Anda di halaman 1dari 42

Pengertian

 Fhlebotomy berasal dari


Bahasa Yunani :
Phlebos : vena,
Tome : insisi
 Phlebotomy (venesection)
is the act of drawing or
removing blood from the
circulatory system through
a cut (incision) or puncture
in order to obtain a sample
for analysis and diagnosis
Phlebotomy
 Suatu tindakan (intervensi tubuh, efek samping, alat
medis)
 Tujuan :
 Pemeriksaan Laboratorium
 Pengobatan (kuratif)
 Donor darah
 Tenaga kesehatan profesional
 Kompetensi
 Kewenangan
Phlebotomy untuk pemeriksaan
laboratorium
 Tujuan adalah memperoleh sampel darah dalam
volume yang cukup untuk pemeriksaan
laboratorium.
 Hal yang harus diperhatikan :
 pencegahan interferensi preanalisis
 memasukkannya ke dalam tabung yang benar
 memperhatikan keselamatan (safety)
 sesedikit mungkin menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien.
Faktor resiko
 Perdarahan yang berlebihan,
 Pingsan,
 Hematoma,
 Infeksi
 Terjadinya beberapa tusukan akibat sulitnya
mencari vena.
Bila dikaitkan dengan pemeriksaan terhadap
darah yang diambilnya, maka risiko lainnya
adalah
 Tertukarnya sampel,
 Pengenceran darah bila diambil dari iv-line,
 Emboli, dll
Isu penting phlebotomi
 Darah apa yang akan diambil,
 Peralatan apa yang akan dipakai,
 Dibagian anatomi mana mengambilnya,
 Adakah iv-line yang sudah terpasang,
 Bagaimana mencegah infeksi,
 Bagaimana mencegah atau mengurangi rasa
sakit,
 Bagaimana berkomunikasi dengan pasien -
termasuk memperoleh persetujuannya,
 Bagaimana prosedur pelaksanaan yang benar
agar tepat mengenai vena,
 faktor safety.
Masalah Medikolegal Phlebotomi
 Siapa pelaksana
phlebotomi
(kompetensi dan
kewenangannya)
 Bagaimana prosedur
standarnya
 Perlukah supervisi
 Siapa yang
bertanggungjawab atas
risiko yang terjadi.
Pelayanan Kesehatan
 Health Receivers :
- Pasien
- Mereka yg ingin
memelihara kesehatan
 Health Providers :
- Medical providers (dr,
drg)
- Tenaga kesehatan lain
(perawat,
apoteker, ATLM,
bidan, ahli gizi, dll)
Unsur Pelayanan Kesehatan
 Aspek keilmuan/keterampilan profesi
 Etika
 Hukum  legalitas
 Administratif
 Pidana
 Perdata
Fungsi : memberikan kepastian dan
perlindungan hukum
 Aspek administratif :
 Ijazah / sertifikat
 STR
 SIP
 SOP/Penugasan/SPKK
 Aspek pidana :
 Perilaku amoral
 Pidana administratif
 Aspek perdata :
 Ikatan kontrak terapeutik
 Hubungan dengan pasien
Siapa Pelaksana Phlebotomi ?

Tenaga Kesehatan Profesional


(PROFESI KESEHATAN)
Profesi Kesehatan
 Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi
kriteria :
 Mempunyai pendidikan formal untuk
memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
(kompetensi)
 Diberikan kewenangan untuk melaksanakan
pelayanan kepada klien maupun tenaga kesehatan
lain
 Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan
standar pelayanan yang diakui masyarakat
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi


minimum (Pasal 22 : 1)
Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
(Pasal 23 : 1)
Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki (Pasal 23 : 2)
Phlebotomi
(Kompetensi & Kewenangan)

Pendidikan/
Kompetensi
pelatihan
Phlebotomi
Pemerintah
Kewenangan
(regulasi)
Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
harus memenuhi ketentuan kode etik, standar
profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional (Pasal 24 : 1)
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
ORGANISASI PROFESI. (Pasal 24 : 2)
ATLM

Perawat
KOMPETENSI
Bidan

TTD KEWENANGAN ?
Kompetensi dan Kewenangan
 Kompetensi seseorang diperoleh dari pendidikan atau
pelatihan
 Kewenangan atau authority diperoleh dari pemerintah
atau pemegang otoritas dibidang tersebut melalui
pemberian izin, dan legalitasnya diatur dalam peraturan
perundang-undangan
 Kewenangan hanya diberikan kepada mereka yang
memiliki kemampuan, namun adanya kemampuan tidak
berarti dengan sendirinya memiliki kewenangan
Kewenangan Phlebotomi ?
 Tindakan Medik (intervensi tubuh, efek samping,
alat medis)  Kewenangan dokter (UUPK)
 Pendelegasian wewenang :
 Standar Profesi (regulasi)
 Standar Operating Prosedur/SOP (Hospital
by law atau laboratory by law)
 Permintaan pemeriksaan laboratorium
PP No. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga
kesehatan (Pasal 21 : 1)
Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh menteri (Pasal
21 : 2)
Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai standar profesi
…. dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00
(Pasal 35)
PMK no 42 tahun 2015

 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli


Teknologi Laboratorium Medik
Kewenangan Ahli Madya TLM
 Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium

 Pengambilan dan penanganan spesimen darah


serta penanganan cairan dan jaringan tubuh lainnya;
 Mempersiapkan, memilih serta menguji kualitas
bahan/reagensia;
 Mempersiapkan, memilih, menggunakan, memelihara,
mengkalibrasi, serta menangani secara sederhana alat
laboratorium;
 Memilih dan menggunakan metoda pemeriksaan;
(1) Standar Profesi
 Dasar Hukum :
Kepmenkes RI No :
370/Menkes/SK/III/2007
 Merupakan dasar kewenangan
bagi seorang tenaga Analis
Kesehatan dalam melaksanakan
pekerjaan profesionalnya di
Laboratorium Kesehatan
 Acuan standar kompetensi
yang digunakan dalam standar
pendidikan, pelayanan, uji
kompetensi
Standar Kompetensi
 Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses
teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu
Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien, labeling, penanganan,
pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman spesimen
 Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan
pengendalian mutu dan prosedur laboratorium
 Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium
 Standar Kompetensi ATLM , 2014
Area Kompetensi
 Keterampilan laboratorium medik
1. Teknik pengambilan dan
penanganan specimen biologis
2. Uji kualitas media dan reagensia
3. Kalibrasi dan perawatan alat
4. Verifikasi dan validasi metode
5. Teknik pengujian (mikroskopis dan
otomatisasi)
6. Kontrol kualitas dan validasi hasil
Kemampuan Melakukan
Kemampuan
melakukan
pengambilan
spesimen A1 Pengambilan darah Vena 4
sesuai
prosedur yang
tepat
A2 Pengambilan darah kapiler 4

A3 Pengambilan darah arteri 2

A4 Pengambilan Spesimen urine 4

A5 Pengambilan spesimen sel serviks 1


4 Tingkat kemampuan keterampilan
Lab Medik
Terampil melakukan
secara mandiri

Terampil melakukan
dibawah supervisi

Pernah melihat or
didemontrasikan

Mengetahui &
menjelaskan
(2) Standar Pelayanan

 Permenkes No. 411 Tahun 2010 tentang


Laboratorium Klinik
 Pasal 17 ayat (2) tenaga analis kesehatan dan
tenaga teknis yang setingkat mempunyai tugas
dan tanggung jawab :
a. Melaksanakan pengambilan dan penanganan
bahan pemeriksaan laboratorium sesuai standar
pelayanan dan SOP
 Kep Dirjen Yanmed Depkes RI No.
HK.00.06.3.3.10381 tanggal 3 Desember 1998 tentang
Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit
 Uraian tugas tenaga analis kesehatan/medis
adalah mengambilan dan penanganan bahan
pemeriksaan laboratorium
 Per Menpan No. Per/08/M.PAN/3/2006 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Labkes dan Angka
Kreditnya
 Bab V Pasal 8 tentang rincian kegiatan dan
unsur yang dinilai sesuai jenjang jabatan yaitu
mengambil spesimen/sampel laboratorium
Siapa yang bertanggungjawab atas
risiko yang terjadi ?
Dasar Hukum
 UU 36/2009 Ps 5 (2) ; Setiap orang punya hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau.
 UU 36/2009 Ps 58 : Setiap orang berhak menuntut ganti
rugi thd seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yg menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
Tanggung Jawab Hukum

RS Owner

Perdata ATLM

Kelalaian
Klinik/Lab Pj lab
/kesalahan

Pidana Diri sendiri Owner


Tanggung Jawab Perdata
 Bila telah ada kerugian
 Dasar :
 Ps 1365-1367 KUH Perdata
 Ps 58 UU 36/2009 ttg Kesehatan
 UU Perlindungan Konsumen
 Siapa bertanggung Jawab :
 Analis
 Dokter Penanggungjawab
 Institusi
KUH Perdata
 PS 1365
 Perbuatan salah mengakibatkan kerugian
 PS 1366
 Kelalaian mengakibatkan kerugian
 PS 1367
 Bertanggungjawab juga atas kesalahan anak buah
 PS 1370
 Peluang minta ganti rugi pada kematian akibat kesalahan
Tanggung jawab Pidana
 Bila melanggar ketentuan Pidana
 Tanggung jawab Individu
 Tidak dapat dialihkan, tapi dapat terjadi penyertaan (Pasal
55-62 KUHP)
 Diatur oleh KUHP dll
 Prosedur : peradilan
 Sanksi : tertentu
 Contoh pidana umum : pembohongan, keterangan palsu,
penahanan pasien, buka rahasia kedokteran tanpa hak,
penyerangan seksual, dll
PERLINDUNGAN HUKUM
Regulasi Perlindungan Hukum
 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya. (UU No. 36 Tahun 2009, Pasal 27 : 1)
 Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan
yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan. (PP No. 32 Tahun 1996 Pasal 24 : 1)
 Hak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya (SE Dirjen pelayanan Medik No.
YM.02.04.3.5.2504 tertanggal 10 Juni 1997)
MOHON DIPERHATIKAN
1. Bekerja Sesuai dengan Kewenangan dan
Standar Profesi
2. Jangan Memasuki Area Pelayanan
Kesehatan di Luar Kewenangannya
3. Merujuk Secepatnya Apabila Sudah
Bukan Kewenangannya
4. Patuhi Segala Peraturan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai