Anda di halaman 1dari 16

RELASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit

Dosen Pengampu :

Sri Lestari Manurung, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Beby Yolanda 4192550002

Gabriel Christian 4193250010

Nurhafni 4191250001

ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas ini. Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
yaitu Matematika Diskrit.
Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
tugas ini. Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami
khususnya, Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.

Medan, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................

Pengertian Relasi..............................................................................................

Representasi Relasi...........................................................................................

Sifat Relasi Biner..............................................................................................

Relasi Komposisi dan Relasi Inversi...............................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan yang
lain. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah menghubungkan anggota-anggota himpunan
A dengan anggota-anggota himpunan B.

 Cara menyatakan Relasi

Cara menyatakan Relasi dapat dilakukan dengan:

 Diagram Panah
 Diagram Cartesius

 Himpunan Pasangan Berurutan

Contoh di atas dapat dinyatakan dalam himpunan pasangan berurutan dengan


memasangkan secara berurutan anggota-anggota himpunan A dan anggota-anggota himpunan B
yaitu:

{(1,A), (1,B), (2,B), (3,B), (3,C)}.


 Sifat-Sifat Relasi

Sebuah relasi A×A, yaitu relasi dari himpunan A kepada A sendiri, dapat memiliki sifat-


sifat berikut:

- Refleksif
- Irefleksif
- Simetrik
- Anti-simetrik
- Transitif

Kita menyebut relasi R dari A kepada A sebagai relasi R dalam A.

a. Relasi Refleksif

Sebuah relasi R dalam A disebut memiliki sifat refleksif, jika setiap


elemen A berhubungan dengan dirinya.

Contoh relasi yang memiliki sifat seperti ini adalah relasi “x selalu bersama y.”,
dengan x dan y adalah anggota himpunan seluruh manusia. Jelas sekali bahwa setiap orang pasti
selalu bersama dengan dirinya sendiri.

b. Relasi Irefleksif

Relasi R dalam A disebut memiliki sifat irefleksif, jika setiap elemen A tidak


berhubungan dengan dirinya sendiri.

Contoh relasi irefleksif adalah relasi “x mampu mencukur rambut y dengan rapi


sempurna.”, dengan x dan y adalah setiap pemotong rambut. Diandaikan bahwa setiap orang
hanya dapat mencukur rambut orang lain dengan rapi sempurna, maka relasi ini adalah irefleksif,
karena tidak ada seorang tukang cukur a yang mampu mencukur rambutnya sendiri.

Contoh lain dalam himpunan bilangan bulat adalah, relasi < dan > adalah irefleksif.

c. Relasi Simetrik

Relasi R dalam A disebut memiliki sifat simetrik, jika setiap pasangan


anggota A berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, jika a terhubung dengan b,
maka b juga terhubung dengan a. Jadi terdapat hubungan timbal balik.
Sebuah relasi “ genap” adalah relasi simetrik, karena untuk sembarang x dan y yang kita
pilih, jika memenuhi relasi tersebut, maka dengan menukarkan nilai y dan x, relasi tersebut tetap
dipenuhi. Misalnya untuk pasangan (5, 3) relasi tersebut dipenuhi, dan untuk (3, 5) juga.

d. Relasi Anti-simetrik

Jika setiap a dan b yang terhubung hanya terhubung salah satunya saja (dengan


asumsi a dan b berlainan), maka relasi macam ini disebut relasi anti-simetrik.

e. Relasi Transitif

Sebuah relasi disebut transitif jika memiliki sifat, jika a berhubungan dengan b,


dan b berhubungan dengan c, maka a berhubungan dengan c secara langsung.

Sebagai contoh, relasi dua transitif. Misalnya untuk 5, 6, dan 7, berlaku 5 < 6, 6 < 7, dan
5 < 7.

Sebuah relasi disebut sebagai relasi ekivalen jika relasi tersebut bersifat:

- Refleksif
- Simetrik, dan
- Transitif

Orde parsial adalah relasi yang bersifat:

- Refleksif
- Anti-simetrik, dan
- Transitif

B. Representasi Relasi
Terdapat banyak cara lain untuk merepresentasi atau menyajikan selasi. Umumnya, ada 3
cara yang sering digunakan untuk merepresentasikan relasi, yaitu dengan tabel, matriks dan graf
berarah.

 Representasi Relasi dengan Tabel


Relasi dapat direpresentasikan menggunakan tabel. Kolom pertama untuk menyatakan
daerah asal, sedangkan kolom kedua untuk menyatakan daerah hasil.

Representasi relasi pada contoh 1 dan contoh 2 dinyatakan pada tabel berikut:
 Representasi Relasi dengan Matriks
Misalkan R  adalah relasi dari A = {a1, a2, …, an} dan B ={b1, b2, …, bn}.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij], dimana :

Dengan kata lain, elemen matriks bernilai 1 jika a¡ dihubungkan dengan bj, dan bernilai
0 jika tidak dihubungkan dengan bj.

Relasi pada contoh 1 dapat dinyatakan dengan matriks berikut :

Dalam hal ini, a1 = Andi, a2 = Beni, a3 = Caca, dan b1 = TI231, b2 = TI321, b3 = TI412, b4  =
TI221.

 Representasi Relasi dengan Graf Berarah


Pada graf berarah, tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (vertex), dan
tiap pasangan nya dinyatakan dengan busur (arc) yang arahnya ditunjukkan pada sebuah panah.
Jadi, jika (a, b) ∈ R, maka busur dibuat dari simpul a ke simpul b.  Simpul a disebut simpul asal
(initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).

Contoh :

a. Representasi graf untuk relasi R  = {(a,b), (a,c), (b,a), (b,c), (c,d),(a,d)}

b. Representasi graf untuk relasi R = {(2,2), (2,5), (2,7), (3,8)}


Ditunjukkan pada gambar berikut :

Setiap elemen pada himpunan A maupun himpunan B gambarkan dengan sebuah simpul
(titik bulat) dan arah dari suatu elemen ke elemen yang lainnya ditunjukkan dengan sebuah
panah. Representasi dengan model ini dapat dikatakan paling mudah untuk dibaca dibanding
kedua representasi yang lainnya.

C. Sifat Relasi Biner


Relasi yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat
tersebut antara lain :

 Refleksif (reflexive)

Suatu relasi R pada himpunan A  dinamakan bersifat refleksif jika (a, a) ∈ R untuk


setiap a  ∈ A. Dengan kata lain, suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak refleksif jika
ada a ∈ A sedemikian sehingga (a, a) ∉ R.

Contoh :

 Misalkan A  = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi ‘≤’ yang didefinisikan pada
himpunan A, maka

R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}

Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan
demikian R  dinamakan bersifat refleksif.

 Misalkan A  = {2, 3, 4, 8, 9, 15}.

Jika kita definisikan relasi R pada himpunan A dengan aturan :

(a, b) ∈ R jika a  faktor prima dari b

Perhatikan bahwa (4, 4) ∉ R .

Jadi, jelas bahwa R  tidak bersifat refleksif.


Sifat refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu :

• Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya semua bernilai
1, atau mii  = 1, untuk i = 1, 2, …, n,

• Relasi yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada graf tersebut
senantiasa ditemukan loop setiap simpulnya.

 Transitif (transitive)

Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b) ∈ R  dan


(b, c) ∈ R, maka (a, c) ∈ R, untuk a, b, c ∈ A.

Contoh :

 Misalkan A  = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh :

a R b jika dan hanya jikan a membagi b, dimana a, b ∈ A,

Jawab :

Dengan memperhatikan definisi relasi R  pada himpunan A, maka :

R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}

Ketika (2, 4) ∈ R dan (4, 8) ∈ R terlihat bahwa (2, 8) ∈ R.

Dengan demikian R bersifat transitif.

Contoh :

 R merupakan relasi pada himpunan bilangan asli N yang didefinisikan oleh :

R : a + b = 5, a, b ∈ A,

Jawab :

Dengan memperhatikan definisi relasi R  pada himpunan A, maka :

R = {(1, 4), (4, 1), (2, 3), (3, 2) }

Perhatika bawa (1, 4) ∈ R  dan (4, 1) ∈ R , tetapi (1, 1) ∉ R.

Dengan demikian R tidak bersifat transitif.


Sifat transitif memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : sifat transitif
pada graf berarah ditunjukkan oleh :

Jika ada busur dari a ke b dan busur dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.

Pada saat menyajikan suatu relasi transitif dalam bentuk matriks, relasi transitif tidak mempunyai
ciri khusus pada matriks representasinya

 Simetri (symmetric) dan Anti Simetri (antisymmetric)

Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat simetri jika (a, b) ∈ R, untuk


setiap a, b  ∈ A, maka (b, a) ∈ R. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak simetri jika
(a, b) ∈ R sementara itu (b, a) ∉ R.

Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan anti simetri jika untuk setiap a, b ∈ A,


(a, b) ∈ R dan (b, a) ∈ R  berlaku hanya jika a = b. Perhatikanlah bahwa istilah simetri dan anti
simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun,
relasi tidak dapat memiliki kedua sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan
terurut berbentuk (a, b) yang mana a ≠ b.

Contoh :

Misalkan R  merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh:

a R b jika dan hanya jika a – b ∈ Z.

Periksa apakah relasi R bersifat simetri !

Jawab :

Misalkan a R b  maka (a – b) ∈ Z, Sementara itu jelas bahwa (b – a) ∈ Z.

Dengan demikian R bersifat simetri.

Contoh :

Tunjukan bahwa relasi ‘≤’ merupakan pada himpunan Z. bersifat anti simetri

Jawab :

Jelas bahwa jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b.

Jadi relasi ‘≤’ bersifat anti simetri.


Contoh :

Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang
tidak simetri karena jika a  habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b.
Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis
membagi b dan b habis membagi a maka a = b.

Contoh :

Misalkan relasi R  = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi R merupakan relasi yang simetri sekaligus
relasi yang anti simetri.

Sifat simetri dan anti simetri memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian berbentuk matriks
maupun graf, yaitu :

• Relasi yang bersifat simetri mempunyai matriks yang unsur-unsur di bawah diagonal utama
merupakan pencerminan dari elemen-unsurdi atas diagonal utama, atau mij  = mji  = 1, untuk i  = 1,
2, …, n  dan j = 1, 2, …, n adalah :

Relasi yang bersifat simetri, jika disajikan dalam bentuk graf berarah mempunyai ciri bahwa jika
ada busur dari a  ke b, maka juga ada busur dari b ke a.

• Relasi yang bersifat anti simetri mempunyai matriks yang unsur mempunyai sifat yaitu jika mij  =
1 dengan i  ≠ j, maka mji  = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti simetri adalah jika salah
satu dari mij  = 0 atau mji  = 0 bila i ≠ j :

sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti simetri mempunyai ciri bahwa tidak akan
pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.

Misalkan, R  merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R,


dilambangkan dengan R–1, adalah relasi dari himpunan B  ke himpunan A yang didefinisikan oleh
:

R–1 = {(b, a) | (a, b) ∈ R }

Contoh :

Misalkan P  = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.

Jika didefinisikan relasi R dari P ke Q yaitu :

(p, q) ∈ R jika dan hanya jika p habis membagi q


maka kita peroleh :

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)

R–1 merupakan invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P yang berbentuk :

(q, p) ∈ R–1 jika q adalah kelipatan dari p

sehingga diperoleh :

R–1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }

Jika M adalah matriks yang menyajikan suatu relasi R,

maka matriks yang merepresentasikan relasi R–1, misalkan N, diperoleh dengan


melakukan transpose terhadap matriks M,

D. Relasi komposisi dan relasi invers

 Fungsi Komposisi

     Fungsi komposisi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan dan akan
menghasilkan sebuah fungsi baru.

Fungsi komposisi f dan g dapat di tuliskan h(x) = (f o g)(x) =  f (g(x)), yang berarti fungsi h(x)
adalah komposisi g dilanjutkan dengan fungsi.
 

 Fungsi Invers

     Fungsi invers berarti fungsi kebalikan. Simbol f-1(x) merupakan fungsi invers dari f(x),
sehingga berarti f-1(x) = f(y).

Contoh :

 Relasi komposisi  

Diketahui fungsi f : R → R dan g : R → R dengan f(x) = 2x² – x – 3 dan g (x) = x +5. 

Tentukan : 

( g ο f ) (x) 
( g ο f ) (2) 

( f ο g ) (1) 

Jawab : 

f(x) =  2x² – x – 3 dan g (x) = x +5

maka ;

( g ο f ) (x)  = g(f(x)) = g( 2x² – x – 3) 

                           = (2x² – x – 3) + 5

                           = 2x² – x + 2

   2. ( g ο f ) (2)   = 2(2)² – (2) + 2 

                           = 8 – 2 + 3  = 9

  3. ( f ο g ) (1)    = f(g(x)) = f(x+5) 

                           = 2(x+5)² – (x+5) – 3 

                           = 2(x² + 10x + 25) – x – 5 – 3 

                           = 2x² + 19x + 42 

 Relasi invers 

Diketahui f(x) = 2 x – 5 

Tentukan : 

1. f‾¹ (x) 
2. f(x) = 3x + 2b , x ≠ 1/2 

                  2x – 1 

invers dari fungsi f(x) adalah f‾¹ (x) = ….. 

Maka, 

1. f(x) = 2x – 5 

           y  = 2x – 5 

        2x   = y + 5 
y+ 5
      x =
2
                    

x +b
2. f(x) =                  
cx +d

−dx +b
  invers, f‾¹ (x) =
cx−a

3 x +2
            f(x)    =                                  
2 x−1

−(−1 ) x +2
   f‾¹ (x)  = 
2 x−3

x+ 2
                      =                            
2 x−3
DAFTAR PUSTAKA
https://ramarivaldi.blogspot.com/2014/06/relasi-komposisi-dan-relasi-invers.html?m=1

https://smukarromah20.wordpress.com/2014/05/09/relasi-dalam-matematika/

https://wiwik-suryanti.blogspot.com/2015/05/sifat-relasi-biner.html?m=1

http://www.catatanrobert.com/relasi-dan-representasinya-dengan-tabel-matriks-dan-graf-berarah/

Anda mungkin juga menyukai