PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua profesional dalam melaksanakan pekerjaannya harus sesuai dengan apa yang
disebut standar (ukuran) profesi. standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (Komalawati, 2002: 177). Terlebih dalam
bidang kesehatan para professional harus tahu benar tentang standar profesi dari bidang- bidang
kesehatan yang mereka geluti antara lain seperti Dokter, Perawat, Bidan, tak terkecuali perekam
medis. Berkenaan dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan
medis yang terutama dititik beratkan pada proses tindakan medis.
Standar profesi dalam bentuk standar pelayanan medik ini juga harus dipakai acuan oleh Rumah
Sakit, karena prosedur tetap di dalam standar profesi dibuat sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia demi meningkatnya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh para profesi kesehatan kepada pasien baik dari segi hak- hak yang harus
didapatkan oleh pasien maupun kewajiban- kewajiaban dari para profesi kehehatan itu sendiri.
Namun tidak semua para profesional khususnya dibidang kesehatan tahu betul apa yang menjadi
standar dari profesi mereka dalam bidang kesehatan, maka dari itu kami menyusun makalah ini
agar memberi gambaran baik dari segi kompetensi yang harus dimiliki, kewajiban- kewajiban
yang harus dilakukan dan aspek hukum yang menjadi standar bagi para profesi kesehatan, selain
juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Komalawati memberikan batasan yang dimaksud dengan standar profesi adalah pedoman
yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenan
dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik yang
terutama dititik beratkan pad proses tindakan medic.
Standar profesi dalam bentuk standar pelayanan medik ini juga harus dipakai acuan oleh
Rumah Sakit, karena prosedur tetap di dalam standar profesi dibuat sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia.
Koeswadji (1998: 150)
a. Norma standar profesi medik dapat diformulasikan sebagai berikut: Terapi(yang berupa
tindakan medik tertentu) harus teliti.
b. Harus sesuai dengan ukuran medis (kriteria mana ditentukan dalam kasus konkret yang
dilaksanakan berdasarkarn ilmu pengetahuan medik), yang berupa cara tindakan medis
tertentu. Dan tindakan medis yang dilakukan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan
medik dan pengalaman.
c. Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh seorang dokter dengan kategori
keahlian medis yang sama.
d. Dengan sarana dan upaya yang wajar sesuai dengan tujuan konkrit tindakan medis
tertentu tersebut.
Nasution (2005:42) mengemukakan pendapat Koeswadji (1992: 104) tentang pengertian
standar profesi sebagai berikut:
Standar profesi adalah niat atau iktikad baik dokter yang didasari etika profesinya, bertolak dan
suatu tolak ukur yang disepakati bersama oleh kalangan pendukung profesi. Wewenang untuk
menentukan hal-hal yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan dalam suatu kegiatan
profesi merupakan tanggung jawab profesi itu sendiri.
Untuk melindungi masyarakat (pasien) dan praktek yang tidak sesuai dengan standar
profesi medis.
Untuk melindungi profesi dan tuntutan masvarakat yang tidak wajar.
Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi kontak pertama paien dengan dokternya
untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit,
organologi, golongan usia dan jenis kelamin.
Standar profesi adalah batasan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional
(knowledge, skill and profesionaiattitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang dokter
spesialispenyakit dalam untuk melakukan kegiatan profesionalnya kepada masyarakat secara
mandiri.
Dalam meakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan keuntungan pribadi
B. Perawat
UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Perawat, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seorang dapat dikatakan sebagai perawat dan mempunyai tanggung jawab sebagai perawat
manakala yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan
perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat
tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun,
melainkan dengan melalui jenjang pendidikan perawat.
Standar Profesi Keperawatan:
Standar praktek keperawatan adalah ekspektasi minimal dalam memberikan asuhan keperawatan
yang aman, efektif, dan etis. Standar praktek keperawatan merupakan komitmen profesi
keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota
profesi.
Standar praktek keperawatan meliputi :
Standar IV : Perencanaan
Perawat profesional melalui konsultasi dengan klien mengindentifikasi prioritas, waktu
pencapaian, dan strategi/intervensi dari standar rencana keperawatan yang bersifat
individual sehingga dapat mencapai hasil akhir yang paling mungkin dicapai untuk setiap
klien.
Standar V : Implementasi
Standar VI : Evaluasi
Perawat profesional berkonsultasi dengan klien secara sistematika mengevaluasi
sejauhmana hasil yang diharapkan telah dicapai.perawat profesional mengevaluasi
asuhan keperawatan terhadap klien secara individu maupun keseluruhan praktek
keperawatan yang telah dilaksanakannya.Perawat profresional berpartisipasi dalam
mengevaluasi sistem pemberian pelayanan keperawatan.
C. Bidan
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan
berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak
balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu :
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
3. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan 5 tahun).
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan
dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan
kegiatan asuhan kebidanan.
Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat
Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang
dapat
meningkatkan
mutu
dan
citra
profesinya.
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik
Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Setiap
bidan
wajib
memelihara
kepribadian
dan
Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
penampilan
diri.
Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart
kesehatannya secara optimal.
D. Perekam Medis
PERMENKES No. 269/Menkes/Per/2008 tentang Rekam Medis /Medical record
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien.
Sedangkan Perekam Medis adalah salah satu profesi kesehatan yang bertanggung jawab mengisi
berkas rekam medis dan memiliki standar kompetensi serta mampu merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan menilai mutu rekam medis.
Kompetensi Perekam Medis
Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman buku
ICD yang berlaku (ICD-10 Volume 2), Mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk memenuhi
sistim pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk kebutuhan analisis sebab tunggal
penyakit yang dikembangkan, Mengklasifikasikan data kode diagnosis yang akurat bagi
kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang diharuskan, Menyajikan
informasi morbiditas dengan akurat dan tepat waktu bagi kepentingan monitoring KLB
epidemiologi dan lainnya, Mengelola indeks penyakit dan tindakan guna kepentingan laporan
medis dan statistik serta permintaan informasi pasien secara cepat dan terperinci.,
Menjamin validitas data untuk registrasi penyakit, Mengembangkan dan mengimplementasikan
petunjuk standar koding dan pendokumentasia
Kewajiban Perekam Medis Terhadap Profesinya :
1. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode Etik
Profesi.
2. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan.
3. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta men
ingkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi.
Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi
pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial.
6. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan
penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.
KODE ETIK
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan penerapannya
didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis
merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan
Profesional Perekam Medis Indonesia (PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan (winsley : 1064 )
Dalam melaksanakan kewajibannya para Profesional harus mengacu pada standar profesi
menurut bidangnya masing- masing. standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenaan dengan pelayanan medik,
pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik yang terutama dititik beratkan pad
proses tindakan medic. (Komalawati, 2002: 177).
Tujuan ditetapkannya standar pelayanan medis atau standar profesi medis, antara lain adalah
untuk melindungi masyarakat (pasien) dan praktek yang tidak sesuai dengan standar profesi
medis, untuk melindungi profesi dan tuntutan masvarakat yang tidak wajar, sebagai pedoman
dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan kedokteran, dan sebagai
pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Maka dari itu dalam berbagai profesi khususnya dalam bidang kesehatan seperti Dokter, perawat,
bidan maupun Perekam medis ditetapkan standar profesi sebagai acuan dalam melaksanakan
tugas- tugasnya.
3.2 Saran
Diharapkan para professional dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan
mengetahui dan berpedoman terhadap standar profesi yang telah ada dan berlaku di Indonesia
guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga terjalin kepercayaan antara pasien
dengan profesi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Website :www.hukor.depkes.go.id /2013/11/01 16:30
akperbaramui.blogspot.com/2013/11/02/makalah-standar-profesi.html 11:04
Buku:
Akasah,2008, Modul Pengelolaan System Rekam Medis (PSRM I), POLITEKNIK PIKSI
GANESHA.BANDUNG
Alexandra indriyanti Dewi,2008, Etika Dan Hukum Kesehatan, pustaka book publisher
Dr. Herdiman T. Pohan, SpPD, KPTI, 2009, Standar Profesi Dokter Spesialis Penyakit Dalam
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)