Anda di halaman 1dari 27

Riset Operasi

METODE TRANSPORTASI

Tinjauan Umum Modul 5


Secara umum, Modul 5 akan membahas mengenai model transportasi.
Modul 5 terdiri dari dua kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1 Beberapa Metode untuk Memperoleh Alokasi Optimal
Kegiatan Belajar 2 Beberapa Masalah dan Penyimpangannya
Setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mengetahui cara penghematan biaya alokasi dengan mengubah c
ara alokasi barang dari beberapa tempat asal ke beberapa tujuan.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 5, diharapkan mampu:
Merencanakan alokasi barang dengan fasilitas yang sama bisa memenuhi kebutuhan semaksimal mung
kin dengan biaya alokasi termurah;
Menerapkan metode transportasi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, misalnya untuk
perencanaan tata letak dan perencanaan distribusi barang;
Menekan biaya alokasi hanya dengan mengubah cara alokasi, tidak perlu menambah atau mengubah fa
silitas yang ada.

Model Transportasi
Model transportasi mula-mula ditmukan oleh F.L. Hitchcock pada tahun 1941 dan dikembangkan oleh T.C.
Koopmans. Kemudian pada tahun 1953 ditemukan cara pemecahan model transportasi dengan programma
linier oleh G.B. Fantzig. Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan metode stepping stone oleh W.W. C
ooper dan A. Charens dan selanjutnya metode modified distribution method (MODI) pada tahun 1955.
Sebagai ilustrasi model transportasi, lihat gambar berikut:
25

A
Supply = 200

10

X
Demand = 250

11
B
Supply = 300

20

Y
Demand = 250

A dan B merupakan pabrik yang mempunyai ka


pasitas sebanyak 200 dan 300 produk, sedangkan
X dan Y merupakan gudang dengan permintaan
masing-masing 250 produk. Biaya transportasi da
ri A ke X adalah Rp 25 danke Y Rp 10. Sedangka
n
biaya
dari
B
ke
X
adalah
Rp 11 dan Rp 20 ke Y.

Dua alternatif yang bisa dipilih:


I
A ke Y 200 produk = Rp 2.000 II
A ke X 200 produk = Rp 5.000
B ke Y 50 produk = Rp 1.000
B ke X 50 produk = Rp 550
B ke X 250 produk = Rp 2.750
B ke Y 250 produk = Rp 5.000
Total = Rp 5.750
Total = Rp 10.550

?
3

Metode Stepping Stone


Metode ini merupakan metode paling sederhana namun memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaan. C
aranya adalah dengan menyusun data ke dalam tabel alokasi kemudian alokasi tersebut dicoba-coba sampai
menemukan biaya yang paling murah.
Contoh:
Perusahaan menjual barang hasil produksi ke 3 daerah: Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Perusahaan
memiliki 3 buah pabrik di Magelang, Pati, dan Kediri.
Kebutuhan tiap gudang adalah:
Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik adalah:
Yogyakarta (Y) = 60 ton
Magelang (M) = 30 ton
Semarang (S) = 40 ton
Pati (P)
= 40 ton
Bandung (B)
= 20 ton
Kediri (K)
= 50 ton
Biaya pengangkutan dari pabrik ke gudang adalah:
Ke

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

Bandung (B)

Magelang (M)

15

18

Pati (P)

17

30

Kediri (K)

18

10

24

Dari

Metode Stepping Stone


1. Menyusun data ke tabel alokasi
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15

Bandung (B)

18

Magelang (M)

30
17

30

Pati (P)

40
18

10

24

Kediri (K)
Kebutuhan

Kapasitas

50
60

40

20

120

Metode Stepping Stone


2. Mengisi tabel alokasi dari sudut kiri atas kemudian sisanya ke kanan atau bawah sampai akhirnya men
gisi sudut kanan bawah. Cara pengisian ini disebut north west corner (pojok barat laut).
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15
Magelang (M)

30

30

30
40

10
18

Kediri (K)

Kapasitas

18

30
17

Pati (P)

Bandung (B)

10
30

24
20

50

60
40
20
Kebutuhan
120
Biaya pengiriman:
Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820

Metode Stepping Stone


3. Memperbaiki alokasi (1).
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)
20

Magelang (M)

Pati (P)

15

30
40

Semarang (S)
3

17

30

30
8

30
40

10
10
30

Kapasitas

18

10

18
Kediri (K)

Bandung (B)

24
20

50

Kebutuhan
60
40
20
120
Biaya
pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790

Metode Stepping Stone


3. Memperbaiki alokasi (2).
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15
Magelang (M)

20
10

Pati (P)

17

40

30

30
8

30
40

30
10
30

Kapasitas

18

10

18
Kediri (K)

Bandung (B)

24
20

50

Kebutuhan
60
40
20
120
Biaya
pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 18 (30) + Rp 3 (10) + Rp 30 (8) + Rp 20 (24) = Rp 1.760
Lakukan terus sampai biaya minimal diperoleh. Tidak ada petunjuk segiempat mana yang harus digan
ti dan tidak ada petunjuk kapan solusi optimal diperoleh.
8

Metode Vogel
Metode ini juga merupakan metode sederhana namun kadang-kadang hasilnya kurang optimal.
Dengan contoh soal yang sama akan dijelaskan prosedur Metode Vogel.
1. Membuat tabel alokasi sama seperti dalam metode stepping stone
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15

Bandung (B)

18

Magelang (M)

30
17

30

Pati (P)

40
18

10

24

Kediri (K)
Kebutuhan

Kapasitas

50
60

40

20

120
9

Metode Vogel
2. Mencari indeks baris dan kolom yang merupakan selisih antara biaya tereendah dengan nomor dua terr
endah dalam kolom/baris tersebut.
Baris M = 15 3 = 12 Kolom Y = 17 15 = 2
Baris P = 17 8 = 9 Kolom S = 8 3 = 5
Baris K = 18 10 = 8 Kolom B = 24 18 = 6
3. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksi
mum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
Indeks

30

12

Indeks terbesar

9
8
== 10

Indeks

10

Metode Vogel
4. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Semua indeks baris Kolom Y = 18 17 = 1
masih sama
Kolom S = 10 8 = 2
Kolom B = 30 24 = 6
5. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksi
mum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
Indeks

30

10

12

== 30

Indeks terbesar

X
Indeks

2
1

5
2

6
6

11

Metode Vogel
6. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Baris P = 30 17 = 13
Semua indeks kolom
Baris K = 24 18 = 6 masih sama
7. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksi
mum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
Indeks

30

12

12

30

10

13

X
== 30

Indeks

2
1

Indeks terbesar

X
5
2

6
6
12

Metode Vogel
8. Mencari indeks baris dan kolom yang baru.
Semua index baris
Kolom Y = 18
masih sama
Kolom B = 24
9. Pilih baris atau kolom dengan indeks terbesar pada baris/kolom tersebut dan isi dengan kapasitas maksi
mum pada baris atau kolom dengan biaya terrendah
Indeks

Indeks

30

12

12

30

10

13

30

20

X
2
1
18

5
2

6
6
24

Indeks terbesar

13

Metode Vogel
10. Solusi akhir:
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15
Magelang (M)

30

Kediri (K)

30

30

30
40

10
18

Kapasitas

18

30
17

Pati (P)

Bandung (B)

10

24
20

50

60
40
20
Kebutuhan
120
Biaya pengiriman:
Rp 3 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 18 (30) + Rp 20 (24) = Rp 1.700

14

Metode MODI
1. Mengisi alokasi dari sudut kiri atas (northwest corner)
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15
Magelang (M)

30

30

30
40

10
18

Kediri (K)

Kapasitas

18

30
17

Pati (P)

Bandung (B)

10
30

24
20

50

60
40
20
Kebutuhan
120
Biaya pengiriman:
Rp 15 (30) + Rp 17 (30) + Rp 8 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.820

15

Metode MODI
2. Mencari nilai baris dan kolom
Baris pertama pasti bernilai 0, sedang yang lain dicari dengan persamaan:
Ri + Kj = Cij
6
15

20

Ri adalah nilai baris ke-i;


Kj adalah nilai kolom ke-j;
Cij adalah biaya dari i ke j.

30

Syaratnya antara baris i dan j harus


dihubungkan oleh alokasi

30

(0) RM = 0

10
30

20

(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RP + KY = 17; RP = 2
(3) RP + KS = 8; KS = 6
(4) RK + KS = 10; RK = 4
(5) RK + KB = 24; KB = 20

16

Metode MODI
3. Melakukan perbaikan
Indeks perbaikan dari segiempat yang masih belum terisi dicari dengan menggunakan persamaan:
Indeksij = Cij Ri Kj
6
20
15
Kemudian pilih segiempat dengan
indeks paling kecil (negatif terkecil)

+
MS = 3 0 6 = 3*
10
30 20
0
MB = 18 0 20 = 2

+
PB = 30 2 20 = 8
10
30 40
2
KY = 18 4 15 = 1
*negatif terkecil
30
20
4
Beri tanda positif (akan diisi) pada segiempat yang terpilih. Kemudian apabila ada segiempat yang sud
ah terisi, yang letaknya sebaris/sekolom, beri tanda negatif (akan dikurangi). Kemudian tanda positif u
ntuk segiempat yang letaknya ada berseberangan dari segiempat terpilih. Pindahkan alokasi dari segie
mpat negatif ke positif sebesar alokasi terkecil dari segiempat negatif.
Biaya pengiriman: Rp 15 (20) + Rp 17 (40) + Rp 3 (10) + Rp 10 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.790
17

Metode MODI
4. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RM + KS = 3; KS = 3
(3) RP + KY = 17; RP = 2
(4) RK + KS = 10; RK = 7
(5) RK + KB = 24; KB = 17

15

20

10

40 10

30

Indeks perbaikan yang baru:


MB = 18 0 17 = 1
PS = 8 2 3 = 3
PB = 30 2 17 = 11
KY = 18 7 15 = 4*

30

17

30

20

Biaya pengiriman:
Rp 15 (20) + Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (30) + Rp 24 (20) = Rp 1.760
18

Metode MODI
5. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KY = 15; KY = 15
(2) RP + KY = 17; RP = 2
(3) RP + KS = 8; KS = 6
(4) RK + KY = 18; RK = 3
(5) RK + KB = 24; KB = 21

15

21

20

10

10

30

20

Indeks perbaikan yang baru:


MB = 18 0 21 = 3*
PB = 30 2 21 = 7
KS = 10 3 6 = 1

30 50

20

Biaya pengiriman:
Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700
19

Metode MODI
6. Melanjutkan perbaikan
Nilai baris yang baru:
(0) RM = 0
(1) RM + KS = 3; KS = 3
(2) RM + KB = 18; KB = 18
(3) RP + KS = 8; RP = 5
(4) RP + KY = 17; KY = 12
(5) RK + KY = 18; RK = 6

12

10

10

18

20

30

Indeks perbaikan yang baru:


MY = 15 0 12 = 3
PB = 30 5 18 = 7
KS = 10 3 6 = 1
KB = 24 6 18 = 0

50

Perbaikan sudah tidak bisa dilakukan karena indeks perbaikan yang baru tidak ada yang bernilai negati
f.
20

Metode MODI
7. Solusi akhir:
Ke
Dari

Yogyakarta (Y)

Semarang (S)

15
Magelang (M)

3
10

17
Pati (P)

10

50

30

20
8

Kapasitas

18

30
40

30
18

Kediri (K)

Bandung (B)

10

24
50

60
40
20
Kebutuhan
120
Biaya pengiriman:
Rp 17 (10) + Rp 3 (10) + Rp 8 (30) + Rp 18 (50) + Rp 18 (20) = Rp 1.700

21

Supply Melebihi Demand


Apabila kondisi supply (kapasitas) melebihi demand (kebutuhan) terjadi, maka dibutuhkan kolom dummy y
ang demannya sebesar kelebihan kapasitas tersebut. Biaya dari kolom dummy tersebut adalah 0.
Contoh:
Ke
Dari

X
10

Y
17

Kapasitas
12

60
15

11

17

50
8

20

16

Kebutuhan

40

30

40

50

150
120
22

Supply Melebihi Demand


Tambahkan kolom dummy di paling kanan.
Ke
Dari

X
10

Y
17

Dummy
12

60
15

11

17

50
8

20

16

C
Kebutuhan

Kapasitas

40
30

40

50

30

150

Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan sebe
lumnya.

23

Demand Melebihi Supply


Apabila kondisi demand (kebutuhan) melebihi supply (kapasitas) terjadi, maka dibutuhkan baris dummy ya
ng kapasitasnya sebesar kekurangan kapasitas tersebut. Biaya dari baris dummy tersebut adalah 0.
Contoh:
Ke
Dari

X
10

Y
17

Kapasitas
12

30
15

11

17

40
8

20

16

Kebutuhan

50

60

50

40

120
150
24

Demand Melebihi Supply


Tambahkan baris dummy di paling bawah.
Ke
Dari

X
10

Y
17

Kapasitas
12

30
15

11

17

40
8

20

16

Dummy

50
0

30

Kemudian, cari solusi optimal dengan menggunakan salah satu dari tiga metode yang telah disebutkan sebe
Kebutuhan
60
50
40
150
lumnya.
25

Stopped Northwest Corn


er

Terkadang, dalam pengisian alokasi menggunakan northwest corner berhenti di tengah-tengah atau tidak sa
mpai ke kanan bawah. Apabila kondisi ini terjadi, maka dalam mengerjakan dengan metode MODI akan ter
jadi kesulitan karena nilai baris atau kolom tidak akan ditemui dikarenakan tidak ada alokasi yang berseusu
sian dengan baris dan kolom yang dicari. Penyelesaiannya adalah dengan menempatkan alokasi semu ke da
lam segiempat yang seharusnya. Kemudian nilai baris dan kolom yang bersesuaian dapat dicari.
Contoh:

26

Terima Kasih

Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya

27

Anda mungkin juga menyukai