Anda di halaman 1dari 40

BIODATA

Nama : Hj.Toeti Rahajoe, Amd AK, SKM, M.Kes


Pendidikan : 1. SMAK 17 Agustus 1945 Th 1988
2. D1 Teknik Lingkungan IPB Th 1998
3. D3 AAK 17 Agustus 1945 Th 2002
4. S1 Kesehatan Lingkungan UNDIP Th 2008
5. S2 Magister Kes Ling UNDIP Th 2016
Pekerjaan : 1. Asisten SMAK 17 Agustus 1945 Th 1988-1991
2. PNS Balai LabKes PAK Th 1991-sekarang
3. Surveyor KALK Th 2009-sekarang
4. Staf Pengajar Fikkes UNIMUS (Dosen NIDK)
Th 2009-sekarang
5. Staf Pengajar Progsus AAK 17 Agustus 1945 (DTT)
Th 2012-sekarang
6. Staf Pengajar Polteka Mangunwijaya (DTT)
(2014-sekarang)
Organisasi : 1. Pengurus DPW PATELKI Jawa Tengah Th 2009-sekarang
2. Pengurus KAK3RS Pusat Th 2017-sekarang
LEGALITAS, KOMPETENSI DAN
ETIKA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

Toeti Rahajoe

Disampaikan Pada Pelatihan Phlebotomi


DPC PATELKI KOTA SEMARANG

Semarang, 25 agustus 2018


Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. PerMenpan No. Per/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Labkes dan Angka Kreditnya
3. KepMenKes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
4. PerMenKes No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
5. PerMenKes RI No. 43 Th 2013 tentang Cara Pengelenggaran
Lab. Klinik yang Baik
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
7. Permenkes 42 tahun 2015 tentang Ijin dan Penyelengaraan Praktik
ATLM
1. Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Pasal 23 (1)
 Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
Pasal 23 (2)
 Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki
Pasal 24 (1)
 Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi
ketentuan, kode etik standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan standar prosedur operasional
Pasal 24 (2)
 Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur oleh ORGANISASI PROFESI
2. Undang Undang RI No. 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan Pasal 1 (1) :

 Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang


mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Tujuan adanya legalitas
 Mengatur yg boleh dan tidak boleh
 Berisi hak dan kewajiban
 Tujuan : membentuk masyarakat yg ideal
 Pentaatan datang oleh karena adanya sanksi
 Hukum yg baik hanya mengatur hal² lahiriah
 Sanksi: oleh penguasa
 Daerah hukum: lebih luas
 HUBUNGANNYA DENGAN LAYANAN PASIEN MENGAWAL MUTU
DAN KESELAMATAN SECARA LEGAL
Landasan Hukum

Setiap orang mempunyai hak dlm memperoleh


pelayanan kesehatan yg aman, bermutu dan
terjangkau. UU.36 thn.2009. Psl. 5 (2)

 Nakes harus membentuk Organisasi Profesi sbg


 wadah untuk meningkatkan & mengembangkan
 pengetahuan & keterampilan, martabat serta etika
 profesi Nakes. UU.36 thn 2014, Psl.50(1)

Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktek


berkewajiban untuk mematuhi standar profesi,
standar pelayanan profesi, SOP dan etika profesi.
UU No.36/2014 Psl .66
Masalah Medikolegal Phlebotomi
 siapa pelaksana phlebotomi (kompetensi
dan kewenangannya)
 bagaimana prosedur standarnya
 perlukah supervisi
 siapa yang bertanggungjawab atas risiko
yang terjadi.
Plebotomi
(Kompetensi & Kewenangan)

Pendidikan/
Kompetensi
pelatihan
Phlebotomi
Pemerintah
Kewenangan
(regulasi)
Kewenangan
Kewenangan atau authority diperoleh dari
pemerintah atau pemegang otoritas dibidang tersebut
melalui pemberian izin, dan legalitasnya diatur dalam
peraturan perundang undangan

 Kewenangan hanya diberikan kepada mereka yang


memiliki kemampuan, namun adanya kemampuan
tidak berarti dengan sendirinya memiliki kewenangan
Praktik Tenaga kesehatan

Pasal 65 UU
No.36/2014
2g Nakes :
Tenaga Kesehatan
MANDAT
Pelimpahan
wewenang dalam melakukan
pelayanan kesehatan,
dapat menerima DELEGATIF
pelimpahan
tindakan medis dari
tenaga medis
Pengertian Kompetensi dalam Pendidikan
(Pengetahuan)
KOGNITIF

Kemampuan
(Bloom)

AFEKTIF PSIKOMOTOR
(Sikap, Nilai, Minat) (Ketrampilan)
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI KURIKULUM


PELAYANAN NAKES PENDIDIKAN

CONTINOUS UJI KOMPETENSI


PROFESIONAL (BLUE PRINT)
DEVELOPMENT
Pelayanan Kesehatan
 Health Receivers :
- Pasien
- Mereka yg ingin memelihara
kesehatan

Health Providers :
- Medical providers (dr, drg)
- Tenaga kesehatan lain (perawat,
apoteker, analis, bidan, ahli gizi, dll)
Unsur Pelayanan Kesehatan

Aspek keilmuan/keterampilan profesi


Etika
Hukum  legalitas
 Administratif
 Pidana
 Perdata
Fungsi : memberikan kepastian dan
perlindungan hukum
Aspek administratif :
 Ijazah / sertifikat
 STR
 SIK
 SOP/Penugasan
Aspek pidana :
 Perilaku amoral
 Pidana administratif
Aspek perdata :
 Ikatan kontrak terapeutik
 Hubungan dengan pasien
Hubungan dengan pasien
 Saling memberi prestasi (kewajiban)
 Hak
 Perdata :
 Saling setuju
 Cakap/terampil
 Hal tertentu  pemeriksaan atau tindakan
medik
 Hal yang halal  tidak bertentangan dengan
kesusilaan
STANDAR KOMPETENSI

 Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses


teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu
Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien, labeling, penanganan, pengawetan,
fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen
 Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan
pengendalian mutu dan prosedur laboratorium
Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium
Kompetensi Profesional Phlebotomis
 Kompetensi kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut
personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin
melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat
diamati, diukur dan dievaluasi
 Kompetensi profesional didapatkan melalui pendidikan,
pelatihan dan pemagangan dalam periode yang lama
dan cukup sulit, pembelajarannya dirancang cermat dan
dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian
sertifikasi (Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi).
 Kompetensi : kemampuan/pengetahuan yang
dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan suatu
tugas/aktifitas tertentu dengan berhasil.
 Profesional : seorang yang memiliki kompetensi tinggi
dalam melaksanakan aktifitas tertentu.
 Seorang Phlebotomis harus memiliki pendidikan atau
pelatihan yang sesuai dengan flebotomi yang
dilaksanakan dirumah sakit atau tempat pelatihan
yang dilatih oleh tenaga pelatih kompeten.
 Lama waktu pelatihan atau pendidikan disesuaikan
dengan aturan yang telah ditetapkan.
Karakteristik Kompetensi Phlebotomis
1. Motif (Motives): segala hal yang dipikirkan atau
diinginkan sehingga mendorong seseorang untuk
melakukan plebotomi
2. Bawaan (sifat) : ciri khas fisik dan tanggapan yang
konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi
untuk melakukan plebotomi
3. Pengetahuan (Knowledge): informasi keilmuan yang
dimiliki seseorang di bidang plebotomi
4. Keahlian (Skill): kemampuan seseorang dalam
melakukan tugas-tugas fisik atau mental dalam
melakukan plebotomi
Kompetensi seorang phlebotomis :

 Berpengetahuan
 Bekerja sesuai SOP
 Memahami proses pre-analitik, analitik
 Komunikasi dengan baik (efektif)
 Memahami universal precaution
 Mampu mengevaluasi
Kompetensi Profesional
(Standar Profesi & Standar Pelayanan)
 Standar Profesi (Kepmenkes RI No :
370/Menkes/SK/III/2007)  Standar Kompetensi
 Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis
operasional pelayanan laboratorium :
 Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk penyiapan
pasien, labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen
 Permenkes No. 411 Tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik Pasal 17 ayat (2) :
 Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan pemeriksaan
laboratorium sesuai standar pelayanan dan SOP
 Kep Dirjen Yanmed Depkes RI No. HK.00.06.3.3.10381
tanggal 3 Desember 1998 tentang Pengelolaan
Laboratorium Klinik Rumah Sakit
 Uraian tugas tenaga analis kesehatan/medis adalah mengambilan
dan penanganan bahan pemeriksaan laboratorium
 Per Menpan No. Per/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Labkes dan Angka Kreditnya dan
Kepmenkes tentang Juknis Pelaksanaan Penilaian
Jabatan Fungsional Pranata Labkes
 Mempersiapkan Pasien, mempersiapkan peralatan dan bahan
penunjang untuk pengambilan spesimen/sampel, mengambil
spesimen/sampel dengan tindakan sederhana (darah vena)
 PMK RI No. 42 Th 2015 Ttg Izin dan Penyelenggaraan
Praktik ATLM
Pasal 14
(1) Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam
menyelenggarakan atau menjalankan praktik di bidang
pelayanan kesehatan di Laboratorium pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan mempunyai kewenangan:
a. mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan di
laboratorium;
b. melakukan pengambilan dan penanganan spesimen darah
serta penanganan cairan dan jaringan tubuh lainnya;
c. ……
KETENTUAN PERALIHAN
( PMK 42/2015 ttg Izin dan Penyelenggaran Praktik ATLM)
Pasal 23

(1) Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang telah menyelenggarakan


atau menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sebelum diundangkannya Peraturan Menteri
ini, dinyatakan telah memiliki SIP-ATLMberdasarkan Peraturan
Menteri ini.
(2) Ahli Teknologi Laboratorium Medik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus telah memiliki SIP-ATLM berdasarkan Peraturan
Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
(3) Ahli Teknologi Laboratorium Medik dengan kualifikasi pendidikan di
bawah program diploma tiga yang masih dan telah
menyelenggarakan atau menjalankan praktik pelayanan kesehatan
sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini, tetap dapat
menyelenggarakan atau menjalankan praktik pelayanan kesehatan
 paling lama sampai dengan tanggal 17 Oktober 2020.
ASPEK PELANGGARAN DALAM MELAKSANAKAN
KEWENANGAN DAN KOMPETENSI TENAGA
KESEHATAN
UU RI No. 36/2014 ttg Nakes
DIPATUHI
Pasal ! (1) setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan d/a
keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan
memerlukan kewenangan melakukan
PELAYANAN KESEHATAN.
Pasal 44 (1) Setiap Nakes
menjalankan Praktik wajib
memiliki STR
Pasal 46 (1)Setiap Nakes
menjalankan praktik
 Ps 85 (1) setiap Nakes dg sengaja praktik
 tanpa STR dikenakan pidana denda Rp
yankes
100.000.000 wajib memiliki izin (SIP)
 Ps 86 Setiap Nakes Praktik tanpa
memiliki izin
 dikenakan pidana denda Rp
100.000.000
Regulasi Perlindungan Hukum

 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan


perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya. (UU No. 36 Tahun 2009, Pasal 27 : 1)
 Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan
yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan. (PP No. 32 Tahun 1996 Pasal 24 : 1)
 Hak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya (SE Dirjen pelayanan Medik
No. YM.02.04.3.5.2504 tertanggal 10 Juni 1997)
Phlebotomi – Etika
Prinsip etika profesional
 Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang
lain atau masyarakat pada umumnya.
 Keadilan
 Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya
 Otonomi
 Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki
dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya
 Standar etik berisikan norma yang :
 Menekankan kepada tidak membahayakan
kepada setiap orang
 Dilaksanakan sesuai dengan kemampuan
teknik dan aturan yang benar
 Memperhatikan kepada hak-hak pasien seperti
kerahasiaan, privatisasi informasi tentang
tindakan medis yang diterima dan tindakan
untuk menolak pengobatan (Garza, 2002)
KOMUNIKASI PHLEBOTOMY

Komunikasi
Interpersonal

Komunikasi
Profesional
Kesan lahiriah dan keramah tamahan mulai dari senyum
yang penuh ketulusan, kerapian berbusana, sikap familiar,
cara berbicara (berkomunikasi) yang mamberikan kesan
menarik, bertempramen bijak, dan mencirikan seorang
Phlebotomis yang berkepribadian yang dibutuhkan
membantu proses penyembuhan bagi pasien
Komunikasi

Verbal : 7 %

Nada : 38 %

Bahasa Tubuh :
55%
Unsur yg dapat berpengaruh terhadap
komunikasi terhadap pasien :
 Aspek sosial, budaya, agama yang
beragam dan mewarnai perilaku
masyarakat
 Sikap tenaga kesehatan yang selalu
membuka diri
 Memahami perspektif pasien
Etika :
• Mengetuk pintu saat memasuki ruangan
• Menyapa, tersenyum
• Memperkenalkan diri, memandang,dan bicara
jelas
• Menjelaskan tujuan dan prosedur Phlebotomi
• Mendengarkan dengan penuh perhatian
• Berpenampilan tenang
• Merespon keinginan pasien
• Perlindungan selama Phlebotomi:
– Disediakan kursi , tempat tidur atau meja yang
didesign nyaman untuk phlebotomi
– Posisi tubuh pasien dibuat nyaman sehingga apabila
pasien syncope, tidak jatuh ke lantai
– Jangan meninggalkan pasien sebelum jelas aman,
dengan memeriksa label, formulir permintaan, serta
observasi risiko syncope.
– Tanyakan keluhan pasien
 Tolak Ukur Kinerja Phlebotomis
 Tingkat kepatuhan terhadap kebijakan/SOP
 Tingkat kemampuan komunikasi, etika komunikasi,
mendengar, pengendalian intonasi suara,
kemarahan pasien, bekerja sama dalam melakukan
komunikasi melalui telepon
 Tingkat pemenuhan kepuasan pelanggan seperti
memperpendek waktu pelayanan, komplikasi dalam
melakukan plebotomi
 Tanggung jawab sebagai tenaga profesional
 Pengetahuan tentang terminologi medis atau
laboratorium
 Pengukuran efisiensi dan kualitas jumlah
pengambilan darah yang tidak ada komplikasi pada
periode tertentu, jumlah spesimen yang ditolak
pada waktu tertentu, angka kultur darah yang
terkontaminasi
KUIS
Pertanyaan :
Kode etik Profesi ATLM :
(Kepmenkes No. 370 Tahun 2007)
Jawab :
1. teliti dan cekatan,
2. jujur dan dapat dipercaya,
3. rasa tanggungjawab yang tinggi,
4. mampu berkomunikasi secara efektif,
5. disiplin dan
6. berjiwa melayani

Anda mungkin juga menyukai