Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 1 :

1. ADINDA INDAR W
2. AJENG PEBRI NINGRUM
3. ANNISA SEKAR
4. DIENA AULIA R
5. FAHRAN FEBRIYANSAH
6. KHOIRUNNISA
7. INDAH GITA C
8. ZAHRA MAYANG KUINE

HUKUM MENGENAI ALTM

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607) Pengaturan terhadap ATLM yaitu tentang nomenklatur
penyebutan profesi ahli teknologi laboratorium medik sebagai tenaga kesehatan pada
kelompok tenaga teknik biomedika. Mengatur tentang tanggung jawab, kewenangan, hak
dan kewajiban, peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, legislasi dan sertifikasi, pembinaan, pemantauan dan
pengawasan tenaga kesehatan serta perlindungan kepada tenaga kesehatan. Mengatur
pula ketentuan pidana apabila tenaga kesehatan melakukan praktik tidak berijin,
melakukan kelalaian, tidak teregistrasi.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063) Pengaturan yang berkaitan dengan tenaga kesehatan secara umum baik
kualifikasi minimal, kewenangan, kewajiban perijinan, pemenuhan kode etik, standar
profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional, mengutamakan hak
pengguna pelayanan bukan pada materi, peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan, pengaturan hak dan kewajiban seperti perlindungan hukum dan
mendapatkan imbalan, mediasi untuk penyelesaian kasus kelalaian tenaga kesehatan.

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431) Mendasari tentang pelimpahan wewenang ATLM dalam
melakukan praktik pengambilan spesimen terutama darah (flebotomi).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2015 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik Mengatur tentang
kualifikasi pendidikan ATLM, Surat Ijin Pratik ATLM, penyelenggaraan praktik ATLM,
pembagian kewenangan ATLM baik sebagai ahli madya maupun sarjana terapan TLM,
hak dan kewajiban ATLM, pembinaan dan pengawasan serta sanksi.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Mengatur tentang ketenagaan salah satunya adalah adanya tenaga
kesehatan yaitu Ahli Teknologi Laboratorium Medik.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang


Registrasi Tenaga Kesehatan Mengatur tentang pelaksanaan registrasi baik mengenai
mekanisme, persyaratan, perpanjangan STR, Tugas, Fungsi dan Wewenang MTKI.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik. Untuk mendukung upaya peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat salah satunya dengan menyelenggarakan laboratorium
klinik secara bermutu melalui pengaturan dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang
dan fasilitas, peralatan, bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan,
pencatatan dan pelaporan. Pada dasarnya kegiatan Laboratorium Klinik harus dilakukan
oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta
memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi
tugas atau tanggung jawabnya. Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau
sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang


Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Laboratorium Puskesmas harus
diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana,
perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan
mutu

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010


tentang Laboratorium Klinik. Pada peraturan ini menjelaskan bahwa tenaga analis
kesehatan dan tenaga teknis yang setingkat mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1)
Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur 2) Melaksanakan kegiatan
pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan 3) Melaksanakan kegiatan keamanan dan
keselamatan kerja laboratorium 4) Melakukan konsultasi dengan penanggungawab teknis
laboratorium atau tenaga teknis lainnya

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran. Sebagai dasar ATLM dalam melakukan kegiatan
pengambilan spesimen darah (flebotomi), adanya proses komunikasi dan persetujuan
tidakan pengambilan darah

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis. Sebagai dasar ATLM untuk pengelolaan hasil pemeriksaan sebagai suatu rekam
medik yang menjadi alat bukti bagi keperluan hukum.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007


tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan. Berisi tentang pedoman
bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan (ATLM) dalam melaksanakan tugas sebagai
tenaga kesehatan dibidang pelayanan laboratorium kesehatan.

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/III/2003


Tentang Laboratorium Kesehatan Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tempat bekerja
ATLM.

14. Uraian mengenai Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan sesuai
jenjang pendidikan SMAK, D-III dan S1 secara lengkap ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) V PATELKI tanggal 22 Mei 2006 dengan Ketetapan Nomor
08/MUNAS-V/05-2006.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi Laboratorium


Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut:

Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fugnsinya di
laboratorium Kesehatan.

Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan


fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya.
Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu:

a. Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila diperlukan),


labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, pemyimpanan dan pengiriman
specimen.

b. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan pemakaian


alat dengan benar.

c. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan


masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.

d. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian specimen.

Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.Memiliki


pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu.Memiliki kewaspadaan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji laboratorium.

15. Uraian lengkap mengenai Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tercantum
dalam Ketetapan MUNAS V PATELKI Nomor 06/MUNAS-V/05 2006 tentang
Penetapan Kode Etik PATELKI tanggal 22 Mei 2006.

Dalam menjankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi Laboratorium


Kesehatan harus mempunyai sikap dan kepribadian sebagai berikut:

1.Teliti dan cekatan

2. Jujur dan dapat dipercaya

3. Rasa tanggungjawab yang tinggi

4. Mampu berkomunikasi secara efektif

5. Disiplin

6. Berjiwa melayani

Anda mungkin juga menyukai