Family PROFESI TENAGA KESEHATAN dan TENAGA KESEHATAN LAINNYA Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 24 ayat (1); Tenaga kesehatan harus memenuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan atau asuhan kesehatan, standar pelayanan atau asuhan, dan standar prosedur operasional; ayat (4) Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; ayat (2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi profesi Menteri Kesehatan No. 49 Tahun 2013
• Pasal 4 ayat (1) untuk mewujudkan tata kelola klinis
yang baik semua pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan di Rumah Sakit dilakukan atas penugasan klinis dari Kepala/Direktur Rumah Sakit; • Ayat (3) surat penugasan klinis diterbitkan oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit berdasarkan rekomendasi ketua komite Staf profesi Kesehatan dan komite tenaga Kesehatan lainya. Keselamatan pasien dapat diwujudkan apabila Staf profesi kesehatan (TenKes lainnya) mempunyai kemampuan sebagai tenaga kesehatan professional yang dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki serta melaksanakannya sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Staf profesi Kesehatan (TenKes lainnya) dalam
melaksanakan tugasnya harus memperhatikan hak- hak pasien sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan menghasilkan kepuasan pasien Komite tenaga kesehatan lainya adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan professio- nalisme tenaga Kesehatan &TenKes lainya (analis kesehatan, farmasi, ahli gizi, radiografer, fisioterapi dan perawat gigi) melalui; mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan profesi sehingga pelayanan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar yang baik (etis) sesuai kode etik profesi (hanya diberikan oleh tenaga kesehatan lainya yang kompeten dengan kewenangan yang jelas. Tenaga kesehatan lainya yang dimaksud adalah seseorang yang telah lulus pendidikan D3/ S-1 (analis kesehatan, farmasi, ahli gizi ,
radiografer, fisioterapi dan ahli teknis
elektro medis) dan profesi apoteker didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. KEWENANGAN KLINIS
Tenaga profesi dalam menjalankan dan melaksanakan
tugas profesinya wajib menghormati hak pasien, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan informasi, meminta persetujuan terhadap tindakan akan dilakukan, dan melakukan catatan profesi dengan baik. Tenaga kesehatan lainnya dalam menjalankan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi, sehingga masyarakat terlindungi karena menerima pelayanan kesehatan yang bermutu. Landasan utama Tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan praktik professional adalah memiliki kompetensi keilmuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan pelatihan Kewenangan klinis adalah hak yang diberikan kepada tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan asuhan pelayan kesehatan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (Clinical Appointment). Penugasan klinis (Clinical Appointment) adalah penugasan kepala Direktur Rumah Sakit kepada tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan asuhan pelayanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya Tenaga kesehatan harus kompeten mempunyai sikap rasional, etis dan professional juga memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan Negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Tenaga kesehatan lainnya juga diharuskan akuntabel terhadap pelayanan kesehatan, yang berarti dapat memberikan pembenaran terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan dengan konsekuensi dapat di gugat secara hukum apabila melakukan praktik tidak sesuai dengan standar profesi, kaidah etik dan moral, standar pelayanan (praktik) dan standar pendidikan. Tenaga kesehatan juga diharuskan akuntabel terhadap pelayanan kesehatan, yang berarti dapat memberikan pembenaran terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan dengan konsekuensi dapat di gugat secara hukum apabila melakukan praktik tidak sesuai dengan standar profesi, kaidah etik dan moral, standar pelayanan (praktik) dan standar pendidikan Hanya Tenaga kesehatan dan TenKes lainnya yg professional yang memenuhi standar profesi saja yang akan mendapatkan lisensi atau ijin melakukan praktik. Ditetapkannya standar profesi Tenaga kesehatan dan TenKes lainya adalah untuk menjamin perlindungan terhadap mesyarakat penerima Kewenangan klinis merupakan uraian intervensi Tenaga kesehatan & TenKes lainnya yang dilakukan oleh Tenaga kesehatan lainnya berdasarkan area praktiknya. Asuhan Tenaga kesehatan (lainnya) yang diberikan pada pasien di rumah sakit hanya boleh dilakukan oleh staf Tenaga kesehatan lainnya yang telah diberi kewenangan klinis melalui proses kredensial sehingga asuhan Tenaga kesehatan lainnya yang diberikan tepat sasaran dan hasilnya memuaskan serta dapat meningkatkan mutu pelayanan Tenaga kesehatan (lainnya) di rumah sakit. DELEGASI TINDAKAN MEDIS
Dalam tenaga kesehatan (lainnya) dikenal tindakan
yang bersifat mandiri dan tindakan yang bersifat delegasi. Kewenangan tenaga kesehatan (lainnya) untuk melakukan tindakan medik merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu perlu di kredensial. Tindakan medik yang bersifat delegasi tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi, diatur secara tersendiri oleh Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Thank You!