PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium kesehatan yang merupakan bagian dari pelayanan rumah
sakit adalah merupakan bagian instalasi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang
medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang
aspek laboratoris terhadap spesimen/ sampel yang pengujiannya dilakukan di
laboratorium.
Masyarakat dan tuntutan jaman, menghendaki hasil pengujian
laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan perkembangan penyakit. Untuk meningkatkan kualitas
B. Ruang Lingkup
Pembahasan ruang lingkup pelayanan laboratorium RS. BHAKTI ASIH
BREBES meliputi pasien rawat jalan baik dari UGD maupun dari poliklinik
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium, pasien rawat inap yang dirawat
di ruang perawatan RS. BHAKTI ASIH BREBES dan pasien dari dokter luar
RS. BHAKTI ASIH BREBES yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
Pokok bahasan di atas akan dijabarkan secara rinci dalam bentuk sub-sub
bahasan sesuai dengan ketersediaan dan kelengkapan fasilitas dan aktifitas riil
yang ada di laboratorium.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/ Menkes/
Per/ III/ 2010, tentang Laboratorium Klinik;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 298/ Menkes/
SK/ 2008, tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
b. Kepala ruang
Kepala Ruang Laboratorium adalah staf analis yang bertugas membantu
Kepala Instalasi Laboratorium guna menunjang pelayanan medis.
Seorang Kepala Ruang harus memenuhi kriteria dan persyaratan
sebagai berikut :
1) Kriteria jabatan :
a) Jabatan : Kepala Ruang Laboratorium.
b) Pendidikan formal : Analis
2) Persyaratan jabatan :
a) Menguasai bidang pelayanan laboratorium, termasuk prosedur
pemeriksaan patologi klinik;
b) Tegas dan disiplin;
c) Mempunyai integritas dan loyalitas yang tinggi.
d. Petugas administrasi
Petugas administrasi adalah staf yang bertugas membantu pimpinan
dalam hal kegiatan administrasi, perkantoran, logistik, dan
kerumahtanggaan dalam rangka untuk dapat terselenggaranya kegiatan
– kegiatan laboratorium.
Oleh karena itu dalam penempatan sebagai petugas administrasi harus
diupayakan untuk memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu.
Kriteria jabatan :
a) Mempunyai kemampuan administrasi dan penguasaan manajemen
perkantoran;
b) Berpikir kreatif dan kedisiplinan yang tinggi;
c) Memiliki loyalitas dan dedikasi serta etos kerja yang baik;
d) Bertanggung jawab dan dapat bekerja sama.
B. Distribusi ketenagaan
1. Stuktur Organisasi
Sesuai tuntutan manajemen dan profesionalitas, dari 6 orang yang bertugas
di Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes didistribusikan untuk
menjalankan tugas fungsionalnya. Distribusi ini sangat diperlukan dengan
mempertimbangkan aspek volume pekerjaan, bidang tugas dan tanggung
jawab.
Guna mengetahui posisi masing-masing personil yang bertugas di
Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes, dapat dilihat dalam struktur
organisasi berikut ini :
Struktur Organisasi Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes (Gambar
terlampir)
2. Uraian Tugas
Berikut ini dipaparkan Daftar Nama Jabatan dan Uraian Tugas Tenaga
di Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes :
AXBXC
XxY
C. Pengaturan jaga
Tujuan utama pengaturan jaga adalah untuk megoptimalkan pelayanan
demi kepuasan pelanggan. Semua pasien atau pengguna jasa bisa
mendapatkan layanan Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes, diatur
waktu dan petugasnya, diselaraskan dengan volume pekerjaan.
1. Waktu pelaksanaan pemeriksaan diatur sebagai berikut :
a. Waktu pemeriksaan di laboratorium induk adalah :
Pagi : pukul 07.00 - 14.00 WIB
Sore : pukul 14.00 - 21.00 WIB
Malam : pukul 21.00 - 07.00 WIB
b. Waktu pemeriksaan laboratorium poliklinik adalah :
Pukul 07.00 – 21.00 WIB
A. Denah Ruang
Pada dasarnya, luasan ruang Laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih
Brebes mampu menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan
jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/ pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium. Ruang ini ditata sedemikian rupa sesuai alur
pelayanan dan memperoleh sinar matahari/ cahaya dalam jumlah yang cukup.
1. Ruang Tunggu
a. Luas bangunan :1X3m
b. Dinding : tembok
c. Atap : eternity
d. Lantai : keramik
e. Fasilitas : 2 kursi
f. Pintu : 2m
2. Ruang Administrasi
a. Luas bangunan : 2 x 3 m2
b. Dinding : tembok+keramik
c. Atap : eternit + genteng
d. Lantai : keramik ukuran 1.25 x 3 m2
e. Alat : komputer 2 unit, lemari arsip
f. Meja kerja
g. Kursi
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas Penunjang, meliputi :
a. Tersedianya penampungan/ pengolahan limbah laboratorium, dimana
pengolahan limbah cair terhubung langsung dengan penampungan dan
pengolahan limbah rumah sakit;
b. Peralatan keselamatan dan keamanan kerja sudah tersedia sesuai
kebutuhan;
c. Penempatan AC di setiap ruangan sesuai kebutuhan;
d. Penerangan menggunakan lampu neon di setiap ruangan sesuai
kebutuhan;
e. Listrik mempunyai aliran tersendiri dengan daya disesuaikan dengan
besarnya arus listrik pada masing – masing alat laboratorium.
2. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis
kegiatannya. Setidaknya ada 5 jenis pencatatan, yakni :
a. Pencatatan kegiatan pelayanan
b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistik
d. Pencatatan kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lain, seperti pemantapan mutu internal, keamanan
laboratorium dan lain-lain.
Pengelolaan spesimen
Yang dimaksud pengelolaan spesimen adalah sebuah proses tata
laksana pengambilan spesimen hingga masuk menjadi sampel pemeriksaan.
1. Macam-macam spesimen :
a. Spesimen yang berasal dari manusia (spesimen infeksius), terdiri dari :
serum, plasma, darah (whole blood), urin, tinja, dahak,
2. Persiapan pengambilan spesimen
a) Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal :
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam
sebelum diambil darahnya;
2) Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 –
09.00
a) Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil
b) Menghindari aktifitas fisik/ olahraga sebelum spesimen diambil
c) Memperhatikan posisi tubuh. Untuk keseimbangan cairan
tubuh, pasien dianjurkan duduk tenang sekurangnya 15 menit.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Respons Time (Turn Around Time)/ Waktu Tunggu
Definisi respons time/ turn around time/ waktu tunggu adalah waktu yang
dibutuhkan dari sejak mulai sampel diterima di laboratorium sampai hasil
siap dipublikasikan.
a. Patologi Klinik
Pengelolaan Limbah
Instalasi laboratorium klinik merupakan salah satu sumber penghasil
limbah. Baik limbah cair, padat dan gas yang sangat berbahaya bila tidak
ditangani secara benar. Karena itu pengelolaan limbah harus dilakukan sesuai
SPO (standar operasi prosedur ) agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Instalasi laboratorium Klinik RS. Bhakti Asih Brebes, termasuk sumber
penghasil limbah seperti pelarut organik, bahan kinia untuk pengujian, air
bekas pencucian alat dan sisa spesimen darah dan cairan tubuh (cair),
peralatan habis pakai seperti jarum (ekskreta) dan medium pembiakan
(padat), serta limbah gas yang dihasilkan oleh generator, sterilisasi dengan
etilen oksida atau termometer yang pecah (air raksa).
Limbah-limbah itu bisa berasal dari bahan baku yang kadaluwarsa,
bahan habis pakai, produk proses di dalam laboratorium (sisa spesimen) serta
produk upaya penanganan limbah, seperti jarum suntik habis pakai setalah
diotoklaf (dihancurkan). Limbah itu bisa bersifat beracun, infektif, radioaktif.
b. Limbah khusus
Adalah semua yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dan
berhubungan dengan spesimen terbagi dalam bentuk padat dan cair.
1) Khusus padat :
a) Medis : limbah yang berasal dari alat habis pakai (verban, kapas,
tisu, sisa operasi dll) ditempatkan di tempat penampungan
kantong plastik warna kuning yang disiapkan di tempat sampah.
Diambil oleh petugas IPLRS setiap hari dan dibawa ke TPS.
Laporan Hasil
Kegiatan dan hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan secara periodik.
Adapun laporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :
1. Laporan kegiatan rutin harian/ bulanan/ triwulan dan tahunan
2. Laporan hasil pemeriksaan
a. Tanggungjawab manajemen untuk membuat format hasil
Manajemen laboratorium harus membuat format laporan hasil
pemeriksaan. Format laporan dan cara mengkomunikasikannya kepada
pemakai harus ditentukan dengan mendiskusikannya dengan pengguna
jasa laboratorium.
b. Penyerahan hasil tepat waktu
Manajemen laboratorium ikut bertanggungjawab atas diterimanya hasil
pemeriksaan kepada orang yang sesuai dalam waktu yang disepakati.
c. Komponen laporan hasil pemeriksaan
Hasil harus dapat dibaca tanpa kesalahan dalam tulisan dan dilaporkan
kepada orang yang diberi wewenang untuk menerima dan
menggunakan informasi medis. Laporan setidaknya harus mencakup
hal-hal berikut :
9 Diff
Netrofil % ♂ : 34.0-67.9 Insert kit
♀ : 34.0-71.1
Bayi 17-60 SYSMEX
Anak2 25-60
Dewasa 50-70
16 KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu mg/dL 200 DIASYS
standar <35
Risiko mg/dl
tinggi
21 Kolesterol LDL mg/dL 150mg/dl Insert kit/DIASYS
22 Trigliserida mg/dL 150mg/dl Insert kit/DIASYS
23 SGOT U/L ♂ ♀ Insert kit
>37 ul >31 ul DIASYS
Kimia klinik:
g. Troponin positif
h. CKMB 2X batas nilai rujukan.
i. Glukosa batas rendah 40 mg/dl atau
batas tinggi 450 mg/dl atau batas
tinggi 350 mg/dl
j. Natrium batas rendah 120 mmol/dl
atau 160 mmol/dl.
k. Kalium batas rendah 2,5 mmol/dl atau
batas tinggi 6 mmol/dl
l. Calcium batas rendah 1.5 mmol/dl
batas tinggi 3 mmol/dl
m. Ureum batas rendah 8 mg/dl atau
batas tinggi 200 mg/dl
n. Kreatinin batas rendah 0,2 mg/dl atau
batas tinggi 8 mg/dl
o. BGA batas rendah Ph<7,2 batas tinggi
pH>7,20
Unit terkait ; IRI,IRJ,IGD,ICU,IBS.
RINCIAN TINDAKAN
Membuat surat perjanjian kerjasama dengan laboratorium rujukan;
Menentukan frekuensi dan tipe kontrol mutu laboratorium rujukan;
Menunjuk staf laboratorium yang bertanggung jawab atas review
kontrol mutu laboratorium rujukan;
Mengevaluasi laboratorium rujukan.
2. Standar
3. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau
ketepatan suatu pemeriksaan di laboratorium atau untuk mengawasi
kualitas hasil pemeriksaan harian.
a. Sumber dan bahan kontrol
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan
bahan kinia murni. Sedang menurut bentuknya ada bahan kontrol cair,
padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Bahan kontrol padat bubuk
atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
b. Jenis bahan kontrol
Buatan pabrik (komersial)
C. Pengadaan logistik
Pengadaan logistik laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan, yaitu jumlah persediaan minimun ditambah jumlah safety
A. Pengertian
Menurut Permenkes No. 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011, keselamatan
pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
C. Tujuan
Hasil laboratorium yang valid akan memberikan penanganan yang tepat
untuk pasien.
b. Tahap analitik
1) Peralatan laboratorium yang digunakan
Sebelum menggunakan sebuah alat maka diperlukan pengecekan alat
dengan melakukan kalibrasi fotometer, ketepatan panjang
gelombang (filter) yang sesuai, suhu harus sesuai dengan yang telah
ditetapkan serta menggunakan pipet yang sudah dikalibrasi sesuai
angka yang tertulis.
2) Metode pemeriksaan yang dipakai
Para petugas harus memahami prosedur pemeriksaan yang akan
dijalankan, seperti metode end point kinetic, two point kinetic, masa
inkubasi, preparasi reagensia, aplikasi pipeting serta penetapan factor
standar untuk perhitungan kalkulasi nilai absorbans.
3) Pemeliharaan reagensia
Sebelum menggunakan reagensia perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut : Penanganan, persiapan dan penyimpangan reagensia,
Kemenkes
Hemoglobin < 5.0 ≥ 20.0 g/ dL
RI, 2011
X 103/ eJIFCC
Lekosit < 2.0 ≥ 50
mL
X eJIFCC
Trombosit < 20 ≥ 1.000
103/mL
c. Kimia Klinik
Nama Critical Critical
Usia Unit Referensi
Pemeriksaan Low High
Glucose mg/dl
Neonat
< 30 > 325
us
Critical
value
Calsium ion ≤0.80 ≥ 1.55 mmol/L
Notification
Policy
Neonat eJIFCC
Kalium < 2.6 > 7.7 mmol/L
us
Kemenkes
Natrium < 120 > 155 mmol/L
, 2011
Kontrol
Verifikasi Hasil
kualitas Tidak
(Analis) ? Informasi Ulang
Alat
Riwayat
Pemeriksaan
pemeriksaa Ya
n
Verifikasi Tidak
sebelum Informasi Ulang
Akumulasi
nya Hasil
Pemeriksaan
hasil (PPDS
Ya
seluruh ruangan) ?
Verifikasi Tidak
ruangan Informasi Ulang
Hasil (PPDS
Pemeriksaan
Diskusi jaga
Ya
dengan umum)?
Verifikasi Tidak
PPDS Informasi Ulang
dan ACC
yang Pemeriksaan
HasilYa
merawat
Publikasi
(SpPK)?
Diterima Dokter
Pengirim
Sesuai Tidak Konsultasi
kondisi ke
Ya
klinis? Laborator
Hasil
Keputusan Ya ium
Laboratoriu
Tidak
Diagnosis/Terapetik m sudah
Protap Re-verifikasi dan Re-publikasi (027)
akurat?
Tidak
Diterima Dokter
Pengirim
Sesuai Tidak Konsultasi
kondisi ke
klinis? Laboratori
Ya
um
Hasil
Keputusan
Laboratorium
Diagnosis/Terapetik sudah akurat?
Tidak
Protap Re-verifikasi dan Re-publikasi (027)
Tidak
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA Protap Re-verifikasi dan Re- 77
publikasi (027)
Ya
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
B. Tujuan
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan rumah sakit pada
umumnya dan laboratorium Patologi Klinik pada khususnya.
Keselamatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tinggi bagi pekerja
7. Dekontaminasi
Selain langkah penegakan K3 di atas, masih diperlukan usaha
dekomtaminasi ruang laboratorium dengan desinfeksi cair dan fumigasi.
Bilirubin total 7
Kolesterol 6
Kreatinine 6
Glukosa 5
Protein total 3
Albumin 6
Ureum 8
Asam urat 6
Trigliserida 7
SGOT 7
SGPT 7
Gamma GT 7
LDH 7
Alkali Fosfatase 7
Acid Fosfatase 11
Natrium 7
Kalium 2.7
Kalsium 3.3
Besi 7
Inter‐assay % CVs < 15 . Intra‐assay % CVs < 10.
11. Analitik
a. Persiapan reagen/ media;
b. Reagen sudah memenuhi syarat;
c. Masa kadaluwarsa tidak terlampaui;
d. Cara pelarutan dan pencampuran sudah benar;
e. Cara pengenceran sudah benar;
f. Pelarut atau aquadest memenuhi syarat;
g. Pipetasi reagen dan sampel :
1) Peralatan laboratorium sudah bersih dan memenuhi syarat;
2) Pipet sudah dikalibrasi;
3) Pipetasi dilakukan secara benar;
4) Urutan prosedur diikuti secara runtut.
h. Inkubasi
1) Suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan
2) Waktu inkubasi sudah tepat
i. Pemeriksaan
1) Peralatan atau instrument yang digunakan untuk memeriksa
berfungsi dengan baik;
2) Hasilnya dapat dipercaya;
3) Perawatan peralatan dilakukan dengan hasil yang baik.
j. Pembacaan hasil
Perhitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian terhadap hasil
pemeriksaan dilakukan dengan benar.
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA 96
12. Pasca Analitik dan Pasca-Pasca Analitik
a. Pasca Analitik (13-20%)
Salah memvalidasi data, salah melaporkan atau salah alamat, terlalu
lama TATnya, salah memasukkan data secara manual, terlambat
melaporkan hasil kritis.
b. Pasca Analitik
1) Penulisan pelaporan hasil menggunakan formulir yang bersih;
2) Tidak salah transkrip;
3) Tulisannya sudah jelas;
4) Kecenderungan hasil normal atau abnormal.
10
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA
0
LAMPIRAN
KOMPONEN JUMLAH
Tenaga Analis
a. D III Analis 23
b. SMAK 0
Administrasi 6
Pekarya/pembantu 6
Dokter Spesialis 2
Tabel 2. Daftar tenaga yang dimiliki Laboratorium RS Bhakti Asih Juli 2019
NO KOMPONEN JUMLAH
1 Dokter spesialis 1
2 Tenaga Analis
a. DIII Analis 10
b. DIV Analis 2
3 Administrasi 0
4 Pekarya / Pembantu 0
10
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA
1
5 Tenaga Analis Magang 0
6 Administrasi Magang 0
10
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA
2
No Parameter pemeriksaan Waktu pemeriksaan
1 BTA 4 Jam
2 Malaria 4 Jam
3 GDT 24 Jam
10
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSBA
3