Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua profesional dalam melaksanakan pekerjaannya harus sesuai dengan apa yang
disebut standar (ukuran) profesi. standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (Komalawati, 2002: 177). Terlebih dalam
bidang kesehatan para professional harus tahu benar tentang standar profesi dari bidang- bidang
kesehatan yang mereka geluti antara lain seperti Dokter, Perawat, Bidan, tak terkecuali perekam
medis. Berkenaan dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan
medis yang terutama dititik beratkan pada proses tindakan medis.
Standar profesi dalam bentuk standar pelayanan medik ini juga harus dipakai acuan oleh Rumah
Sakit, karena prosedur tetap di dalam standar profesi dibuat sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia demi meningkatnya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh para profesi kesehatan kepada pasien baik dari segi hak- hak yang harus
didapatkan oleh pasien maupun kewajiban- kewajiaban dari para profesi kehehatan itu sendiri.
Namun tidak semua para profesional khususnya dibidang kesehatan tahu betul apa yang menjadi
standar dari profesi mereka dalam bidang kesehatan, maka dari itu kami menyusun makalah ini
agar memberi gambaran baik dari segi kompetensi yang harus dimiliki, kewajiban- kewajiban
yang harus dilakukan dan aspek hukum yang menjadi standar bagi para profesi kesehatan, selain
juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari standar profesi?
2. Apa saja landasan hukum standar profesi Kesehatan di Indonesia?
3. Apa tujuan Ditetapkannya standar profesi?
4. Contoh standar profesi dalam bidang kesehatan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Profesi


Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau suatu
kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada
wewenang tertentu (schroeder, 1991).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan. Winsley (1964)
Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan
bertahap
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan
4. Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 50 penjelasan
menyatakan bahwa :
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah batasan kemampuan ( knowledge, skill
and professional attitude ) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi.
Beberapa pendapat para pakar tentang standar profesi antara lain :
(Komalawati, 2002: 177).

Komalawati memberikan batasan yang dimaksud dengan standar profesi adalah pedoman
yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenan
dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik yang
terutama dititik beratkan pad proses tindakan medic.
Standar profesi dalam bentuk standar pelayanan medik ini juga harus dipakai acuan oleh
Rumah Sakit, karena prosedur tetap di dalam standar profesi dibuat sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia.
Koeswadji (1998: 150)
a. Norma standar profesi medik dapat diformulasikan sebagai berikut: Terapi(yang berupa
tindakan medik tertentu) harus teliti.
b. Harus sesuai dengan ukuran medis (kriteria mana ditentukan dalam kasus konkret yang
dilaksanakan berdasarkarn ilmu pengetahuan medik), yang berupa cara tindakan medis
tertentu. Dan tindakan medis yang dilakukan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan
medik dan pengalaman.
c. Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh seorang dokter dengan kategori
keahlian medis yang sama.
d. Dengan sarana dan upaya yang wajar sesuai dengan tujuan konkrit tindakan medis
tertentu tersebut.
Nasution (2005:42) mengemukakan pendapat Koeswadji (1992: 104) tentang pengertian
standar profesi sebagai berikut:
Standar profesi adalah niat atau iktikad baik dokter yang didasari etika profesinya, bertolak dan
suatu tolak ukur yang disepakati bersama oleh kalangan pendukung profesi. Wewenang untuk
menentukan hal-hal yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan dalam suatu kegiatan
profesi merupakan tanggung jawab profesi itu sendiri.

2.2 Pengaturan Tentang Standar Profesi Medis di Indonesia


Sebenarnya di Indonesia belum ada pengaturan standar profesi medis yang umum dan mendasar
seperti yang dianut di Belanda. Pengaturan yang ada berupa standar pelayanan medis yang diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 595/Menkes/SK/VII/1993 tentang Standar
Pelayanan Kesehatan di setiap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan medis
sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang berlaku, sebagai tindak lanjut dalam
rangka mengantisipasi Pasal 32, UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
yang mengatur tentang pelaksanaan pengobatan dan perawatan. (Koeswadji, 1998: 151).

UU RI No. 23/TH 1992 Tentang Kesehatan


Pasal 50
Ayat : 1.Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan & melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan.
Pasal 53
Ayat : 1.Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
2.Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi & menghormati hak-hak pasien
4.Ketentuan mengenai standar profesi & hak-hak pasien sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 54
Ayat: 1.Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.2.Penentuan ada tidaknya
kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditentukan oleh Majlis
disiplin tenaga kesehatan.

2.3 Tujuan Ditetapkannya Standar Profesi


Komalawati (2002: 177) menyebutkan beberapa tujuan ditetapkannya standar pelayanan medis
atau standar profesi medis, antara lain adalah:

Untuk melindungi masyarakat (pasien) dan praktek yang tidak sesuai dengan standar
profesi medis.
Untuk melindungi profesi dan tuntutan masvarakat yang tidak wajar.

Sebagai pedoman dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan


kedokteran.

Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

2.4 Standar Profesi dalam Bidang Kesehatan


A. Dokter

Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi kontak pertama paien dengan dokternya
untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit,
organologi, golongan usia dan jenis kelamin.
Standar profesi adalah batasan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional
(knowledge, skill and profesionaiattitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang dokter
spesialispenyakit dalam untuk melakukan kegiatan profesionalnya kepada masyarakat secara
mandiri.

Kewajiban Dokter terhadap profesinya antara lain:

Setiap Dokter harus menjungung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah


kedokteran.
Seorang Dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi

Dalam meakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan keuntungan pribadi

Setiap dokter wajib melindungi makhluk insani

Dalam melaksanakan pekerjaanya, seorang Dokter harus mengutamakan kepentingan


masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

B. Perawat
UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Perawat, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seorang dapat dikatakan sebagai perawat dan mempunyai tanggung jawab sebagai perawat
manakala yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan
perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat
tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun,
melainkan dengan melalui jenjang pendidikan perawat.
Standar Profesi Keperawatan:

Standar praktek keperawatan adalah ekspektasi minimal dalam memberikan asuhan keperawatan
yang aman, efektif, dan etis. Standar praktek keperawatan merupakan komitmen profesi
keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota
profesi.
Standar praktek keperawatan meliputi :

Standar I : Ilmu keperawatan


Perawat profesional melaksanakan prakteknya didasarkan pada ilmu keperawatan dan
materi yang relevan dengan keperawatan yang berasal dari ilmu-ilmu lain dan humaniora,
serta
secara
terus-menerus
mengembangkan
diri
sepanjang
kehidupan
keprofesiannya.perawat profesional harus memahami dan menganalisis empat konsep
serta hubungan keempatnya yang terdiri dari keperawatan, manusia, konsep sehat-sakit
serta lingkungan, memahami peran perawat profesional, hubungan antara perawat dengan
individu dan kelompok,hubungan antar sesama perawat, hubungan antara perawat dengan
disiplin/profesi kesehatan lainnya,memahami tahapan proses keperawatan, prinsip-prinsip
dalam intervensi keperawatan, menganalisis kesehatan yang lazim terjadi,memahami
keadaan klien ; kritis, akut, resiko tinggi ataukah normal. Menganalisis isu-isu tentang
keperawatan, kerangka konsep tentang etik dan legislasi yang mempengaruhi situasi
dimana perawat bekerja. Memahami metodologi penelitian dalam keperawatan, konsep
kepemimpinan, manajemen sumber-sumber pelayanan kesehatan, dan sistem pelayanan
kesehatan.

Standar II : Akontabilitas profesional


Perawat profesional menjalankan fungsi independen dan interdependen serta harus dapat
memenuhi persyaratan etis dan legal dalam menjalankan praktek profesionalnya.

Standar III : Pengkajian


Perawat profesional melalui konsultasi dengan klien mengumpulkan data tentang
kesehatan klien secara sistematis untuk pemeriksaan awal, pengkajian yang terusmenerus dan pengkajian yang lebih rinci untuk hal-hal tertentu dalam rangka menentukan
satu atau lebih diagnosa keperawatan.

Standar IV : Perencanaan
Perawat profesional melalui konsultasi dengan klien mengindentifikasi prioritas, waktu
pencapaian, dan strategi/intervensi dari standar rencana keperawatan yang bersifat
individual sehingga dapat mencapai hasil akhir yang paling mungkin dicapai untuk setiap
klien.

Standar V : Implementasi

Membuat pertimbangan dalam memodifikasi tahap implementasi untuk disesuaikan


dengan situasi klien.

Standar VI : Evaluasi
Perawat profesional berkonsultasi dengan klien secara sistematika mengevaluasi
sejauhmana hasil yang diharapkan telah dicapai.perawat profesional mengevaluasi
asuhan keperawatan terhadap klien secara individu maupun keseluruhan praktek
keperawatan yang telah dilaksanakannya.Perawat profresional berpartisipasi dalam
mengevaluasi sistem pemberian pelayanan keperawatan.

C. Bidan
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan
berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak
balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu :
1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
3. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.

7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan 5 tahun).
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan
dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan
kegiatan asuhan kebidanan.

Kewajiban bidan terhadap profesinya:

Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat
Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang
dapat
meningkatkan
mutu
dan
citra
profesinya.
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik

Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Setiap
bidan
wajib
memelihara
kepribadian
dan
Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan
Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada


pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

penampilan

diri.

Kode Etik Bidan Indonesia:


Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Kode Etik Bidan Indonesia, meliputi :


Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,


menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,


keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart
kesehatannya secara optimal.

D. Perekam Medis
PERMENKES No. 269/Menkes/Per/2008 tentang Rekam Medis /Medical record
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien.
Sedangkan Perekam Medis adalah salah satu profesi kesehatan yang bertanggung jawab mengisi
berkas rekam medis dan memiliki standar kompetensi serta mampu merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan menilai mutu rekam medis.
Kompetensi Perekam Medis
Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman buku
ICD yang berlaku (ICD-10 Volume 2), Mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk memenuhi
sistim pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk kebutuhan analisis sebab tunggal
penyakit yang dikembangkan, Mengklasifikasikan data kode diagnosis yang akurat bagi
kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang diharuskan, Menyajikan
informasi morbiditas dengan akurat dan tepat waktu bagi kepentingan monitoring KLB
epidemiologi dan lainnya, Mengelola indeks penyakit dan tindakan guna kepentingan laporan

medis dan statistik serta permintaan informasi pasien secara cepat dan terperinci.,
Menjamin validitas data untuk registrasi penyakit, Mengembangkan dan mengimplementasikan
petunjuk standar koding dan pendokumentasia
Kewajiban Perekam Medis Terhadap Profesinya :
1. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode Etik
Profesi.
2. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan.
3. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta men
ingkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi.

Kewajiban Umum Perekam Medis:


1. Di dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI.
2. Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi tertinggi.
3. Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan selalu
berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
4. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang
terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan
pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku.
5.

Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi
pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial.

6. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan
penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.

KODE ETIK
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan penerapannya
didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis
merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan
Profesional Perekam Medis Indonesia (PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam

mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun


masyarakat luas.
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO 377/
MENKES/ SK/ III/ 2007
Standar profesi ini disusun sebagai pedoman bagi tenaga profesi manajemen informasi
kesehatan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
kesehatan di indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan (winsley : 1064 )
Dalam melaksanakan kewajibannya para Profesional harus mengacu pada standar profesi
menurut bidangnya masing- masing. standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenaan dengan pelayanan medik,
pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik yang terutama dititik beratkan pad
proses tindakan medic. (Komalawati, 2002: 177).
Tujuan ditetapkannya standar pelayanan medis atau standar profesi medis, antara lain adalah
untuk melindungi masyarakat (pasien) dan praktek yang tidak sesuai dengan standar profesi
medis, untuk melindungi profesi dan tuntutan masvarakat yang tidak wajar, sebagai pedoman
dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan kedokteran, dan sebagai
pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Maka dari itu dalam berbagai profesi khususnya dalam bidang kesehatan seperti Dokter, perawat,
bidan maupun Perekam medis ditetapkan standar profesi sebagai acuan dalam melaksanakan
tugas- tugasnya.

3.2 Saran
Diharapkan para professional dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan
mengetahui dan berpedoman terhadap standar profesi yang telah ada dan berlaku di Indonesia
guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga terjalin kepercayaan antara pasien
dengan profesi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Website :www.hukor.depkes.go.id /2013/11/01 16:30
akperbaramui.blogspot.com/2013/11/02/makalah-standar-profesi.html 11:04
Buku:
Akasah,2008, Modul Pengelolaan System Rekam Medis (PSRM I), POLITEKNIK PIKSI
GANESHA.BANDUNG
Alexandra indriyanti Dewi,2008, Etika Dan Hukum Kesehatan, pustaka book publisher
Dr. Herdiman T. Pohan, SpPD, KPTI, 2009, Standar Profesi Dokter Spesialis Penyakit Dalam
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai