DISTRIBUSI FREKUENSI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami bersyukur kepada-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini mengenai “Dsitribusi Frekuensi” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Statistik Pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima kritik dan saran dari pembaca agar dalam penyusunan makalah
berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan inspirasi kepada pembaca. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistik adalah kumpulan data, baik bilangan atau bukan bilangan,
mengenai suatu masalah misalkan statisik penduduk,statistic produksi
kehutanan, statistic ekonomi pertanian, statistic kecelakaan lalu lintas dan lain-
lain.
Apabila kita ingin menjelaskan dan menguraikan suatu persoalan atau
kejadian, maka sangat diperlukan keterangan atau informasi yang perlu
dikumpulkan.keterangan-keterangan tersebut dinamaan data dalam bentuk
jamak dari datum, data-data tersbut pertama berupa data kualitatif, yaitu data
yang tidak berbentuk numeric, misalnya data tentang mata pencaharian
penduduk, mutu hasil panen tembakau dan lain sebagainya. Kedua, data
kuantitatif, yaitu data yang berbentuk numeric. Data ini dibedakan menjadi
data diskret dan data kontinu. Data diskret diperoleh dengan cara mencacah
atau menghitung, sedangkan data kontinu atau ukuran diperoleh dengan cara
melakukan pengukuran.
Acapkali, kita menghadapi masalah dalam penyajian data statistic yang
berhasil dikumpulkan atau diukur dalam bentuk yang sederhana, ringkas dan
enak dibaca. Sejumlah informasi penting akan dijelaskan, dianalisisdan dibuat
ramalan-ramalannya. Data-data yang dikumpulkan tersebut dapat disajikan
dalm bentuk table, diagram dan grafik.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian distribusi frekuensi?
2. Konsep dan tujuan distribusi frekuensi?
3. Beberapa istilah pada table distribusi frekuensi?
4. Tabel distribusi frekuensi dan macam-macamnya?
5. Penyajian grafik distribusi frekuensi?
1
6. Cara membuat grafik dari distribusi frekuensi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk memaparkan pengertian distribusi frekuensi.
2. Untuk memaparkan konsep dan tujuan distribusi frekuensi
3. Untuk memaparkan istilah-istilah pada table distribusi frekuensi.
4. Untuk memaparkan pengertian tabel distribusi frekuensi dan macam-
macamnya.
5. Untuk memaparkan penyajian grafik distribusi frekuensi.
6. Untuk memaparkan cara membuat grafik distribusi frekuensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2008), hlm.37
3
disajikan dalam bentuk tabel atau grafik/gambar, yang kemudian dikenal
dengan istilah tabel distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi.
Distribusi frekuensi adalah Penyusunan suatu data mulai dari terkecil
sampai terbesar yang membagi banyaknya data kedalam beberapa kelas.
Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah Untuk
memudahkan data dalam penyajian, mudah dipahami, dan mudah dibaca
sebagai informasi, pada gilirannya digunakan untuk perhitungan membuat
gambar statistik dalam berbagai bentuk penyajian data.
Distribusi frekuensi adalah alat penyajian data berbentuk kolom dan lajur
(tabel), yang di dalamnya dibuat angka yang menggambarkan pancaran
frekuensi dari variabel yang sedang menjadi objek penelitian. Dalam statistik
terdapat berbagai macam distribusi frekuensi.
Distribusi frekuensi menunjukan jumlah atau banyaknya item dalam setiap
kategori ataupun kelas. Distibusi frekuensi yaitu pengelompokan data ke dalam
beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk
kedalam setiap kelas.2
Data pertama yang diperoleh pada suatu observasi disebut dengan data
mentah (raw data). Data ini belum tersusun secara numerik. Sebagai contoh
data mengenai tinggi badan siswa yang penyajiannya masih dalam bentuk
presensi kehadiran yang biasanya hanya diurutkan berdasarkan alphabet nama
siswa. Terkadang data mentah disajikan berdasarkan urutan naik (ascending)
atau urutan turun (descending). Bentuk penyajian seperti ini disebut array.
Selisih antara nilai data terbesar dan terkecil disebut rentang (range).
Dalam bekerja dengan jumlah data yang cukup besar, biasanya lebih
menguntungkan jika data ini disajikan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu
bersamaan dengan frekuensi yang bersesuaian. Frekuensi yang dimaksud
adalah banyaknya kejadian yang ada pada kelas-kelas tertentu. Suatu tabel
yang menyajikan kelas-kelas data beserta frekuensinya disebut distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi.
2
J.Supranto, Statistik Teori & Aplikasi, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2019),
hlm.73
4
B. Konsep dan Tujuan Distribusi Frekuensi
Dalam banyak kasus, data statistik yang terkumpul atau yang sengaja
dikumpulkan oleh seseorang atau lembaga riset biasanya terdiri atau berbagai
jenis data serta bisa saja jumlahnya sangat banyak, akan tetapi kerapkali tidak
memberikan arti apa-apa bagi seorang analis sebelum data tersebut disajikan
atau diklasifikasikan kedalam kelompok-kelompok atau bentuk lain.
Salah satu bentuk penyajian data yang dapat memberikan informasi yang
berguna adalah distribusi frekuensi. Dengan distribusi frekuensi ini seseorang
bisa dengan mudah melihat bagaimana sekumpulan data mengelompok dan
bagaimana kira-kira model populasi dari data yang diperoleh. Pengetahuan
tenteng model populasi sangat berguna jika seseorang ingin melakukan analisis
statistik lanjutan seperti penaksiran parameter populasi dan pengujian hipotesis
dari parameter ini.
Untuk beberapa tujuan, distribusi frekuensi benar-benarmemadai dan
dapat memberikan informasi sesuai apa yang kita butuhkan. Namun suatu
distribusi frekuensi akan benar-benar bisa bermanfaat atas semua informasi
yang dihasilkannya apabila semua ketentuan seperti syarat serta aturan
pengolahan terhadap jenis datanya sesuai.
Berkaitan dengan jenisa data dari suatu data mentah yang dihasilkan baik
itu malelui observasi seseorang atau lembaga riset, bisa saja jenis datanya
berjenis kualitatif dan atau kuantitatif. Data kualitatif merupakan data
pengamatan yang didasarkan atas hasil pengukuran.
Penyajian data pada Distribusi Frekuensi, disajikan atau ditampilkan
dalam bentuk table yaitu Tabel Distribusi Frekuensi, sehingga tampak lebih
ringkas dan sederhana, mudah dibaca dan difahami, serta dapat dianalisis lebih
lanjut. Oleh karena itu jika jenis datanya kualitatif maka table distribusi
frekuensinya dikenal sebagai Tabel Distribusi Frekuensi Kualitatif, dan jika
jenis datanya kuantitatif dikenal sebagai Tabel Distribusi Frekuensi
Kuantitatif.
Pada pelaksanaanya terdapat tiga tahapan kegiatan pokok didalam
pembuatan suatu table distribusi frekuensi, yaitu:
5
1. Mengurutkan Data (Sorting) : yaitu mengurutkan data mentah
seluruhnya dari mulai terkecil hingga terbesar.
2. Menentukan Kelas Data (Grouping) : yaitu membuat atau menentukan
kelas dimana data mentah akan dikelompokkan, dan
3. Menghitung Data (Counting) : yaitu menghitung jumlah pengamatan
atau banyaknya data mentah yang akan ditempatkan ke dalam setiap
Kelas yang telah ditentukan.
6
D. Tabel Distribusi Frekuensi
1. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi
Yang dimaksud dengan “Tabel” tidak lain ialah alat penyajian data
statistik yang berbnetuk kolom. Dengan demikian tabel distribusi frekuensi
dapat diberi pengertian sebagai alat penyajian data statistik yang berbentuk
kolom, yang didalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau
menggambarkan pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang
sedang menjadi objek penelitian. Terkadang istilah “tabel distribusi
frekuensi” sering disebut menjadi “tabel frekuansi”.
27 27 19 7 8 8 22 24 24 29
30 23 25 19 19 36 36 27 34 13
6 28 15 16 10 11 13 14 12 12
35 28 17 17 6 7 31 32 23 28
2 3 17 33 19 4 19 9 12 17
18 18 20 20 21 5 13 21 22 22
3
Yusuf Wibisono, Metode Statistik, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015),
hlm. 151
7
Perhatikan angka-angka konsumsi minyak rumah tangga diatas. Tidak
banyak yang dapat disimpulkan dari pengumpulan data hanya dengan
memperhatikan gugusan datanya. Akan tetapi lain halnya bila diusahakan
keteraturan pada kumpulan data tersebut.keteraturan ini dapat ditemukan
jika disusun dari konsumsi yang terkecil ke konsumsi terbesarnyadan
dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dan kemudian dihitung banyaknya
pengamatan yang masuk dalam setiap kelasnya. Susunan dalam bentuk table
ini disebut distribusi frekuensi.
8
Nilai-nilai terkecil dan terbesar dalam setiap selang disebut limit batas.
Untuk selang kelas 17-21 misalnya, bilangan yang lebih kecil yaitu 17
disebut limit bawah kelas (lower limit). Sedangkan bilangan yang leih besar
yaitu 21 disebut limit atas kelas (upper limit). Dengan demikian , sebanyak
19 KK yang berada dalm selang 17-21 adalah mengkonsumsi minyak tanah
yang banyaknya lebih dari 16,5 liter tetapi kurang dari 21,5 liter. Kedua
bilangan 16,5 dan 21,5 liter disebut batas kelas bagi selang yang
bersangkutan. Artinya, untuk selang 17-21, angka 16,5 disebut batas bawah
kelas dan angka 21,5 disebut batas atas kelas. Akan tetapi, angka 21,5 juga
merupakan batas bawah kelas dari selang (22-26). Selang kelas yang
sebenarnya secara teoritis dan kelompok-kelompok konsumsi itu adalah
16,5-21,5 untuk kelas (7-11) disebut batas kelas bawah yang sebeanarnya
(lower class boundary). Sedangkan 21,5 ; 26,5 ; 31,5 dan seterusnya disebut
batas kelas atas yang sebenarnya (upper class boundary). Pembagian ini
untuk menjamin bahwa tidak ada pengamatan yang jatuh tepat pada batas
kelas sehingga akan terhindar keraguan pada kelas mana sebuah data itu
dikelompokkan.
Titik tengah kelas antara batas atas dan batas bawah kelas yang berarti
sama dengan antara kedua limit kelas disebut nilai tengah kelas. Titik
tengah kelas pada table tersebut adalah 4, 9, 14, 19, 24, dan 29.
Banyaknya selang kelas sebaiknya antara 7-20. Tidak ada aturan tentang
banyaknya selang kelas. Tetapi H.A Sturges (1926) mengenalkan rumusan
tentang banyaknya kelas yang disebut kriteria Sturges:4
k = 1+3,322 log n
= 7,13
4
Ibid. hlm. 152
9
Banyaknya kelas yang dibuat adalah 7 kelas.
Lebar kelas harus cukup besar sehingga ketujuh kelas tersebut dapat
mencakup semua data pengamatan. Adapun jarak antara selang kelas
disebut lebar atau panjang kelas. Jadi, berdasarkan table diatas lebar kelas
konsumsi minyak tanah adalah 1,5-6,5 = 6,5-11,5 = … = 31,5 – 36,5 = 5.
Lebar kelas didefinisikan sebagai selisih batas atas kelas dengan batas
bawah kelas bagi kelas yang bersangkutan. Lebar kelas dinyatakan sebagai :
Xn− X 1
c=
K
k = Banyaknya kelas
Dalam contoh nilai jangkauan data dari yang terkecil sampai terbesar
adalah 36-2 = 34, sehingga lebar kelas tidak boleh kurang dari = 34/7 =
4,86. Oleh karena lebar kelas harus mempunyai angka riil yang sama
dengan pengamatan, maka lebar kelasnya diambil c = 5.
Contoh:
10
Distribusi frekuensi nilai hasil ujian bidang studi Bahasa Inggris dari 20
orang siswa disekolah menegah atas
Dalam tabel diatas nilai hasil ujian bidang studi Bahasa Inggris dari
jumlah 20 orang berbentuk data tunggal yang tidak dikelompokan.
11
Usia Frekuensi
20-25 4
26-35 3
35-50 3
Total 10 N
12
Dimaksud dengan tabel distribusi frekuensi kumulatif ialah salah satu
jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi yang dihitung
terus meningkat atau selalu ditambah-tambahkan, baik dari bawah keatas
ataupun dari atas kebawah. Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat
dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa, dengan jalan
menjumlahkan frekuensi demi frekuensi.
Dalam banyak hal, kita sering tertarik tidak saja pada banyaknya
pengamatan dalam kelas tertentu tetapi juga pada banyaknya amatan
yang berada dibawah atau diatas sebuah nilai tertentu. Misalkan besar
konsumsi minyak tanah yang kurang dari 13 liter ada sebanyak 12 KK.
Ada sebanyak 46 KK yang mengkonsumsi minyak tanah kurang dari 22
liter dan sebagainya. Frekuensi total semua nilai yang lebih kecil
daripada batas atas kelas suatu selang kelas disebut frekuensi kumulatif.
13
konsumsi minyak tanah kurang dari 16,5 liter dan sebanyak 78% konsumsi
minyak tanah kurang dari 26,5 liter.
14
6. Susunlah semua limit bawah interval kelas secara vertikal, kemudian
tentukan limit atas yang bersesuaian.
7. Kembalilah ke data mentah dan gunakan turus untuk memasukkan data
pada interval kelas yang ada.
Contoh:
Berikut nilai 80 siswa pada ujian akhir mata pelajaran matematika:
68 84 75 82 68 90 62 88 76 93
73 79 88 73 60 93 71 59 85 75
61 65 75 87 74 62 95 78 63 72
66 78 82 75 94 77 69 74 68 60
96 78 89 61 75 95 60 79 83 71
79 62 67 97 78 85 76 65 71 75
65 80 73 57 88 78 62 76 53 74
86 67 73 81 72 63 76 75 85 77
Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi dilakukan sebagai
berikut:
1) Nilai tertinggi = 97 dan nilai terendah 53. Jadi range = 97-53 = 44.
2) Tetapkan jumlah kelas; dalam hal ini diambil 10.
3) Lebar interval kelas d = 44/10 = 4.4 dibulatkan menjadi 5.
4) Diambil bilangan 50 sebagai limit bawah untuk kelas pertama.
5) Selanjutnya, limit bawah untuk kelas kedua adalah 50+5 = 55, limit bawah
kelas ketiga 55+5 = 60 dan seterusnya.
6) Limit atas kelas interval yang bersesuaian adalah 54 untuk kelas pertama,
59 untuk kelas kedua, dan seterusnya.
7) Gunakan turus untuk memasukkan data ke dalam interval kelas.
15
65-69 10
70-74 12
75-79 21
80-84 6
85-89 9
90-94 4
95-99 4
Melalui tabel ini kita dapat mengetahui pola penyebaran nilai siswa. Paling
banyak nilai siswa mengumpul pada interval 75-79, paling sedikit data termuat
dalam interval 50-54. Sedangkan siswa yang mendapat nilai istimewa atau di
atas 90 hanya ada 8 orang.
Pola penyebaran ini akan tampak lebih jelas jika digambarkan dengan
menggunakan histogram. Penyajian data dengan menggunakan grafik dan
diagram akan dibicarakan minggu depan.
F. Penyajian Grafik
Seringkali untuk keperluan analisis, selain dibuat table distribusi frekuensi
relative dan table frekuensi kumulatif, data disajikan dala bentuk grafik. Grafik
yang berupa gambar pada umumnya lebih mudah ditangkap dan diambil
kesimpulan secara cepat daripada table. Itulah sebabnya, seringkali data
disajikan dalam bentuk gambar.
Berbagai macam atau tipe gambar dapa dibuat. Setiap tipe
menginterpretasikan data dalam cara yang sedikit berbeda. Kita dapat
menentukan apakah tipe gambar yang dipilih sesuai dengan data yang
diplotkan. Seringkali diagram 3-D yang cantiklah yang diperlukan data untuk
menarik perhatian ; lain waktu hal ini mungkin malah mengacaukan.
a. Diagram Batang
Sajian gambar yang sangat luas digunakan adalah diagram batang.
Seperti yang diberikan oleh gambar dibawah ini.
16
Diagram ini digunakan untuk lebih memahami persoalan secara visual.
Dalam diagram batang, lebar batang diambil dari selang kelas distribusi
frekuensinya. Sedangkan frekuensi masing-masing kelas ditunjukkan oleh
tinggi batang.
18
16
16
14
12
12
10
Frekuensi
10 9
8 7
6
6 5
4
2
0
b. Diagram Garis
Tipe gambar yang kedua adalah diagram garis. Diagram garis digunakan
untuk menggambarkan keadaan yang berkesinambungan yaitu dengan
memplotkan frekuensi kelas terhadap titik tengah kelas dan kemudian
menghubungkan titik-titiknya yang berurutan. Penyajian data numeric tipe
ini sering disebut polygon frekuensi.
17
18
16 16
14
12 12
Frekuensi
10 10
9
8
7
6 6
5
4
00 0
c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran digunakan untuk menyatakan perbandingan jika data
tersebut terdiri atas beberapa kelompok atau kategori, misalnya persentase
tingkat pendidikan penduduk kecamatan Rogjampi tahun 2005 seperti yang
diperlihatkan gambar dibawah ini.
Keterangan:
18
Tidak Sekolah 8%
SD 12%
SLTP 20%
SLTA 40%
Perguruan Tinggi 20%
Ada banyak model diagram lingkaran, salah satunya adalah diagram kue.
Diagram kue merupakan diagram lingkaran yang berbentuk tiga dimensi
dan setiap juring menunjukkan persentase dari masing-masing kelompok
data seperti gambar diagram kue merupakan tipe gambar yang cantik untuk
membandingkan bagian yang menyusun suatu keseluruhan seperti
persentase anggaran perusahaan berdasarkan department yang ada, daftar
hasil penjualan barang elektronik dan lain-lain.
19
Sales
18%
1st Qtr
36%
4th Qtr
14%
3rd Qtr
11%
2nd Qtr
21%
Keterangan:
TV : 36%
Kulkas : 14%
20
Y untuk frekuensi. Perbandingan antara sumbu X dengan Y, sekitar
sepuluh dengan tujuh, sepuluh dengan delapan atau tiga banding 2.
Umumnya sumbu X lebih panjang daripada sumbu Y, kecuali ada
maksudmaksud lain di luar kepentingan ilmiah.
3. Pemberian nama pada sumbu.
Sumbu X diberi nama Nilai tepat ditengah-tengahnya, sedang sumbu Y
diberi nama frekuensi di sebelah kiri posisi tengah tepat di atasnya.
4. Perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, ditetapkan sebagai titik nol.
5. Menempatkan nilai variabel pada sumbu X berturut-turut dari kiri ke
kanan, dimulai dari nilai terendah sampai nilai tertinggi.
6. Menempatkan frekuensi pada sumbu Y.
7. Melukiskan grafiknya.
8. Pemberian nomor dan nama grafiknya.5
5
Ananda, Rusydi dan Muhammad Fadhli, Statistik Pendidikan, (Medan: CV. Widya
Puspita, 2018), hlm. 57-58
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23