Y S B
KAPASITAS
KEBUTUHAN
15 6 20
- 15 + 3 18
M 20
10 30
0 30
+ 17 - 8 30
P
40 40
2 30 10
18 10 24
K
50
4 30 20

KEBUTUHAN 60 40 20 120
e. Melanjutkan Proses perbaikan / perubahan
Setelah diperoleh hasil alokasi yang baru maka dilakukan perbaikan lagi,
dengan proses sama seperti langkah a sampai dengan d di atas. Selama
indeks perbaikan masih ada yang bernilai negatif maka tabel itu masih
bisa diperbaiki. Tabel optimal kita peroleh kalau indeks perbaikannya
sudah positif semua. Untuk contoh diatas, perubahan tabel-tabel alokasi
sampai dengan alokasi optimal sebagai berikut :

MB : 18 – 0 – 17 = 1
PS :8–2–3=3
PB : 30 – 2 – 17 = 11
KY : 18 – 7 15 = -4

Biaya transportasi :
= 20 (15) + 10 (3) + 10 (17) + 30 (8) + 30 (18) + 20 (24)
= 300 + 30 + 170 +240 + 540 + 480
= 1760
KAPASITAS
Y S B
KAPASITAS
KEBUTUHAN
15 3 17
15 3 18
M - +
20 10 30
0
17 8 30
P + -
40 40
2 10 30
18 10 24
K
50
7 30 30 20

KEBUTUHAN 60 40 20 120
KAPASITAS
Y S B
KAPASITAS
KEBUTUHAN
15 6 21
_ 15 3 18
M +
20 10 20 30
0
17 8 30
P
40
2 10 30
18 10 _ 24
K + 50 50
3 30 20

KEBUTUHAN 60 40 20 120
MB : 18 – 0 – 21 = - 3
PB : 30 – 2 – 21 = 7
KS : 10 – 3 – 6 = 1

Kita pilih kotak KB diberi tanda negatif karena satu-satunya yang isi dalam
kolom itu, disamping itu juga kotak MY yang bertanda negatif bukan kotak
MS karena akan bisa menghemat biaya lebih besar.
Bisa dicoba dulu satu unit (1 ton) alokasi, kemudian dipindah dalam jumlah
besar seperti pada metode stepping stone.

Biaya transportasi :
= 10 (3) + 20 (18) + 10 (17) + 30 (8) + 50 (18)
= 30 + 360 + 170 + 240 + 900
= 1700
KAPASITAS
Y S B
KAPASITAS
KEBUTUHAN
12 3 18
M 15 3 18
10 20 30
0
17 8 30
P
40
5 10 30
18 10 24
K
50
6 50

KEBUTUHAN 60 40 20 120
MY : 15 – 0 – 12 = 3
PB : 30 – 5 – 18 = 7
KS : 10 – 6 – 3 = 1
KB : 24 – 6 – 18 = 0

Karena tidak dimiliki indeks perbaikan yang negatif maka tabel


alokasi tersebut diatas sudah optimal.
LATIHAN 1 :

Suatu perusahaan memiliki 3 buah pabrik dan 3 gudang


penjualan. Kebutuhan tiap gudang penjualan sebagai berikut :
Jakarta 300 ton
Surabaya 400 ton
Bandung 500 ton
Kapasitas ketiga pabrik sebagai berikut :
Semarang 200 ton
Yogyakarta 650 ton
Solo 350 ton
Biaya pengangkutan tiap ton (dalam ribuan Rp).
KE
DARI JAKARTA SURABAYA BANDUNG

SEMARANG 30 25 40

YOGYAKARTA 35 40 30

SOLO 40 15 25

Buatlah alokasi optimal dari data diatas dengan metode


stepping stone, vogel dan metode MODI.!
LATIHAN 2 :

AMD company, telah menerima kontrak untuk memasok kerikil untuk tiga
proyek jalan baru yang terletak di kota Greenville, Fountain dan Ayden.
Ahli konstruksi telah memperkirakan jumlah kerikil yang dibutuhkan ketiga
proyek konstruksi jalan itu :
Kebutuhan Proyek
Kebutuhan
Proyek Lokasi
(truk)
A Fountain 102
B Greenville 72
C Ayden 41
Total 215
AMD mempunyai tiga tambang baru kerikil yang terletak di
kota Kinston, Wilson dan Bethel. Kerikil yang dibutuhkan untuk
proyek konstruksi itu dipasok oleh ketiga tambang tersebut.
Kepala pengiriman AMD telah menghitung jumlah kerikil yang
dapat dipasok oleh tiap tambang :
Persediaan Tambang
Persediaan
Tambang Lokasi
(truk)
W Kinston 56
H Wilson 82
P Bethel 77
Total 215
Biaya pengangkutan dari tambang ke proyek :
Dari Biaya per muatan truk ($)
Ke Proyek Ke Proyek Ke Proyek
A B C
TambangW 8 4 7
Tambang X 24 15 16
Tambang Y 16 9 24

Buatlah alokasi optimal dengan metode stepping stone,


vogel dan MODI !
LATIHAN 3 :

Hasil panen bijih gandum disimpan dalam beberapa gudang yang


lokasinya di Kansas City, Omaha dan Des Moines. Gudang
Gandum ini mensuplai tiga pabrik pengolahan di Chicago, St.
Louis da n Cincinnati. Masing-masing gudang bisa mensuplai
dengan kapasitas penyimpanan gandum per bulan seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :
kapasitas Gudang
Kebutuhan
Tambang Lokasi
(ton)
A Kansas City 150
B Omaha 175
C Des Moines 275
Total 600
Kebutuhan Pabrik
kebutuhan
Gudang Lokasi
(ton)
1 Chicago 200
2 St. Luis 100
3 Cincinnati 300
Total 600

Biaya transportasi satu ton dari setiap gudang (sumber) ke


masing-masing pabrik (tujuan) ditunjukkan sebagai berikut :
Biaya Pengangkutan dari gudang ke pabrik
Gudang Pabrik
Chicago St. Luis Cincinnati
Kansas City 6 8 10
Omaha 7 11 11
Des Moines 4 5 12

Buatlah alokasi optimal dengan metode stepping


stone, vogel dan MODI !
Latihan 4 :

Susan Helms Manufacturing Co telah memperkerjakan anda


untuk mengevaluasi biaya pengirimannya. Tabel berikut
menunjukkan permintaan saat ini, kapasitas, dan biaya pengiriman
antar setiap pabrik ke setiap gudang. Temukan pola pengiriman
pola dengan biaya yang paling rendah dengan metode stepping
stone, vogels dan MODI !
Ke Gudang 1 Gudang 2 Gudang 3 Gudang 4 kapasitas

Pabrik 1 $4 $7 $ 10 $ 12 2.000
Pabrik 2 $7 $5 $8 $ 11 2.500
Pabrik 3 $9 $8 $6 $9 2.200
Kebutuhan 1.000 2.000 2.000 1.200
Latihan 5 :

Untuk data karen-Reifsteck Corp, di bawah, temukan solusi awal


dan biaya awal dengan menggunakan metode north west corner,
vogels dan MODI. Apakah yang harus dilakukan untuk membuat
masalah ini menjadi seimbang ?

Ke
Dari Pasokan
W X Y Z
A $ 132 $ 116 $ 250 $ 110 220
B $ 220 $ 230 $ 180 $ 178 300
C $ 152 $ 173 $ 196 $ 164 435
permintaan 160 120 200 230

Anda mungkin juga menyukai