Teknik penentuan nilai kalimat yang menggunakan pohon semantik sering lebih efisien
dibanding teknik menggunakan tabel kebenaran. Pohon semantik untuk sebarang kalimat
logika proposisional F dibangun dengan langkah-langkah berikut.
SemTreeGen(F):
1. i 1
2. Buat node dengan label i (node akar),
3. Buat cabang kanan dengan node berlabel i+1, line dari node(i) ke node(i+1) diberi label
simbol proposisional pertama yang muncul di dalam F dengan nilai true. Perhatikan
bahwa label ini sama seperti pemberian nilai true ke simbol yang bersangkutan.
4. Evaluasi (tentukan nilai) kalimat F dengan menerapkan pemberian nilai tersebut. Jika
F belum diketahui nilainya, lakukan langkah 3, sebaliknya beri label di bawah
node(i+1) dengan huruf besar T untuk true, atau F untuk false. Node dengan label di
bawahnya huruf T atau F merupakan node leaf - artinya evaluasi kalimat di jalur ini
sudah selesai. Buat cabang kiri dengan node(i+1), line dari parent node (node orang
tua) beri label simbol proposisional dengan nilai false. Lakukan langkah 4.
5. Jika semua jalur sudah dievaluasi, lakukan langkah 6. Sebaliknya, buat cabang baru
dengan mengikuti pola penelusuran DFS (depth first search).
6. Mengembalikan pohon semantik untuk kalimat F.
7. Selesai.
Sebaliknya kalimat
P and notP
merupakan kalimat contradcitory, karena kalimat tersebut bernilai false untuk setiap
interpretasi untuk kalimat tersebut, tanpa perlu memperhatikan nilai apa yang diberikan oleh I
pada simbol proposisional P.
Kalimat (P and Q) implies kalimat P, karena di bawah setiap interpretasi untuk kedua
kalimat tersebut, jika (P and Q) bernilai true; P juga bernilai true.
Dua kalimat P dan not(notP) merupakan dua kalimat yang equivalent, karena
keduanya selalu mempunyai nilai kebenaran sama di bawah setiap interpretasi untuk kedua
kalimat tersebut.
Kumpulan kalimat-kalimat P, (P or Q), notQ mempunyai sifat consistent, karena ada
suatu interpretasi untuk kalimat-kalimat tersebut yang menyebabkan semuanya bernilai true.
Pengertian-pengertian di atas, semuanya bisa di-paraphrase (diuraikan) dalam suku-
suku validitas. Untuk menjelaskannya, di sini diperkenalkan suatu terminologi tak-resmi
(informal terminology) seperti
A precisely when B
untuk menunjukkan bahwa A bernilai true jika B bernilai true dan B bernilai true jika A
bernilai true. (Perhatikan, bahwa precisely when berbeda dengan equivalent).
2 Pohon Semantik dengan Beberapa Sifat Kalimat