Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika Kombinatrik merupakan bagian atau juga dapat dikatakan


lanjutan dari Matematika Diskrit. Matematika Diskrit merupakan cabang
matematika yang mempelajari tentang obyek-obyek diskrit. Diskrit itu sendiri
adalah sejumlah berhingga elemen yang berbeda atau elemen-elemen yang tidak
bersambungan. Dimana data diskrit merupakan data yang satuannya selalu bulat
dalam bilangan asli, tidak berbentuk pecahan. Matematika Diskrit itu sendiri
meliputi kombinatorik, relasi dan fungsi, relasi rekursif (relasi berulang), prinsip
sangkar burung merpati dan juga teori graf.
Adapun relasi berulang didefinisikan sebuah barisan dengan memberikan
nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku-suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan
sebuah barisan, relasi ulang memerlukan nilai awal yang sudah ditentukan. Relasi
berulang meliputi relerulang homogen dengan koefisien konstanta dan relasi relasi
berulang linier non homogen dengan koefisien konstanta.
Berdasarkan uraian diatas, tim penulis membuat makalah ini untuk dapat
memaparkan lebih rinci mengenai relasi berulang dan berbagai penyelesaiannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan relasi berulang?
2. Bagaiman penyelesaian relasi berulang homogen dengan koefisien
konstanta?
3. Bagaiman penyelesaian relasi berulang linier nonhomogen dengan
koefisien konstanta?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, mahasiswa diharapkan dapat?

1. Mengetahui tentang relasi berulang

1
2. Mengetahui penyelesaian relasi berulang homogen dengan koefisien
konstanta?

3. Mengetahui penyelesaian relasi berulang linier nonhomogen dengan


koefisien konstanta?

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Relasi Berulang

2.1.1 Pengertian Relasi Berulang

Relasi dalam Matematika adalah hubungan antara dua buah elemen


himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak, dan tidak perlu memiliki arti apapun
baik secara konkrit maupun secara sistematis. Relasi biner R antara A dan B
adalah himpunan bagian dari A x B. himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
R dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R. Relasi pada himpunan A
adalah relasi dari A x A.

Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi ini mendefinisikan
sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku–suku
sebelumnya. untuk mendefinisikan sebuah barisan, relasi berulang memerlukan
nilai awal yang sudah ditentukan. Secara formal relasi berulang ini didefinisikan

sebagai sebuah relasi berulang untuk barisan ... merupakan sebuah

persamaan yang mengkaitkan dengan ..., . Syarat awal untuk

barisan ... adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit pada

beberapa suku dari barisan tersebut.


Banyak permasalahan dalam matematika yang dapat dimodelkan dalam
bentuk relasi rekursif, kombinatorik merupakan salah satunya. Misal Pn
menyatakan banyaknya permutasi dari n objek berbeda, maka P1 = 1 karena hanya
ada satu permutasi dari 1 objek. Untuk n ≥ 2 terdapat n kemungkinan posisi dari
satu objek dan setiap kemungkinan posisi dari satu objek akan diikuti oleh
permutasi dari n – 1 objek. Karena banyaknya permutasi dari n – 1 objek ini

adalah Pn – 1 maka terdapat hubungan dengan demikian

P1 = 1 ; Pn = Pn – 1 , n ≥ 2

3
Bentuk diatas disebut relasi rekursif untuk Pn, banyaknya permutasi dari n objek.
P1 = 1 disebut kondisi awal sedangkan Pn = n.Pn – 1 disebut bagian rekusif dari
relasi rekursif tersebut.

Contoh :
Tentukan relasi rekursi untuk menentukan banyaknya cara menyusun n buah
objek yang berbeda dalam suatu barisan serta banyaknya cara untuk menyusun
8 buah objek.

Penyelesaian:
Misalkan menyatakan banyaknya cara menyusun n objek yang berbeda,
maka ada n cara meletakan n objek pada urutan pertama di barisan. Dengan
cara yang sama untuk , maka ada cara. Oleh karena itu formula
relasi rekursif dapat dinyatakan sebagai .

Jadi,

2.1.2 Barisan Fibonacci


Relasi rekursif yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan
Fibonacci. Relasi rekursif ini merupakan salah satu relasi rekursif yang paling tua
di dunia, dibahas pada buku Liber Abbaci yang ditulis oleh Leonardo of Pisa atau
yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci pada tahun 1202.
Pada saat itu dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang ada,
jika setiap pasangan kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang anak
kelinci baru. Persaoalan yang biberikan Fibonacci pada saat itu adalah sebagai
berikut. Sepasang kelinci dipelihara paad suatu waktu tertentu. Setiap bulan,
kelinci betina akan nelahirkan sepasang anak kelinci jantan dan betina. Pada awal
bulan berikutnya setiap pasang kelinci yang telah berumur lebih dari 1 bulan akan
melahirkan sepasang anak kelinci yang baru. Yang harus ditentukan adalah jumlah
pasangan kelinci yang ada setelah waktu satu tahun.
Selama bulan pertama, hanya ada sepasang kelinci. Bulan kedua ada dua
pasang kelinci. Sedangkan pada pada bulan ketiga ada tiga pasang kelinci karena

4
pasangan kelinci yang muda belum dapat melahirkan kelinci. Pada bulan ketiga
ada dua pasang kelinci yang sudah berumur lebih dari 1 bulan, sehingga dari
ketiga pasang kelinci yang ada hanya ada dua pasang yang bisa melahirkan
pasangan kelinci baru. Jadi, jumlah pasangan kelinci pada bulan ketiga adalah 2 +
3 = 5. a1= 1, a2=2, a3= 3, a4= 5 dan seterusnya dan yang ditanya adalah a 13. Cara
yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan ini adalah dengan membentuk
relasi rekrusif untuk an, kemudian bila telah diketahui nilai-nilai awal a1 dan a2
maka dengan mudah dapat diperoleh a13.
Pada setiap permulaan bulan ke-n, ada sejumlah pasangan kelinci yang sudah
ada sejak bulan ke n-1 dan selain itu juga ada kelinci yang baru dilahirkan pada
bulan ke n-1, oleh pasangan kelinci yang telah ada sejak bulan ke n-2. Dengan
demukian pada setiap permulaan bulan ke n ada sejumlah an-1 + an-2 pasangan
kelinci, sehingga diperoleh hubungan rekursif berikut:
an = an-1 + an-2 , untuk nilai-nilai n = 3, 4, ...
Karena telah diketahui bahwa nilai a1= 1, a2=2, a3= 3, dan a4= 5 maka
selanjutnya dengan menggunakan rumus di atas dapat dihitung bahwa a 13 = 377.
Jadi setelah satu tahun akan terdapat 377 pasang kelinci.
Bila pada syarat awal diberikan nilai a 0 = 1, dan a1 = 1, maka barisan bilangan
yang diperoleh dengan menggunakan rumus rekursif berikut
an = an-1 + an-2
untuk nilai-nilai n = 2, 3, 4, ... disebut sebagai barisan Fibonacci dan suku-suku a n
disebut dengan nama bilangan-bilangan Fibonacci. Dan perhitungan selanjutnya
akan diperoleh barisan Fibonacci seperti berikut
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, ...
Barisan Fibonacci ini mempunyai banyak sifat yang sangat menarik. Bagian
selanjutnya akan membahas beberapa sifat menarik dari barisan Fibonacci ini.
a0 + a1 + a2 + ...+ an = an+2 – 1
sifat ini dapat dengan mudah ditunjukkan dengan menggunakan induksi
matematika untuk nilai-nilai n. Jelas bahwa hubungan di atas benar untuk nilai n=
0, yaitu a0 = a2 – 1, karena 1= 2 – 1. Untuk nilai n yang positif bahwa misalkan

5
bahwa rumus a0 + a1 + a2 + ...+ an = an+2 – 1 benar untuk nilai n – 1, maka
berikutnya:
a0 + a1 + a2 + ...+ an =
[a0 + a1 + a2 + ...+ an-1] + an =
= [an+1 – 1] + an
= an+2 – 1
Sifat lain dari barisan Fibonacci yang sangat penting dan tidak akan kalah
menariknya adalah sifat yang dinyatakan dalam teorema berikut.
TEOREMA 5.1 :

Bilangan – bilangan Fibonacci memenuhi rumus berikut ini.

Untuk setiap nilai n = 0,1,2,3,…

Kalau diperhatikan maka rumus (5.5) diatas melibatkan bentuk , suatu

bilangan irrasional. tetapi hasil dari pada rumus diatas adalah suatu barisan

bilangan bulat positif. pembuktian dari rumus (5.5) diatas dapat dilakukan dengan
menggunakan induksi matematik pada n dan dengan menggunakan hubungan
rekursif (5.3). yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya memperoleh
rumus (5.5) diatas? untuk menjawab pertanyaan ini harus dipelajari terlebih
dahulu cara penyelesaian persamaan rekursif dengan menggunakan teknik akar
karakteristik dari suatu persamaan beda (difference equation). cara-cara
penyelesaian persamaan beda ini akan dipelajari pada bab lain dalam buku ini.

Bilangan Fibonacci sering sekali timbul pada persoalan-persoalan


kombinatorial. salah satu rumus penting lain yang menghubungkan nilai-nilai dari
barisan Finocci dan jumlah dari koefisien-koefisien inomial dapat dinyatakan
dalam teorema berikut ini.

6
TEOREMA 5.2 :

Jumlah dari koefisien binomial sepanjang diagonal segitiga pascal bormula


darokiri bergerak keatas akan membentuk barisan Fibonacci. atau secara lebih

tepat hal ini dapat kikatakan berikut ini. setiap bilangan Fibonacci akan

memenuhi

dimana k =

BUKTI :Misalkan bahwa jumlahan diatas ditulis sebagai dan akan ditunjukan

bahwa akan memenuhi hubungan rekursif dari barisan Fibonacci,serta juga

memenuhi nilai awal dari Fibonaci yaiut = 1 dan =1

dimana k =

sedangkan telah juga diketahui bahwa untuk semuan nilai p > n, maka = 0.

jadi bentuk diatas juga ditambahkan beberapa suku lagi sehingga diperoleh
jumlahan berikut.

7
Sekarang baru akan ditunjukan bahwa adalah barisan Fibonacci pertama-tama

akan ditunjukan dulu bahwa = 1 dan = 1. hal ini mudah ditunjukan karena,

= 1

Sedangkan

= =1

Berikutnya akan ditunjukan bahwa akan memenuhi hubungan rekursif

Fibonacci yaitu + . untuk ini digunakan rumus pascal berikut

untuk n

+ =

8
+

Bentuk yang terakhir ini adalah sama dengan jadi oleh dipenuhi juga

hubungan rekursif Fibonacci.

2.2 Relasi Rekursif Linier Homogen Berkoefisien Konstanta


Secara umum hubungan rekursif yang linier dengan koefisien konstan,
dapat dituliskan :

C0 a r C1 ar-1 C2 ar-2 ... Ck ar-k f (r).

Jika f(r) = 0 maka relasi rekursifnya disebut homogen

Dimana setiap nilai C1 adalah konstan. Hubungan rekursif ini disebut sebagai
hubungan rekursif tingkat ke- k, jika C0 dan Ck keduanya tidak benilai 0. Jadi
sebagai contoh hubungan berikut adalah hubungan rekursif linier tingkat ke-1
dengan koefisien konstan:

2ar 2ar-1 2r atau

3ar 5ar-1 = 4r

Sedangkan kedua hubungan rekrusif ini adalah linier tingkat ke-2 dengan
koefisien konstan

9
3ar 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 , atau

ar + 7ar-2 = 0
Sebenarnya masih ada lagi beberapa hubungan rekursif yang tidak linier ataupun
yang tidak mempunyai koefisien konstan tetapi khusus pada bagian ini hanya
akan dibahas hubungan rekursif yang linier dan mempunyai koefisien konstan .

Pada hubungan rekursif berikut : 3ar 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 yang berlaku untuk

setiap nilai r = 2, 3, 4, ... bila diberikan nilai a 3 = 3 dan a4 = 6, maka dapat dihitung
nilai a5 sebagai :

a5 =

Selanjutnya juga dapat dihitung nilai a6 sebagai:

a5 =

dan seterusnya selain itu juga dapat dihitung nilai-nilai a2, a1 dan a0 sebagai:

a2 = 9

a1 = 25

a0 =

Demikian selanjutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bila diketahui


hubungan rekursif tingkat ke-2 dan diketahui dua nilai a3 = 3 dan a4 = 6, maka
dapat diperoleh hanya satu barisan bilangan yang memenuhi hubungan rekursif
tersebut.

10
Secara umum untuk suatu hubungan rekursif tingkat ke-k dengan koefisien
konstan seperti dituliskan diatas, maka bila diberikan k buah nilai-nilai a 1 yang
beturutan am-k , am-k+1, ... am-1 untuk suatu nilai m yang tertentu maka setiap a m yang
lain pasti dapat ditentukan yaitu dengan rumus:

am =

dan selanjutnya nilai am+1 juga dapat dihitung sebagai

am+1 =

Demikianlah pula untuk semua nilai am+2, am+3 dan seterusnya. Dilain pihak nilai am-
k-1 juga dapat dihitung sebagai:

am-k-1 =

dan nilai am-k-2 adalah

am-k-2 =

Nilai am-k-3 dan seterusnya juga dapat dihitung dengan cara yang sama. Jadi untuk
setiap hubungan rekusrif linier tingkat ke-k dengan koefisien konstan, bila
diketahui nilai-nilai k buah a1 yang berurutan maka dapat ditentukan nilai-nilai a 1
lainnya secara unik. Dengan kata lain himpunan syarat batas yang harus dipenuhi
oleh hubungan rekursif tersebut untuk dapat memproleh nilai-nilai unik
Cara lain untuk menyatakan hal ini adalah bila pada suatu hubungan rekursif
tingkat ke-k dengan konstan koefisien hanya ditentukan kurang dari k buah nilai
a1 yang berurutan maka hal ini tidak akan dapat menentukan fungsi yang
memenuhi hubungan tadi secara unik. Contoh :
ar + ar-1 + ar-2 = 4
Kemudian diberikan salah satu syarat batas a0 = 2 maka akan ada banyak fungsi
numerik yang akan memenuhi hubungan rekursif tersebut dan juga memenuhi

11
syarat batas yang diberikan. Berikut adalah contoh barisan bilangan yang
memenuhi kedua syarat tersebut.
2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,0,...
2,2,0,2,2,0,2,2,0,2,2,...
2,5 – 3,2,5 – 3,2,5,-3,2,…
Tetapi dilain pihak pada suatu hubungan rekursif linier dengan koefisien konstan
tingkat ke-k paling banyak hanya dapat ditentukan sejumlah k buah syarat batas.
Jadi kembali pada contoh dimana tingkat hubungan rekursif adalah tingkat ke-2
maka tidak dapat ditentukan 3 buah syarat batas yang berurutan. Misalnya akan
dicoba diberikan nilai-nilai a0 =2, a1 = 2, maka ketiga nilai tadi sudah tidak
memenuhi hubungan rekursif yang diberikan yaitu : ar + ar-1 + ar-2 = 4.

+ =5

Walaupun nilai a0 = 1 sudah diberikan tetapi semua barisan-barisan bilangan


berikut ini memenuhi hubungan rekursif maupun nilai syarat awal yang
diberikan :

1, 2, , ...

1, 2, - , ..

1, -2, , ...

Bagian berikutnya akan mempelajari cara-cara penyelesaian persoalan rekursif.


yang dimaksud dengan menyelesaikan persoalan rekursif adalah mencari bentuk
umum dari suku a1 yang dinyatakan dalam suatu fungsi numerik yang
mengandung variabel i. Dengan membatasi diri pada hubungan rekursif yang
linier dengan koefisien konstan, maka bila telah diketahui k buah nilai awal, maka
nilai-nilai a1 lainnya dapat dihitung. Dengan memperhatikan nilai-nilai a 1 yang
diperoleh ini maka akan dapat dicoba untuk menebak bentuk umum dari a 1.
Karena telah diketahui bahwa jawaban yang diperoleh haruslah unik, maka bila
telah dapat dipastikan tebakan tadi benar, maka jawaban umum yang akan dicari
sudah dapat diketemukan.

12
2.2.1 Jawaban Homogen Dari Hubungan Rekursif.
Suatu hubungan rekursif linier dengan koefisen konstan tingkat ke-k dapat

ditulis dlam bentuk : C0 ar C1 ar-1 ... Ck ar-k f (r).


Bila diambil nilai f(r) = 0 maka diperoleh hubungan rekursif baru yang memenuhi

C0 a r C1 ar-1 ... Ck ar-k 0.


Hubungan rekursif demikian disebut hubungan rekursif yang homogen. Jawaban
yang diperoleh dari hubungan-hubungan rekursif yang homogen ini disebut
sebagai jawaban homogen dari suatu dari hubungan rekusif. Dalam usaha untuk
mencari jawab dari suatu hubungan rekursif maka perlu dicari dua jawaban yaitu :
a. Jawab homogen dari suatu rekursif dengan mengambil f(r) = 0. dan
b. Jawab khusus yang memenuhi hubungan rekursif yang sebenarnya.
Maka jawaban keseluruhan dari persoalan yang sebenarnya adalah jumlah dari
kedua jawaban khusus berupa barisan bilangan:
a(h) = ( a0(h), a1(h), ...) dan
a(k) = ( a0(k), a1(k), ...)
Maka jawaban keseluruhan dari persoalan ini adalah : a = a(h) +a(h)
Hal ini mudah sekali ditunjukan karena jawaban homogen memenuhi
C0 ar(h) C1 ar-1(h) ... Ck ar-k(h) 0
Sedangkan jawaban khusus memenuhi :
C0 ar(k) C1 a(k)r-1 ... Ck a(k) r-k f (r).
Bila kedua persamaan ini dijumlah maka akan dieroleh :
C0 (ar(h) + ar(k)) + C1 (ar(h)-1 + ar(k)-1 ) + ... + Ck (ar(h) -k a(k) r-k ) = f(r)
dan ini menunjukan bahwa : a = a (h) + a(k) juga memenuhi persamaan rekursif yang
diminta.
Hal yang mungkin pada saat ini dapat menimbulkan pertanyaan adalah keperluan
kita untuk mencari jawab homogen dari hubungan rekursif yang diberikan. Hal ini
patut dipertanyakan karen pertama yang harus dicari adalah jawaban khusus yang
memenuhi persamaan yang diminta, sedangkan kedua adalah bahwa jawaban
homogen tidak akan memenuhi sebabnya adalah banyak jawabnyang dapat
diperoleh untuk memenuhi hubungan rekursif yang diberikan tetapi hanya ada
satu jawaban yang memenuhi syarat batas yang ada.
Jawaban homogen dari suatu persamaan beda linier dengan koefisien konstan

dapat ditulis dalam bentuk A dimana adalah akar karakteristik dan A adalah

13
konstanta yang akan ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat batas yang

diberikan. Dengan memasukan A untuk nilai ar pada persamaan homogen yang

diperoleh.
r r-1 r-k
C0 A C1 A ... Ck A 0.
Atau dengan menyederhanakan persamaan diatas akan diperoleh
r r-1 r-k
C0 C1 ... Ck 0.
Persamaan yang terakhir ini disebut dengan persamaan karakteristikdari

persamaan beda yang diberikan, jadi adalah akar karakteristik dari persamaan

ini maka A akan memenuhi persamaan homogen, jadi jawab homogen yang

dicari bentuk A .tetapi suatu persamaan karakteristik tingkat ke-k akan

mempunyai k buah akar karakteristik. misalkan semua akar karakteristik bebeda


maka untuk di tunjukan bahwa jawab homogen dari hubungan rekursif dapat
dituliskan :
ar(h) = A1 r
A2 r
... Ak r

Dimana adalah akar karakteristik dari persamaan karakteristik yang diperoleh,

sedangkan A1 adalah konstanta yang nantinya akan ditentukan untuk memenuhi


syarat batas yang ditentukan.
Contoh :
Akan diselesaikan relasi rekursif Fibonacci ar = ar-1 + ar-2 persamaan karakteristik

yang diperoleh adalah yang mempunyai dua akar karakteristik

yang berbeda yaitu , jadi jawab homogen yang

diperoleh adalah ar(h) = A1 + A2 .

14
Dimana konstanta A1 dan A2 akan ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat
batas a0 =1 dan a1 = 1. Semua hal yang telah diterangkan diatas dilakukan
berdasarkan suatu teorama yang menghubungkan antara akar karakteristikdan
suatu persamaan karakteristik dengan suatu hubungan rekursif yang linier dengan
koefisien konstan seperti yang dinyatakan berikut ini.

Teorema :
Misalkan adalah suatu bilangan real atau kompleks yang tidak nol maka a n =

adalah jawab dari hubungan rekursif.


C0 a r C1 ar-1 ... Ck ar-k 0.
r r-1
Jika dan hanya jika adalah akar karakteristiknya dari polinomial C0 C1

... Ck 0
Bukti :
an = adalah jawab dari hubungan rekursif tersebut jika dan hanya jika

r r-1
memenuhi C0 C1 ... Ck r-k 0 atau dapat ditulis dalam bentuk
r-k k
(C0 ... Ck ) 0

karena diketahui bahwa 0 maka persamaan yang terkhir akan sama dengan :

k k -1
C0 C1 ... Ck r-k 0

Dengan demikian Cn = akan memenuhi persamaan karakteristik yang diminta

atau adalah akar dari polinomial karakteristik. Lebih jauh lagi bila ada dua akar

yang berbeda dan yang memenuhi persamaan karakteristik dan hubungan

rekursif yang diberikan. Bila diketahui pula dua buah konstanta k1 dan k2 maka
bentuk
n
a n = k1 + k2

15
akan memenuhi hubungan karakteristik yang dipenuhi oleh dan . Hal ini

mudah sekali ditunjukan dengan menggunakan sifat linier dari hubungan rekursif
seperti berikut.

= ( (

=0+0

Persamaan yang terakhir ini diperoleh karena masing-masing dan telah

diketahui memenuhi hubungan rekursif yang diberikan. dengan memperluas hasil

yang telah diperoleh terakhir ini maka dapat ditunjukan bahwa ,

merupakan k buah akar karakteristik yang berbeda dari persamaan karakteristik

serta adalah konstanta-konstanta sembarang maka dengan mudah dapat

dtunjukan bahwa bentuk + akan mmenuhi

hubungan rekursif

jawaban yang terakhir ini dikenal dengan nama jawab umum dari persamaan
rekursif yang homogeny. Jawaban umum ini terdiri dari k buah konstanta yang

16
belum ditentukan yaitu konstanta-konstanta ini kelak akan ditentukan

bila syarat batas dari hubungan rekursif telah diberikan.

CONTOH :

Akan dicari jawaban homogeny dari hubungan rekursif berikut

maka persamaan karakteristik yang berhubungan dengan hubungan rekursif ini


adalah sebagai berikut :

dan akar karalteristik dari persamaan ini adalah dan

sehingga jawab umum dari hubungan rekursif yang homogen diatas adalah

nilai-nilai akan ditentukan kemudian.

2.2.2 Persamaan Karakteristik dengan Akar Ganda

Dalam rangka mencari akar-akar dari persamaan karakteristik yang


dihasilkan dari suatu hubungan rekursif sering kali terjadi bahwa ada akar-akar

yang tidak tunggal.artinya mungkin saja suatu nilai yang sama merupakan akar

ganda dua, atau tiga atau mungkin lebih dari persamaan karakteristik. sebagai
contoh misalnya hubungan rekursif yang akan dicari jawabanya adalah :

17
maka persamaan karakteristik yang akan diperoleh adalah:

=0

atau akar-akar yang diperoleh adalah 2 dan 2. atau dengan perkataan lain angka

adalah akar ganda dua dari persamaan karakteristik dalam keadaan seperti

ini maka tidak dapat ditentukan bentuk umum dari jawab persamaan homogeny
sebagai

karena hal ini sama dengan mengatakan bahwa bentuk umum yang diperoleh

hanya terbentuk oleh satu suku saja, yaitu konstanta dikali dengan bentuk .

secara umum bila dari suatu persamaan karakteristik yang diperoleh oleh ternyata

ada salah satu akar yang merupakan akar ganda dari persamaan karakteristik

itu, maka bentuk jumum dari jawab persamaan homogeny yang harus dicoba
adalah

mengapa hal ini demikian?untuk menjawab pertanyaan ini pandang bentuk

yang jelas merupakan jawab dari hubungan rekurdif karena adalah akar dari

persamaan karakteristik

18
tetapi ternyata bahwa juga merupakan adar dari turunan persamaan

karakteristik diatas tersebut, karena adalah akar ganda. m dari persamaan

karakteristik tersebut. jadi juga memenuhi

bila persamaan terakhir ini dibalikan dengan , maka akan diperoleh

persamaan berikut ini,

Bila sekarang dituliskan = , dan = dan

seterusnya = , maka dari persamaan terakhir ini akan

diperoleh hubungan rekursif

berarti juga memenuhi hubungan rekursif yang homogeny.

dengan cara yang sama juga dapat ditunjukan bahwa juga memenuhi

hubungan rekursif homogen yang diketahui bilangan juga merupakan akar dari

turunan kedua dari persamaan yang berhubungan dengan hubungan rekursif yang

diberikan. hal ini dapat dilanjutkan terus sampai bentuk , dimana m

adalah kelipatan dari akar ganda dari persamaan karakteristik. dengan demikian

19
bila persamaan karakteristik dari hubungan rekursif yangh diberikan mempunyai

sebagai akar ganda m maka bentuk berikut :

dari hubungan rekursif homogeny berikut ini

dalam hal ini konstanta samapi dengan akan ditentukan kemudian oleh

syarat batas yang diberikan.

CONTOH :

Pada contoh berikut ini diberikan persamaan beda atau hubungan rekusif berikut.

dengan persamaan karakteristik berikut ini

persamaan karakteristik berikut ini

sedangkan pada contoh berikut ini suatu hubungan rekursif mempuyai satu akar
tunggal yang berlainan dengan akar yang lain yang bersifat ganda 2.

Contoh:

Selesaikan relasi rekursif berikut dengan akar karakteristik

20
a0 = 0, a1 = -1 ; an = 7an-1 – 12an-2,

Penyelesaian:

Misalnya an = xn : x 0 maka bentuk rekursif an = 7an-1 – 12an-2 menjadi xn = 7xn-1


– 12xn-2, ekuivalen dengan xn – 7xn-1 – 12xn-2 = 0 bagikedua ruas dengan xn-2,
sehingga diperoleh persamaan karakteristik

x2 – 7x + 12 = 0

dengan akar-akar karakteristiknya x1 = 4 dan x2 = 3 sehingga solusi homogen


(umum) dari relasi rekkursif tersebut adalah

an(h) = +

an(h) = + ............................(1)

karena kondisi awal a0 = 0 dan a1 = -1 maka dari persamaan (1) diperoleh


persamaan

+ ......................................(2)

+ ......................................(3)

Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh c1 = -1 dan c2 = 1

Subtitusi nilai c1 dan c2 ke pers (1) sehingga diperoleh solusi homogen (khusus)
dari relasi rekursif berikut:

an = -1 . 4n – 1 . 3n

an = - 4n – 3n

2.2.3 Jawab Khusus Hubungan Rekursif

21
Menentukan jawab khususdari suatu hubungan rekursif sulit sekali, karena
pada dasarnya tidak ada satu metodapun yang dapat menetukan jawab khusus dari
suatu hubungan rekursif yang tidak homogeny atau suatu hubungan rekursif
dengan f(r) yang tidak sama dengan nol. Namun demikian pada dasarnya untuk
persoalan yang sederhana jaawab khusus dapat dengan mudah ditebak hanya
dengan melihat hubungan rekursif tersebut. Seperti yang nantinya akan dilihat,
untuk menentukanjawab khusus dari suatu hubungan rekursif dengan f(r) ≠ 0 akan
diberikan beberapa model jawab tertentu yang disesuaikan oleh bentuk dari f(r) itu
sendiri. Model yang sering digunakan adalah model polynomial atau model
eksponen.
Contoh :

Untuk hubungan rekursif ini maka jawab khusus yang akan dicoba dibentuk suatu
polinomial tingkat 2, karena f(r) berbentuk polinomial juga.
Misalkan jawab khusus yang akan dipilih adalah suatu polynomial tingkat dua

Dimana akan ditentukan. Bila polinomial ini disubstitusikan kedalam

hubungan rekursif yang diketahui, maka akan diperoleh bentuk

Yang secara sederhana dapat ditulis sebagai


(34

Karena bentuk terakhir ini harus merupakan suatu polinomial tingkat 2 yang

besarnya adalah maka akan diperoleh tiga persamaan berikut ini

22
Yang akan menghasilkan , dan = . Jadi bentuk khusus yang

memenuhi hubungan rekursif mempunyai f(r) yang tidak homogen adalah

Secara umum dapat dikatakan bahwa bila suatu hubungan rekursif mempunyai
f(r) yang berbentuk polynomial tingkat t

Maka jawab khusus yang harus diujikan pada hubungan rekursif ini adalah

Bila pada contoh terakhir diatas dilakukan perubahan dari fungsi f(r) menjadi

f(r)=

Maka dalam mencoba mencari jawab khusus akan tetap digunakan suatu fungsi
polynomial tingkat dua dalam r yang berbentuk

Dan dengan memasukkan usulan jawab khusus ini kedalam hubungan rekursif
yang diketahui maka akan diperoleh suatu persamaan baru yang akan dipenuhi

oleh seperti berikut ini

23
+

Yang secara sederhana dapat ditulis sebagai


(34

Bentuk terakhir ini besarnya sama dengan . Dan dari kedua bentuk

yang sama ini akan diperoleh

Yang akan menghasilkan , dan = . Jadi bentuk khusus yang

memenuhi hubungan rekursif yang tidak homogenya adalah

Contoh yang selanjutnya akan mengambil f(r) yang berbentuk suatu fungsi
eksponen dan dalam contoh ini pula akan dilihat bagaimana caranya jawab khusus
dapat ditebak untuk fungsi eksponen yang demikian
Contoh 5.7
Pandang hubungan rekursif berikut
+5

Akan dicari jawab khusus dari persamaan beda yang tidak homogeny ini dengan

mencoba bentuk eksponen P . Bila fungsi ini disubstitusikan dalam hubungan

rekursif yang diketahui, maka akan diperoleh persamaan


P +5

Atau dapat ditulis lebih sederhana dalam bentuk

24
Dan ini akan memberikan hasil P = 16. Dengan demikian jawab khusus dari
hubungan rekursif ini adalah

Secara umum bila f(r) yang merupakan bagian kanan dari hubungan

rekursif tidak homogen berbentuk , maka jawab khususnya akan berbentuk P

, bila bukan akar karakteristik dari persamaan karakteristik yang terjadi.

Selanjutnya bila f(r) berbentuk

Maka jawab khusus yang harus diujikan pada hubungan rekursif ini adalah

Bila bukan akar karakteristik dar persamaan beda yang berbentuk. Untuk lebih

jelasnya pandang contoh berikut ini:


Contoh 5.8
Pandang hubungan rekursif berikut ini:

Maka bentuk khusus yang akan dicoba digunakan adalah


r+

Dengan mensubstitusikan bentuk ini kedalam hubungan rekursif yang diketahui


maka akan diperoleh hubungan
r+ +[

Dengan membandingkan kedua sisi dari persamaan tersebut akan diperoleh dua
buah persamaan yang masing-masing berhubungan dengan koefisien dengan

faktor dari r dan yaitu

=3

25
=0

Dan dari kedua persamaan ini diperoleh dan . Dengan demikian

jawab khusus yang diperoleh untuk hubungan rekursif ini adalah

Dalam menyelesaikan persoalan dengan f(r) dalam bentuk eksponen ini tadi

disinggung bahwa bukan merupakan akar karakteristik dari persamaan

karakteristik yang terjadi


Apa yang harus dilakukan apabila hal ini terjadi? Dalam hal akar dari persamaan

karakteristik adalah yang merupakan akar ganda m-1 dan f(r) berbentuk

Maka jawab khusus yang akan dicoba untuk dicari akan berbentuk

Hal ini akan terlihat pada contoh beriku ini:

Contoh :
Pandang persamaan beda berikut ini

Disini jelas bahwa 2 adalah akar karakteristik dari . Disamping itu

bentuk f(r) juga mengandung faktor . Dengan demikian bentuk jawab khusus

yang akan dicoba adalah Pr . Dengan memasukkan bentuk ini kedalam

persamaan beda yang diberikan maka akan diperolah persamaan Pr - 2P(r-1)

Jadi

26
P

Atau diperoleh P = 3 dan jawab khusus yang dicari adalah

Contoh :
Untuk hubungan rekursif berikut ini

Akar dari persamaan karakteristiknya adalah 2 dan merupakan akar ganda dua.
Demikian pula fungsi f(r) mengandung faktor . Jadi jawab khusus yang harus

dicoba akan berbentuk

Yang bila dimasukkan kedalam hubungan rekursif diatas akan menghasilkan dua
persamaan berikut ini

dan

Yang akan menghasilkan nilai-nilai = dan dan jawaban khusus yang

diperoleh dalam hal ini adalah

Perhatikan kedua hubungan rekursif berikut ini

dan

27
Kedua hubungan rekursif ini akan menghasilkan dua buah persamaan
karakteristik. Pada hubungan rekursif yang pertama akar karakteristik yang
diperoelh adalah tunggal dan nilainya 1. Sedangkan pada hubungan rekursif yang
kkedua akar karakteristik yang diperoleh adalah ganda dua dan nilainya juga 1.
Kedua hubungan rekursif tersebut mempunyai bagian kanan
f(r) = 7 . Dengan demikian jawab khusus yang harus dicoba untuk hubungan

rekursif yang pertama adalah

yang bila disubstitusikan kedalam hubungan rekursif pertama akan menghasilkan


nilai P = 7. Sedangkan untuk hubungan rekursif yang kedua harus dicoba fungsi
berikut.

Yang bila disubstitusikan pada hubungan rekursif yang kedua akan menghasilkan

nilai P =

Contoh yang berikut akan menggambarkan cara pencarian jawab khusus dimana
bagian kanan f(r) akan mengandung suku polynomial dan juga suku eksponen
Contoh 5.11
Pandang persamaan beda yang berbentuk

Untuk mencari jawab khusus persoalan ini akan dicoba fungsi yang mengandung
polynomial dan bentuk eksponen yang berbentuk

Suku yang pertama berhubungan dengan faktor eksponen sedangkan dua suku

yang terakhir berhubungan dengan polynomial tingkat satu yang terdapat pada
bagian akhir dari f(r). perlu diingat bahwa angka 2 disini merupakan salah satu
akar dari persamaan karakteristik yang ada dan juga termasuk dalam bentuk

eksponen . Dengan memasukkan bentuk jawab khusus kedalam persamaan

28
yang diketahui, maka dengan membandingkan semua suku yang sama akan
dengan mudah dapat diperoleh jawaban

Dan dengan demikian jawab khusus yang dicari adalah

2.3 Relasi Rekursif Linier Nonhomogen Berkoefisien Konstanta


Sebelumnya kita telah membahas tentang solusi relasi rekurensi linier
homogen. Bagaimanakah solusi jika ada kasus relasi linier nonhomogen? Relasi
rekurensi an=3an−1+2n merupakan salah satu contoh relasi rekurensi linier
nonhomogen. Relasi rekurensi linier nonhomogen secara umum berbentuk
an= c1an −1+ c2an −2+…+ ckan −k+F(n)
dimana c1,c2,…,ck adalah bilangan real dan F(n) adalah fungsi yang tidak sama
dengan nol yang nilainya bergantung pada n. Relasi rekurensi
an= c1an −1+ c2an −2+…+ ckan −k
disebut relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi homogen.

Contoh :
Masing - masing relasi rekurensi an = an – 1 + 2n, an = an – 1 + an – 2 + n2 + n + 1,
an = 3an – 1 + n3n, dan an = an – 1 + an – 2 + an – 3 + n! adalah relasi linier
nonhomogen dengan koefisien konstan. Secara berturut - turut, relasi yang
berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen adalah Masing-masing relasi
rekurensi an = an−1, an = an−1+an−2, an = 3an−1, dan an = an − 1+an−2+an−3.

Solusi relasi rekurensi linier homogen yang selanjutnya disebut dengan


solusi umum terdiri dari solusi homogen dan solusi khusus. Solusi homogen
diperoleh dari solusi relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier
homogen.
Teorema :

29
Jika (an(h)) adalah solusi khusus dari relasi rekurensi dengan koefisien konstan
an = c1an −1+ c2an −2+… +ckan −k+F(n)
maka solusi umumnya berbentuk (an(h)+ an(h) ), dimana (an(h))adalah solusi relasi
yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen.
an = c1an −1+ c2an −2+…+ ckan –k
Bukti: Karena (an(h)) adalah solusi khusus dari relasi rekurensi nonhomogen,
maka
an(h) = c1 an(h) −1+c2 an(h) −2+…+ck an(h)) −k+F(n)
Misalkan bahwa (bn) adalah solusi kedua dari relasi rekurensi, maka
bn=c1bn−1+c2bn−2+…+ckbn−k+F(n)
Jika persamaan ini dikurangi oleh persamaan pertama maka akan
diperoleh
bn− an(h) = c1(bn−1− an(h) −1)+c2(bn−2− an(h) −2)+…+ck(bn−k− an(h)−k)+F(n)
Dengan demikian {bn− an(h) } adalah solusi relasi yang berasosiasi dengan relasi
rekurensi linier homogen, katakanlah { an(h) }. Akibatnya, bn= an(h) + an(h)).
Contoh :
Temukan semua solusi relasi rekurensi an=3an−1+2n
jika a1=3.
Jawab:
Untuk menyelesaikan relasi rekurensi linier nonhomogen dengan koefisien
konstan ini, kita perlu mencari solusi relasi yang berasosiasi dengan relasi
rekurensi linier homogen dan menemukan solusi khusus persamaan nonhomogen
yang diberikan. Relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier homogen
adalah an = 3an-1, sehingga solusinya adalah an(h) = α 3n, dimana α konstan.

Selanjutnya kita akan mencari solusi khususnya. Karena F(n) = 2n merupakan


polinomial dalam n dengan derajat satu, maka solusi yang mungkin adalah fungsi
linier dalam n, katakanlah pn = cn + d dimana c dan d konstan. Untuk menentukan
apakah ada solusi dalam bentuk ini, misalkan pn = cn + d adalah solusi. Maka
persamaan an = 3an-1+2n menjadi cn+d=3(c(n−1)+d)+2n. Jika disederhanakan,
persamaan cn+d = 3(c(n−1)+d)+2n akan menjadi (2+2c)n + (2d−3c) = 0. Dengan

30
demikian pn = cn+d merupakan solusi jika dan hanya jika 2+2c = 0 dan 2d−3c =
0. Berarti, pn = cn+d merupakan solusi jika dan hanya jika c = −1 dan d = −3/2.
Akibatnya, an(h) = − n − 3/2 adalah solusi khusus.
Berdasarkan Teorema 6, semua solusinya berbentuk
an = an(h) + an(h) = − n – 3/2 + α.3n,
dimana α konstan.

Dengan memasukkan syarat awal a1 = 3 dan n = 1 dalam solusi umum, kita


dapatkan 3 = −1− 3/2+3α, yang menyebabkan α=11/6. Sehingga solusi umumnya
adalah an = − n − 3/2 + 11/6(3n).
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah bagaimanakah kita menemukan bentuk
solusi khusus dari sebuah relasi rekurensi nonhomogen? Bentuk solusi khusus
yang diberikan pada dua contoh di atas, tidak didasarkan pada usaha trial and
error melainkan didasarkan pada Teorema 7 seperti ilustrasi berikut.

Teorema
Misalkan {an}memenuhi relasi rekurensi linier nonhomogen
an = c1an-1+ c2an-2 +…+ ckan-k +F(n)
dimana c1, c2,…,ck adalah bilangan real, dan
F(n) = (btnt + bt-1nt-1+…+ b1n + b0) sn
Dimana b0 , b1 ,…, bt dan s adalah bilangan real. Jika s bukan salah satu akar
persamaaan karakteristik dari relasi yang berasosiasi dengan relasi rekurensi linier
homogen, maka solusi khususnya berbentuk
(ptnt + pt-1nt-1+…+ p1n + p0) sn
Jika s merupakan salah satu akar persamaan karakteristik sebanyak m, maka solusi
khususnya berbentuk
nm(ptnt + pt-1nt-1+…+ p1n + p0) sn
Contoh :
Bagaimanakah bentuk solusi khusus dari persamaan linier nonhomogen an = 6an-1
− 9an-2 + F(n)
jika F(n) = 3n, F(n) = n3n, F(n) = n22n, dan F(n) = (n2+1)3n.
Jawab:

31
an = 6an-1 − 9an-2. Persamaan karakteristiknya adalah r2 − 6r + 9 = (r−3)2=0, yang
memiliki satu akar yaitu 3 sebanyak dua.
Untuk menerapkan Teorema 7, kita perlu melihat apakah s merupakan salah satu
akar persamaan karakteristik.

Karena s = 3 adalah akar persamaan karakteristik sebanyak m = 2, berarti untuk


F(n) = n22n, s = 2 bukan merupakan akar persamaan karakteristiknya. Sehingga,
jika F(n) = 3n solusi khususnya adalah p0n23n , jika F(n) = n3n solusi khususnya
adalah n2(p1n+p0)3n , jika F(n) = n22n solusi khususnya adalah (p2n2 + p1n + p0) 2n,
sedangkan jika F(n) = (n2+1)3n khusunya adalah n2(p2n2 + p1n + p0)3n.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

32
Relasi dalam Matematika adalah hubungan antara dua buah elemen
himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak, dan tidak perlu memiliki arti apapun
baik secara konkrit maupun secara sistematis. Relasi biner R antara A dan B
adalah himpunan bagian dari A x B. himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
R dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R. Relasi pada himpunan A
adalah relasi dari A x A.

Relasi rekursif sering juga disebut relasi berulang. Relasi ini mendefinisikan
sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku–suku
sebelumnya. untuk mendefinisikan sebuah barisan, relasi berulang memerlukan
nilai awal yang sudah ditentukan. Secara formal relasi berulang ini didefinisikan

sebagai sebuah relasi berulang untuk barisan ... merupakan sebuah

persamaan yang mengkaitkan dengan ..., . Syarat awal untuk

barisan ... adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit pada

beberapa suku dari barisan tersebut.


Relasi rekursif yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan
Fibonacci. Relasi rekursif ini merupakan salah satu relasi rekursif yang paling tua
di dunia, dibahas pada buku Liber Abbaci yang ditulis oleh Leonardo of Pisa atau
yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci pada tahun 1202. Relasi berulang
meliputi relasi berulang homogen berkoefisien konstanta dan relasi berulang linier
nonhomogen berkoefisien konstanta.

Latihan

1. Tentukan solusi khusus dari relasi rekursif an = 2an–1 dengan a0 = 3.

33
2. Tentukan solusi khusus dari relasi rekursif an = 6an-1– 9an-2 dengan a0 = 1
dan a1 = 6.

3. Temukan semua solusi relasi rekusrif an = 5an-1 – 6n-2 + 7n.

DAFTAR PUSTAKA

http://emodul-matematika.fmipa.unej.ac.id/ModulKombinatorika/RR-
SolusiRRN.html diakses pada 02 Maret 2020

34
https://ftsi.files.wordpress.com/2007/09/06_relasi-berulang.pdf diakses pada 27
Februari 2020

35

Anda mungkin juga menyukai