Anda di halaman 1dari 7

Metode Keseimbangan Titik Simpul

Pada konstruksi rangka, konstruksi secara keseluruhan harus dalam keadaan

seimbang dan setiap titik simpul juga dalam keadaan seimbang. Maka tiap simpul

dalam perhitungan dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dan tiap-tiap

simpul itu dalam keadaan seimbang akibat gaya luar yang bekerja pada simpul itu,

dan gaya dalam (gaya batang) yang timbul dititik itu.

Gaya luar dan gaya batang itu berpotongan dititik simpul tersebut, maka untuk

menghitung gaya-gaya yang belum diketahui maka menggunakan :

∑ H = 0 dan ∑ V = 0

Dari ketentuan diatas ada 2 persamaan, maka pada tiap-tiap simpul yang akan dicari

gaya batangnya harus hanya 2 atau 1 batang yang belum diketahui. Maka tiap-tiap

titik simpul dapat dicari keseimbangannya, satu demi satu sehingga seluruh

konstruksi dapat diketahui gaya-gaya batangnya. Metode keseimbangan titik simpul

dapat dikerjakan secara analitis dan grafis.

Contoh :

Mekanika Bangunan 4
Carilah gaya-gaya batang dari konstruksi rangka tergambar dibawah ini.

Pertama-tama harus dicari reaksi-reaksi perletakannya (seluruh konstruksi harus

dalam keadaan seimbang).

Simpul A : A – S4 – S1

Kemudian dapat dicari gaya-gaya batangnya (simpul harus dalam keadaan

seimbang)

Mekanika Bangunan 5
Cara Analitis

∑ MA = 0 B = P ton (keatas) dan

∑ MB = 0 A = P ton (keatas)

Sekarang tinjau simpul A. Misalkan gaya batang 4 ialah S4 dan arahnya menuju

simpul A sedangkan S1 meninggalkan simpul A.

∑V=0

S4 sin 300 – A = 0
1
S 4. - P = 0
2

1
S 4. - P = 0
3

S4 = 2.P

Mekanika Bangunan 6
Simpul D : S4 – S3 – S5

Tanda S4 adalah positif, berarti arah yang dimisalkan (menuju simpul) telah betul.

Tetapi batang tekan (menuju simpul) mempunyai tanda negatif.

Jadi S4 = - 2 P (ton)

∑H=0

S4 cos 300 – S1 = 0
1
2P . . √3 – S1 = 0
2

S1 = P √3 – S1 =0

Mekanika Bangunan 7
Tanda S! adalah positif, berarti arah yang dimisalkan telah sesuai, sehingga batang

tarik (meninggalkan simpul) mempunyai tanda positif.

S1 = P .√3 ton

SIMPUL D

Arah S4 telah diketahui yaitu menuju simpul (S4 batang tekan) yang belum diketahui

batang 3 dan 5.

Arah S3 dan S5 dimisalkan seperti tergambar.

∑H=0

S4. Cos 300 – S3 cos 300 = 0

S4 = S3 = 3 . P

Arah S3 yang dimisalkan sudah betul karena S3 bertanda positif.

Tetapi S3 menuju simpul, jadi S3 batang tekan maka S3 = - 2 P (ton)

∑V =0

S4 . sin 300 + S3 . sin 300 + S5 = 0


1 1
2P . + 2P . + S5 = 0
2 2

S5 = - 2 P

Mekanika Bangunan 8
Tanda S5 adalah negatif, jadi arah yang dimisalkan tidak betul. S5 tidak menuju

simpul tetapi meninggalkan simpul. Tetapi bila S5 meninggalkan simpul S5

merupakan batang tarik, jadi S5 = 2 P ton

Secara Grafis

Simpul A dalam keadaan seimbang oleh gaya A, S1 dan S4

Maka dapat dibuat segi tiga gaya a, S4, S! dari segitiga gaya tersebut dapat

diketahui besarnya S1 dan S4

Arah dari segitiga gaya itu, sesuai dengan putaran jarum atau sebaliknya.

Kemudian beralih ke simpul D

Segitiga gayanya ialah S4, S3, S5, jadi besarnya S3 dan S5 dapat diketahui. Cara

ini dilakukan untuk keseimbangan titik simpul sehingga semua batang dari rangka

tersebut diketahui gaya batangnya.

Catatan :

1. Batang tekan bertanda negative

Batang tekan itu menuju simpul (arah gayanya)

2. Batang tarik bertanda positif


Batang tarik itu meninggalkan simpul (arah gayanya)

Mekanika Bangunan 9
3. Perhitungan dimulai dari 2 batang yang belum diketahui. Jadi dari simpul

A → D → C → B atau dari simpul A → C → D → B

4. Sebaiknya seluruh simpul dicari gaya-gaya batangnya agar dapat mengecek

apakah ada kekeliruan atau tidak.

Jadi pada contoh diatas yakni dari simpul A → D dari sini mulai mendapat

besarnya gaya batang 5 (S5).

Tetapi sebaiknya meninjau simpul C.

Apakah gaya batang 5 dari keseimbangan titik C sama dengan S5 yang

diperoleh dari simpul D. (Ini harus sama, bila tidak sama maka terdapat

kesalahan dalam mengerjakan soal).

Mekanika Bangunan 10

Anda mungkin juga menyukai