PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui penyelesaian relasi berulang homogen dengan koefisien
konstanta?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Relasi Berulang
Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi ini mendefinisikan
sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku–suku
sebelumnya. untuk mendefinisikan sebuah barisan, relasi berulang memerlukan
nilai awal yang sudah ditentukan. Secara formal relasi berulang ini didefinisikan
P1 = 1 ; Pn = Pn – 1 , n ≥ 2
3
Bentuk diatas disebut relasi rekursif untuk Pn, banyaknya permutasi dari n objek.
P1 = 1 disebut kondisi awal sedangkan Pn = n.Pn – 1 disebut bagian rekusif dari
relasi rekursif tersebut.
Contoh :
Tentukan relasi rekursi untuk menentukan banyaknya cara menyusun n buah
objek yang berbeda dalam suatu barisan serta banyaknya cara untuk menyusun
8 buah objek.
Penyelesaian:
Misalkan menyatakan banyaknya cara menyusun n objek yang berbeda,
maka ada n cara meletakan n objek pada urutan pertama di barisan. Dengan
cara yang sama untuk , maka ada cara. Oleh karena itu formula
relasi rekursif dapat dinyatakan sebagai .
Jadi,
4
pasangan kelinci yang muda belum dapat melahirkan kelinci. Pada bulan ketiga
ada dua pasang kelinci yang sudah berumur lebih dari 1 bulan, sehingga dari
ketiga pasang kelinci yang ada hanya ada dua pasang yang bisa melahirkan
pasangan kelinci baru. Jadi, jumlah pasangan kelinci pada bulan ketiga adalah 2 +
3 = 5. a1= 1, a2=2, a3= 3, a4= 5 dan seterusnya dan yang ditanya adalah a 13. Cara
yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan ini adalah dengan membentuk
relasi rekrusif untuk an, kemudian bila telah diketahui nilai-nilai awal a1 dan a2
maka dengan mudah dapat diperoleh a13.
Pada setiap permulaan bulan ke-n, ada sejumlah pasangan kelinci yang sudah
ada sejak bulan ke n-1 dan selain itu juga ada kelinci yang baru dilahirkan pada
bulan ke n-1, oleh pasangan kelinci yang telah ada sejak bulan ke n-2. Dengan
demukian pada setiap permulaan bulan ke n ada sejumlah an-1 + an-2 pasangan
kelinci, sehingga diperoleh hubungan rekursif berikut:
an = an-1 + an-2 , untuk nilai-nilai n = 3, 4, ...
Karena telah diketahui bahwa nilai a1= 1, a2=2, a3= 3, dan a4= 5 maka
selanjutnya dengan menggunakan rumus di atas dapat dihitung bahwa a 13 = 377.
Jadi setelah satu tahun akan terdapat 377 pasang kelinci.
Bila pada syarat awal diberikan nilai a 0 = 1, dan a1 = 1, maka barisan bilangan
yang diperoleh dengan menggunakan rumus rekursif berikut
an = an-1 + an-2
untuk nilai-nilai n = 2, 3, 4, ... disebut sebagai barisan Fibonacci dan suku-suku a n
disebut dengan nama bilangan-bilangan Fibonacci. Dan perhitungan selanjutnya
akan diperoleh barisan Fibonacci seperti berikut
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, ...
Barisan Fibonacci ini mempunyai banyak sifat yang sangat menarik. Bagian
selanjutnya akan membahas beberapa sifat menarik dari barisan Fibonacci ini.
a0 + a1 + a2 + ...+ an = an+2 – 1
sifat ini dapat dengan mudah ditunjukkan dengan menggunakan induksi
matematika untuk nilai-nilai n. Jelas bahwa hubungan di atas benar untuk nilai n=
0, yaitu a0 = a2 – 1, karena 1= 2 – 1. Untuk nilai n yang positif bahwa misalkan
5
bahwa rumus a0 + a1 + a2 + ...+ an = an+2 – 1 benar untuk nilai n – 1, maka
berikutnya:
a0 + a1 + a2 + ...+ an =
[a0 + a1 + a2 + ...+ an-1] + an =
= [an+1 – 1] + an
= an+2 – 1
Sifat lain dari barisan Fibonacci yang sangat penting dan tidak akan kalah
menariknya adalah sifat yang dinyatakan dalam teorema berikut.
TEOREMA 5.1 :
bilangan irrasional. tetapi hasil dari pada rumus diatas adalah suatu barisan
bilangan bulat positif. pembuktian dari rumus (5.5) diatas dapat dilakukan dengan
menggunakan induksi matematik pada n dan dengan menggunakan hubungan
rekursif (5.3). yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya memperoleh
rumus (5.5) diatas? untuk menjawab pertanyaan ini harus dipelajari terlebih
dahulu cara penyelesaian persamaan rekursif dengan menggunakan teknik akar
karakteristik dari suatu persamaan beda (difference equation). cara-cara
penyelesaian persamaan beda ini akan dipelajari pada bab lain dalam buku ini.
6
TEOREMA 5.2 :
tepat hal ini dapat kikatakan berikut ini. setiap bilangan Fibonacci akan
memenuhi
dimana k =
BUKTI :Misalkan bahwa jumlahan diatas ditulis sebagai dan akan ditunjukan
dimana k =
sedangkan telah juga diketahui bahwa untuk semuan nilai p > n, maka = 0.
jadi bentuk diatas juga ditambahkan beberapa suku lagi sehingga diperoleh
jumlahan berikut.
7
Sekarang baru akan ditunjukan bahwa adalah barisan Fibonacci pertama-tama
akan ditunjukan dulu bahwa = 1 dan = 1. hal ini mudah ditunjukan karena,
= 1
Sedangkan
= =1
untuk n
+ =
8
+
Bentuk yang terakhir ini adalah sama dengan jadi oleh dipenuhi juga
Dimana setiap nilai C1 adalah konstan. Hubungan rekursif ini disebut sebagai
hubungan rekursif tingkat ke- k, jika C0 dan Ck keduanya tidak benilai 0. Jadi
sebagai contoh hubungan berikut adalah hubungan rekursif linier tingkat ke-1
dengan koefisien konstan:
3ar 5ar-1 = 4r
Sedangkan kedua hubungan rekrusif ini adalah linier tingkat ke-2 dengan
koefisien konstan
9
3ar 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 , atau
ar + 7ar-2 = 0
Sebenarnya masih ada lagi beberapa hubungan rekursif yang tidak linier ataupun
yang tidak mempunyai koefisien konstan tetapi khusus pada bagian ini hanya
akan dibahas hubungan rekursif yang linier dan mempunyai koefisien konstan .
Pada hubungan rekursif berikut : 3ar 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 yang berlaku untuk
setiap nilai r = 2, 3, 4, ... bila diberikan nilai a 3 = 3 dan a4 = 6, maka dapat dihitung
nilai a5 sebagai :
a5 =
a5 =
dan seterusnya selain itu juga dapat dihitung nilai-nilai a2, a1 dan a0 sebagai:
a2 = 9
a1 = 25
a0 =
10
Secara umum untuk suatu hubungan rekursif tingkat ke-k dengan koefisien
konstan seperti dituliskan diatas, maka bila diberikan k buah nilai-nilai a 1 yang
beturutan am-k , am-k+1, ... am-1 untuk suatu nilai m yang tertentu maka setiap a m yang
lain pasti dapat ditentukan yaitu dengan rumus:
am =
am+1 =
Demikianlah pula untuk semua nilai am+2, am+3 dan seterusnya. Dilain pihak nilai am-
k-1 juga dapat dihitung sebagai:
am-k-1 =
am-k-2 =
Nilai am-k-3 dan seterusnya juga dapat dihitung dengan cara yang sama. Jadi untuk
setiap hubungan rekusrif linier tingkat ke-k dengan koefisien konstan, bila
diketahui nilai-nilai k buah a1 yang berurutan maka dapat ditentukan nilai-nilai a 1
lainnya secara unik. Dengan kata lain himpunan syarat batas yang harus dipenuhi
oleh hubungan rekursif tersebut untuk dapat memproleh nilai-nilai unik
Cara lain untuk menyatakan hal ini adalah bila pada suatu hubungan rekursif
tingkat ke-k dengan konstan koefisien hanya ditentukan kurang dari k buah nilai
a1 yang berurutan maka hal ini tidak akan dapat menentukan fungsi yang
memenuhi hubungan tadi secara unik. Contoh :
ar + ar-1 + ar-2 = 4
Kemudian diberikan salah satu syarat batas a0 = 2 maka akan ada banyak fungsi
numerik yang akan memenuhi hubungan rekursif tersebut dan juga memenuhi
11
syarat batas yang diberikan. Berikut adalah contoh barisan bilangan yang
memenuhi kedua syarat tersebut.
2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,0,...
2,2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,...
2,5 – 3,2,5 – 3,2,5,-3,2,…
Tetapi dilain pihak pada suatu hubungan rekursif linier dengan koefisien konstan
tingkat ke-k paling banyak hanya dapat ditentukan sejumlah k buah syarat batas.
Jadi kembali pada contoh dimana tingkat hubungan rekursif adalah tingkat ke-2
maka tidak dapat ditentukan 3 buah syarat batas yang berurutan. Misalnya akan
dicoba diberikan nilai-nilai a0 =2, a1 = 2, maka ketiga nilai tadi sudah tidak
memenuhi hubungan rekursif yang diberikan yaitu : ar + ar-1 + ar-2 = 4.
+ =5
1, 2, , ...
1, 2, - , ..
1, -2, , ...
12
2.2.1 Jawaban Homogen Dari Hubungan Rekursif.
Suatu hubungan rekursif linier dengan koefisen konstan tingkat ke-k dapat
dapat ditulis dalam bentuk A dimana adalah akar karakteristik dan A adalah
13
konstanta yang akan ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat batas yang
diperoleh.
r r-1 r-k
C0 A C1 A ... Ck A 0.
Atau dengan menyederhanakan persamaan diatas akan diperoleh
r r-1 r-k
C0 C1 ... Ck 0.
Persamaan yang terakhir ini disebut dengan persamaan karakteristikdari
persamaan beda yang diberikan, jadi adalah akar karakteristik dari persamaan
ini maka A akan memenuhi persamaan homogen, jadi jawab homogen yang
14
Dimana konstanta A1 dan A2 akan ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat
batas a0 =1 dan a1 = 1. Semua hal yang telah diterangkan diatas dilakukan
berdasarkan suatu teorama yang menghubungkan antara akar karakteristikdan
suatu persamaan karakteristik dengan suatu hubungan rekursif yang linier dengan
koefisien konstan seperti yang dinyatakan berikut ini.
Teorema :
Misalkan adalah suatu bilangan real atau kompleks yang tidak nol maka a n =
... Ck 0
Bukti :
an = adalah jawab dari hubungan rekursif tersebut jika dan hanya jika
r r-1
memenuhi C0 C1 ... Ck r-k 0 atau dapat ditulis dalam bentuk
r-k k
(C0 ... Ck ) 0
karena diketahui bahwa 0 maka persamaan yang terkhir akan sama dengan :
k k -1
C0 C1 ... Ck r-k 0
atau adalah akar dari polinomial karakteristik. Lebih jauh lagi bila ada dua akar
rekursif yang diberikan. Bila diketahui pula dua buah konstanta k1 dan k2 maka
bentuk
n
a n = k1 + k2
15
akan memenuhi hubungan karakteristik yang dipenuhi oleh dan . Hal ini
mudah sekali ditunjukan dengan menggunakan sifat linier dari hubungan rekursif
seperti berikut.
= ( (
=0+0
hubungan rekursif
jawaban yang terakhir ini dikenal dengan nama jawab umum dari persamaan
rekursif yang homogeny. Jawaban umum ini terdiri dari k buah konstanta yang
16
belum ditentukan yaitu konstanta-konstanta ini kelak akan ditentukan
CONTOH :
sehingga jawab umum dari hubungan rekursif yang homogen diatas adalah
yang tidak tunggal.artinya mungkin saja suatu nilai yang sama merupakan akar
ganda dua, atau tiga atau mungkin lebih dari persamaan karakteristik. sebagai
contoh misalnya hubungan rekursif yang akan dicari jawabanya adalah :
17
maka persamaan karakteristik yang akan diperoleh adalah:
=0
atau akar-akar yang diperoleh adalah 2 dan 2. atau dengan perkataan lain angka
adalah akar ganda dua dari persamaan karakteristik dalam keadaan seperti
ini maka tidak dapat ditentukan bentuk umum dari jawab persamaan homogeny
sebagai
karena hal ini sama dengan mengatakan bahwa bentuk umum yang diperoleh
hanya terbentuk oleh satu suku saja, yaitu konstanta dikali dengan bentuk .
secara umum bila dari suatu persamaan karakteristik yang diperoleh oleh ternyata
ada salah satu akar yang merupakan akar ganda dari persamaan karakteristik
itu, maka bentuk jumum dari jawab persamaan homogeny yang harus dicoba
adalah
yang jelas merupakan jawab dari hubungan rekurdif karena adalah akar dari
persamaan karakteristik
18
tetapi ternyata bahwa juga merupakan adar dari turunan persamaan
dengan cara yang sama juga dapat ditunjukan bahwa juga memenuhi
hubungan rekursif homogen yang diketahui bilangan juga merupakan akar dari
turunan kedua dari persamaan yang berhubungan dengan hubungan rekursif yang
adalah kelipatan dari akar ganda dari persamaan karakteristik. dengan demikian
19
bila persamaan karakteristik dari hubungan rekursif yangh diberikan mempunyai
dalam hal ini konstanta samapi dengan akan ditentukan kemudian oleh
CONTOH :
Pada contoh berikut ini diberikan persamaan beda atau hubungan rekusif berikut.
sedangkan pada contoh berikut ini suatu hubungan rekursif mempuyai satu akar
tunggal yang berlainan dengan akar yang lain yang bersifat ganda 2.
Contoh:
20
a0 = 0, a1 = -1 ; an = 7an-1 – 12an-2,
Penyelesaian:
x2 – 7x + 12 = 0
an(h) = +
an(h) = + ............................(1)
+ ......................................(2)
+ ......................................(3)
Subtitusi nilai c1 dan c2 ke pers (1) sehingga diperoleh solusi homogen (khusus)
dari relasi rekursif berikut:
an = -1 . 4n – 1 . 3n
an = - 4n – 3n
21
Menentukan jawab khususdari suatu hubungan rekursif sulit sekali, karena
pada dasarnya tidak ada satu metodapun yang dapat menetukan jawab khusus dari
suatu hubungan rekursif yang tidak homogeny atau suatu hubungan rekursif
dengan f(r) yang tidak sama dengan nol. Namun demikian pada dasarnya untuk
persoalan yang sederhana jaawab khusus dapat dengan mudah ditebak hanya
dengan melihat hubungan rekursif tersebut. Seperti yang nantinya akan dilihat,
untuk menentukanjawab khusus dari suatu hubungan rekursif dengan f(r) ≠ 0 akan
diberikan beberapa model jawab tertentu yang disesuaikan oleh bentuk dari f(r) itu
sendiri. Model yang sering digunakan adalah model polynomial atau model
eksponen.
Contoh :
Untuk hubungan rekursif ini maka jawab khusus yang akan dicoba dibentuk suatu
polinomial tingkat 2, karena f(r) berbentuk polinomial juga.
Misalkan jawab khusus yang akan dipilih adalah suatu polynomial tingkat dua
Karena bentuk terakhir ini harus merupakan suatu polinomial tingkat 2 yang
22
Yang akan menghasilkan , dan = . Jadi bentuk khusus yang
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila suatu hubungan rekursif mempunyai
f(r) yang berbentuk polynomial tingkat t
Maka jawab khusus yang harus diujikan pada hubungan rekursif ini adalah
Bila pada contoh terakhir diatas dilakukan perubahan dari fungsi f(r) menjadi
f(r)=
Maka dalam mencoba mencari jawab khusus akan tetap digunakan suatu fungsi
polynomial tingkat dua dalam r yang berbentuk
Dan dengan memasukkan usulan jawab khusus ini kedalam hubungan rekursif
yang diketahui maka akan diperoleh suatu persamaan baru yang akan dipenuhi
23
+
Bentuk terakhir ini besarnya sama dengan . Dan dari kedua bentuk
Contoh yang selanjutnya akan mengambil f(r) yang berbentuk suatu fungsi
eksponen dan dalam contoh ini pula akan dilihat bagaimana caranya jawab khusus
dapat ditebak untuk fungsi eksponen yang demikian
Contoh 5.7
Pandang hubungan rekursif berikut
+5
Akan dicari jawab khusus dari persamaan beda yang tidak homogeny ini dengan
24
Dan ini akan memberikan hasil P = 16. Dengan demikian jawab khusus dari
hubungan rekursif ini adalah
Secara umum bila f(r) yang merupakan bagian kanan dari hubungan
Maka jawab khusus yang harus diujikan pada hubungan rekursif ini adalah
Bila bukan akar karakteristik dar persamaan beda yang berbentuk. Untuk lebih
Dengan membandingkan kedua sisi dari persamaan tersebut akan diperoleh dua
buah persamaan yang masing-masing berhubungan dengan koefisien dengan
=3
25
=0
Dalam menyelesaikan persoalan dengan f(r) dalam bentuk eksponen ini tadi
karakteristik adalah yang merupakan akar ganda m-1 dan f(r) berbentuk
Maka jawab khusus yang akan dicoba untuk dicari akan berbentuk
Contoh :
Pandang persamaan beda berikut ini
bentuk f(r) juga mengandung faktor . Dengan demikian bentuk jawab khusus
Jadi
26
P
Contoh :
Untuk hubungan rekursif berikut ini
Akar dari persamaan karakteristiknya adalah 2 dan merupakan akar ganda dua.
Demikian pula fungsi f(r) mengandung faktor . Jadi jawab khusus yang harus
Yang bila dimasukkan kedalam hubungan rekursif diatas akan menghasilkan dua
persamaan berikut ini
dan
dan
27
Kedua hubungan rekursif ini akan menghasilkan dua buah persamaan
karakteristik. Pada hubungan rekursif yang pertama akar karakteristik yang
diperoelh adalah tunggal dan nilainya 1. Sedangkan pada hubungan rekursif yang
kkedua akar karakteristik yang diperoleh adalah ganda dua dan nilainya juga 1.
Kedua hubungan rekursif tersebut mempunyai bagian kanan
f(r) = 7 . Dengan demikian jawab khusus yang harus dicoba untuk hubungan
Yang bila disubstitusikan pada hubungan rekursif yang kedua akan menghasilkan
nilai P =
Contoh yang berikut akan menggambarkan cara pencarian jawab khusus dimana
bagian kanan f(r) akan mengandung suku polynomial dan juga suku eksponen
Contoh 5.11
Pandang persamaan beda yang berbentuk
Untuk mencari jawab khusus persoalan ini akan dicoba fungsi yang mengandung
polynomial dan bentuk eksponen yang berbentuk
Suku yang pertama berhubungan dengan faktor eksponen sedangkan dua suku
yang terakhir berhubungan dengan polynomial tingkat satu yang terdapat pada
bagian akhir dari f(r). perlu diingat bahwa angka 2 disini merupakan salah satu
akar dari persamaan karakteristik yang ada dan juga termasuk dalam bentuk
28
yang diketahui, maka dengan membandingkan semua suku yang sama akan
dengan mudah dapat diperoleh jawaban
Contoh :
Masing - masing relasi rekurensi an = an – 1 + 2n, an = an – 1 + an – 2 + n2 + n + 1,
an = 3an – 1 + n3n, dan an = an – 1 + an – 2 + an – 3 + n! adalah relasi linier
nonhomogen dengan koefisien konstan. Secara berturut - turut, relasi yang
berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen adalah Masing-masing relasi
rekurensi an = an−1, an = an−1+an−2, an = 3an−1, dan an = an − 1+an−2+an−3.
29
Jika (an(h)) adalah solusi khusus dari relasi rekurensi dengan koefisien konstan
an = c1an −1+ c2an −2+… +ckan −k+F(n)
maka solusi umumnya berbentuk (an(h)+ an(h) ), dimana (an(h))adalah solusi relasi
yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen.
an = c1an −1+ c2an −2+…+ ckan –k
Bukti: Karena (an(h)) adalah solusi khusus dari relasi rekurensi nonhomogen,
maka
an(h) = c1 an(h) −1+c2 an(h) −2+…+ck an(h)) −k+F(n)
Misalkan bahwa (bn) adalah solusi kedua dari relasi rekurensi, maka
bn=c1bn−1+c2bn−2+…+ckbn−k+F(n)
Jika persamaan ini dikurangi oleh persamaan pertama maka akan
diperoleh
bn− an(h) = c1(bn−1− an(h) −1)+c2(bn−2− an(h) −2)+…+ck(bn−k− an(h)−k)+F(n)
Dengan demikian {bn− an(h) } adalah solusi relasi yang berasosiasi dengan relasi
rekurensi linier homogen, katakanlah { an(h) }. Akibatnya, bn= an(h) + an(h)).
Contoh :
Temukan semua solusi relasi rekurensi an=3an−1+2n
jika a1=3.
Jawab:
Untuk menyelesaikan relasi rekurensi linier nonhomogen dengan koefisien
konstan ini, kita perlu mencari solusi relasi yang berasosiasi dengan relasi
rekurensi linier homogen dan menemukan solusi khusus persamaan nonhomogen
yang diberikan. Relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen
adalah an = 3an-1, sehingga solusinya adalah an(h) = α 3n, dimana α konstan.
30
demikian pn = cn+d merupakan solusi jika dan hanya jika 2+2c = 0 dan 2d−3c =
0. Berarti, pn = cn+d merupakan solusi jika dan hanya jika c = −1 dan d = −3/2.
Akibatnya, an(h) = − n − 3/2 adalah solusi khusus.
Berdasarkan Teorema 6, semua solusinya berbentuk
an = an(h) + an(h) = − n – 3/2 + α.3n,
dimana α konstan.
Teorema
Misalkan {an}memenuhi relasi rekurensi linier nonhomogen
an = c1an-1+ c2an-2 +…+ ckan-k +F(n)
dimana c1, c2,…,ck adalah bilangan real, dan
F(n) = (btnt + bt-1nt-1+…+ b1n + b0) sn
Dimana b0 , b1 ,…, bt dan s adalah bilangan real. Jika s bukan salah satu akar
persamaaan karakteristik dari relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier
homogen, maka solusi khususnya berbentuk
(ptnt + pt-1nt-1+…+ p1n + p0) sn
Jika s merupakan salah satu akar persamaan karakteristik sebanyak m, maka solusi
khususnya berbentuk
nm(ptnt + pt-1nt-1+…+ p1n + p0) sn
Contoh :
Bagaimanakah bentuk solusi khusus dari persamaan linier nonhomogen an = 6an-1
− 9an-2 + F(n)
jika F(n) = 3n, F(n) = n3n, F(n) = n22n, dan F(n) = (n2+1)3n.
Jawab:
31
an = 6an-1 − 9an-2. Persamaan karakteristiknya adalah r2 − 6r + 9 = (r−3)2=0, yang
memiliki satu akar yaitu 3 sebanyak dua.
Untuk menerapkan Teorema 7, kita perlu melihat apakah s merupakan salah satu
akar persamaan karakteristik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
32
Relasi dalam Matematika adalah hubungan antara dua buah elemen
himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak, dan tidak perlu memiliki arti apapun
baik secara konkrit maupun secara sistematis. Relasi biner R antara A dan B
adalah himpunan bagian dari A x B. himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
R dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R. Relasi pada himpunan A
adalah relasi dari A x A.
Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi ini mendefinisikan
sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku–suku
sebelumnya. untuk mendefinisikan sebuah barisan, relasi berulang memerlukan
nilai awal yang sudah ditentukan. Secara formal relasi berulang ini didefinisikan
Latihan
33
2. Tentukan solusi khusus dari relasi rekursif an = 6an-1– 9an-2 dengan a0 = 1
dan a1 = 6.
DAFTAR PUSTAKA
http://emodul-matematika.fmipa.unej.ac.id/ModulKombinatorika/RR-
SolusiRRN.html diakses pada 02 Maret 2020
34
https://ftsi.files.wordpress.com/2007/09/06_relasi-berulang.pdf diakses pada 27
Februari 2020
35