Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

KLINIK BRIMEDIKA
SURABAYA

TAHUN 2022

Jalan Frontage Ahmad Yani No. 169 Surabaya


Telp. (031) 8472120 Fax. (031) 8472130 email. brimedikasurabaya031@gmail.com

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga kami berhasil menyusun buku Pedoman
Pelayanan Laboratorium di Klinik BRIMedika Surabaya.

Klinik BRIMedika Surabaya sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama


dituntut agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel dan
transparan kepada masyarakat, khususnya mendapatkan jaminan keselamatan bagi pasien.
Untuk itu perlu ditingkatkan pelayanannya khususnya dalam pelayanan laboraturium di
klinik kami. Pedoman Pelayanan Laboratorium ini digunakan bagi seluruh petugas
laboratorium di klinik kami.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
berharap atas saran dan masukannya untuk pembenahan kedepannya.Semoga buku ini
bermanfaat bagi kita semua dalam upaya Pelayanan Laboratorium di Klinik BRIMedika
Surabaya.

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
B. Tujuan Pedoman …………………………………………………............................ 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan……………………………………….............................. 2
D. Batasan Operasional ………………………………………………………………. 3
E. Landasan Hukum ………………………………………………………………….... 3
BAB II. STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber daya manusia ………………………………………….............. 4
B. Distribusi Ketenagaan ………………………………………7
C. Jadwal Kegiatan ……………………………………………….7.
BAB III. STANDAR FASILITAS……………………………………
A. Denah Ruangan…..
B. Standar fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


A. Jenis pemeriksaan
B. Prosedur pemeriksaan
C. Rentang nilai rujukan kritis hasil pemeriksaan laboratorium
D. Rujukan Laboraturium
BAB V LOGISTIK
A. Reagen
B. Jenis Peralatan habis pakai
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Klinik BRIMedika Surabaya merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat


tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Untuk menunjang hal tersebut perlu adanya laboratorium klinik yang terintegrasi
sebagai salah satu bagian yang memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan memberikan kontribusi yang maksimal, baik bersifat dasar maupun
pelaksanan laboratorium yang bersifat lanjutan.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana yang baik
untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi laboratorium
sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif dapat tercapai
demikian pula halnya dengan laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom – up serta penganggaran yang
maksimal
diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang hal tersebut
maka diperlukan suatu SDM yang baik, prasarana yang memadai serta standar operasional
prosedur yang baku dan dapat dipedomani yang memiliki dasar teori dan dasar hukum
sehingga
kelalaian dan kegagalan dapat diminimalkan dalam pelayanan.

B. Tujuan Pedoman
Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya merupakan salah satu unit yang memiliki
fungsi sebagai unsur penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik
kuratif, preventif dan rehabilitatif.
Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat
clinical health service maupun public health service yang dilaksanakan secara profesional
sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium
untuk penetapan diagnose, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta

1
penentuan prognosis ,oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin
mutunya sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 411 tahun 2010 tentang
laboraturium klinik .

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pedoman ini secaca garis besar meliputi praanalitik, analitik, pasca
analitik, pemantapan mutu serta kesehatan dan keselamatan kerja. Pedoman ini
membahas pemeriksaan kimia darah metode stick (glukosa darah, asam urat, cholesterol
total) dan swab test (antigen). Spesimen yang dibahas dibatasi pada spesimen darah dan
nasofaring /nasal yang berasal dari manusia. Oleh karena itu pebatasan dalam bidang
Standart Operasional Prosedur kami batasi sebagai mana berikut :

 SOP Pemeriksaan Laboratorium


SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan
spesimen untuk kepentingan penegakan diagnosa suatu penyakit oleh tenaga
medis berdasarkan permintaan medis.
 SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan pemeriksaan untuk
mencegah/ mengurangi resiko terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium
baik
secara langsung maupun tidak langsung
 SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada
kebutuhanbahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang
digunakan yang bertujuan menjaga validitas alat yang digunakan.
 SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk
menjaga keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun setelah jam kerja

2
D. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya melayani pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan permintaan dari pelayanan pasien umum dan BPJS dan tidak menerima pasien
yang berada di luar Klinik BRIMedika Surabaya.

E. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 tentang Laboratorium
Klinik Tahun 2010;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tentang Cara
Penyelengaraan Laboraturium Klinik Yang Baik Tahun 2013;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktek Ahli Tehnologi Dan Laboraturium Medik Tahun 2015;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 tentang
Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 Tahun 2021.

3
BAB II . STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya manusia

Pada Permenkes 411 tentang Laboraturium Klinik tahun 2010, untuk


Laboratorium Klinik Pratama, sekurang kurangnya memiliki sekurang kurang nya
seorang dokter dengan sertifikat pelatihan teknis dan menejemen laboraturium
kesehatan dan tenaga analis 2 orang serta 1 orang tenaga administrasi , maka
dari itu sunsunan kami sebagaiman berikut :
NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1 Penanggung Jawab Dokter Umum 1. dr. Tjahjo Kusuma


Dewanto
2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan 1. .Aqmarina Fildzah Ajis,
A.Md.AK.
2. Herlina Rizki Prianita,
S.Tr.Kes.

Tugas sebagaimana berikut :


1. Penanggung jawab Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya mempunyai
tugas dan tanggung jawab :
a) Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium
b) Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium
c) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium
d) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
2. Tenaga teknis laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya mempunyai tugas
dan tanggung jawab :

4
a) Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
c) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f) Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tanaga administrasi
a. Mengumpulkan data dan hasil laboratorium
b. Menyiapkan form dan pelaporan hasil laboratorium

B. Distribusi Ketenagaan

Laboratorium di Klinik BRIMedika Surabaya mempunyai 2 tenaga analis


kesehatan
 2 orang analis kesehatan dengan kualifikasi pendidikan Diploma 3 (satu
orang) dan Diploma 4 (satu orang).

C. Jadwal kegiatan

Jadwal kegiatan pelayanan Laboratorium dilakukan

1. Senin sampai dengan Jumat (pagi) : 08.00 – 16.00 WIB


2. Senin sampai dengan Jumat (sore) : 12.00 – 20.00 WIB
3. Sabtu (pagi) : 08:00 – 14:00 WIB
4. Minggu / tanggal merah : Tutup

5
BAB III

STANDART FASILITAS

A. Denah Ruangan

Klinik BRIMedika Surabaya memiliki Luas ruangan 2,5 x 3 meter.

B. Standart Fasilitas

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik


bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya. Sarana/ruangan Laboratorium Klinik
adalah sebagai berikut:

1. Ukuran 2,5 x 3 meter.

2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.

3. Dinding berwarna terang, harus keras,tidak berpori,kedapair, dan mudah dibersihkan


serta tahan terhadap bahan kimia (geranit).

6
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia(keramik)

5. Pintu berukuran 90 cm x 200 cm

6. Mempunyai 2 wastafel. Medis dan non medis 1 untuk cuci tangan dan 1 lagi untuk
cuci alat.

 Prasarana
1. Terdapat tempat pengambilan sampel
2. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup.
3. Tersedia tempat sampah infeksius dan non infeksius.
4. Limbah dari laboratorium dibuang ke saluran IPAL yang sudah di sediakan.
 Sarana

NO JENIS PERLENGKAPAN BARANG JUMLAH


LABORATORIUM

1. Meja di ruang sampling 1

2. Meja Pemeriksaan terbuat dari keramik putih 1

3. Kursi petugas laboratorium mempunyai sandaran 3

4. Lemari pendingin yang berfungsi untuk


menyimpan reagen dan sampel 1

5. Lemari srogan plastic 1

6 Pendingin ruangan 2

7. Komputer 1

 Peralatan Medis Laboratorium

NO JENIS PERALATAN MEDIS JUMLAH

7
LABORATORIUM

1. Alat Autocheck 8 buah

2. Mikroskop binokuler 1 buah

3. Centrifuge 1 buah

4. Mikropipet uk.5, 50, 110, 500, 1000 1 buah

5. Tourniquet 5 buah

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di Klinik BRIMedika Surabaya adalah


sebagai berikut :

1. Pasien datang ke laboratorium dan menyerahkan lembar permintaan


pemeriksaan
kepada petugas.
2. Petugas menerima lembar permintaan pemeriksaan dan melihat pemeriksaan
yang diminta dokter.
3. Petugas menjelaskan kepada pasien cara pengambilan sampel dan lamanya
waktu pemeriksaan.
4. Petugas melakukan pengambilan sampel.
5. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai prosedur.

8
6. Setelah hasil pemeriksaan diketahui, petugas menulis hasil pemeriksaan pada
buku register laboratorium dan lembar hasil pemeriksaan.
7. Petugas membuat dua lembar hasil pemeriksaan laboratorium satu lembar untuk
pasien.

A. Jenis Pemeriksaan
NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN HARGA
1 Darah Kimia Klinik :
 Gula Darah Stik Rp 10.000,-
 Cholesterol Stik Rp 25.000,-

 Asam Urat Stik Rp 10.000,-

2. Nasofaring/Nasal  Rapid Tes Antigen Rp 90.000,-

B. Prosedur Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Gula Darah Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan gula darah.
b. Petugas memastikan baterai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
d. Petugas membersihan jari tengah atau jari manis pasien dengan
alkohol swab.
e. Petugas meneteskan darah ±10µl darah pada area tes.
f. Petugas menunggu hasil keluar dan tampil di layar selama 6 detik.
g. Petugas mencatat hasilnya.
2. Pemeriksaan Cholesterol Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan
cholesterol.

9
b. Petugas memastikan batrai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan kode strip pada bagian sampel.
d. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
e. Petugas membersihakan jari tengah atau jari manis dengan alkohol
swab.
f. Petugas meneteskan darah ±25µl darah pada area tes.
g. Petugas menunggu hasil keluar selama 26 detik dan tampil dilayar.
h. Petugas mencatat hasilnya.
3. Pemeriksaan Asam Urat Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan asam urat.
b. Petugas memastikan batrai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan kode strip pada bagian sampel.
d. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
e. Petugas membersihkan jari tengah atau jari manis dengan alkohol
swab.
f. Petugas meneteskan darah ±10µl darah pada area tes.
g. Petugas menunggu hasil keluar selama 10 detik dan tampil dilayar.
h. Petugas mencatat hasilnya.

4. Pemeriksaan Rapid Antigen


a. Petugas menyiapkan rapid tes antigen
b. Petugas menjelaskan prosedur swab beserta waktu tunggu kepada
pasien
c. Petugas melakukan swab nasofaring 2 lubang hidung untuk alat
Clungene, sementara alat Bioquick Abbott menggunakan swab
nasal 2 lubang hidung.

10
d. Pembacaan selama 15 – 20 menit:
 Negative : tampak hanya satu garis
 Positif : tampak dua garis
e. Pelaporan pada form hasil pemeriksaan lab: hasil pemeriksaan
rapid antigen disimpulkan POSITIF atau NEGATIF

C. Rentang nilai rujukan kritis hasil pemeriksaan Laboratorium


Test Nilai Rujukan
KIMIA KLINIK
Gula Darah <45 mg/dl (rendah)
>450 mg/dl (tinggi)
Asam Urat >13,0 mg/dl
Referensi : Genzen JR and Tormey CA. Pathology Consultation on Reporting of Critical
Values. Am J Clin Pathol 2011;135:505-513

1. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 411 tentang


laboraturium klinik tahun 2010;
2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 43 tentang cara
penyelengaraan laboraturium klinik yang baik tahun 2013;
3. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 42 tentang izin dan
penyelenggaraan praktek ahli tehnologi dan laboraturium medik tahun 2015;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor HK.01.07 Tentang
Pemeriksaan corona Virus Disiase 2019 tahun 2021.

D. Rujukan Laboratorium

Rujukan laboratorium adalah rujukan yang melebihi dari persyaratan minimal


kemampuan pemeriksaan aboraturium pratama yang tertuang pada
Permenkes 411 tentang laboratorium klinik tahun 2010 .

11
BAB 5
LOGISTIK

A. REAGEN
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
Menurut tingkat kemurniannya reagen/zat kimia dibagi menjadi:
1. Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent/AR)
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang
mempunyai kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan
dicantumkan pada botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada
laboratorium kesehatan tidak dapat digantikan dengan zat kimia tingkat lain.
2. Zat Kimia Tingkat Lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu:
a. tingkat kemurnian kimiawi (chemically pure grade). beberapa bahan kimia
organik berada pada tingkatan ini, tetapi penggunaannya sebagai reagen
laboratorium kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum

12
dipakai rutin. Tidak adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot
yang lain pada tingkat ini cocok untuk analisis.
b. tingkat praktis (practical grade).
c. tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang
bebas diperjual belikan di pasaran misalnya, alkohol 70 %.
d. tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini
digunakan di industri-industri kimia. Zat kimia yang digunakan di
Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau beberapa bahan
kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati tahap
pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya
tidak boleh digunakan sebagai reagen di laboratorium kesehatan.

B. Jenis Alat Habis Pakai


1. Cholesterol stik
2. Gula darah stik
3. Asam urat stik
4. Rapid antigen Clungene
5. Rapid antigen Bioquick Abbott
6. Cover glass
7. Objek glass
8. Tabung EDTA
9. Spuit 3cc dan 5cc
10. Needle 25
11. Plaster
12. Alcohol swab
13. Lancet
14. Kapas
15. Tissue
16. Blangko Laboratorium

BAB VI

13
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari cedera,
yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan
lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di Laboratorium, Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan
sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan
penyerahan hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan salah
satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai adalah
fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, peralatan pengambilan
specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi nosokomial
yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar pengendalian
infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri (APD ). Berupa jas
laboratorium, sarung tangan, masker, Penutup Kaki (sepatu karet). Pencatatan dan pelaporan
dilakukan pada monitoring APD.
Program keselamatan bagi sasaran kegiatan di laboratoroium dalam hal ini pasien,
meliputi:
1. Ketepatan identitas pasien
Untuk menghindari kesalahan identitas pasien dalam memberikan pelayanan di
laboratorium dilakukan dengan cara: pada saat pemanggilan pasien selain disebutkan
nama disebutkan juga alamat pasien dan sebelum melakukan pemeriksaan ditanyakan
dulu nama dan alamat pasien apakah sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium apa tidak, setelah sesuai baru dilakukan pengambilan sampel
pemriksaan.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan komunikasi yang efektif di laboratorium dilakukan dengan cara:
Sebelum melakukan pengambilan sampel pemeriksaan petugas terlebih dahulu
menjelaskan tentang jenis pemeriksaan, tata cara pengambilan sampel dan
kemungkinan yang akan dirasakan oleh pasien (misalkan rasa sakit saat pengambialn
sampel darah), dan kemungkinan yang akan terjadi setelah itu.

14
3. Kepastian tepat lokasi dan tepat prosedur
Petugas laboratorium menanyakan kembali kepada pasien tentang penyakitnya yang
ada kaitan dengan pemeriksaan laboratorium dan selalu melakukan pemeriksaan
sesuai dengan SOP yang ada.
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Upaya untuk mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di laboratorium
dilakukan dengan cara:
 Petugas laboratorium selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan
pemeriksaan pada pasien
 Pemakaian alat pengambilan sampel yang disposible
 Pemakaian tempat sampel pemeriksaan yang disposible
 Melakukan sterilisasi pada alat yang dimungkinan dapat menjadi media
penularan penyakit
 Pemilahan sampah medis dan non medis untuk menghindari resiko infeksi baik
bagi pasien maupun masyarakat

Ada beberapa indikator keselamatan pasien di Unit Laboratorium, yaitu :

Target
No Indikator Unit Terkait
Pencapaian

1 Pengambilan darah vena 1 kali tusuk 80% Semua unit pelayanan

2 Tidak ada pasien jatuh 100% Semua unit pelayanan

3 Tidak ada kejadian salah pemberian 100% Semua unit pelayanan


hasil pemeriksaan laboratorium
4 Angka kepatuhan hand hygiene 80% Semua unit pelayanan

 Indikator keselamatan pasien diatas dilakukan pencatatan dan


pelaporan setiap bulan kepada ketua tim mutu UKP untuk dilakukan

15
evaluasi, analisa dan tindaklanjut. Setiap terjadi kejadian yang
berhubungan dengan keselamatan pasien baik itu kejadian yang sesuai
dengan indicator diatas atau mungkin kejadian lain yaitu Kejadian Tidak
Diinginkan ( KTD ), Kejadian Potensial Cedera ( KPC ), Kejadian Nyaris
Cedera ( KNC ) dilaporkan secara langsung ke ketua tim mutu UKP
melalui form pelaporan yang ada ( form terlampir ) untuk
ditindaklanjuti.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya dapat


menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun
lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja

16
1. DesainTempat KerjaYang Menunjang K3

a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di


laboratorium;

b. Tempat kerjadi sesuaikan dengan posisi atau cara kerja;

c. Pencahayaan cukup dan nyaman;

d. Ventilasi cukup dan sesuai;

e. Prosedur kerja tersedia disetiap ruangan dan mudah dijangkau jika


diperlukan;

f. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.

2. Sanitasi Lingkungan

a. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;

b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong


plastic dan diberitanda khusus;

c. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat


dimasuki/menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;

d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;

e. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;

f. Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun didalam laboratorium.

B. Proses Kerja,Bahan dan Peralatan Kerja

1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar

17
2. Setiap petugas laboratorium harus mengertidan melaksanakan upaya
pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,
3. Petugas dapat menggunakan setiap peralatan yang tersedia dilaboratorium
4. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja,seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.

C. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan,
penutup kepala,alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.

D. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan dilaboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).

E. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus di ikat ke belakang dengan


rapi.

F. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.

G. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang


berwenang.

H. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air)dan merokok ditempat kerja.

I. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.

J. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti kuning (menjadi limbah
medis/infeksius) yang diberitanda khusus.

K. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.

L. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.

18
M. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.

N. Tas/ kantong/ tempat sampah harus ditempatkan ditempat yang ditentukan.

O. Pengelolaan specimen

1. Setiap specimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.


2. Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan specimen
3. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksan akan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan specimen dengan benar.
4. Semua specimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik,dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
5. Saat mengumpulkan specimen harus berhati-hati
6. Setiap orang yang memproses specimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
7. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci
tangandanmenggantisarungtangan.
8. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
P. Pengelolaan bahan kimia yang benar
1. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh
tercampur, efektoksik dan persyaratan penyimpanannya).
2. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
3. Semua bahan kimia yang ada harus diberilabel/etiket dan tanda peringatan
yang sesuai.
19
Q. Pengelolaan Limbah

a. Limbah Padat Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah
khusus seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah, sitotoksik,limbah
toksik,limbah kimia,limbah B3 dan limbah plastik.

Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

Tempat Pengumpula SampahTerbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan,tahan


karat, kedapair dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.

Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.Kantong plastic diangkat setiap hari atau apabila 2/3
bagian telah terisi sampah.Pemeriksaan Laboratorium merupakan pekerjaan dengan
resiko infeksi karena berhubungan dengan bahan –bahan infeksius.Untuk
mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan
ketentuan atau standar prosedur yang berlaku.

Yang termasuk Bahan Berbahaya di Laboratorium antara lain : KOH 10%, HCl
Alkohol, Larutan Hipoklorit, Reagen Creatinin, Spiritus.

b. Cara pengolahan limbah padat dan limbah cair

Limbah Padat Limbah Cair

Terdiri dari limbah umum dan limbah Limbah Cair, terdiri dari limbah
khusus seperti benda tajam,Limbah cair umum / domestik, limbah cair
infeksius, Limbah sitotoksik, Limbah infeksius dan limbah cair kimia.
kimia, Limbah B3 dan limbah plastik.
CARA PENANGANAN :
CARA PENANGANAN :
a. Limbah cair umum /
a. Tempat pengumpulan sampah domestik dialirkan masuk ke

20
1. Terbuat dari bahan yang kuat, dalam septic tank.
cukup ringan, tahan karat, b. Limbah cair infeksius dan
kedap air dan mempunyai kimia dikelola sesuai dengan
permukaan halus pada bagian ketentuan yang berlaku
dalamnya. melalui IPAL.
2. Mempunyai tutup yang mudah CARA PEMBUANGAN :
dibuka dan ditutup, minimal a. Limbah medis cair yang
satu buah untuk satu kegiatan. tidak bisa mengalir
3. Kantong plastik yang melapisi langsung seperti limbah
bagian dalamnya diangkat medis cair yang berupa
setiap hari atau apabila 2/3 darah dan limbah cair
bagian telah terisi sampah. menggunakan jasa pihak
4. Setiap tempat pengumpulan ketiga.
sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah
dengan warna dan label
sepertiberikut:
Kategori :
Infeksius/Toksik/Kimia
1. Lambang :

Warnatempat / kantong
plastik pengumpulan
sampah:
Kuning
2. Lambang :
“DOMESTIK’ warna putih
Warnatempat / kantong
plastik pengumpulan
21
sampah :
Hitam

b. Tersedia penampungan sampah


sementara
Tempat penampungan sampah
sementara dibersihkan dan
dikosongkan dalam waktu
sekurang kurangnya satu kali
dalam 24 jam

c. Tempat pembuangan sampah


terakhir
a) Sampah infeksius,
sampah toksik dan
sitotoksik dikelola
sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku
b) Sampah umum dibuang
ke tempat pembuangan
akhir sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

CARA PEMBUANGAN :

a. Sampah limbah B3 di letakkan


di TPS yang disiapkan dan
dilengkapi kunci , kemudian
diangkut oleh pihak ke-3
sesuai jadwal yang dibuat oleh
Dinas Kesehatan Kota
Surabaya dan pemusnahannya
22
dilakukan oleh pihak ke-3 yang
ditunjuk oleh Dinas
Kesehatan Kota Surabaya.
b. Sampah non medis basah
diletakkan dalam alat
komposter dan sampah non
medis kering diletakkan di TPS
sampah kota yang kemudian
diangkut oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
dan dimusnahkan oleh TPA.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pemantapan mutu (internal quality control ) adalah semua kegiatan yang ditujukan
untuk ketelitian dan ketepatan hasil pemerisaan laboratoium

Kegiatan pemantapan mutu meliputi :

A.Pemantapan mutu internal (PMI)

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


dilaksanakan oleh laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi

23
kejadian error atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Cakupan
obyek pemantapan mutu internal meliputi aktivitas : tahap pra- analitik, tahapan analitik dan
tahapan pasca analitik

Tujuan :

1. pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan


2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengelolaan specimen sampai dengan pencatatan
dan pelaporan telah dilakukan dengan benar
4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya Membantu perbaikan
pelayanan kepada pelanggan (castemer)

Pemantapan mutu internal meliputi

a. Pre analitik yaitu

a) Formulir permintaan pemeriksaan pasien, meliputi :

1. identitas pasien, identitas pengirim / dokter, no laboratorium, tanggal


pemeriksaan

2. permintaan pemeriksaan lengkap dan jelas.

b) Persiapan pasien

persiapan pasien sudah sesuai persyaratan

c) Pengambilan dan penerimaan spesimen

Spesimen dikumpulkan dengan benar dengan memperhatikan jenis spesimen

d) Penanganan spesimen, meliputi :

1. Pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan

24
2. Kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat

3. Penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan khusus

4. Kondisi pengiriman spesimen sudah tepat

e) Persiapan sampel untuk analisa, meliputi :

1. Kondisi sampel memenuhi persyaratan

2. Volume sampel sudah cukup

3. Identifikasi sampel sudah benar

b.Analitik yaitu

1. Persiapan reagen atau media, meliputi :

a) Reagen / media memenuhi syarat


b) Masa kadaluarsa tidak melampaui
c) Cara pelarutan / pencampurannya sudah benar
d) Cara pengenceran sudah benar
e) pelarutnya (aquades) memenuhi syarat

2.Pipetasi reagen sampel


a) Semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih, memenuhi persyaratan
b) Pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
c) Pipetasi dilakukan dengan benar
d) Urutan prosedur diikuti dengan benar

3. Inkubasi

a) Suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan

b) Waktu inkubasi tepat

4.Pemeriksaan

25
Pemeriksaan dilakukan sesuai SOP

5. Pembacaan Hasil

Penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian sudah benar

b. Pasca Analitik

Pasca analitik meliputi :

a) Formulir hasil pemeriksaan bersih

b) Hasil pemeriksaan tidak salah transkrip

c) Penulisan sudah jelas

d) Apakah terdapat kecenderungan pemeriksaan atau hasil abnormal => Validasi hasil

B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

Pemantapan Eutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk pemantauan dan menilai penampilan
suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu, Penyelenggaraan kegiatan
Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerinta, swasta atau internasional.

Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang


diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodic meliputi semua bidang
pemeriksaan laboratorium.

Dalam pelaksanaannya, Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal ini mengikutsertakan


semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta, kegiatan Pemantapan Mutu
Ekternal sangat bermanfaat bagi suatu laboratorium sebab dari hasil evaluasi yang
diperolehnya dapat menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa
melaksanakan pemeriksaan tersebut menggunakan peralatan/metode/reagen yang biasa
dipakainya sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar benar dapat

26
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya.Setiap nilai yang diterima
dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil
langkah-langkah perbaikan.

Kegiatan PME Meliputi :

a. Kalibrasi alat
1. Adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur
dan/ atau bahan ukur

2. Pengujian dan/ atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan secara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1(satu) tahun oleh badan / institusi yang terakreditasi.

3. Sertifikat dan hasil kalibrasi disimpan

4. Beberapa alat laboratorium yang tidak bisa dikalibrasi oleh BPFK semisal Mikroskop
Binokuler, Hematology, Fotometer, dan Urine Analyzer maka diujikan kepada
distributor alat masing masing.

Kalibrasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya MoU dengan BPFK Surabaya
untuk kalibrasi alat kesehatan di 63 Puskesmas dan Laboratorium Kota Surabaya setiap 1
tahun sekali, pembiayaan dikelola oleh Dinas Kesehatan. Service berat alat kesehatan
dilakukan oleh distributor alat masing-masing, dimana pembiayaan dikelola oleh Dinas
Kesehatan Kota Surabaya

INDIKATOR

Hasil kalibrasi alat kesehatan adalah sertifikat laik pakai dan pelabelan hijau pada setiap
alat kesehatan.

EVALUASI

Pemeliharaan berkala selalu ditulis dalam kartu pemeliharaan,Hasil pelaporan


pemeliharaan berkala dari Puskesmas akan ditindak lanjuti oleh Dinas Kesehatan jika
membutuhkan servis / perawatan / pergantian spare part alat.

27
b. Maintenance / Pemeliharaan
1. Preventive maintenance (periodic maintenens) merupakan tindakan pemeliharaan yang
terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap
normal selama dalam operasi.
contoh : membersihkan lensa obyektive mikroskop dengan lens peper setiap hari setelah
melakukan pemeriksaan, merawat mikroskop pada kotak mikroskope menggunakan
lampu 5 watt dan diberi bahan pengering silika gell)
2. Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini
merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini
dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan
juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan
tindakan perbaikan selanjutnya , perbaikan ini dilakukan oleh pihak yang terlatih untuk
pergantian spearpart/komponen alat yang perlu diganti. Contoh pada peralatan
mikropipet, sterilisator dan mikroskop yang dilakukan maintenens secara berkala oleh
pihak BPFK selama satu tahu sekali
3. Breakdown Maintenance, merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana
terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang
sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat
beroperasi. Contoh pada peralatan hematoanalizer kerusakan pada pompa , terlepasnya
couple penghubung anatara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang
kencangnya baut baut penyambung, macetnya impeller karena terganjal benda asing dan
perbaikan ini harus dilakukan oleh pihak yang terlatih
4. Corektive maintenens (korektif), merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan,
berdasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk
alat tersebut, pemeliharaan ini merupakan “general overhaul” yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan, pergantian dan penggantian terhadap setiap bagian –bagian alat
yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
telah ditentukan Perbaikan ini bisa dilakukan dengan cara mengecek misalnya
pergantian lampu mikroskop.

28
C. SASARAN MUTU
Sasaran mutu unit Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya yaitu waktu pelayanan
Rapid Test Antigen kurang dari 30 menit. Tujuan dari sasaran mutu tersebut untuk
meningkatkan validitas hasil pemeriksaan.

BAB IX
PENUTUP

Buku pedoman laboratorium ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman


pelaksanaan kegiatan sehari hari petugas laboratorium. Sehingga dapat meningkatkan
pelayanan mutu di laboratorium

Penyusunan pedoman laboratorium ini langkah awal menuju suatu proses yang panjang
sehingga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannaya

29
untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini jauh dari sempurna. Maka
kami menerima saran dan kritik untuk menyempurnakan pedoman ini.

Akhir kata semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya pembaca.

30

Anda mungkin juga menyukai