Anda di halaman 1dari 6

PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA DAN KOTA SURABAYA DENGAN MODEL

PERTUMBUHAN LOGISTIK
PENDAHULUAN
Proyeksi kependudukan sejak lama telah menjadi masalah penting di dunia. Populasi
ukuran dan pertumbuhan di suatu negara secara langsung mempengaruhi situasi ekonomi,
kebijakan, budaya, pendidikan dan biaya sumber daya alam. Seiring dengan perkembangan
jaman hingga saat ini pertumbuhan di Indonesia semakin besar dan pesat terutama provinsi
DKI Jakarta dan kota Surabaya. Hal ini disebabkan karena tidak sebanding dengan luas
wilayahnya sehingga mengakibatkan peledakan penduduk. Jumlah populasi dalam suatu
daerah pastilah berbeda, untuk itu diperlukan suatu bahan analisis untuk mempermudah
melakukan data perhitungan, seperti data survei penduduk, registrasi penduduk dan sensus
penduduk. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kependudukan ini antara lain:
kematian (mortalitas), kelahiran (natalitas) dan migrasi (mobilitas). Tingginya laju
pertumbuhan penduduk dibeberapa bagian dunia ini menyebabkan jumlah penduduk
meningkat dengan cepat. Dibeberapa bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan
kekurangan pangan. Fenomena ini mengkhawatirkan beberapa ahli, dan masing-masing dari
mereka berusaha mencari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Jika faktor-
faktor penyebab tersebut telah ditemukan, maka masalah kemiskinan dapat diatasi (Mantra,
2000).
Wali dkk (2011) meneliti tentang pertumbuhan penduduk di Negara Rwanda yang
jumlah penduduknya terus bertambah mengikuti deret eksponensial dengan model logistik.
Model pertumbuhan logistik adalah model pertumbuhan yang dibatasi oleh suatu faktor
penghambat. Tujuan dari artikel ini yaitu akan dihitung nilai carrying capacity dan nilai laju
pertumbuhan penduduk, kemudian akan dicari proyeksi jumlah penduduk dari provinsi DKI
Jakarta dan kota Surabaya.
METODOLOGI
Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan proyeksi
penduduk dengan menggunakan metode logistik, diantaranya:
1. Menurunkan rumus model pertumbuhan logistik sampai diperoleh rumus untuk
menghitung nilai carrying capacity dan nilai laju pertumbuhan penduduk.
2. Mengaplikasikan nilai carrying capacity dan laju pertumbuhan penduduk dari data
penduduk DKI Jakarta dan Surabaya dengan menentukan nilai N0, N1, N2 dari data
yang telah diperoleh dan diambil mulai tahun awal data.
3. Menghitung nilai carrying capacity dengan memasukkan nilai N0, N1, N2 ke dalam
rumus yang telah diperoleh dari penurunan.
4. Menghitung nilai laju pertumbuhan penduduk dengan memasukkan nilai N 0, N1, N2 ke
dalam rumus yang telah diperoleh dari penurunan.
5. Setelah diperoleh nilai carrying capacity dan laju pertumbuhan penduduk, kemudian
dimasukkan ke dalam rumus model pertumbuhan logistik sehingga didapatkan nilai t
yaitu jangka waktu nilai proyeksi.
6. Kemudian nilai t yang diperoleh dari perhitungan dijumlahkan dengan nilai N0 dari
hasil pengambilan data. Sehingga diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk pada
tahun hasil jumlahan tersebut.
7. Menghitung nilai proyeksi penduduk masing-masing tahun dengan menggunakan nilai
carrying capacity dan laju pertumbuhan penduduk yang telah diperoleh.
8. Membuat grafik menggunakan program Microsoft Excel dengan nilai proyeksi sebagai
absis dan tahun sebagai ordinat.
9. Membuat grafik hasil jumlah penduduk sebenarnya dan hasil jumlah penduduk
proyeksi dengan menggunakan Microsoft Excel.
10. Menganalisis hasil proyeksi grafikjumlah penduduk dari waktu ke waktu.
11. Data yang digunakan yaitu data laporan tahunan Statistik Indonesia mulai tahun 1975
sampai dengan 2011 untuk provinsi DKI Jakarta.
12. Data yang digunakan yaitu data laporan tahunan Statistik Indonesia mulai tahun 2000
sampai dengan 2011 untuk kota Surabaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi merupakan kumpulan dari individu organisme yang memiliki sifat tumbuh
(growth), reaksi (respons) terhadap lingkungannya, dan reproduksi. Pada dasarnya,
pertumbuhan makhluk hidup pada suatu populasi merupakan proses yang berlangsung
secara diskrit, di mana pengukurannya dilakukan setiap selang waktu tertentu seperti tiap
satu minggu, satu bulan, atau satu tahun. Untuk menggambarkan proses tersebut secara
matematis, digunakan persamaan diferensi yang menggambarkan hubungan ketergantungan
antara jumlah populasi pada waktu yang berturut-turut. Sebagian besar model
perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup mengikuti kaidah yang berkaitan dengan
bentuk-bentuk dari fungsi non-linier, salah satu contoh model pertumbuhan ini adalah model
pertumbuhan logistik yaitu model pertumbuhan yang memperhitungkan faktor logistik
berupa ketersediaan makanan dan ruang hidup.
FORMULASI MODEL
Pada tahun 1798, Thomas Malthus membuat sebuah model pertumbuhan penduduk dasar
dengan N(t) menunjukkan populasi suatu spesies pada waktu t dan a merupakan laju
pertumbuhan penduduk. Sehingga didapat model sebagai berikut:

.......(1)
persamaan ini adalah linear orde persamaan diferensial non-homogen yang dikenal sebagai
hukum Malthus pertumbuhan penduduk. Solusi dari persamaan (1) adalah

............(2)
Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dapat diperkecil dengan adanya faktor
penghambat, Model pertumbuhan ini dinamakan dengan model pertumbuhan logistik.
Model pertumbuhan logistik adalah model pertumbuhan yang dibatasi oleh suatu faktor
penghambat. Diturunkan model persamaan sebagai berikut :
.............(3)
Jika M = a/b maka akan diperoleh:

...............(4)
Dengan cara memisahkan variabel dan mengintegrasikan persamaan (4) diperoleh :

............(5)
Jika diberikan syarat t = 0 maka N(0) = N0 diperoleh C = 1/a(ln N0 ln (a - bN0) ). Oleh karena
itu persamaan (5) menjadi

.............(6)
Didapatkan nilai N(t) sebagai berikut:

.............(7)

Misalkan pada saat t =1 dan t = 2 dari persamaan (7) diperoleh :

.....(8)
Dari persamaan 8 diperoleh:

.........(9)
Sehingga

........(10)

Persamaan (10) disubstitusikan ke dalam persamaan (8) sehingga didapatkan :

dengan demikian nilai carrying capacity diperoleh dari nilai limit dari adalah
Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta dan Kota Surabaya
Data tentang jumlah penduduk di provinsi DKI Jakarta dan kota Surabaya yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Surabaya disajikan pada Tabel 1 (BPS 1980, 1985,
1990, 1995, 2000, 2005, 2010, 2012).
Tabel 1 Jumlah penduduk sebenarnya dan hasil proyeksi provinsi DKI Jakarta tahun 1975-2011 dan
kota Surabaya tahun 2000-2011

Dari Tabel 1, untuk proyeksi DKI Jakarta diperoleh t = 0, 1, 2 tahun 1975, 1976, dan 1977
dengan nilai N0, N1, N2 masing-masing adalah 5308986, 5483277, 5663174 untuk provinsi DKI
Jakarta dan tahun 2000, 2001, 2002 dengan nilai N0, N1, N2 masing-masing adalah 2618930, 2633070,
2647280 untuk kota Surabaya. Nilai N0, N1, N2 disubstitusikan ke dalam persamaan untuk mencari
nilai carrying capacity sehingga diperoleh Nmax = a/b adalah nilai carrying capacity yang membatasi
penduduk provinsi DKI Jakarta dan kota Surabaya masing-masing yaitu 284955636,9 dan
34476410,17. Dari persamaan (10) didapatkan nilai e-a = 0.97 sehingga a = -ln (0.97) = 0.03 untuk
provinsi DKI Jakarta dan nilai e-a = 0.994 sehingga a = -ln (0.994) = 0.0058 untuk kota Surabaya.
Dari nilai a/b = 28495536.9 dan a = 0.03 diperoleh b sebesar 1.0527 x 10-10 untuk DKI Jakarta
dan nilai a/b = 34476410,17 dan nilai a = 0.0058 didapatkan nilai sebesar 1.6906 x 10-10 untuk kota
Surabaya. Hasil dari nilai N0, e-a, dan a/b disubstitusikan ke dalam persamaan (7) dengan nilai t =
1. Grafik jumlah penduduk sebenarnya dan proyeksi jumlah penduduk dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Grafik jumlah penduduk sebenarnya dan proyeksi untuk provinsi DKI Jakarta Tahun 1975-2011 (kiri) dan untuk
kota Surabaya tahun 2000-2011 (kanan)

Selanjutnya dihitung proyeksi jumlah penduduk yang diharapkan pada saat nilai carrying capacity
mencapai dua kali lipat dari jumlah penduduk provinsi DKI Jakarta dan kota Surabaya masing-masing
yaitu a/2b = 142477818,5 untuk DKI Jakarta dan a/2b = 17238205,09 untuk Surabaya dari persamaan
(7) menggunakan nilai 142477818,5 sebagai nilai untuk N(t) didapatkan nilai t = 130 untuk provinsi
DKI Jakarta dan nilai 17238205,09 didapatkan nilai t = 429 untuk Kota Surabaya. Dengan
demikian jumlah penduduk provinsi DKI Jakarta pada tahun 2105 diproyeksi sebesar 142.477.818 jiwa,
sementara itu jumlah penduduk untuk kota Surabaya pada tahun 2429 diproyeksi sebesar 17.238.205
jiwa.

KESIMPULAN
Daya dukung atau carrying capacity untuk provinsi DKI Jakarta dan kota Surabaya masing-masing
adalah 284955636,9 jiwa dan 34476410,17. Sementara itu nilai untuk laju pertumbuhan penduduk
provinsi DKI Jakarta dan kota Surabaya masing-masing adalah 0.03 atau 3% per tahun dan 0,0058 atau
0,58% per tahun. Berdasarkan model pertumbuhan logistik diperoleh proyeksi untuk provinsi DKI
Jakarta sebesar 142.477.818 jiwa pada tahun 2105 dan untuk kota Surabaya sebesar 17.238.205 jiwa
pada tahun 2429. Jika nilai jumlah penduduk mencapai dua kali lipatnya, maka nilai jumlah penduduk
tersebut akan sama dengan nilai carrying capacity dan akan mengakibatkan terjadinya persaingan
antar penduduk.

REFERENSI

Luqman.K, Kwardiniya.A (2011) PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA DAN KOTA SURABAYA
DENGAN MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK, Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya,
Malang, Indonesia
TUGAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA DAN KOTA SURABAYA
DENGAN MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK
Disusun Oleh :
Antariksa Prianggara (15813027)

Dosen Pembimbing:
Joko Nugroho St, Mt, Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai