A. Latar Belakang
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi serta
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam
pembukaan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Praktik laboratorium yang dilakukan bersifat unik yaitu konstan,
berkesinambungan, komunikatif dan advokativ. ATLM sebagai profesi mempunyai
body of knowledge, besifat altruistik, memiliki standar dan etika profesi, sehingga
ATLM dalam memberikan pelayanan laboratorium kepada pasien harus
memperhatikan kaidah moral dan etik serta berdasarkan kompetensi yang sesuai
dengan standar sehingga masyarakat terlindungi dalam mendapatkan pelayanan yang
bermutu.
Pasal 63 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan
bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan berdasarkan ilmu kedokteran hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu.
Dalam hal ini diperlukan tenaga ATLM yang kompeten, mampu berpikir kritis,
selalu berkembang serta memilliki etika profesi sehingga pelayanan laboratorium
dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga
standar dan kompetensi ATLM yang akan berhadapan langsung dengan pasien di
rumah sakit, dimana pemberi pelayanan dilakukan oleh ATLM yang kompeten
dengan melalui mekanisme kredensial yaitu proses evaluasi terhadap tenaga ATLM
untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan untuk melindungi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial profesi ATLM
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan rekredensial bagi staf
ATLM.
b. Memberikan panduan bagi bagian kredensial dalam menyusun jenis- jenis
kewenangan klinis bagi setiap staf laboratorium untuk melakukan pelayanan
di Instalasi laboratorium.
c. Memberikan panduan bagi komite Kredensial profesi ATLM untuk
merekomendasikan kewenangan klinik sesuai profesi (Clinical Privilege)
bagi staf untuk melakukan tindakan.
C. Daftar Istilah
1. Ahli Teknologi Laboratorium Medik /ATLM adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis
medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan
tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan
dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.
2. Kewenangan Klinis ATLM adalah uraian intervensi bagi ATLM yang dilakukan
oleh tenaga ATLM berdasarkan area praktiknya.
3. Penugasan Klinis adalah penugasan Kepala/Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
ATLM untuk melakukan praktek di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar
Kewenangan Klinis.
4. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga ATLM untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
5. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga ATLM yang telah
memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
Kewenangan Klinis tersebut.
6. Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga ATLM dengan reputasi dan kompetensi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga ATLM.
7. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga ATLM yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 144, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607)
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 977)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 nomor 1320) 1.4.5. Standar Profesi dan Kode Etik ATLM
5. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 42 tahun 2015, tentang Penyelenggaraan
Praktek Ahli Teknologi Laboratorium Medik Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 170 Tahun 2018 Tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Kesehatan
Manusia dan Aktivitas Sosial, Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Manusia
Bidang Teknologi Laboratorium Medik
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/313/2020 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Medik
BAB II
KREDENSIAL ATLM
d. Profesionalisme
Profesional bermakna pada hubungan profesi dan kepandaian khusus
untuk menjalankan tugas dan perannya. Seorang profesional memiliki
tanggung jawab terhadap keahlian dan dan dipertanggungjawabkan
terhadap tindakannya
e. System-Based Practice
Adalah cara yang paling efisien dan paling efektif untuk menyelesaikan
tugas/pekerjaan. Penerapan didasarkan pada pengetahuan untuk
meningkatkan dan mengoptimalkan kompetensi
Dasar yang terpenting bagi seorang mitra bestari adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai spesifikasi/kualifikasi yang sama
Seorang mitra lebih ditekankan pada suatu kualifikasi keilmuan yang
sebidang atau seprofesi. Hal ini diperlukan untuk dapat mengkaji lebih
dalam terhadap kompetensi profesi dalam melakukan pelayanan
kesehatan terhadap keselamatan pasien
b. Mempunyai keahlian yang sesuai
Seorang mitra sebaiknya diperankan seseorang yang memiliki keahlian
saat itu Syarat menjadi mitra bestari proses kredensial ATLM selain
syarat-syarat umum seperti di atas adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan minimal Diploma III
2) Pengalaman kerja minilal 5 tahun
3) Pelatihan yang diikuti minimal pelatihan asesmen kredensial,
pelatihan asesor kredensial/asesor kompetensi.
3. Tupoksi
a. Peran komite tenaga kesehatan lain dalam proses kredensial ATLM adalah
meningkatkan profesionalisme dengan cara:
1) Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga kesehatan lain/ATLM
yang akan melakukan pelayanan. Berdasarkan hasil proses
kredensial, komite tenaga kesehatan lain merekomendasikan
kepada Kepala/ Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan
Penugasan Kerja Klinis yang akan diberikan kepada tenaga
kesehatan lain/ATLM berupa Surat Penugasan Kerja Klinis.
Penugasan kerja klinis tersebut berupa daftar kewenangan klinis
yang diberikan oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
kesehatan lain/ATLM untuk melakukan pekerjaan/pelayanan
dalam lingkungan rumah sakit untuk sutu periode tertentu
2) Memelihara mutu profesional tenaga kesehatan lain/ATLM
3) Menjaga disiplin, etika dan perilaku tenaga kesehatan lain/ATLM
b. Tugas Mitra bestari dalam pelaksanaan kredensial ATLM adalah:
1) Melakukan pengkajian terhadap keilmuan, desain/cara dan
prosedur yang dimiliki oleh pemohon/ATLM
2) Melakukan supervisi ATLM di fasilitas kesehatan secara spesifik
3) Melakukan pengawasan dan dokumentasi bukti seperti orientasi,
pendampingan kompetensi dan pendampingan etika disiplin
profesi
4) Memantau dan mengevaluasi kebutuhan tenaga kesehatan agar
terpenuhi sesuai kebutuhan
5) Memiliki akses kewenangan terhadap pelatihan yang dibutuhkan
oleh tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan
(Training Need Assesment)
6) Memberikan rekomendasi pemberian kewenangan ATLM
berdasarkan penilaian/evaluasi pengkajian portofolio pemohon.
Rekomendasi dapat berupa :
a) Kewenangan diberhentikan
b) Kewenangan ditambah/dikurangi
c) Kewenangan diberikan dengan supervisi
d) Kewenangan diberikan sepenuhnya
A. IDENTITAS PEMOHON
Nama :
NIK :
TTL :
Alamat :
B. STATUS REGISTRASI
No STR :
No SIP
No Ijazah :
Asal Institusi :
Tanggal lulus :
Pendidikan :
Kredensial
Re Kredensial
Penambahan/Pengurangan Kewenangan
D. PRASYARAT KREDENSIAL
a. Apakah Saudara pernah dilakukan proses kredensial sebelumnya? Kapan?
......................................................................................................................................
b. Apakah Saudara sudah memiliki surat penugasan klinis? Jika memiliki, tulis tangal
dan nomer surat tersebut.
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
d. Apakah Saudara pernah terlibat dalam kasus hukum berkaitan dengan kewenangan
klinis Saudara?
......................................................................................................................................
e. Tuliskan kegiatan CPD yang saudara ikuti dalam 3 tahun terakhir
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah benar
adanya. Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar maka saya
bersedia menanggung segala konsekuansi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Selong,…… ………………….202….
Pemohon
____________________________
NIP/NIKRS.