matematikawan
india
bernama
Narendra
karmarkar
mencoba
D. Model Matematika
Menurut DAN LAJANTO (2016) Model matematika adalah bahasa
matematika yang menerjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan,
pertidaksamaan, maupun fungsi.
Menurut Yosep Dwi Kristanto (2012) Model matematika adalah suatu cara
sederhana untuk menerjemahkan suatu masalah ke dalam bahasa matematika dengan
menggunakan persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi.
Model matematika adalah cara sederhana unntuk menerjemahkan suatu masalah
dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa matematika dengan menggunakan
bentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi.
Jika di aplikasikan dalam contoh diatas, maka di dapat:
luas tanah yang diperlukan:
- Rumah tipe A = 100 m2
- Rumah tipe B = 75 m2
Maka Luas tanah, jumlah rumah dan keuntunganmerupakan koefisien
Luas Tanah
Tipe A
Tipe B
Rumah Tipe A
100
Rumah Tipe B
75
Ketersediaan
10.000
125
400 ..(i)
x+y
125 ..(ii)
Untuk mencari keuntungan maksimum maka langkah awal harus mencari titik potong
x 0 125
x 125
Maka titik potongnya (x,y) = (125,0)
Mencari titik potong dengan sumbu sumbu y jika dimisalkan sumbu x=0
x y 125
0 y 125
y 125
Maka titik potongnya (x,y) = (0,125)
Dari persamaan grafik 1 dan 2 maka diperoleh gambar seperti dibawah ini:
6.000.000 x + 4.000.000 y
6.000.000 x 4.000.000 y
6.000.000 x 4.000.000 y
6.000.000 25 4.000.000 100
150.000.000 400.000.000
550.000.000
C (0,125)
6.000.000 x 4.000.000 y
6.000.000 0 4.000.000 125
500.000.000
METODE GRAFIK
Metode Grafik
1. Daerah penyelesaian fisibel
masalah PL dengan metode grafik berarti menggambarkan pembatas sebagai
grafik dalam ruang berdimensi dua jika model matematikanya memuat 2 variabel,
dan dalam ruang berdimensi 3 jika model matmatikanya memuat 3 variabel.
Himpunan titik-titik yang memenuhi pembtas disebut himpunan penyelesaian visisbel
atau daerah yang fisibel.
memberikan nilai fungsi tujuan mencapai nilai optimal, maka dalam grafik
penyelesaian optimal merupakan titik yang termuat dalam daerah penyelesaian fisibel.
Prinsip-prinsip dalam PL antara lain:
a. Himpunan penyelesaian fisibel merupakan himpunan konveks.
b. Fungsi tujuan akan mencapai niali optimal (jika ada) pada suatu titik ekstrem dari
daerah penyelesaian fisibel.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah PL dengan metode grafik yaitu
sebagai berikut:
a. Menggambarkan pembatas
b. Menentukan penyelesaian daerah fisibel
c. Menentukan penyelesaian optimal (PO)
2. Penyelesaian Optimal
Dalam masalah PL menyelesaikan dengan metode grafik PO dapat diperoleh dengan
cara membandingkan nilai fungsi tujuan yang berkaitan dengan titik-titik ekstrem dari
daerah penyelesaian fisibel.
3. Penggunaan garis selidik
Cara lain menentukan nilai optimum fungsi tujuan dengan metode grafik untuk
masalah yang memuat dua variabel yaitu denagn menggunakan gari selidik.
Garis selidik dari masalah PL dengan fungsi tujuan Z = ax + by adalah ax + by = k .
Pada suatu masalah PL dengan daerah penyelesaian fisibel terbatas:
1. Nilai maksimum atau nilai minimum fungsi tujuan selalu ada.
2. Apabila masalah yang dihadapi adalah maslah maksimum, maka garis selidik yang
melalui 0 (0,0) digeser ke kanan, dan titik ekstem terakhir yang dilaui adalah titik
yang berkaitan dengan PO.
3. Apabila masalah yang dihadapi adalah minimum, maka titik yang pertama dilalui
garis selidik adalah titik yang berkaitan dengan PO.
Jika daerah penyelesaian fisibel tak terbatas dan koefisien-koefisien fungsi tujuan
positif, maka nilai minimum fungsi tujuan ada, tetapi nilai maksimum tidak ada.
Jika daerah penyelesaian fisibel kosong (tidak ada titik yang memenuhi kendala),
maka nilai maksimum dan niali minimum fungsi tujuan tidak ada.
Contoh 1:
Perusahaan meubel TEKUN BELAJAR memproduksi dua jenis alat rumah
tangga yaitu rak buku dan meja. Setiap hasil produksi harus melalui dua tahap
pengerjaan, yaitu pemotongan dan perampungan. Untuk pemotongan tiap rak
buku memerlukan waktu 4 jam dan untuk meja juga sama. Untuk proses
perampungan memerlukan tiap rak memerlukan waktu 3 jam dan tiap meja 2
jam. Rak buku per buah memberi laba Rp. 80.000,- dan meja per buah Rp.
60.000,- Waktu yang tersedia untuk pemotongan setiap periode waktu jam 100
jam dan untuk perampungan tersedia 60 jam. Perusahaan ini mementukan
jumlah produksi untuk masing-masing jenis barang supaya diperoleh laba
maksimum.
Jawab:
1. Jelas bahwa tipe masalah adalah masalah maksimum.
Misalkan besarnya laba Z rupiah.
2. Laba dalam masalah ini ditentukan oleh banyak rak buku dan banyaknya
meja. Jadi banyaknya rak buku dan banyaknya meja merupakan variabel
keputusan. Selanjutnya dimisalkan banyaknya rak buku yang akan
diproduksi x buah dan untuk meja y buah.
3. Dari informasi bahwa setiap rak buku memberi laba Rp. 80.000,- dan stiap
meja memberi laba Rp. 60.000,-, diperoleh hubungan Z = 80000x + 60000y
dan tujuannya adalah menentukan nilai x dan y sehingga diperoleh Zmaks.
4. Kendala waktu pemotongan:
Setiap rak untuk pemotongan diperlukan 4 jam, jadi untuk seluruh rak
diperlukan waktu 4x jam. Setiap meja untuk pemotongan diperlukan2 jam,
jadi untuk seluruh meja diperlukan waktu 2y jam. Sedangkan kapasitas
waktu (waktu yang tersedia) adalh 60 jam, yang berarti waktu yang
(h.m):
4 x + 4 y 100 ..........(kendala waktu pemotongan)
3 x+2 y 60 ............(kendala waktu perampungan)
(1.4)
Langkah
untuk
menyelesaikan
masalah
tersebut
4 x + 4 y=100 atau
adalah
x+ y=25
x 0 , dan daerah
x+ y=25
dan garis
Gambar 1.7
Hasil perhitungan dari fungsi tujuan yang berkaitan denagn titik-titik ekstrem dari
penyelesaian fisibel terdapat pada table dibawah ini:
TITIK
Z = 8000x + 6000y
KET.
0
A
B
C
0
20
0
10
0
0
25
15
0
8000(20) + 6000(0) = 160.000
8000(0) + 6000(25) = 150.000
8000(10) + 6000(15) = 80.000 + 90.000=
Maksimum
170.000
.
L : K = 8000 x+ 6000 y ..(2.0)
n
yaitu
4
3
x dan nilai y
Gambar 1.8
Contoh 2:
Ling ling membeli 240 ton beras untuk dijual lagi. Ia menyewa dua jenis
truk untuk mengangkut beras tersebut. Truk jenis A memiliki kapasitas 6
ton dan truk jenis B memiliki kapasitas 4 ton. Sewa tiap truk jenis A adalah
Rp 100.000,00 sekali jalan dan truk jenis B adalah Rp 50.000,00 sekali
jalan. Maka Ling ling menyewa truk itu sekurang-kurangnya 48 buah.
Berapa banyak jenis truk A dan B yang harus disewa agar biaya yang
dikeluarkan minimum?
Jawab:
Langkah pertama. Tentukan kendala-kendala dari permasalahan program
linear yang dimaksud oleh soal. Untuk mengetahui kendala-kendalanya,
sebaiknya kita ubah soal tersebut ke dalam tabel sebagai berikut.
Gambar 1.9
Langkah ketiga. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
Titik pojok dari daerah penyelesaian di atas adalah titik potong garis 6x +
4y = 240 dengan sumbu-y, titik potong garis x + y = 48 dengan sumbu-x,
dan titik potong garis-garis x + y = 48 dan 6x + 4y = 240.
Titik potong garis 6x + 4y = 240 dengan sumbu-y adalah titik (0, 60). Titik
potong garis x+ y = 48 dengan sumbu-x adalah titik (48, 0). Sedangkan titik
potong garis-garis x + y = 48 dan 6x + 4y = 240 dapat dicari dengan
menggunakan cara eliminasi berikut ini.
Contoh 3:
Tentukan min dan max dengan:
7 x+15 y
3 x+2 y
24
x+ 2 y
10
7 x+ y
28
3 x+ y
12
x=0 ; y=0
Jawab:
A. Minimum
1. Masalah Minimum
2.
Z min =7 x +15 y
3.
3 x+2 y 24
; x=8 , y=12
x+ 2 y 10
; x=10 , y=5
7 x+ y 28
; x=4 , y=28
3 x+ y 12
; x=4 , y=12
4.
x0, y0
Contoh 4
Jenis
Harga
Sepeda balap
1
2.000 .000 y
25
42.000.000
3. Fungsi Tujuan
Z max =500.000 x+ 600.000 y
4. Merumuskan kendala:
x+ y 25
1.500.000 x +2.000 .000 y 42.000 .000 ( dibagi 500.000)
3 x+ 4 y=84
Sehingga didapat:
y=9
ax +by=k (k R)
merupakan himpunan garis-garis yang sejajar. Dua buah garis dikatakan sejajar jika
memiliki gradien yang sama.
Pada dasarnya, metode garis selidik dilakukan dengan cara menggeser garis selidik
secara sejajar ke arah kiri, kanan, atas, atau bawah sampai garis tersebut memotong
titik-titik pojok daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel. Untuk fungsi tujuan maksimum, titik optimum dicapai jika semua himpunan
penyelesaian dari kendala-kendala sistem pertidaksamaan linear dua variabel berada
di bawah atau sebelah kiri garis selidik. Adapun untuk fungsi tujuan minimum, titik
optimum dicapai jika semua himpunan penyelesaian berada di atas atau sebelah kanan
garis selidik dengan syarat koefisien y harus positif (b> 0) . Jika koefisien y negatif
(b< 0) , maka berlaku sebaliknya.
iv. Untuk mendapatkan nilai maksimum, geser garis selidik secara sejajar ke arah kanan
atau atas sampai memotong titik paling jauh dari daerah himpunan penyelesaian. Titik
yang paling jauh tersebut merupakan titik yang memaksimumkan fungsi tujuan.
v. Untuk mendapatkan nilai minimum, geser garis selidik secara sejajar ke arah kiri atau
bawah sampai memotong titik paling dekat dari daerah himpunan penyelesaian. Titik
yang paling dekat tersebut merupakan titik yang meminimumkan fungsi tujuan.
Perhatikan gambar ilustrasi garis selidik berikut ini :
Berdasarkan gambar tersebut, titik A merupakan titik yang meminimum kan fungsi
tujuan (objektif ) dan titik D merupakan titik yang me maksimum kan tujuan.
z=f (x , y )=3 x+ 4 y
dan fungsi
x+ 2 y 10,4 x +3 y 24, x 0, y 0
Penyelesaian :
*). Menentukan grafik dan daerah himpunan penyelesaiannya (DHP) :
Berdasarkan gambar garis selidik di atas, garis selidik yang digeser secara sejajar ke
kanan atau ke atas, memotong titik terjauh dari himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dua variabel yang diketahui, yaitu titik B. Koordinat titik B
18 16
, ).
Artinya fungsi tujuannya maksimum pada titik
5 5
pojok B.
*). Menentukan nilai maksimumnya dengan substitusi titik B ke fungsi tujuannya :
f (x , y )=f (
18 16
18
16
, )=3 + 4 =23,6 .
Jadi,
5 5
5
5
nilai
maksimum
dari
fungsi
O(0, 0)
yang memenuhi
Penyelesaian :
*). Gambar grafik dan DHP nya :
*). Fungsi tujuan dari masalah program linear tersebut adalah 80 x+125 y .
Bentuk umum garis selidiknya
*). Berdasarkan gambar di atas, garis selidik yang digeser secara sejajar ke kanan atau
ke atas, memotong titik terjauh dari himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear
dua variabel di titik B (125,225) .
Dengan demikian, nilai fungsi tujuan
z=80 x+ 125 y
(125,225) .
*).Menentukan nilai maksimum dengan substitusi titik B ke fungsi tujuan :
f (x , y )=80 x+125 y f (125,225)=80 125+ 125 225=38.125 .
Jadi, nilai maksimum fungsi tujuan
z=80 x+ 125 y
adalah 38.125.
Catatan :
Dari dua contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa metode garis selidik digunakan
hanya untuk menentukan titik pojok mana yang menyebabkan fungsi tujuannya
memiliki nilai optimum. Hanya saja metode garis selidik memerlukan ketelitian dalam
menggambar dan menggeser garis selidiknya, jangan sampai salah.
Penyelesaian optimum adalah penyelesaian fisibel yang mengoptimumkan fungsi
objektif (memenuhi persamaan(1)), maka penyelesaian basis optimum dan optimum
tetapi tidak fisibel dapat didefinisikan (pusat pembinaan pengembangan bahasa, 2003).
Penyelesaian basis optimum adalah penyelesaian fisibel basis untuk membuat
fungsi objektif menjadi optimum (Anonim, 2003)
Penyelesaian optimum tetapi tidak fisibel adalah penyelesaian yang terdapat
variabel pada penyelesaian basis yang berharga negatif (tidak memenuhi persamaan
(3)), yang mengoptimumkan fungsi objektif (memenuhi persamaan (1)). (Herjanto, E,
2008)
METODE SIMPLEKS
1. Pengertian metode simpleks
Metode simplek adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan program linier yang telah di ubah terlebih dahulu ke dalam
persamaan matematika yang mempunyai variabel keputusan lebih dari dua variabel.
Metode ini dikembangkan oleh George Dantziq pada tahun 1947. Pada metode grafik
akan dapat dengan mudah mencari titik terbaik di antara semua titik solusi, sedangkan
di metode simpleks bergerak dari satu solusi ke solusi yang lain hingga mendapatkan
solusi yang optimal. Untuk mencari nilai optimum dengan metode ini dilakukan
dengan proses pengulangan dimulai dari proses dasar awal hingga penyelesaian akhir
dimana nilai dari fungsi tujuan telah optimum.
2. Menentukan penyelesaian dasar fisibel
Pada metode grafik untuk menemukan titik-titik ekstrem harus menggambarkan garisgaris pembatas, sedangkan dalam metode simpleks supaya dapat menemukan
penyelesaian dasar fisibel ada beberapa syarat yang harus diperhatikan,
a. Semua kendala pertidaksamaan harus dinyatakan sebagai persamaan.
Kebanyakan masalah pemrograman linier mengandung kendala-kendala yang
berbentuk pertidaksamaan linier. Pertidaksamaan linier ini harus dinyatakan
sebagai persamaan linier. Ada 3 tanda yang mungkin pada kendala saat mengubah
pertidaksamaan linier menjadi persamaan linier, yaitu:
1) Untuk tanda lebih kecil dari atau sama dengan ()
Untuk setiap kendala yang mempunyai tanda lebih kecil daripada atau sama
dengan
()
harus
x 1+5 x 2 150
x 15 x 2 150
(1)
menjadi
(1)
akan menghasilkan
tanda pertidaksamaan
menjadi .
c. Nilai kanan fungsi tujuan harus nol (0).
Z mak=3 x 1+2 x 2
Misalkan:
fungsi
tujuan
.
Di
ubah
menjadi
Z 3 x 1 +2 x2 =0
d. Semua variabel di batasi pada nilai-nilai non-negatif.
3. Program awal
Berdasarkan pengertian metode simpleks, untuk mencari nilai optimal dari suatu
pemrograman linier dengan menggunakan metode simpleks adalah dengan
menggunakan algoritma simpleks dari penyelesaian dasar fisibel. Algoritma simpleks
adalah sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal
soal ppemrograman linier dengan cara menguji titik-titiknya. Langkah-langkah
penyelesaian masalah program linier dengan menggunakan metode simpleks, yaitu:
a. Mengidentifikasi variabel keputusan dan mengubahnya dalam simbol matematis
b. Mengidentifikasi tujuan yang akan di capai dan kendala-kendala yang terjadi
c. Mengubah tujuan dan kendala ke dalam fungsi model matematis
d. Mengubah pertidaksamaan atau pada kendala menjadi
dengan menambahkan variabel slack (s) atau variabel surplus
e. Memasukkan data fungsi tujuan dan kendala tersebut ke dalam tabel simpleks.
f. Mencari kolom kunci: negatif terbesar pada baris Z
g. Mencari baris kunci: positif terkecil pada indeks (indeks pada masing-masing
baris dibagi angka pada kolom di masing-masing baris
h. Memperbaiki tabel
Z maks =3 x 1 +5 x 2
2. Fungsi kendala:
2 x 1 8
a)
b)
3 x2 15
c)
6 x 1+5 x 2 30
Langkah penyelesaian:
1. Ubah fungsi tujuan dan fungsi kendala ke dalam bentuk standar/implisit.
Z 3 x 15 x 2=0
Fungsi tujuan :
Fungsi kendala:
2 x 1 + S1=8
1)
2)
3 x2 + S2=15
3)
6 x 1+5 x 2 +S 3=30
x1
x2
S1
S2
S3
NK
S1
S2
15
S3
30
3. Tentukan kolom kunci (variabel keputusan) yang masuk sebagai variabel basis.
Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai pada baris Z (fungsi tujuan) yang
bernilai negatif
V .D
x1
x2
S1
S2
S3
NK
S1
S2
15
S3
30
Keterangan:
Kolom berwarna kuning (
kolom x 2
4. Tentukan baris kunci, untuk menentukan variabel yang akan keluar dari baris kunci.
Baris kunci adalah baris dengan nilai indeks positif terkecil, dengan perhitungan
indeks sebagai berikut:
nilai kanan (NK )
indeks=
nilai setiap baris pada kolom kunci
V .D Z
x1
x2
S1
S2
S3
NK
Indeks
S1
S2
15
S3
30
Keterangan:
Indeks pada baris Z tidak perlu dihitung
Indeks pada baris S 1 diperoleh dari 8 dibagi 0= .
Indeks pada baris S 2 diperoleh dari 15 dibagi 3=5 .
Indeks pada baris S 3 diperoleh dari 30 dibagi 5=6 .
Baris berwarna hijau (baris S 2 ) dipilih sebagai baris kunci.
5. Mengubah nilai-nilai pada baris kunci, dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Angka kunci merupakan nilai yang posisinya berada pada perpotongan antara kolom
kunci dengan baris kunci.
nilai pada baris kuncilama
nilai baris baru kunci=
angka kunci
Dari tabel simples pada langkah 4 diperoleh:
V .D Z
x1
x2
S1
S2
S3
NK
Indek
s
S1
S2
15
S3
30
S2
Untuk mencari nilai baris kunci maka nilai-nilai pada baris kunci (sel yang
berwarna hijau) akan dibagi dengan angka kunci (=3, angka dengan teks merah)
Dari penjelasan tersebut, diperoleh nilai baris kunci baru sebagai berikut.
V .D Z
x1
x2
S1
S2
S3
NK
S1
S2
1
3
S3
30
Indek
s
Keterangan:
Nilai baris baru kunci adalah yang diberi warna biru.
6. Membuat baris baru dengan mengubah nilai-nilai baris (sebagai baris kunci) sehingga
nilai-nilai kolom kunci = 0, dengan mengikuti perhitungan sebagai berikut:
nilai baris baru=nilai barislama( KAKK NBBK )
Dimana:
KAKK = koefisien angka kolom kunci (nilai setiap baris kolom kunci)
NBBK = nilai baris baru kunci
Dari tabel simpleks langkah sebelumnya telah diketahui KAKK dan NBBK seperti
yang tertera dalam tabel berikut.
V .D Z
x1
x2
S1
S2
S3
NK Indeks
S1
S2
1
3
S3
30
Keterangan:
NBBK (nilai baris baru kunci) adalah yang warna biru
KAKK (koefisien angka kolom kunci) adalah yang diberi warna kuning
Dari penjelasan tersebut diperoleh:
Baris baru Z
Baris lama
-3 -5 0 0
KAKK NBBK -5
[0 1 0 1/3
0 5 ]
Baris baru Z
0 25
Baris baru
-3
0 0 5/3
S1
Baris lama
KAKK NBBK 0
S1
Baris baru
Baris baru
2 0 1
[0 1
0 8
0 5 ]
0 1/3
2 0
0 8
S2
Baris lama
KAKK NBBK 5
S2
Baris baru
6 5 0
1 30
[0 1 0 1/3
5 ]
6 0 0 -5/3 1
S1
, dan
S2
seperti berikut:
V .D Z
X1
X2
S1
S2
S3
NK
5
3
25
S1
X2
1
3
S3
5
3
Indeks
Keterangan:
Solusi belum optimal karena masih ada nilai negatif pada baris Z (baris fungsi tujuan).
7. Ulangi langkah diatas (langkah 3 6 atau disebut iterasi), sampai tidak terdapat nilai
negatif pada baris Z (baris fungsi tujuan)
Catatan:
X1
X2
S1
S2
S3
NK
5
3
25
S1
X2
1
3
S3
5
3
Indeks
5
6
Keterangan:
Langkah 5 dan 6
V .D Z
X1
X2
S1
S2
S3
NK
5
6
1
2
27
S1
5
9
1
3
X2
1
3
X1
5
18
1
6
5
6
Indeks
1
2
1
3
Keterangan:
Karena nilai pada baris Z (baris fungsi tujuan) sudah tidak ada yang bernilai
negatif, maka solusi optimal sudah diperoleh.
Nilai solusi optimal dapat dilihat pada kolom NK (yang berwarna merah)
Nilai solusi optimal yaitu:
1
5
Zmak=27 ; X 1= ; X 2=5
2
6
baku
2 x + y 50
5 x+ y 80
x 0, y 0
Titik B
3 x+5 y =90
6 x+ 10 y =180
2 x + y =5
6 x+ 3 y =150
7 y=30
y=4,3
2 x + y =50
2 x + 4,3=50
2 x =45,5
x=22,85
Titik C
5 x+ y =80 x2
10 x+2 y=160
2 x + y =50 x5
10 x+5 y=250
3 y =90
y=30
2 x + y =50
2 x +30=50
2 x =20
x=10
Titik D
3 x+5 y =90
5 x+ y =80
15 x+25 y =450
15 x+3 y=240
y=10
3 x+5 y =90
3 x+5 (10)=90
3 x=40
x=13
3 x+5 y =90
x=0 y=18
(0, 18)
y=0 x=30
(30, 0)
5 x+ y =80
x=0 y=80
(0, 80)
Minimum
Z =150.000 x +125.000 y
(0,80)=10.000 .000
(0,18)=2.250 .000
(22,85 ; 4,3)=3.427 .500+537.500=3.965.000
(10,30)=1.500.000+3.750 .000=5.250.000
(16, 0)=2.400 .000
( 0, 50 )=6.250 .000
( 25, 0 )=3.750 .000
(30,0)=4.500 .000
(13,10)=1.950.000+1.250 .000=3.200.000
Jadi, biaya minimum adalah Rp. 2.250.000 dengan produksi meja 0 dan kursi 18.
Maksimum
Z =250.000 x +200.000 y
( 0, 18 )=3.600 .000
( 16,0 )=4.000.000
( 0, 50 )=10.000 .000
( 25, 0 )=6.250 .000
Keuntungan maksimum adalah Rp. 16.000.000 dengan memproduksi 80 kursi.