1. Definisi Peluang
Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari
permainan sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari
permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan
sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak
pemakaiannya dalam kehidupan seSem-Sem. Dalam berpergian kita sering
mempertanyakan apakah terjadi hujan Sem ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir
tentang kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang
berkaitan dengan peluang.
Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah
cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian
akan berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat
dalam matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya
dalam matematika atau statistika, tapi juga keuangan, sains dan filsafat.
Peluang kejadian A dinotasikan dengan P(A) adalah perbandingan banyaknya
hasil kejadian A dinotasikan n(A) terhadap banyaknya semua hasil yang mungkin
dinotasikan dengan n(S) dalam suatu percobaan. Kisaran nilai peluang suatu
kejadian A adalah 0 ≤ P(A) ≤ 1. ika P(A) = 0 disebut kemustahilan dan P(A) = 1
disebut kepastian.
2. Frekuensi Relatif
Peluang dapat diukur secara frekuensi relatif ketika percobaan dilakukan
perulangan beberapa kali. Karenanya, peluang suatu kejadian dapat diukur dari
proporsi jumlah kemunculan suatu kejadian dimana percobaan diulang sebanyak
jumlah tertentu.
Apabila A sebagai kejadian yang ingin kita lihat, maka peluang frekuensi relatif
dari kejadian A, dilambangkan P(A), didapatkan dari:
Jawab:
Misalkan A mewakili kejadian ditemukan warga terjangkit penyakit Flu. Jadi,
karena ada 60 orang diperiksa dan 10 orang terjangkit Flu, maka P(A) = 10/60 =
0,167 (pembulatan desimal tiga digit)
b. Kejadian
kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Jenis-
jenis kejadian yaitu:
1) Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah suatu kejadian yg hanya
mempunyai satu titik contoh.
Contoh:
{1},{4},{5} merupakan kejadian sederhanadari eksperimen melempar
sebuah dadu.
Kejadian (peristiwa) melemparkan sekeping mata uang logam,
mempunyai dua permukaan, yaitu muka gambar dan muka angka.
Kejadian (peristiwa) melemparkan sebuah dadu, mempunyai enam
permukaan, yaitu permukaan yang menunjukkan angka: 1,2,3,4,5 dan 6
2) Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yg mempunyai titik contoh lebih
dari satu.
Contoh:
{1,2},{2,4,6},{1,3,5} merupakan eksperimen majemuk dari eksperimen
melempar sebuah dadu yang mempunyai sisi 6.
Contoh Soal:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen yang
berisi angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel
percobaan tersebut !
Jawab:
Pada percobaan melempar sekeping mata uang logam, hasil yang mungkin
muncul dapat dituliskan dengan memakai notasi himpunan, yakni:
Munculnya gambar (G) dengan notasi himpunan = {G)
Munculnya angka (A) dengan notasi himpunan = {A}
Maka himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul = {G,A} yang disebut
ruang contoh atau ruang sampel untuk percobaan melempar sekeping mata
uang logam.
Dalam teori himpunan, ruang contoh atau ruang sampel disebut sebagai
himpunan semesta (S). anggota-anggota dari ruang contoh disebut titik contoh.
Jadi, pada percobaan melempar sekeping mata uang logam ruang sampel S =
{G,A},mempunyai dua titik contoh yaitu G dan A. Cara mengerjakannya ada
cara, yaitu:
b. Dengan Tabel
Ruang sampel = {(A,A), (A,G), (G,A),
(G,G)}
Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A),
(A,G), (G,A), dan (G,G)
Karena ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin maka dari
banyak pasangan makanan dan minuman yang dapat dipesan, diperoleh S = {
(N,H), (R,H), (A,H), (T,H), (O,H), (N,K), (R,K), (A,K), (T,K). (O,K), (N,S),
(R,S),(A,S), (T,S), (O,S)}, dengan n(S)= 15
Contoh Soal :
1. Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Tentukan peluang:
a. Munculnya mata dadu ganjil
b. Munculnya mata dadu kurang dari 3
Jawab:
n(S)=6a.
a. Misalkan A adalah Kejadian Ganjil
Kejadian A={1,3,5}, n(A) =3
Maka Peluang munculnya mata dadu ganjil adalah
=3:6
=1:2
b. Misalkan B adalah Kejadian mata dadu kurang dari 3
Kejadian B={1,2}, n(B)=3 Maka peluang munculnya mata dadu kurang
dari 3 adalah
=3:6
=1:2
DADU
II
DADU 1 2 3 4 5 6
I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (5,3) (6,4) (6,5) (6,6)
4. Sebuah dadu bermata enam dilemparkan ke atas satu kali maka tentukan
peluang munculnya mata dadu 9.
Jawab:
Mustahil terjadi, P=0 (Kemustahilan)
fh(A) = P(A) x n
Contoh Soal:
1. Sebuah dadu bermata 6 dilempar 20 kali. Berapa kali kemungkinan muncul
angka genap.
Jawab:
A = Kejadian yang diharapkan = Muncul 2, 4 dan 6, maka n(A) = 3
S = Kejadian yang mungkin terjadi = Muncul 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, maka
n(S) = 6
P(A) = n(A):n(S) = 3:6 = 0,5
N = Banyak percobaan yang dilakukan = 20 kali
fh(A) = P(A) x n = 0,5 x 20 = 10 kali.
Harapan muncul mata dadu genap dari percobaan 20 kali adlah 10 kali.
7. Peluang Komplemen
Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada
ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka
nilai n (Ac) = n – k, sehingga:
Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu
tidak terjadi adalah (1 – P).
Contoh Soal:
1. Sebuah dadu dilambungkan ke atas satu kali. Jika kejadian A adalah munculnya
mata dadu genap, maka tentukan kejadian bukan A
Jawab:
Ruang Sampel adalah S = {1,2,3,4,5,6}, n(S)=6
Kejadian A adalah A={2,4,6}, n(A)=3
Kejadian Bukan A adalah Ac = {1,3,5} , karena A dan Ac ÎS
2. Dari seperangkat kartu Bridge, diambil secara acak sebuah kartu. Tentukan
peluang terambilnya
a. Bukan kartu Ace
b. Bukan kartu berwarna merah
Jawab:
a. Banyaknya ruang sampel n(S) =52
Misalkan A adalah kejadian terambilnya kartu Ace.
n(Ace) = n(A) = 4
Peluang terambilnya Ace, P(A)=4/52 =1/13
Maka peluang bukan Ace, P(Ac) = 1 – 1/13 = 12/13
Contoh Soal :
1. Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan
komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang
kejadian A atau B !
Jawab:
2. Munculnya mata dadu prima dan mata dadu ganjil dari pelemparan
sebuah dadu
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Kejadian munculnya mata dadu prima = {2, 3, 5}
Kejadian munculnya mata dadu ganjil = {1, 3, 5}
Contoh Soal :
Ketika memilah bola secara acak dari keranjang yang berisi 3 bola biru, 2
bola hijau, dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau merah adalah
Jawab :
P(Biru atau Merah) = P(Biru) + P(Merah)
= 3:10 + 5:10
= 8:10 = 0.8
Contoh Soal:
Misalnya, ketika melempar koin dua kali, peluang mendapat 'kepala' (K) pada
lemparan pertama lalu mendapat 'ekor' (E) pada lemparan kedua adalah ?
Jawab:
P(K dan E) = P(K) × P(E)
= 0.5 × 0.5
= 0.25
P(A ∩ B)
P(A | B) =
P(B)
P(B ∩ A)
P(B | A) =
P(A)
Contoh Soal:
1. Di sebuah daerah, peluang bahwa suatu hari akan berawan adalah 0.4.
Diketahui juga bahwa peluang suatu hari berawan dan hujan adalah 0.3.
Jikalau hari ini berawan, berapakah peluang bahwa hari ini akan hujan?
Marilah kita lambangkan kejadian hari berawan dengan A dan kejadian
hari hujan dengan H.
P(H ∩ A)
P(H | A)=
P(A)
0.3
=
0.4
= 0.75
2. Di sebuah kota, rasio (perbandingan) antara pria dan wanita adalah 6:4.
Tiga puluh persen dari pria adalah vegetarian (hanya makan sayur).
Berapakah prosentase dari penduduk kota itu yang merupakan pria
vegetarian?
Jawab:
Marilah kita lambangkan peluang kejadian sembarang penduduk kota itu
yang kita pilih adalah pria dengan L dan peluang kejadian sembarang
penduduk kota itu yang kita pilih adalah vegetarian dengan V.
P(L) = 0.6
P(V | L) = 0.3
P(V ∩ L)
P(V | L) =
P(L)
P(V ∩ L)
0.3 =
0.6
P(V ∩ L) = 0.18
P(B|A) = P(B)
dan
P(A|B) = P(A)
Contoh Soal:
1. Suatu percobaan yang menyangkut pengambilan kartu berturutan dari sekotak
kartu dengan pengembalian. Kejadian ditentukan sebagai:
A : kartu pertama yang terambil as,
B : kartu kedua sebuah skop
Jawab:
Karena kartu pertama dikembalikan, ruang sampel untuk kedua pengambilan
terdiri atas 52 kartu, berisi 4 as dan 13 skop.
n(S) = 52
n(A) = 4
n(B) = 13
Maka,
P(B|A) = P(B)
2. Dalam kotak terdapat 7 bola yang terdiri dari 5 bola warna putih dan 2 bola
berwarna biru.Carilah peluang 2 bola yang terambil itu terdiri dari 1 bola putih
dan 1 bola berwarna biru, jika pengambilan sampelnya sekaligus. Jumlah bola:
Bola berwarna putih ada 5 buah dan bola berwarna biru ada 2 buah.
Jumlah bola berwarna putih dan bola berwarna biru = 7 buah
Jawab:
S = terambil dua bola dari 7 bola
n(s) =7C2=
=
=
=21
= *
=
=5x2
=10
P(A) =
=
Jadi, peluang 2 bola yang terambil itu terdiri dari 1 bola berwarna putih dan
3. Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 3 angka dan bernilai genap yang dapat
disusun dari angka 0,1,2,3,4, dan 5 tanpa pengulangan?
Jawab :
Karena bernilai genap maka satuan hanya dapat diisi oleh 3 angka yaitu
0,2,4 (misal:yg dipakai 0) Tanpa pengulangan maka puluhan diisi 5 angka yaitu
1,2,3,4,5 (mis:yg dipakai 1) Ratusan diisi 4 angka yaitu 1,2,3,4 maka banyak
bilangan yang dapat disusun = 3x5x4 = 60 bilangan
Aturan Perkalian
Misalkan terdapat sembarang bilangan a,b dan c dengan c 0. Kita masih ingat
jika a = , berlaku b = a x c. Di samping itu, di dalam operasi irisan dua himpunan A
dan B berlaku A B = B A. Dengan demikian, rumus peluang kejadian bersyarat di
atas dapat ditulis sebagai berikut:
a. Karena P(A|B) = , dengan P(B) > 0 maka P (A B) = P(B) x P(A|B)
b. Karena P(B|A) = , dengan P(A) > 0 dan B A = A B maka P(A
B)=P(A)xP(B|A)
Jika kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian bersyarat, peluang
terjadinya A dan B adalah:
P(A B) = P(B) x P(A|B)
P(A B) = P(A) x P(B|A)
Aturan tersebut dikenal dengan aturan perkalian untuk kejadian bersyarat.
Secara lebih lengkap aturan itu berbunyi sebagai berikut:
Misalkan kejadian A dan B dua kejadian yang saling bebas stokastik, artinya
terjadi atau tidaknya kejadian A tidak bergantung pada terjadi atau tidaknya
kejadian B dan sebaliknya, berlaku P(A|B) = P(A) dan P(B|A) = P(B).
Contoh Soal:
1. Misalkanlah kita mempunyai kotak berisi 20 sekering, lima diantaranya cacat.
Bila dua sekering dikeluarkan dari kotak satu demi satu secara acak (tanpa
mengembalikan yang pertama ke dalam kotak), berapakah peluang kedua
sekering itu cacat?
Jawab:
Misalkan,
A = kejadian bahwa sekering pertama cacat = 5
B = kejadian bahwa sekering kedua cacat = 4
A ∩ B = kejadian kedua sekering itu cacat (bahwa A terjadi dan kemudian B
terjadi setelah A terjadi)
Maka,
P(A) = 5/20 = ¼
P(B) = 4/19
Sehingga,
P (A∩B) = (¼)(4/19) = 1/19
2. Pengacakan orang dewasa yang telah tamat SMA di suatu kota kecil. Mereka
dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai berikut:
Bekerja Tak Bekerja
Lelaki 460 140
Wanita 40 260
Daerah tersebut akan dijadikan daerah pariwisata daan seseorang akan dipilih
secara acak untuk mempropagandakannya ke seluruh negeri.
Jawab
Misalkan A = lelaki yang terpilih sedangkan B = orang yang terpilih dalam
status bekerja.
P(A | B) = P(A ∩ B ): P(B)
= (460:900) : (600:900)
= (23:45):(2:3)
= 23:30
n! = 1 x 2 x 3 x 4 x …. x (n – 1) x n
atau n! = n x (n – 1) x (n – 2) x ….. x 4 x 3 x 2 x 1
13. Permutasi
Permutasi adalah pengaturan elemen-elemen dari sebuah himpunan dimana
urutan dari elemen elemen tersebut diperhatikan.
Secara matematik, dari sebuah himpunan yang mempunyai elemen sebanyak n,
banyaknya permutasi dengan ukuran (permutasi dengan jumlah elemen) r ditulis
sebagai P(n,r) atau nPr atau nPr.
Rumusnya adalah:
n
P(n,r) = nPr =
(n - r)
3!
P(3,2) = 3P2 = 3P =
2
(3 - 2)!
3×2×1
=
1
6
=
1
= 6
1. Lima putra dan tiga putri duduk berderet pada 8 kursi kosong sesuai dengan 8
lembar karcis bioskop yang mereka miliki. Berapa banyak cara untuk duduk
yang diperoleh dengan urutan berbeda jika :
Putra dan putri dapat duduk di sembarang kursi?
Putra dan putri masing-masing mengelompok sehingga hanya sepasang putra
dan putri yang dapat duduk berdampingan?
Jawab:
Terdapat 8 orang yang menempati 8 kursi dimana perbedaan urutan duduk
memberikan hasil yang berbeda. Ini adalah masalah permutasi 8 unsur dari 8
unsur atau P(8, 8) diberikan oleh : P(8, 8) = 8 = 8 x 7 x 6 x 5 x 3 x 2 x 1 = 40.320
5 orang putra duduk pada 5 kursi tertentu dan pertukaran duduk hanya boleh
pada ke 5 kursi tersebut, sehingga banyaknya cara duduk putra adalah P(5, 5).
Demikian juga 3 putri duduk pada tiga kursi tertentu dan pertukaran duduk
diatara mereka hanya boleh pada ke 3 kursi ini, sehingga banyaknya cara untuk
duduk putri adalah P(3, 3). Dengan demikian, banyak cara duduk 5 putra dan 3
putri yang masing-masing mengelompok adalah P(5, 5) x P(3, 3) = 5! X 3! = 720
3. Sebuah keluarga terdiri atas 5 orang. Mereka akan duduk mengelilingi sebuah
meja bundar untuk makan bersama. Berapa banyaknya cara agar mereka dapat
duduk mengelilingi meja makan tersebut dengan urutan yang berbeda?
Jawab:
Banyaknya cara agar 5 orang dapat duduk mengelilingi meja makan sama
dengan banyak permutasi siklis 5 elemen, yaitu :
(5 -1) = 4 = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
5. Ada berapa cara 7 orang yang duduk mengelilingi meja dapat menempati
ketujuh tempat duduk denganurutan yang berlainan?
Jawab:
Banyaknya cara duduk ada (7 - 1) = 6 . 5 . 4. 3 . 2 . 1 = 720 cara.
Atau:
Menyatakan nilai peluang suatu kejadian pada suatu percobaan dapat
dinyatakan dengan menggunakan cara :
Contoh:
Pada percobaan melempar sebuah koin bersisi angka (A) dan gambar (G)
dengan sebuah dadu bermata 1 sampai 6 bersama-sama sebanyak satu kali.
Berapa peluang munculnya pasangan koin sisi gambar dan dadu mata ganjil ?
Banyaknya kejadian munculnya pasangan gambar dan mata dadu ganjil ada 3,
yaitu (G,1), (G,3) dan (G,5). Peluang kejadian munculnya pasangan gambar dan
mata dadu ganjil adalah
Contoh:
Sebuah dadu berbentuk mata enam dilempar sekali. Tentukan nilai peluang:
a. Munculnya mata dadu bilangan asli
b. Munculnya mata dadu 7
Jawab:
a. Nilai peluang munculnya mata dadu bilangan asli adalah 1, karena merupakan
suatu kepastian.
b. Nilai peluang munculnya mata dadu 7 adalah 0, karena merupakan suatu
kemustahilan
14. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan
objek yang diambil sebagian atau seluruhnya dengan tidak memerhatikan urutan.
Misalnya pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompok 5 orang (misalnya Alfia,
Dena, Isna, Ilman dan Sem) dalam mengikuti suatu kegiatan. Dalam masalah ini,
urutan tidak dipertimbangkan karena tidak ada bedanya antara Alfia, Dena, dan
Isna dengan Dena, Alfia, dan Isna. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang
yang akan dipilih dari 5 orang yang ada, diperoleh :
Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada.
Jawab:
Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).