Disusun oleh :
Kelompok IV Semester IV
Puji syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyesaikan
makalah berjudul “Relasi” ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini telah
kami susun secara maksimal atas bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa
selesai dengan lancar. Pada kesempatan ini pula dengan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan ke
himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan
atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke
anggota-anggota himpunan B.
Cara menyatakan Relasi
Suatu relasi biasanya dapat dinyatakan dengan diagram panah, diagram
Cartesius (grafik), dan himpunan pasangan berurutan.
1. Diagram Panah
A : {Eko, Rina, Tono, Dika}
B : { merah, hitam, biru}
R : suka dengan warna
2. Himpunan Pasangan Berurutan
Sebuah relasi juga dapat dinyatakan dengan menggunakan pasangan beruturan.
Artinya kita memasangkan himpunan A dengan himpunan B secara berurutan.
Misalnya :
Eko menyukai warna merah
Rina menyukai warna hitam
Tono menyukai warna merah
Dika menyukai warna biru
Relasinya dapat dinyatakan dengan pasangan berurutan sebagai berikut:
(eko, merah), (rina, hitam),(tono, merah),(dika, biru). Jadi relasi antara himpunan
A dengan himpunan B dapat dinyatakan sebagai pasangan berurutan (x,y) dengan
x ∈ A dan y ∈ B.
3. Diagram Cartesius
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan ke dalam pasangan
berurutan yang kemudian dituangkan dalam dot (titik-titk) dalam diagram
cartesius. Contoh dari relasi suka dengan warna di atas dapat digambarkan dalam
bentuk diagram cartesius sebagai berikut:
Himpunan warna
Himpunan nama orang
2.1.1 Macam-macam Relasi
1. Relasi Refleksif
2
Sebuah relasi R dalam A di sebut memiliki sifat refleksif, jika setiap
elemen A berhubungan dengan dirinya sendiri.
Contoh : P{1,2,3}
R: {(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,3)} Refleksif
R1 : {(1,1)(1,2)(1,3)(2,3)(3,3)(3,2)} Bukan refleksif
2. Relasi Simetrik
Relasi R dalam A di sebut memiliki sifat simetrik, jika setiap
pasangan anggota A berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, jika a
terhubung dengan b, maka b juga terhubung dengan a. Jadi terdapat
hubungan timbal balik.
Contoh : P {1,2,3}
R1 : PxP (Relasi Refleksif dan Simetris)
R1 : {(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,2)}
3. Relasi Anti-Simetrik
Jika setiap a dan b yang terhubung hanya terhubung salah satunya
saja(dengan asumsi a dan b berlainan).
4. Relasi Transitif
Jika a berhubungan dengan b, dan b berhubungan dengan c, maka a
berhubungan dengan c secara langsung, atau dengan kata lain (a,b) , (b,c) =
(a,c)
5. Relasi Ekuivalen
Relasi ekuivalen merupakan relasi yang memenuhi sifat refleksif,
simetris, dan transitif.
Contoh :
R1 : {1,2,3}
R2 : {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3)
Refleksif karena ada {(1,1), (2,2), (3,3)}
Simetris karena ada (1,2) berpasangan dengan (2,1), (1,3) berpasangan
dengan (3,1), dst.
Transitif karena (1,1) , (1,2) = (1,2) bisa kita chek di R2, (1,2) , (1,3) =
(1,3), dst.
3
Antara elemen-elemen dari dua buah himpunan seringkali terdapat suatu
relasi atau hubungan tertentu.
Misalnya :
A = { 2, 3, 5 }
B = { 1, 4, 7, 10, 14 }
Akan kita tinjau relasi “ adalah faktor dari “ antara elemen-elemen
himpunan A dengan elemen-elemen himpunan B. Tampaklah bahwa :
2 adalah faktor dari 4
2 adalah faktor dari 10
2 adalah faktor dari 14
5 adalah faktor dari 10
Sedangkan 3 A tidak berrelasi dengan suatu elemenpun dari himpunan B.
Relasi tersebut dapat digambarkan dengan diagram panah. Gambarlah
Diagram Panah tersebut! Relasi itu dikatakan sebagai suatu relasi dari
himpunan A ke himpunan B. Perhatikan bahwa suatu relasi mempunyai arah
tertentu. Dalam diagram diatas arah itu dinyatakan dengan anak panah.
Relasi tersebut juga dapat dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut.
Elemen dari himpunan A yang berrelasi dengan elemen dari himpunan B di
susun menjadi suatu pasangan terurut, diman elemen dari A pada urutan
pertama dan elemen dari B pada urutan yang kedua. Jadi kalau relasi “
adalah faktor dari “ tersebut diberi nama R, maka :
R = { (2, 4), (2, 10), (2, 14), (5, 10) } Jelaslah bahwa R A x B
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu relasi dari himpunan A ke
himpunan B merupakan himpunan bagian dari AXB (produk Cartesius A
dan B). sehingga dapat didefinisikan:
A disebut daerah asal (domain) dan B disebut daerah kawan (kodomain) dari
relasi R tersebut.
4
Jika (x,y) R, maka dikatakan bahwa ”x berelasi dengan y” (ditulis ”xRy”).
Contoh :
A adalah suatu keluarga himpunan. R adalah relasi ”himpunan bagian”
5
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi irrefleksif bhb. Setiap
elemen dari A tidak berelasi R dengan dirinya sendiri.
R irrefleksif pada A bhb. ( xA).( x,x) R ( xA). x R x
Perhatikan bahwa suatu relasi yang irrefleksif dengan sendirinya
adalah non-refleksif, tetapi sebaliknya belum tentu.
Contoh :
A = himpunan semua bilangan nyata.
Relasi “ > “ adalah suatu relasi yang irrefleksif (jadi juga non-
refleksif ) pada A karena setiap bilangan nyata tidak lebih besar dari
pada dirinya sendiri.
A = himpunan semua manusia
Relasi “ dapat menguasai” adalah relasi yang non – refleksif pada A
( karena ada orang yang tidak dapat menguasai dirinya sendiri),
tetapi bukan relasi yang irrefleksif ( karena tidak semua orang tidak
dapat menguasai dirinya sendiri)
b) Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi simetris bhb. Untuk
setiap dua elemen x dan y dalam A, jika x berrelasi R dengan y,
maka y berrelasi R dengan x.
R simetris pada A bhb. ( x,yA) (x,y) R (y,x) R (
x,yA) (x,y) R (x,y) R 1 ( x,yA) xRy yRx
Contoh :
A = himpunan semua garis lurus pada bidang datar.
Relasi “ sejajar” adalah relasi yang simetris pada A, karena untuk
setiap dua garis lurus x dan y, di mana x//y, maka pastilah y//x
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi non – simetris bhb.
Ada sepasang elemen x dan y A dimana x berrelasi R dengan y
tetapi y tidak berrelasi R dengan x.
R non- simetris pada A bhb. ( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R
( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R 1 ( x,yA). xRy y R x
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi asimetris bhb. Untuk
setiap pasangan elemen x dan yA di mana x berrelasi R dengan y,
maka y tidak berrelasi R dengan x.
6
R asimetris pada A bhb. ( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R
( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R 1
( x,yA). xRy y R x
Jelas bahwa suatu relasi yang asimetris pada himpunan A pasti juga
non-simetris pada A, tetapi sebaliknya belum tentu.
Contoh:
A = Keluarga himpunan.
Relasi “ himpunan bagian sejati” adalah suatu relasi yang asimetris
pada A (jadi juga non-simetris ) karena untuk setiap dua himpunan x
dan yA dimana x y, maka pastilah bahwa y x
A = himpunan semua manusia.
Relasi “mencintai” adalah relasi yang non simetris pada A, tetapi
bukan relasi yang asimetris pada A.
Suatu relasi R pada himpunan A disebut relasi anti-simetris bhb.
Untuk setiap pasang elemen x dan y A, jika x berrelasi R dengan y
dan y berrelasi R dengan x, maka x = y.
R antisimetris pada A bhb.
( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R x = y
( x,yA). (x,y) R ( y,x ) R 1 x = y
( x,yA). xRy y R x x = y
Contoh:
A = keluarga himpunan.
Relasi “ himpunan bagian” adalah relasi yang antisimetris pada A, karena
untuk setiap dua himpunan x dan y, jika x y dan y x, maka x = y.
c). Suatu relasi R pada himpunan A disebut transitif bhb. Untuk setiap tiga
elemen x,y dan z A, jika x berrelasi R dengan y dan y berrelasi R dengan
z , maka x berrelasi R dengan z. R transitif pada A bhb.
( x,yzA). (x,y) R ( y,z ) R (x,z) R
( x,yzA). xRy yR z x Rz
Contoh:
A = himpunan semua bilangan nyata.
7
Relasi “adalah faktor dari” adalah relasi yang transitif pada A. Suatu relasi
R pada himpunan A disebut relasi non-transitif bhb. Ada tiga elemen x,y dan
z A dimana x berrelasi R dengan y dan y berrelasi z, tetapi x tidak
berrelasi R dengan z.
R non-trasitif pada A bhb :
( x,yzA). (x,y) R ( y,z ) R (x,z) R
( x,yzA). xRy yR z x R z
Jelaslah bahwa relasi yang intransitif pada himpunan A pasti juga non-
transitif pada A.
Contoh:
A = himpunan semua garis lurus pada bidang datar.
Relasi “ tegaklurus” adalah relasi yang intransitif pada A (jadi juga non-
transitif) karena untuk setiajp tiga garis x,y dan z, jika x tegak lurus y dan y
tegaklurus z maka pastilah bahwa x tidak tegak lurus z.
A = himpunan semua manusia.
Relasi “ mengenal” adalah relasi yang non – transitif tetapi bukan relasi
yang intransitif pada himpunan A tersebut.
d) Suatu relasi R pada himpunan A yang sekaligus bersifat refleksif,simetris
dan transitif disebut relasi ekuivalensi pada A.
Contoh:
A = himpunan semua segitiga.
Relasi “sebangun” adalah relasi ekuvalensi pada A sebab relasi tersebut
sekaligus bersifat refleksif, simetris dan transitif pada A
A = himpunan semua bilangan bulat
Relasi “kongruen” (lambangnya “ ”) dalam suatu modulo m (m =
bilangan asli ) yang didefinisikan sbb :
x y ( mod.m ) bhb. x – y = k. m, dimana
k adalah suatu bilangan bulat, adalah suatu relasi ekuivalensi pada A,
karena:
(1) Untuk setiap bilangan bulat x :
x – x = 0.m, sehingga x x ( mod.m )
Jadi relasi kongruensi bersifat refleksif.
8
(2) Untuk setiap pasang bilangan bulat x dan y dimana
x y ( mod.m ), maka :
x – y = k.m(k = bilangan bulat)
Sehingga y – x = - (k.m) = (-k).m
Dimana –k adalah bilangan bulat sebab k adalah bilangan bulat.
Jadi : x x ( mod.m ).
Maka : ( x,yA). x y y x
Jadi relasi kongruensi bersifat simetris.
(3) Untuk setiap tiga bilangan bulat x,y dan z diman x y ( mod.m )
y – z= k 2 .m (k 2 = bilangan bulat).
( x – y ) + ( y – z ) = k 1 .m + k 2 .m
x– z = (k 1 + k 2 ).m
x– z = k 3 .m
Cara yang paling mudah menyatakan hubungan antara elemen dari dua
himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut. Himpunan pasangan
terurut diperoleh dari perkalian kartesian (cartesian product) antara dua
himpunan.
9
Notasi : A×B= {(a,b) | a є A dan b є B}
Definisi 2.1.
Notasi : R (A×B)
Contoh 2.1.
Contoh 2.2.
Misalkan P = {2, 4, 8, 9,15} dan Q = {2, 3, 4}. Jika kita definisikan relasi R
dari P ke Q dengan (p, q) є R jika p habis dibagi q Maka kita peroleh R =
{ (2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }Daerah asal dan daerah
10
hasil relasi bisa saja merupakan himpunan yang sama. Ini berarti relasi
hanya didefinisikan pada sebuah himpunan. Ini dikemukakan dengan
definisi berikut:
Definisi 2.2.
Dengan kata lain, relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari
A×A. Contoh 2.3 mengilustrasikan relasi semacam ini.
Contoh 2.3.
Selain dengan himpunan pasangan terurut, ada banyak cara lain untuk
merepresentasikan relasi biner. Di sini hanya disajikan 3 cara yang lazim, yaitu
tabel, matriks, graf berarah.
Tabel 2.1
A B
Amir IF251
Amir IF323
11
Budi IF221
Budi IF251
Cecep IF323
Tabel2.2
P Q
2 2
4 2
4 4
8 2
8 4
9 3
15 3
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2,…, am} dan B = {b1, b2,…, bn}.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M= [mij],
M=
mij=
12
Dengan kata lain, elemen matriks pada posisi (i, j) bernilai 1 jika ai
dihubungkan dengan bj, dan bernilai 0 jika ai tidak dihubungkan dengan bj.
13
sebuah titik (simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan
dengan busur (arc) yang arahnya ditunjukan dengan sebuah panah. Dengan
kata lain, jka (a, b) ϵ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul
b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul
tujuan (terminal vertex).
Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a
sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).
1. Refleksif (reflexive)
Contoh 2.4
(a) R = { (1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) bersifat
karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2,
2), (3, 3) dan (4, 4).
(b) R= { (1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4)} tidak bersifat reflektif
karena (3, 3) R.
2. Setangkup (symmetric)
Contoh 2. 5
14
Misalkan A = { 1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
(a) R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4)} bersifat setangkup
karena jika (a, b) Є R maka (b, a) juga Є R. Disini (1, 2) dan (2, 1)
Є R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2) Є R.
(b) R = { (1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} tidak bersifat setangkup karena (3, 2)
R.
3. Menghantar ( transitive )
Contoh 2. 7.
(a) R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3)} bersifat menghantar.
Pasangan berbentuk
(b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} tidak bersifat menghantar karena (2, 4)
dan (4, 2) ϵ R, tetapi (2, 2) R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) ϵ R, tetapi (4,
3) R.
15
(c) R = {(4, 5)} bersifat menghantar.
16
Set A disebut subset dari B atau b adalah superset dari A, ditulis � ⊂
� �𝑡�� � ⊃ �, bila dan hanya bila setiap unsur dari A terdapat di dalam B
atau bila � ∈ � maka � ∈ �. Juga dapat dikatakan bahwa A termuat di
dalam B atau B memuat A. Negasi dari � ⊂ � 𝑑�𝑡�𝑙�𝑠 � ⊄ � �𝑡�� � ⊅ �
dan dinyatakan bahwa: Ada � ∈ � 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚����� ℎ��𝑔𝑔� � ∈ �.
Contoh:
Apabila N adalah set bilangan bulat positif, Z adalah set semua bilangan
bulat, Q adalah set semua bilangan rasional dan R adalah set semua bilangan
real maka � ⊂ � ⊂ � ⊂ �
Diketahui � = {1,3,5,7, … }, � = {5,10,15,20, … } dan � = {�: ��𝑟�𝑚�,
� > 2}
Apakah : a. � ⊂ � (berikan alasannya!)
b. � ⊄ � (berikan alasannya!)
Definisi:
Dua set A dan B adalah sama bila dan hanya bila � ⊂ � 𝑑�� � ⊂ �. Dalam
hal � ⊂ � tetapi
� ≠ �, dikatakan bahwa A adalah subset murni dari B atau B memuat A.
Teorema I:
Bila A, B dan C sebarang set maka:
a. � ⊂ �
b. ��𝑙� � ⊂ � 𝑑�� � ⊂ � 𝑚��� � = �
c. ��𝑙� � ⊂ � 𝑑�� � ⊂ � 𝑚��� � ⊂ �
2.2.4 Set Universal Dan Set Kosong
Dalam teori set, semua set dibentuk oleh subset-subset dari suatu set
tetap. Set tetap seperti itu disebut set universal atau semesta pembicaraan
dan dinotasikan dengan U. Ada pula set yang tidak mempunyai anggota dan
set ini disebut set kosong dengan notasi ∅ �𝑡�� { }, yang merupakan set
terhingga dan merupakan subset dari setiap set. Jadi untuk sebarang set A
maka ∅ ⊂ � ⊂ �.
Contoh:
Dalam geometri bidang, set universalnya berisi semua titik pada bidang.
Bila � = {�: �2 = 4, �𝑔��𝑗�𝑙} , maka tentukan anggota A!
17
Bila � = {∅}, maka � ≠ ∅, mengapa?
2.2.5 Kelas, Koleksi, Famili Dan Ruang
Anggota-anggota dari suatu set adalah set, misalnya tiap-tiap garis di
dalam suatu set dari garis-garis adalah set dari titik-titik. Set yang
anggotanya terdiri dari set-set disebut Kelas, Koleksi atau Famili, misalkan
� = {{�, �}, �} bukanlah kelas karena mengandung elemen c yang bukan
set (himpunan).
Pada umumnya koleksi atau family digunakan untuk member nama dari set
yang anggotanya kelas-kelas. Pengertian subkelas, subkoleksi, dan
subfamili mempunyai arti yang sama dengan subset. Misalkan A adalah
suatu set. Set Kuasa (Power Set) dari A ditulis �(�) atau 𝟐� adalah kelas
dari semua subset dari A. Umumnya, apabila A terhingga dengan n unsur
di dalamnya maka �(�) = 𝟐� anggota.
Kata ruang (spaces) artinya suatu set yang tidak kosong yang anggotanya
beberapa bentuk struktur matematika, seperti ruang vektor, ruang metrik
atau ruang topologi.
Contoh:
Anggota dari kelas {{2,3}, {2}, {5,6}} adalah set-set {2,3}, {2}, {5,6}
Bila � = {�, �, �} maka tentukan �(�)!
2.2.6 Operasi-Operasi Pada Set
Gabungan dari dua set A dan B ditulis � ∪ � adalah set dari semua
unsur yang termasuk ke dalam A atau B yaitu � ∪ � = {�: � ∈ � �𝑡�� � ∈
�}. Gabungan dari dua set A dan B ditulis � ∪ � = {�: � ∈ � �𝑡�� � ∈ �}.
Irisan dari dua set A dan B ditulis � ∩ � adalah set yang unsur-
unsurnya termasuk di dalam a dan B yaitu � ∩ � = {�: � ∈ � 𝑑�� � ∈ �}.
Bila � ∩ � = ∅, yaitu bila A dan B tak mempunyai anggota persekutuan
maka A dan B disebut lepas (disjoint) atau tak beririsan. � adalah kelas
dari set-set disebut kelas lepas (disjoint) dari set-set, bila tiap-tiap pasangan
set-set yang berbeda di dalam � adalah lepas.
Komplemen relatif dari set B terhadap set A atau selisih A dan B
ditulis A – B adalah set yang anggota-anggotanya termasuk A tetapi tidak
termasuk B yaitu � − � = {�: � ∈ �, � ∉ �}.
18
Perhatikan bahwa A – B dan B adalah lepas yaitu (� − �) ∪ � = ∅.
Komplemen absolute atau disebut komplemen dari suatu set A ditulis
AC adalah set yang anggota-anggotanya bukan anggota dari A yaitu �� =
{�: � ∈ �, � ∉ �}. Dapat dikatakan pula bahwa AC selisih U dan A.
Teorema 2:
Hukum-hukum Aljabar set:
1. Hukum sama kuat: � ∪ � = � , � ∩ � = �
2. Hukum Asosiatif: (� ∪ �) ∪ � = � ∪ (� ∪ �) , (� ∩ �) ∩ � = � ∩ (� ∩
�)
3. Hukum Komutatif: � ∪ � = � ∪ � , � ∩ � = � ∩ �
4. Hukum Distributif: � ∪ (� ∩ �) = (� ∪ �) ∩ (� ∪ �) , � ∩ (� ∪ �) = (�
∩ �) ∪ (� ∩�)
5. Hukum Identitas: � ∪ ∅ = � , � ∩ � = � , � ∪ � = � , � ∩ ∅ = ∅
6. Hukum Komplemen: � ∪ �� = � , � ∩ �� = ∅ , (�� )� = � , �� = ∅ ,
∅� = �
7. Hukum De Morgan: (� ∪ �)� = �� ∩ �� , (� ∩ �)� = �� ∪ ��
Teorema 3: � ⊂ � bila hanya bila:
a. � ∩ � = �
b. � ∪ � = �
c. �� = ��
d. � ∩ �� = ∅
e. � ∪ �� = �
2.2.7 Produk Dari Set-Set
Misalkan A dan B adalah set-set tertentu. Produk dari set A dan B
ditulis �𝑿�, memuat semua pasangan terurut (a,b) dengan � ∈ � 𝑑�� � ∈ �
���𝑡� � � � = {(�, �): � ∈ � , � ∈ �}.
Produk suatu set dengan dirinya sendiri, misalkan � � � dinotasikan dengan
�2.
Contoh: � = {1,2,3} 𝑑�� � = {�, �}, tentukan � � �!
2.2.8 Relasi
Relasi biner (relasi) R dari set A ke set B menentukan tiap pasangan
(�, �) di dalam � � � tepat memenuhi satu pernyataan berikut:
19
a berelasi dengan b ditulis � � � & a tak berrelasi dengan b ditulis � � �
Suatu relasi dari set A ke set A lagi disebut relasi di dalam A.
Relasi A ke B secara khusus didefinisikan sebagai subset R* dari A X B
sebagai berikut: � ∗= {(�, �): ���}, sebaliknya sebarang subset R* dari A x
B didefinisikan sebagai suatu relasi R dari A ke B sbb: ��� ��𝑙� 𝑑��
ℎ���� ��𝑙� (�, �) ∈ � ∗.
Korespondensi antara relasi-relasi R dari A ke B dengan subset-subset dari �
� � didefinisikan “Suatu Relasi R dari A ke B adalah subset dari � � �.
Domain (daerah asal) dari relasi R dari A ke B adalah set dari koordinat
pertama pasangan di dalam R dan range (daerah hasil) adalah set dari
koordinat kedua di dalam R yaitu:
Domain � = {�: (�, �) ∈ �} & Range � = {�: (�, �) ∈ �}
Invers dari R ditulis �−1 adalah relasi dari B ke A didefinisikan: �−1 = {(�,
�): (�, �) ∈ �}
Relasi identitas di dalam suatu set A ditulis Δ �𝑡�� Δ� adalah semua
pasangan dalam � � � dengan koordinat sama yaitu: Δ�= {(�, �): � ∈ �}
Contoh: Relasi � = {(1,2), (1,3), (2,3)} di dalam � = {1,2,3} .
Tentukan domain, range dan invers dari R!
1.8. RELASI EQUIVALEN
Suatu relasi R di dalam set A yaitu subset dari A X A disebut relasi
equivalen bila hanya bila memenuhi ketiga aksioma berikut:
a. Untuk tiap � ∈ �, (�, �) ∈ � sifat refleksif
b. Bila (�, �) ∈ �, 𝑚��� (�, �) ∈ � sifat simetris
c. Bila(�, �) ∈ � 𝑑�� (�, �) ∈ �, 𝑚��� (�, �) ∈ � sifat transitif
Secara singkat dapat dikatakan bahwa suatu relasi disebut relasi equivalen
bila dan hanya bila relasi tersebut refleksif, simetris dan transitif.
Contoh:
Apakah relasi ⊂ (subset dari) didalam suatu set inklusi merupakan relasi
equivalen?
Didalam geometri Euclid, kesebangunan segitiga-segitiga adalah relasi
eqiuvalen.
Buktikan!
20
Bila R suatu relasi equivalen di dalam A maka kelas equivalen dari � ∈ �
𝑑�𝑡�𝑙�𝑠[�] adalah set dari elemen-elemen yang berrelasi dengan a yaitu: [�]
= {�: (�, �) ∈ �}.
Koleksi dari kelas-kelas equivalen dari A ditulis A/R disebut faktor
(quotient) A oleh R yaitu A/R={[�]: � ∈ �}.
Set faktor A/R memenuhi sifat-sifat berikut:
a. Teorema 4.
Misal R adalah relasi equivalen di dalam A dan [�] adalah kelas equivalen
dari � ∈ � maka:
1. Untuk setiap � ∈ � 𝑚��� � ∈ [�]
2. [�] = [�] bila dan hanya bila (a,b) ∈ �
3. Bila [�] ≠ [�] 𝑚��� [�]⋂[�] = �
Suatu kelas � dari subset-subset tidak kosong dari A disebut partisi dari A
bila dan hanya bila :
1. Tiap � ∈ � termasuk anggota dari �
2. Anggota-anggota dari � sepasang-sepasang saling lepas (disjoint)
b. Teorema 5.
Bila R suatu relasi equivalen dalam A maka set faktor (quotient) A/R adalah
partisi dari A.
2.4 KOMPOSISI DARI RELASI
Misal U adalah relasi dari A ke B dan V suatu relasi dari B ke C yaitu � ⊂
��� 𝑑�� � ⊂ ��� maka relasi dari A ke C sedemikian hingga untuk sebarang �
∈ �.
(�, �) ∈ � 𝑑�� (�, �) ∈ � disebut komposisi dari U dan V ditulis � ∘ �.
Notasi pembentuk set, komposisi dari U dan V ditulis � ∘ � = {(�, �): � ∈ �, � ∈
�, � ∈ �, 𝑠𝑒ℎ��𝑔𝑔� (�, �) ∈ �, (�, �) ∈ �}.
Contoh: Misalkan � = {1,2,3,4}, � = {�, �, �, �}, � = {5,6,7,8}
� = {(1, �), (1, �), (2, �), (3, �), (4, �)} dan � = {(�, 5), (�, 6), (�, 8), (�, 7)}
U adalah relasi dari A ke B dan V adalah relasi dari B ke C.
Gambarkan kedua relasi tersebut dan tentukan � ∘ �!
Soal – soal:
1. Bila � = {�: 3� = 6}, apakah A = 2?
21
2. Apakah ∅ = {0} = {∅} ?
3. Manakah yang merupakan set kosong?
a. � = {�: �2 = 9,2� = 4} b. � = {�: � + 8 = 8}
4. Misal � = {1,2,3, … ,8,9}, � = {1,2,3,4}, � = {2,4,6,8} 𝑑�� � = {3,4,5,6}
Carilah:
a. �� b. (� ∩ �)� c. � − � d. (� ∪ �)�
5. Misal R relasi < dari � = {1,2,3,4} �𝑒 � = {1,3,5} yaitu (�, �) ∈ � bila dan
hanya bila � < �
a. Tulislah R sebagai set pasangan terurut
b. Gambarlah R pada diagram koordinat � � �
c. Carilah domain dari R, range R, dan R-1
d. Carilah � ∘ �−1
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah
relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S
ᴑ R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh
S ᴑ R = {(a,c) | a ϵ A, c ϵC, dan untuk beberapa b ϵ B, (a, b) ϵ R dan (b, c) ϵ S }
Contoh. Misalkan
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)} adalah relasi dari himpunan {1, 2,
3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} adalah
relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}.
S ᴑ R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }
Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika diperagakan dengan diagram panah:
1 2 s
4 t
2
6 u
3
8
22
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2,
maka matriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi tersebut adalah
yang dalam hal ini operator “.” sama seperti pada perkalian matriks biasa, tetapi
dengan mengganti tanda kali dengan “˄” dan tanda tambah dengan “˅”.
1 0 1 0 1 0
R1 = 1 1 0 dan R2 = 0 0 1
0 0 0 1 0 1
1 1 1
= 0 1 1
0 0 0
23
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya
berhasil dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu
ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya.
Setelah membaca makalah ini kita diharapkan dapat menjelaskan pengertian relasi
memahami cakupan dan ruang lingkup dalam materi pembelajaran matematika
dengan pembahasan tentang relasi sebagai bekal untuk mempersiapkan diri
menjadi pendidik muslim professional sehingga bisa berperan dalam
mensukseskan tujuan pendidikan nasional.
25
DAFTAR PUSTAKA
26