KLINIK BRIMEDIKA
SURABAYA
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga kami berhasil menyusun buku Pedoman
Pelayanan Laboratorium di Klinik BRIMedika Surabaya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
berharap atas saran dan masukannya untuk pembenahan kedepannya.Semoga buku ini
bermanfaat bagi kita semua dalam upaya Pelayanan Laboratorium di Klinik BRIMedika
Surabaya.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan Pedoman
Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya merupakan salah satu unit yang memiliki
fungsi sebagai unsur penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik
kuratif, preventif dan rehabilitatif.
Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat
clinical health service maupun public health service yang dilaksanakan secara profesional
sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium
untuk penetapan diagnose, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta
1
penentuan prognosis ,oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin
mutunya sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 411 tahun 2010 tentang
laboraturium klinik .
2
D. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya melayani pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan permintaan dari pelayanan pasien umum dan BPJS dan tidak menerima pasien
yang berada di luar Klinik BRIMedika Surabaya.
E. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 tentang Laboratorium
Klinik Tahun 2010;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tentang Cara
Penyelengaraan Laboraturium Klinik Yang Baik Tahun 2013;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktek Ahli Tehnologi Dan Laboraturium Medik Tahun 2015;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 tentang
Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019 Tahun 2021.
3
BAB II . STANDART KETENAGAAN
4
a) Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
c) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f) Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tanaga administrasi
a. Mengumpulkan data dan hasil laboratorium
b. Menyiapkan form dan pelaporan hasil laboratorium
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal kegiatan
5
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standart Fasilitas
6
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia(keramik)
6. Mempunyai 2 wastafel. Medis dan non medis 1 untuk cuci tangan dan 1 lagi untuk
cuci alat.
Prasarana
1. Terdapat tempat pengambilan sampel
2. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup.
3. Tersedia tempat sampah infeksius dan non infeksius.
4. Limbah dari laboratorium dibuang ke saluran IPAL yang sudah di sediakan.
Sarana
6 Pendingin ruangan 2
7. Komputer 1
7
LABORATORIUM
3. Centrifuge 1 buah
5. Tourniquet 5 buah
BAB IV
8
6. Setelah hasil pemeriksaan diketahui, petugas menulis hasil pemeriksaan pada
buku register laboratorium dan lembar hasil pemeriksaan.
7. Petugas membuat dua lembar hasil pemeriksaan laboratorium satu lembar untuk
pasien.
A. Jenis Pemeriksaan
NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN HARGA
1 Darah Kimia Klinik :
Gula Darah Stik Rp 10.000,-
Cholesterol Stik Rp 25.000,-
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Gula Darah Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan gula darah.
b. Petugas memastikan baterai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
d. Petugas membersihan jari tengah atau jari manis pasien dengan
alkohol swab.
e. Petugas meneteskan darah ±10µl darah pada area tes.
f. Petugas menunggu hasil keluar dan tampil di layar selama 6 detik.
g. Petugas mencatat hasilnya.
2. Pemeriksaan Cholesterol Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan
cholesterol.
9
b. Petugas memastikan batrai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan kode strip pada bagian sampel.
d. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
e. Petugas membersihakan jari tengah atau jari manis dengan alkohol
swab.
f. Petugas meneteskan darah ±25µl darah pada area tes.
g. Petugas menunggu hasil keluar selama 26 detik dan tampil dilayar.
h. Petugas mencatat hasilnya.
3. Pemeriksaan Asam Urat Stik
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan asam urat.
b. Petugas memastikan batrai sudah terpasang dan masih berfungsi
dengan baik.
c. Petugas memasukkan kode strip pada bagian sampel.
d. Petugas memasukkan strip pada alat, tunggu hingga ada simbol
kode dan tetesan darah pada layar.
e. Petugas membersihkan jari tengah atau jari manis dengan alkohol
swab.
f. Petugas meneteskan darah ±10µl darah pada area tes.
g. Petugas menunggu hasil keluar selama 10 detik dan tampil dilayar.
h. Petugas mencatat hasilnya.
10
d. Pembacaan selama 15 – 20 menit:
Negative : tampak hanya satu garis
Positif : tampak dua garis
e. Pelaporan pada form hasil pemeriksaan lab: hasil pemeriksaan
rapid antigen disimpulkan POSITIF atau NEGATIF
D. Rujukan Laboratorium
11
BAB 5
LOGISTIK
A. REAGEN
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
Menurut tingkat kemurniannya reagen/zat kimia dibagi menjadi:
1. Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent/AR)
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang
mempunyai kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan
dicantumkan pada botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada
laboratorium kesehatan tidak dapat digantikan dengan zat kimia tingkat lain.
2. Zat Kimia Tingkat Lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu:
a. tingkat kemurnian kimiawi (chemically pure grade). beberapa bahan kimia
organik berada pada tingkatan ini, tetapi penggunaannya sebagai reagen
laboratorium kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum
12
dipakai rutin. Tidak adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot
yang lain pada tingkat ini cocok untuk analisis.
b. tingkat praktis (practical grade).
c. tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang
bebas diperjual belikan di pasaran misalnya, alkohol 70 %.
d. tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini
digunakan di industri-industri kimia. Zat kimia yang digunakan di
Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau beberapa bahan
kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati tahap
pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya
tidak boleh digunakan sebagai reagen di laboratorium kesehatan.
BAB VI
13
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari cedera,
yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan
lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di Laboratorium, Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan
sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan
penyerahan hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan salah
satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai adalah
fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, peralatan pengambilan
specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi nosokomial
yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar pengendalian
infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri (APD ). Berupa jas
laboratorium, sarung tangan, masker, Penutup Kaki (sepatu karet). Pencatatan dan pelaporan
dilakukan pada monitoring APD.
Program keselamatan bagi sasaran kegiatan di laboratoroium dalam hal ini pasien,
meliputi:
1. Ketepatan identitas pasien
Untuk menghindari kesalahan identitas pasien dalam memberikan pelayanan di
laboratorium dilakukan dengan cara: pada saat pemanggilan pasien selain disebutkan
nama disebutkan juga alamat pasien dan sebelum melakukan pemeriksaan ditanyakan
dulu nama dan alamat pasien apakah sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium apa tidak, setelah sesuai baru dilakukan pengambilan sampel
pemriksaan.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan komunikasi yang efektif di laboratorium dilakukan dengan cara:
Sebelum melakukan pengambilan sampel pemeriksaan petugas terlebih dahulu
menjelaskan tentang jenis pemeriksaan, tata cara pengambilan sampel dan
kemungkinan yang akan dirasakan oleh pasien (misalkan rasa sakit saat pengambialn
sampel darah), dan kemungkinan yang akan terjadi setelah itu.
14
3. Kepastian tepat lokasi dan tepat prosedur
Petugas laboratorium menanyakan kembali kepada pasien tentang penyakitnya yang
ada kaitan dengan pemeriksaan laboratorium dan selalu melakukan pemeriksaan
sesuai dengan SOP yang ada.
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Upaya untuk mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di laboratorium
dilakukan dengan cara:
Petugas laboratorium selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan
pemeriksaan pada pasien
Pemakaian alat pengambilan sampel yang disposible
Pemakaian tempat sampel pemeriksaan yang disposible
Melakukan sterilisasi pada alat yang dimungkinan dapat menjadi media
penularan penyakit
Pemilahan sampah medis dan non medis untuk menghindari resiko infeksi baik
bagi pasien maupun masyarakat
Target
No Indikator Unit Terkait
Pencapaian
15
evaluasi, analisa dan tindaklanjut. Setiap terjadi kejadian yang
berhubungan dengan keselamatan pasien baik itu kejadian yang sesuai
dengan indicator diatas atau mungkin kejadian lain yaitu Kejadian Tidak
Diinginkan ( KTD ), Kejadian Potensial Cedera ( KPC ), Kejadian Nyaris
Cedera ( KNC ) dilaporkan secara langsung ke ketua tim mutu UKP
melalui form pelaporan yang ada ( form terlampir ) untuk
ditindaklanjuti.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
16
1. DesainTempat KerjaYang Menunjang K3
2. Sanitasi Lingkungan
d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
17
2. Setiap petugas laboratorium harus mengertidan melaksanakan upaya
pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,
3. Petugas dapat menggunakan setiap peralatan yang tersedia dilaboratorium
4. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja,seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
C. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan,
penutup kepala,alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
D. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan dilaboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
F. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
H. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air)dan merokok ditempat kerja.
I. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.
J. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti kuning (menjadi limbah
medis/infeksius) yang diberitanda khusus.
18
M. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
O. Pengelolaan specimen
a. Limbah Padat Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah
khusus seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah, sitotoksik,limbah
toksik,limbah kimia,limbah B3 dan limbah plastik.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.Kantong plastic diangkat setiap hari atau apabila 2/3
bagian telah terisi sampah.Pemeriksaan Laboratorium merupakan pekerjaan dengan
resiko infeksi karena berhubungan dengan bahan –bahan infeksius.Untuk
mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan
ketentuan atau standar prosedur yang berlaku.
Yang termasuk Bahan Berbahaya di Laboratorium antara lain : KOH 10%, HCl
Alkohol, Larutan Hipoklorit, Reagen Creatinin, Spiritus.
Terdiri dari limbah umum dan limbah Limbah Cair, terdiri dari limbah
khusus seperti benda tajam,Limbah cair umum / domestik, limbah cair
infeksius, Limbah sitotoksik, Limbah infeksius dan limbah cair kimia.
kimia, Limbah B3 dan limbah plastik.
CARA PENANGANAN :
CARA PENANGANAN :
a. Limbah cair umum /
a. Tempat pengumpulan sampah domestik dialirkan masuk ke
20
1. Terbuat dari bahan yang kuat, dalam septic tank.
cukup ringan, tahan karat, b. Limbah cair infeksius dan
kedap air dan mempunyai kimia dikelola sesuai dengan
permukaan halus pada bagian ketentuan yang berlaku
dalamnya. melalui IPAL.
2. Mempunyai tutup yang mudah CARA PEMBUANGAN :
dibuka dan ditutup, minimal a. Limbah medis cair yang
satu buah untuk satu kegiatan. tidak bisa mengalir
3. Kantong plastik yang melapisi langsung seperti limbah
bagian dalamnya diangkat medis cair yang berupa
setiap hari atau apabila 2/3 darah dan limbah cair
bagian telah terisi sampah. menggunakan jasa pihak
4. Setiap tempat pengumpulan ketiga.
sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah
dengan warna dan label
sepertiberikut:
Kategori :
Infeksius/Toksik/Kimia
1. Lambang :
Warnatempat / kantong
plastik pengumpulan
sampah:
Kuning
2. Lambang :
“DOMESTIK’ warna putih
Warnatempat / kantong
plastik pengumpulan
21
sampah :
Hitam
CARA PEMBUANGAN :
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan mutu (internal quality control ) adalah semua kegiatan yang ditujukan
untuk ketelitian dan ketepatan hasil pemerisaan laboratoium
23
kejadian error atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Cakupan
obyek pemantapan mutu internal meliputi aktivitas : tahap pra- analitik, tahapan analitik dan
tahapan pasca analitik
Tujuan :
b) Persiapan pasien
24
2. Kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
b.Analitik yaitu
3. Inkubasi
4.Pemeriksaan
25
Pemeriksaan dilakukan sesuai SOP
5. Pembacaan Hasil
b. Pasca Analitik
d) Apakah terdapat kecenderungan pemeriksaan atau hasil abnormal => Validasi hasil
Pemantapan Eutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk pemantauan dan menilai penampilan
suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu, Penyelenggaraan kegiatan
Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerinta, swasta atau internasional.
26
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya.Setiap nilai yang diterima
dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil
langkah-langkah perbaikan.
a. Kalibrasi alat
1. Adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur
dan/ atau bahan ukur
2. Pengujian dan/ atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan secara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1(satu) tahun oleh badan / institusi yang terakreditasi.
4. Beberapa alat laboratorium yang tidak bisa dikalibrasi oleh BPFK semisal Mikroskop
Binokuler, Hematology, Fotometer, dan Urine Analyzer maka diujikan kepada
distributor alat masing masing.
Kalibrasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya MoU dengan BPFK Surabaya
untuk kalibrasi alat kesehatan di 63 Puskesmas dan Laboratorium Kota Surabaya setiap 1
tahun sekali, pembiayaan dikelola oleh Dinas Kesehatan. Service berat alat kesehatan
dilakukan oleh distributor alat masing-masing, dimana pembiayaan dikelola oleh Dinas
Kesehatan Kota Surabaya
INDIKATOR
Hasil kalibrasi alat kesehatan adalah sertifikat laik pakai dan pelabelan hijau pada setiap
alat kesehatan.
EVALUASI
27
b. Maintenance / Pemeliharaan
1. Preventive maintenance (periodic maintenens) merupakan tindakan pemeliharaan yang
terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap
normal selama dalam operasi.
contoh : membersihkan lensa obyektive mikroskop dengan lens peper setiap hari setelah
melakukan pemeriksaan, merawat mikroskop pada kotak mikroskope menggunakan
lampu 5 watt dan diberi bahan pengering silika gell)
2. Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini
merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini
dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan
juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan
tindakan perbaikan selanjutnya , perbaikan ini dilakukan oleh pihak yang terlatih untuk
pergantian spearpart/komponen alat yang perlu diganti. Contoh pada peralatan
mikropipet, sterilisator dan mikroskop yang dilakukan maintenens secara berkala oleh
pihak BPFK selama satu tahu sekali
3. Breakdown Maintenance, merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana
terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang
sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat
beroperasi. Contoh pada peralatan hematoanalizer kerusakan pada pompa , terlepasnya
couple penghubung anatara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang
kencangnya baut baut penyambung, macetnya impeller karena terganjal benda asing dan
perbaikan ini harus dilakukan oleh pihak yang terlatih
4. Corektive maintenens (korektif), merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan,
berdasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk
alat tersebut, pemeliharaan ini merupakan “general overhaul” yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan, pergantian dan penggantian terhadap setiap bagian –bagian alat
yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
telah ditentukan Perbaikan ini bisa dilakukan dengan cara mengecek misalnya
pergantian lampu mikroskop.
28
C. SASARAN MUTU
Sasaran mutu unit Laboratorium Klinik BRIMedika Surabaya yaitu waktu pelayanan
Rapid Test Antigen kurang dari 30 menit. Tujuan dari sasaran mutu tersebut untuk
meningkatkan validitas hasil pemeriksaan.
BAB IX
PENUTUP
Penyusunan pedoman laboratorium ini langkah awal menuju suatu proses yang panjang
sehingga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannaya
29
untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini jauh dari sempurna. Maka
kami menerima saran dan kritik untuk menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya pembaca.
30