4. Pencegahan Penyalahgunaan
Badan statistik berhak mengomentari interpretasi yang salah dan penyalahgunaan
statistic.
7. Legislasi
Undang-undang, peraturan, dan langkah-langkah terkait beroperasinya system statistik
harus diketahui oleh public.
8. Koordinasi Nasional
Koordinasi antar badan statistik di dalam negara sangat penting untuk mencapai
konsistensi dan efisiensi dalam system statistic.
4. Sebutkan tujuan dari Global Statistical System! Apa kaitannya dengan National
Statistical System?
Jawab:
Tiga tujuan GSS adalah:
• Mengembangkan dan memelihara standar statistik internasional
• Mengumpulkan dan menyebarkan data yang sebanding secara internasional
• Pengembangan kapasitas statistik
5. Jelaskan secara singkat Sistem Statistik Nasional di Indonesia!
Jawab: Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, statistik di Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu
statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik struktural. Statistik dasar dilaksanakan oleh BPS.
Statistik sektoral dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/ Institusi/ Perangkat Daerah. Statistik
khusus dilaksanakan oleh masyarakat. BPS bertugas mengkoordinasikan penyelenggaraan
statistik yang dilaksanakan oleh K/L/I/D dan masyarakat. Instansi pemerintah yang
melaksanakan kegiatan statistik memberitahukan rancangan survei dan BPS memberikan
rekomendasi yang lebih baik. Dalam kegiatan statistik, instansi pemerintah dan masyarakat harus
saling berkoordinasi dan kerja sama. Instansi pemerintah menyerahkan hasil statistik ke BPS.
Masyarakat menyerahkan sinopsis statistik yang dihasilkan ke BPS. BPS akan memeriksa
apakah hasil statistik telah sesuai dengan standar nasional dan internasional. Kemudian hasil
statistik dapat digunakan dalam memutuskan keputusan.
6. Jelaskan visi, misi dan core value BPS sebagai NSO Indonesia!
Jawab:
Visi :
Penyedia data statistik berkualitas untuk Indonesia maju
Misi :
Menyediakan statistik berkualitas yang berstandar nasional dan internasional
Membina K/L/D/I melalui SSN yang berkesinambungan
Mewujudkan pelayanan prima di bidang statistic untuk terwujudnya SSN
Membangun SDM yang unggul dan adaptif berlandaskan nilai profesionalisme, integritas, dan
amanah
Core value BPS adalah Profesional, Integritas, Amanah. Profesional merupakan modal dasar
yang harus dimiliki oleh setiap insan BPS dalam melaksanakan profesi/tugasnya (unsur-
unsurnya, yaitu kompeten, efektif, efisien, inovatif, dan sistemik). Integritas merupakan sikap
dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap insan BPS dalam pengabdiannya kepada
organisasi (unsur-unsurnya, yaitu dedikasi, disiplin, konsisten, terbuka, dan akuntabel). Amanah
merupakan sikap kerja yang harus dimiliki setiap insan BPS untuk dipertanggung jawabkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa (unsur-unsurnya, yaitu terpercaya, jujur, tulus, dan adil).
2) Design
Tahap ini meliputi merancang keluaran statistik secara rinci, merancang mekanisme
pengumpulan data yang akan digunakan, menentukan metodologi, berdasarkan standar
internasional dan nasional, menentukan metadata Tahap ini juga tidak diperlukan untuk
produksi statistik reguler kecuali diperlukan perubahan.
3) Build
Tahap ini meliputi membangun mekanisme pengumpulan data, tes lapangan dan
pengumpulan data skala kecil untuk tujuan pengujian, membangun dan menguji bagian sistem
produksi dapat diulang beberapa kali sebelum sistem siap. Tahap pembangunan adalah saat
sistem produksi untuk output statistik benar-benar dibuat dan diuji.
4) Collect
Tahap pengumpulan adalah data dan metadata dikumpulkan dan diteruskan ke lingkungan
elektronik. Tahap ini meliputi, staf pengumpul pelatihan, memilih sampel (untuk survei
sampel), penerimaan data administrasi (untuk keluaran yang dihasilkan dari sumber
administratif) Validasi data dapat terjadi selama pengumpulan, tetapi jika tidak, pemrosesan
data belum dilakukan. Proses produksi untuk keluaran statistik reguler sering dimulai di sini.
5) Process
Tahap proses adalah data dibersihkan dan diubah untuk persiapan analisis. Tahap ini meliputi
membersihkan, mengode ulang, dan memvalidasi data; menghitung bobot (untuk data survei);
dan menurunkan variable baru dan menghitung agregat.
6) Analyze
Tahap analisis dilakukan saat hasil statistik diproduksi, diperiksa, dan dipersiapkan untuk
dirilis. Tahap ini meliputi transformasi tambahan ke data, penilaian kualitas keluaran statistik,
mempersiapkan komentar dan catatan teknis untuk hasil statistik.
7) Disseminate
Tahap ini dilakukan saat hasil statistik dirilis ke publik dalam bentuk database, tabel online,
publikasi cetak, dll. Tahap ini meliputi mempersiapkan produk diseminasi, mengelola
pengeluaran hasil statistik secara tepat waktu, mempromosikan produk diseminasi, dan
menanggapi pertanyaan penguna.
8) Evaluate
Tahap evaluasi melibatkan penilaian proses produksi terhadap hasil statistik untuk melihat di
mana perbaikan dapat dilakukan. Tahap ini terdiri dari kumpulkan masukan evaluasi, lakukan
evaluasi, setujui rencana tindakan.
10. Sebutkan minimal 5 contoh standar klasifikasi statistik yang ada di Indonesia dan
jelaskan dari mana standar-standar tersebut diadopsi?
Jawab:
1) KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) adalah kode klasifikasi resmi untuk
mengklasifikasikan jenis bidang usaha perusahaan di Indonesia. KBLI disusun dengan
merujuk pada International Standard Classification of All Economic Activities (ISIC), ASEAN
Common Industrial Classification (ACIC), dan East Asia Manufacturing Statistics (EAMS).
2) KBKI merupakan cakupan atau kualifikasi uraian tentang beberapa rincian hasil produksi
dalam negeri yang meliputi beberapa sektor mulai dari hasil pertanian, industri, energi,
pertambangan, hingga perusahaan jasa. KBKI merujuk pada International Standard
Classification of All Economic Activities (ISIC).
3) KBJI adalah suatu alat yang digunakan untuk menyusun berbagai jenis pekerjaan penduduk
Indonesia kedalam suatu kelompok pekerjaan yang terdefinisi secara jelas. Informasi tentang
jenis pekerjaan dapat dikumpulkan melalui kegiatan sensus maupun survei bidang
kependudukan, khususnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. KBJI merujuk pada
International Standard Classification of Occupations (ISCO) dan Australian Standard
Classification of Occupations (ASCO).
4) KKI merupakan penjabaran lebih lanjut dari KBLI yang menelompokkan komoditi-komoditi
yang dihasilkan dari seluruh kegiatan ekonomi menurut lapangan usaha yang
menghasilkannya. KKI merujuk pada Harmonized Commodity Description and Coding
System (HS), Central Product Classification (CPC), dan International Congress of
Genealogical and Heraldic Sciences (ICHGS).
KBHPI adalah satu set klasifikasi produk/komoditi yang mencakup berbagai jenis
produk/komoditi yang dapat dijadikan sebagai objek transaksi (domestic dan internasional)
atau yang dapat dimasukkan sebagai persediaan dan juga aset yang dapat diolah dan tidak
dapat diolah. KBHPI merujuk pada Central Product Classification (CPC), Harmonized
Commodity Description and Coding System (HS), dan dan International Congress of
Genealogical and Heraldic Sciences (ICHGS).