Anda di halaman 1dari 14

Riset Operasi

TEORI KEPUTUSAN

Tinjauan Umum Modul 3


Secara umum, Modul 3 akan membahas tentang metode pengambilan keputusan dalam keadaan yang pasti
dan dalam keadaan yang belum tentu.
Modul 3 terdiri dari tiga kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1 Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Pasti;
Kegiatan Belajar 2 Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Mengandung Resiko.
Kegiatan Belajar 3 Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Tidak Pasti
Setelah mempelajari Modul 3, diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data-data
yang ada dengan cepat.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 3, diharapkan dapat memanfaatkan data untuk melakukan penga
mbilan keputusan dengan cara yang tepat dalam keadaan yang pasti, mengandung risiko, maupun yang tida
k pasti.

Keadaan Pasti
A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal
Dalam keadaan ini, kita hanya memiliki satu tujuan, sehingga kita akan memilih alternatif yang akan m
engoptimalkan tujuan tersebut.
Contoh 1:
Suatu perusahaan akan menentukan saat penggantian mesin yang dimiliki, diganti setiap satu tahun,
dua tahun, tiga tahun, atau empat tahun. Harga beli mesin tersebut adalah Rp 5.000.000. Data-data lain
mengenai mesin adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):
Tahun ke-1

Tahun ke-2

Tahun ke-3

Tahun ke-4

3.000

2.600

2.000

1.600

500

800

1.000

2.000

Tahun ke-1

Tahun ke-2

Tahun ke-3

Tahun ke-4

Harga Jual

3.000

2.600

2.000

1.600

Penurunan Harga Mesin

2.000

2.400

3.000

3.400

500

1.300

2.300

4.300

Jumlah

2.500

3.700

5.300

7.700

Rata-rata

2.500

1.850

1.766,67

1.925

Harga Jual
Biaya Pemeliharaan
Biaya rata-rata:

Biaya Pemeliharaan (kum)

Keadaan Pasti
A. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal
Contoh 2:
Suatu perusahaan akan meningkatkan volume penjualannya dengan salah satu usaha di bawah ini.
Jumlah anggaran maksimal adalah Rp 100.000.000. Data-data-datanya adalah sebagai berikut (dalam
ribuan Rp):
Biaya

Kenaikan
Volume Penjualan

Persentase Kenaikan
Penjualan (%)

Advertency

50

600

1.200

Potongan Harga

40

700

1.750

Undian Berhadiah

30

500

1.670

Personal Selling

70

1.000

1.430

Tindakan

Keadaan Pasti
B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda
Apabila ada lebih datri satu tujuan, maka kita gunakan bobot untuk pada masing-masing tujuan
dengan bobot yang lebih banyak pada tujuan yang menjadi prioritas utama.

N1

1 jb j

j 1

N2

N1 a11b1 a12b2 a1n bn

2 jb j

j 1

N 2 a21b1 a22b2 a2 n bn

Nm

mj b j

N m am1b1 am 2b2 amn bn

j 1

Ni adalah persentase kenaikan/pengurangan hasil yang diperoleh.


aij adalah hasil yang diperoleh dari strategi/alternatif ke-j.
bj adalah bobot untuk strategi/alternatif ke-j.

Keadaan Pasti
B. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda
Contoh:
Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan volume penjualan, menaikkan laba usaha,
dan menaikkan harga sahamnya di pasar modal. Iklan akan dimuat di salah satu surat kabar A, B, C,
dan D. Bobot setiap tujuan adalah: 1 untuk kenaikan saham, 2 untuk kenaikan penjualan, dan 4 untuk k
enaikan harga saham. Data-data yang ada adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

Perhitungan:

A 2

B 2

C 2

D 2

5.000

2.000

500

100% 4
100% 1
100%
500

500

500

4.500

1.800

400

100% 4
100% 1
100%
400

400

400

9.900

5.400

700

100% 4
100% 1
100%
900

900

900

6.000

2.400

420

100% 4
100% 1
100%
600

600

600

3.700
4.150
4.677,78
3.670
6

Keadaan Mengandung R
esiko

Keadaan yang belum tentu berarti keadaan di mana informasi yang diperoleh untuk mempertimbangkan (se
bagai dasar pengambilan keputusan) sifatnya belum tentu terjadi, misalnya informasi mengenai laju inflasi
tahun depan bisa 5%, 4%, atau 2.4%. Keadaan yang belum tentu ini terbagi menjadi dua:
1. Keadaan yang mengandung risiko terjadi apabila probabilitas terjadinya dapat diasumsikan diketahui.
2. Keadaan yang tidak pasti (uncertain) terjadi apabila probabilitas terjadi tidak diketahui.
Namun dalam Modul ini hanya dibahas mengenai keadaan yang mengandung risiko.
A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.
Dalam pendekatan ini, kita memilih alternatif dengan nilai harapan tertingi.
n

NH 1

1j X j

j 1

NH 2

2jX j

j 1

NH 2 P21 X 1 P22 X 2 P2 n X n

NH m

NH1 P11 X 1 P12 X 2 P1n X n

mj X j

NH m Pm1 X 1 Pm 2 X 2 Pmn X n

j 1

Keadaan Mengandung R
esiko

A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.


Contoh:
Seorang pengusaha sirkus akan mengadakan pertunjukan di tiga kota. Kalau cuaca baik, maka laba yan
g diperoleh kalau mengadakan pertunjukan di Medan adalah Rp 50 juta, di Surabaya Rp 40 juta, di Am
bon Rp 60 juta. Namun kalau cuaca tidak baik, maka labanya adalah sebagai berikut: Medan Rp 10 jut
a, Surabaya Rp 30 juta, dan Ambon Rp 5 juta. Probabilitas keadaan cuaca baik = 0.6 dan cuaca tidak b
aik = 0.4. Perhitungannya adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rp):

Cuaca Baik
(P = 0.6)

Cuaca Baik
(P = 0.4)

Nilai Harapan

Medan

50

10

0.6(50) + 0.4(10) = 34

Surabaya

40

30

0.6(40) + 0.4(30) = 36

Ambon

60

0.6(60) + 0.4(5) = 38

Kota

Keadaan Mengandung R
esiko

B. Pohon Keputusan.
Apabila alternatif yang akan dipilih terdiri dari beberapa alternatif lagi, maka akan lebih mudah apabila
digambar pohon keputusan.
Contoh:
Suatu perusahaan menghadapi kesulitan untuk membeli mesin dengan kapasitas besar atau kecil, deng
an didasarkan pertimbangan kalau kemungkinan akan terjadi kenaikan permintaan barang (dengan pro
babilitas 0.75 dan tidak terjadi kenaikan permintaan dengan probabilitas 0.25).
1. Membeli Mesin dengan Kapasitas Besar
Kalau permintaan meningkat maka laba yang diperoleh Rp 1 juta dan bila tidak Rp 200 ribu.
2. Membeli Mesin dengan Kapasitas Kecil
Kalau permintaan meningkat, maka pada tahun pertama laba yang diperoleh Rp 100 ribu. Pada tah
un kedua, pemerintah akan memberikan kredit pembelian mesin dengan probabilitas 0,8 dan laba y
ang dihasilkan Rp 800 ribu. Namun kalau pemerintah tidak memberikan kredit maka perusahaan te
tap membeli mesin dan laba yang dihasilkan Rp 700 ribu. Kalau perusahaan tidak membeli mesin l
agi maka laba yang diperoleh hanya Rp 400 ribu.
Kalau permintaan tidak meningkat, maka laba yang dihasilkan Rp 300 ribu.

Keadaan Mengandung R
esiko

B. Pohon Keputusan.

.
.

Nilai Harapan Membeli Mesin Besar (NH1) = 0.75(1.000.000) + 0.25(200.000) = 800.000


Nilai Harapan Membeli Mesin Kecil (NH2) = 0.75(100.000+780.000) + 0.25(300.000) = 735.000
Nilai Harapan Membeli Mesin Baru di Tahun kedua (NH2a) = 0.80(800.000) + 0.20(700.000) = 780.000
Nilai Harapan Tidak Membeli Mesin Baru di Tahun Kedua (NH2b) = 400.000
10

Keadaan yang Tidak Pasti


Pengambilan keputusan yang kejadiannya bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi, namun probabilitasnya tidak dapat diketahui (uncertain). Model-model uncertain yang akan dibahas disini adalah
1. maximas (optimistic)
2. maximin (maximistic)
3. criteria of realism (hurwicz)
4. equally likely (laplace)
5. minimax regret
Untuk mempermudah penjelasan model-model ini digunakan contoh masalah sebagai berikut:
Alternatif pertama mendirikan pabrik besar, alternatif kedua mendirikan pabrik kecil, dan alternatif ketiga
tidak mendirikan. Keadaan pasar mungkin menguntungkan atau sangat mendukung atau favourable market
Bisa juga tidak atau kurang mendukung atau unfavourable market. Dengan detail seperti tabel 2.9

11

Keadaan yang Tidak Pasti


A. Metode MAXIMAX
Metode ini memilih alternatif yang hasilnya tertinggi. Biasa dipilih investor atau pengambil keputusan yang
bersifat optimis yakin usahanya akan berhasil dan umumnya senang bekerja keras, tidak mudah menyerah, d
an selalu mencari peluang yang mungkin .

B. Metode MAXIMINVESTOR
Metode pembil keputusan yang bersifat konservatif atau berhati-hati, yaitu memilih alternatif yang hasilnya
paling besar diantara hasil minimum setiap alternatif

12

Keadaan yang Tidak Pasti


C. Metode CRITERION OF RELIASM = HURQICZ CRITERION
Pemilihan keputusan didasarkan pada rata-rata tertimbang dari hasil yang diharapkan.

D. Metode EQUALY LIKELY (LAPLACE)


Pemilihan keputusan didasarkan pada keuntungan rata-rata terbesar

13

Terima Kasih

Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya

14

Anda mungkin juga menyukai