Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI

“TEOREMA FUNDAMENTAL KALKULUS 1, TEOREMA FUNDAMENTAL


KALKULUS 2, DAN TEOREMA NILAI RATA-RATA”

KALKULUS INTEGRAL

Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd.

Oleh: Kelompok 4
I Gede Maysha Sueca Darmaputra (2213011098) 2A
Gavrila Tamariska (2213011048) 2B
Ni Kadek Ari Martadewi (2213011022) 2B
Ni Putu Gya Ranitya Septiana (2213011032) 2B
Ni Putu Gita Purnama Putri (2213011043) 2B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
TEOREMA DASAR KALKULUS

Teorema Dasar Kalkulus (TDK) menjelaskan relasi antara dua operasi pusat
kalkulus, yaitu pendiferensialan (differentiation) dan pengintegralan (integration).
Pada bagian teorema dasar kalkulus pertama, menunjukkan bahwa sebuah integral tak
tentu dapat dibalikkan menggunakan pendiferensialan. Sedangkan pada teorema dasar
kalkulus kedua, mengijinkan seseorang menghitung integral tertentu sebuah fungsi
menggunakan salah satu dari banyak anti turunan. Bagian teorema ini memiliki
aplikasi yang sangat penting, karena ia dengan signifikan mempermudah perhitungan
integral tertentu. Teorema Dasar Kalkulus memberikan hubungan timbal balik yang
tepat antara turunan dan integral. Isaac Newton (1643-1727) dan Gottfried Leibniz
(1646-1716) yang menemukan hubungan ini dan menggunakannya untuk
mengembangkan kalkulus menjadi metode matematis yang bersistem. Khususnya,
mereka melihat bahwa Teorema Dasar tersebut memungkinkan untuk menghitung
integral secara amat mudah tanpa harus menghitungnya sebagai limit jumlah Rieman.
1. Pendahuluan
1.1. Integral
Definisi 1.1. Fungsi 𝐹: 𝐼 → ℜ disebut suatu integral taktentu 𝑓 pada selang terbuka 𝐼
jika 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥) untuk semua 𝑥 dalam 𝐼.
Jika 𝑥 suatu titik ujung 𝐼, 𝐹(𝑥) hanya perlu turunan sepihak yaitu hanya turunan
kanan atau turunan kirinya saja. Integral taktentu dari 𝑓 dapat ditulis ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥.
Definisi 1.2. Misalkan 𝑓 suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 disebut integral tentu 𝑓 dari 𝑎 ke 𝑏, diberikan oleh
𝑏 𝑛

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑ 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥


𝑛→∞
𝑎 𝑖=1
𝑏−𝑎
Jika lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥 ada, dengan ∆𝑥 = dan 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖∆𝑥.
𝑛→∞ 𝑛

1.2. Sifat Perbandingan


Teorema 1.1. Jika 𝑓 dan 𝑔 terintegrasikan pada [𝑎, 𝑏] dan jika 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥), ∀𝑥 ∈
[𝑎, 𝑏] maka
𝑏 𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎
Bukti :
Misalkan 𝑃: 𝑎 = 𝑥0 < 𝑥1 < 𝑥2 < ⋯ < 𝑥𝑛 = 𝑏 sebagai partisi sembarang dari [𝑎, 𝑏],
dan untuk tiap-tiap 𝑖 anggaplah 𝑥̅𝑖 , sebagai titik contoh pada selang bagian ke- 𝑖
[𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ], dapat disimpulkan secara berurutan bahwa
𝑓(𝑥̅𝑖 ) ≤ 𝑔(𝑥̅𝑖 )
𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ≤ 𝑔(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖
𝑛 𝑛

∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ≤ ∑ 𝑔(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖


𝑖=1 𝑖=1
𝑛 𝑛

lim ∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ≤ ∑ 𝑔(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖


|𝑃|→0
𝑖=1 𝑖=1
𝑏 𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

1.3. Sifat Keterbatasan


Teorema 1.2. Jika 𝑓 terintegrasikan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑚 ≤ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑀, ∀𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏] maka
𝑏

𝑚(𝑏 − 𝑎) ≤ ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ 𝑀(𝑏 − 𝑎)


𝑎

Bukti :
Gambar 1. memberikan ilustrasi teorema ini bahwa 𝑚(𝑏 − 𝑎) adalah luas yang
paling bawah, persegi panjang kecil. 𝑀(𝑏 − 𝑎) adalah luas persegi panjang yang besar
𝑏
dan ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 adalah luas di bawah kurva.

Gambar 1: Luas persegi panjang pada sifat keterbatasan


Untuk membuktikan ketaksamaan di ruas kanan, anggaplah 𝑔(𝑥) = 𝑀, ∀𝑥 ∈
[𝑎, 𝑏]. Maka menurut teorema sifat perbandingan.
𝑏 𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎
𝑏
Bagaimanapun ∫𝑎 𝑔(𝑥) sama dengan luas persegi panjang dengan lebar 𝑏 − 𝑎 dan
tinggi 𝑀. Sehingga
𝑏

∫ 𝑔(𝑥) = 𝑀(𝑏 − 𝑎)
𝑎

Begitu pula halnya dengan ketaksamaan pada ruas kiri.


1.4. Sifat-sifat Linier Integral Tak tentu
Misalkan 𝑓 dan 𝑔 mempunyai integral taktentu dan 𝑐 suatu konstanta. Maka:
1. ∫ 𝑐𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑐 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 dengan 𝑐 konstanta sembarang
2. ∫[𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
1.5 Kelinearan Integral Tentu
Teorema 1.3. Andaikan bahwa 𝑓 dan 𝑔 terintegrasikan pada [𝑎, 𝑏] dan bahwa 𝑘
konstanta. Maka 𝑘𝑓 dan 𝑓 + 𝑔 terintegrasikan dan :
𝑏 𝑏
1. ∫𝑎 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
2. ∫𝑎 [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫𝑎 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
Bukti:
Pembuktian dari 1 dan 2 bergantung pada kelinearan ∑ dan sifat-sifat limit.
1.
𝑏 𝑛

∫ 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑[𝑘𝑓(𝑥̅𝑖 )]∆𝑥𝑖


|𝑃|→0
𝑎 𝑖=1
𝑛

= lim 𝑘 [∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ]


|𝑃|→0
𝑖=1
𝑛

= 𝑘 lim ∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖


|𝑃|→0
𝑖=1
𝑏

= 𝑘 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎

2.
𝑏 𝑛

∫[𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = lim ∑[𝑓(𝑥̅𝑖 ) ± 𝑔(𝑥̅𝑖 )]∆𝑥𝑖


|𝑃|→0
𝑎 𝑖=1
𝑛 𝑛

= lim [∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ± ∑ 𝑔 (𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ]


|𝑃|→0
𝑖=1 𝑖=1
𝑛 𝑛

= lim ∑ 𝑓(𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖 ± ∑ 𝑔 (𝑥̅𝑖 )∆𝑥𝑖


|𝑃|→0
𝑖=1 𝑖=1
𝑏 𝑏

= ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

2. Pembahasan
2.1. Teorema Fundamental Kalkulus 1
𝑥
Teorema 2.1. Jika fungsi 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏], maka fungsi 𝐹(𝑥) = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
terdiferensialkan pada [𝑎, 𝑏] dengan 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥)∀𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏].
Teorema dasar kalkulus pertama, berkutat pada turunan sebuah antiturunan,
menunjukkan bahwa sebuah integral tak tentu mampu dibalikkan memakai
pendiferensialan.
Misalkan 𝑓 yaitu fungsi bernilai real yang kontinu, diberikan arti pada sebuah
interval tertutup [𝑎, 𝑏]. Misalkan juga 𝐹 yaitu fungsi yang diberikan arti, bagi semua
𝑥 pada [𝑎, 𝑏], dengan
𝑥

𝐹(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎

Maka F yaitu kontinu pada [𝑎, 𝑏], terdiferensialkan (differentiable) pada interval
terbuka (𝑎, 𝑏) dan
𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥)
bagi semua 𝑥 pada (𝑎, 𝑏).
Pembuktian Teorema Fundamental Kalkulus 1
Andaikan
𝑥

𝐹(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎

Misalkan terdapat dua bilangan 𝑥1 dan 𝑥1 + ∆𝑥 pada [𝑎, 𝑏]. Sehingga didapatkan
𝑥1

𝐹(𝑥1 ) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎

dan
𝑥1 +∆𝑥

𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡


𝑎

Pengurangan kedua persamaan di atas berproduksi


𝑥1 +∆𝑥 𝑥1

𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) − 𝐹(𝑥1 ) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 − ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 … (1)


𝑎 𝑎

Bisa ditunjukan bahwa


𝑥1 𝑥1 +∆𝑥 𝑥1 +∆𝑥
∫ 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 + ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎 𝑥1 𝑎

(Banyak dari lebar wilayah yang berdampingan sama dengan banyak kedua
wilayah yang digabungkan.)
Dengan memanipulasi persamaan ini, didapatkan
𝑥1 +∆𝑥 𝑥1 𝑥1 +∆𝑥

∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 − ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡


𝑎 𝑎 𝑥1

Substitusikan persamaan di atas ke (1), sehingga


𝑥1 +∆𝑥

𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) − 𝐹(𝑥1 ) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 … (2)


𝑥1

Menurut teorema nilai selang bagi pengintegralan, terdapat sebuah 𝑐 pada


[𝑥1 , 𝑥1 + ∆𝑥] sehingga
𝑥1 +∆𝑥

∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 = 𝑓(𝑐)∆𝑥
𝑥1

Substitusikan persamaan di atas ke (2), kita dapatkan


𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) − 𝐹(𝑥1 ) = 𝑓(𝑐)∆𝑥
Bagi kedua sisi dengan ∆𝑥, berproduksi
𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) − 𝐹(𝑥1 )
= 𝑓(𝑐)
∆𝑥
Perhatikan pula ekspresi pada sisi kiri persamaannya yaitu hasil bagi beda Newton
bagi 𝐹 pada 𝑥1 .
Dengan mengambil limit ∆𝑥 → 0 pada kedua sisi persamaan:
𝐹(𝑥1 + ∆𝑥) − 𝐹(𝑥1 )
lim = lim 𝑓(𝑐)
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0

Ekspresi pada sisi kiri persamaan yaitu ciri utama turunan dari 𝐹 pada 𝑥1 .
𝐹 ′ (𝑥1 ) = lim 𝑓(𝑐) … (3)
∆𝑥→0

Bagi mencari limit yang lain, kita gunakan teorema apit, 𝑐 pada interval
[𝑥1 , 𝑥1 + ∆𝑥], sehingga 𝑥1 ≤ 𝑐 ≤ 𝑥1 + ∆𝑥
Juga, lim 𝑥1 = 𝑥1 dan lim 𝑥1 + ∆𝑥 = 𝑥1
∆𝑥→0 ∆𝑥→0

Sehingga menurut teori apit,


lim 𝑐 = 𝑥1
∆𝑥→0

Substitusikan ke (3), didapatkan


𝐹 ′ (𝑥1 ) = lim 𝑓(𝑐)
𝑐→𝑥1

Fungsi 𝑓 kontinu pada 𝑐, sehingga limit mampu diambil di dalam fungsi. Oleh karena
itu, kita dapatkan
𝑓 (𝑥) = 𝐹 ′ (𝑥)
Jadi TERBUKTI bahwa
𝑥1 +∆𝑥
𝑑
∫ 𝑓 (𝑡 )𝑑𝑡 = 𝐹(𝑥)
𝑑𝑥
𝑥1

2.2. Teorema Fundamental Kalkulus 2


Teorema 2.2 Jika fungsi real 𝑓 terdefinisi dan kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan 𝐹 adalah
integral taktentu dari 𝑓 yang juga kontinu pada [𝑎, 𝑏] sedemikian sehingga
𝐹 ′ (𝑥 ) = 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 [𝑎, 𝑏] maka
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎

Teorema dasar kalkulus kedua, berkutat pada relasi selang anti turunan dan
integral tertentu. mengizinkan seseorang menghitung integral tertentu sebuah fungsi
memakai salah satu dari banyak anti turunan.
Misalkan 𝑓 yaitu sebuah fungsi bernilai real yang kontinu, diberikan arti pada
interval tertutup [𝑎, 𝑏]. Misalkan juga 𝐹 yaitu antiturunan dari 𝑓, yakni salah satu
dari fungsi-fungsi yang tak terhingga banyaknya yang bagi semua 𝑥 pada [𝑎, 𝑏],
𝑓(𝑥) = 𝐹 ′ (𝑥)
Maka
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎

Pembuktian Teorema Fundamental Kalkulus 2


Misalkan 𝑔(𝑥) adalah anti turunan atau integral dari fungsi 𝑓. Maka dapat ditulis
𝑥
𝑔(𝑥) = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 . Dan misalkan juga 𝐹(𝑥) adalah anti turunan lain dari fungsi 𝑓,
𝐹(𝑥) dan 𝑔(𝑥) hanya dibedakan oleh suatu konstanta yaitu 𝐶. Sehingga dapat
dinyatakan sebagai: 𝐹(𝑥) = 𝑔(𝑥) + 𝐶
𝑥
Dari bentuk 𝐹(𝑥) = 𝑔(𝑥) + 𝐶 dan 𝑔(𝑥) = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡:
𝐹(𝑎) = 𝑔(𝑎) + 𝐶 dan 𝐹(𝑏) = 𝑔(𝑏) + 𝐶
𝑎 𝑏
𝑔(𝑎) = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 = 0 dan 𝑔(𝑏) = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
Kurangkan bentuk 𝐹(𝑏)dan 𝐹(𝑎)
𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) = (𝑔(𝑏) + 𝐶) − (𝑔(𝑎) + 𝐶)
= 𝑔(𝑏) + 𝐶 − 𝑔(𝑎) − 𝐶
= 𝑔(𝑏) − 𝑔(𝑎)
𝑏

= ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 − 0
𝑎
𝑏

= ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑎

Jadi TERBUKTI bahwa


𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎
TEOREMA NILAI RATA-RATA

Jika 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏], maka terdapat 𝑐 ∈ [𝑎, 𝑏] sedemikian sehingga
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑐)(𝑏 − 𝑎)
𝑎

Pembuktian Teorema Nilai Rata-rata


𝑏
Dalam kasus 𝑎 = 𝑏, maka ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0 dan 𝑓(𝑐)(𝑏 − 𝑎) = 0, sehingga terbukti
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑐)(𝑏 − 𝑎) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐 = 𝑎 = 𝑏 . Dalam kasus 𝑎 < 𝑏, karena fungsi
𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏], maka fungsi 𝑓 mencapai ekstrim mutlaknya pada [𝑎, 𝑏] yaitu
terdapat 𝑚 dan 𝑀 ∈ 𝑅 sehingga
𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑚= 𝑓(𝑥) ≤ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑓(𝑥) = 𝑀
𝑎≤𝑥≤𝑏 𝑎≤𝑥≤𝑏
𝑏
𝑚(𝑏 − 𝑎) ≤ ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ 𝑀(𝑏 − 𝑎)
𝑎
1 𝑏
Karena 𝑎 < 𝑏, maka 𝑚 ≤ 𝑏−𝑎 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ 𝑀
1 𝑏
Misalkan 𝑘 = 𝑏−𝑎 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥. Karena fungsi 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑘 terletak di
𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠
antara 𝑚 = 𝑓(𝑥) dan 𝑀 = 𝑓(𝑥) = maka terdapat 𝑐 ∈ [𝑎, 𝑏]
𝑎≤𝑥≤𝑏 𝑎≤𝑥≤𝑏
sehingga
𝑏
1
𝑓(𝑐) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑏−𝑎 𝑎
Jadi TERBUKTI
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑐)(𝑏 − 𝑎)
𝑎
CONTOH SOAL

𝑑 𝑥
1. Tentukan hasil dari 𝑑𝑥 ∫1 (3𝑡 2 − 𝑡 + 6)𝑑𝑡!

Jawaban:
Teorema dasar kalkulus pertama: 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥)
𝑑 𝑥
∫ (3𝑡 2 − 𝑡 + 6)𝑑𝑡
𝑑𝑥 1

Artinya fungsi 𝑓(𝑡) = 3𝑡 2 − 𝑡 + 6 sehingga 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 − 𝑥 + 6


𝑑 𝑥
Jadi, hasil dari 𝑑𝑥 ∫1 (3𝑡 2 − 𝑡 + 6)𝑑𝑡 = 3𝑥 2 − 𝑥 + 6
3
2. Tentukan hasil dari ∫1 (3𝑥 2 + 2𝑥 − 1)𝑑𝑥!
Jawaban:
𝑎
Rumus umum integral: ∫ 𝑎𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐
𝑏
Teorema dasar kalkulus kedua: ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
3
∫1 (3𝑥 2 + 2𝑥 − 1)𝑑𝑥
3
3
2
3 2+1
2 1+1
∫(3𝑥 + 2𝑥 − 1)𝑑𝑥 = [ 𝑥 + 𝑥 − 𝑥]
2+1 1+1 1
1

= [𝑥 3 + 𝑥 2 − 𝑥]13
= [33 + 32 − 3] − [13 + 12 − 1]
= [27 + 9 − 3] − [1 + 1 − 1]
= [33] − [1]
= 32
3. Cari 𝑐 dari teorema rata-rata untuk integral 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 pada (−4, −1)!
Jawaban:
Teorema nilai rata-rata integral yaitu apabila 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏], maka
1 𝑏
terdapat 𝑐 ∈ [𝑎, 𝑏] sehingga 𝑓(𝑐) = 𝑏−𝑎 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑏
Dimana ∫ 𝑎𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐 dan ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)

Diketahui bahwa 𝑎 = −1, 𝑏 = −4, dan 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 maka didapatkan:


−1
1
𝑓(𝑐) = ∫ 3𝑥 2 𝑑𝑥
(−1) − (−4) −4
1 3 −1 1
= [𝑥 ]−4 = [(−1)3 − (−4)3 ]
3 3
1
= (−1 + 64) = 21
3
Didapatkan 𝑓(𝑐) = 21, maka
3(𝑐)2 = 21
21
𝑐2 = =7
3
𝑐 = ±√7
Mengingat bahwa 𝑐 berada pada selang (−4, −1), maka nilai 𝑐 = −√7

Anda mungkin juga menyukai