PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan
kualitas
pendidikan
dan
sosial
ekonomi
masyarakat,
sebagai
kepuasan
terhadap
pasien,
keluarga
dan
masyarakat.
Menden
selalu
berusaha
untuk
meningkatkan
dan
pelayanan kesehatan dasar. Tekad ini sejalan dengan visi, misi serta moto
Puskesmas yang sudah dicanangkan.
A. Latar Belakang
Laboratorium kesehatan
yang
merupakan
bagian
dari
pelayanan
terhadap
spesimen/sampel
yang
pengujiannya
dilakukan
di
laboratorium.
Masyarakat
dan
tuntutan
jaman,
menghendaki
hasil
pengujian
dan
perkembangan
penyakit.
Untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan ini diperlukan sebuah pedoman yang menjadi acuan dan petunjuk
bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan standar mutu pelayanan laboratorium.
Sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas, Laboratorium selalu berusaha
secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Peningkatan
2
Kesehatan
RI,
dipertanggungjawabkan,
sehingga
memberikan
mutu
jaminan
pelayanannya
serta
dapat
kepuasan
kepada
B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman pelayanan laboratorium adalah sebagai
standar
pelayanan
laboratorium
demi
penyelenggaraan
pelayanan
adanya
standar
pelayanan
laboratorium
ini
diharapkan
dapat
bagian
dari
pelayanan
puskesmas,
pelayanan
instalasi
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
tentang
Pedoman
Akreditasi
Nomor
Nomor
Laboratorium
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/III/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan
5.
Muatan Informasinya.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
RI
nomor
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Agar Pelayanan Laboratorium yang diselenggarakan dapat efektif, efisien dan
manusiawi, maka pelayanan Laboratorium harus dilakukan berlandaskan etika
dan berdedikasi tinggi oleh tenaga yang profesional.
A. Kualifikasi sumber daya manusia
Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di Laboratorium Puskesmas
Menden adalah sebanyak...orang degan kualifikasi D-III analis medik. Berikut
adalah tenaga profesi dengan ruang lingkup tugasnya masing-masing yang ada
di Unit Laboratorium :
1. Pengelola Laboratorium
Pengelola
Laboratorium
adalah
staf
analis
yang
bertugas
sebagai
dan
mengendalikan
kegiatan
pelayanan
di
unit
pelayanan
Laboratorium
d. Mengusulkan dan mengelola kebutuhan reagensia bulanan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas di unit Laboratorium serta laporan
e.
f.
g.
h.
penggunaannya
Melakukan koordinasi internal dan eksternal
Melakukan perencanaan dan evaluasi
Menjaga kinerja unit agar sesuai prosedur
Membuat laporan
5
adalah
petugas
yang
melakukan
kegiatan
pemeriksaan
laboratorium
secara
profesional
agar
kualifikasi
NAMA
NIP
JABATAN
Pengelola
Laboratorium
Pelaksana
Laboratorium
KUALIFIKAS
I
D III
D III
C. Pengaturan jaga
Tujuan utama pengaturan jaga adalah untuk mengoptimalkan pelayanan
demi kepuasan pelanggan. Semua pasien atau pengguna jasa bisa
mendapatkan layanan Laboratorium puskesmas, diatur waktu dan
petugasnya, diselaraskan dengan volume pekerjaan.
Waktu pelaksanaan pemeriksaan di Laboratorium diatur sebagai berikut :
Pagi
: pukul 07.30 11.00 WIB
Sore
: pukul WIB
BAB III
7
Ruang
ini
ditata
sedemikain
sesuai
alur
pelayanan
dan
informasi
diagnostik
yang
tepat
dengan
memperdulikan
dalam
Gedung
Merupakan gedung pusat tempat pelayanan unit laboratorium yang
memberikan pelayanan kepada pasien.
Ruangan ruangan yang ada antara lain :
a.
b.
Ruang Sampling
Luas ruangan (PxLxT) : 3 m x 2 m x 3 m
c.
Peralatan
Peralatan yang ada di Laboratorium Puskesmas Menden antara lain :
No
Nama Alat
Jenis
Jumlah
Keterang
Pemeriksaa
n
Hematology
Hematology
Hematology
Urinalisa
Urinalisa
Kimia Klinik
Hematology
Kimia Klinik
Imunoserolo
1
2
3
4
5
6
7
8
9
an
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
gi
3.
sarana,
prasarana
serta
peralatan
telah
dibuat
program
Peralatan
perawatan internal
10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pendaftaran dan pencatatan
1. Pendaftaran
Prinsip pendaftaran pasien yang membutuhkan pemeriksaan di
Laboratorium puskesmas pada dasarnya harus teridentifikasi dengan
baik, benar dan lengkap.
Berikut ini ketentuan yang harus dipenuhi pasien sesuai dengan asal
usul pasien dan jenis pemeriksaannya :
- Pasien datang ke Loket Pendaftaran.
- Membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ke dokter/
-
laboratorium.
Menunggu hasil pemeriksaan sesuai waktu tunggu hasil yang sudah
permintaan
pemeriksaan
ditentukan
- Kembali ke dokter pengirim.
Setelah persyaratan administrasi di atas dilengkapi identitas pasien
pada lembar permintaan pemeriksaan laboratorium harus diisi dengan
jelas antara lain: nama, no rekam medik, tanggal lahir, tanggal order,
alamat, dokter pengirim,dan jenis pemeriksaan laboratorium.
Hal ini sangat diperlukan dikarenakan untuk menghindari kesalahan
yang bisa berdampak pada tindakan pemeriksaan/ hasil.
2. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis
kegiatannya. Setidaknya ada 5 jenis pencatatan, yakni :
a. Pencatatan Kegiatan pelayanan
b. Pencatatan Keuangan
c. Pencatatan Logistik
d. Pencatatan Kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lain, seperti pemantapan mutu internal,
dan lain-lain.
Bahasan ini hanya akan menjelaskan tentang pencatatan kegiatan
pelayanan saja. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan
dengan membuat buku sebagai berikut :
11
kegiatan
pelayanan
di
Laboratorium
Puskesmas
setelah
melengkapi
administrasi
untuk
pemeriksaan laboratorium.
b. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter
pengirim
akan dicocokan
medik pasien
c. Jika sudah sesuai maka akan disalin di buku penerimaan pasien
rawat jalan laboratorium.
d. Kemudian diserahkan ke petugas sampling dilanjutkan dengan
tindakan pengambilan sampel, dicatat waktu jam pengambilan
sampel.
e. Setelah pemeriksaan selesai hasil diinput kemudian dicatat
dibuku register laboratorium rawat jalan sesuai identitas pasien
diverifikasi
petugas
pemeriksa
setelah
hasil
valid
akan
B. Pengelolaan spesimen
Yang dimaksud pengelolaan spesimen adalah sebuah proses tata laksana
pengambilan spesimen hingga masuk menjadi sampel pemeriksaan.
1. Macam-macam spesimen :
a. Spesimen yang berasal dari manusia spesimen infeksius
12
dan mata).
b. Spesimen non klinis spesimen tidak infeksius berupa bahan
pemeriksaan bersumber lingkungan adalah : Sisa makanan, sisa
bahan toksikologi, air, udara, makanan, minuman, usap alat
makan, alat masak, alat medis dan lain-lain.
2. Persiapan pengambilan spesimen
a. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan
basal
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8
12 jam sebelum diambil darahnya.
2) Pengambilan spesimen dilakukan pagi hari antara pukul
07.30 09.00
b. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil
c. Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan posisi tubuh. Untuk keseimbangan cairan tubuh,
pasien dianjurkan duduk tenang sekurangnya 15 menit.
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Respond Time/ Waktu Tunggu
Definisi respons time/ turn around time/ waktu tunggu adalah waktu
yang dibutuhkan dari sejak mulai sampel diterima di laboratorium
sampai hasil siap diserahkan.
a. Patologi Klinik
Pemeriksaan reguler:
sesuai
pedoman
standar
pelayanan
Hb
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
MCV
MCHC
MCH
b.
Kimia Darah
-
GDP
GDS
Kolesterol
Asam Urat
Golongan Darah
c.
Serologi
-
Widal
1) Typhi O
2) Typhi H
3) Paratyphi A-H
4) Paratyphi B-H
d.
HBSAg
Urine Lengkap
Urine Makros
14
Warna
Kekeruhan
Albumin
Glukosa
-
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Urine Mikros
Eritrosit
Leukosit
Silinder
Epitel
Kristal
Bakteri
e.
Tes Kehamilan
Specimen Khusus
-
Sputum BTA
Malaria
15
1.
D. Pengelolaan Limbah
Instalasi laboratorium klinik merupakan salah satu sumber penghasil
limbah. Baik limbah cair, padat dan gas yang sangat berbahaya bila tidak
ditangani secara benar. Karena itu pengelolaan limbah harus dilakukan
sesuai SPO (Standar Prosedur Operasional ) agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
2. Unit laboratorium Klinik termasuk sumber penghasil limbah seperti
pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat
dan sisa spesimen darah dan cairan tubuh (cair), peralatan habis pakai
seperti jarum (ekskreta) sterilisasi dengan etilen oksida atau termometer
3.
lingkungan
dan
terciptanyanya
keamanan
dan
keselamatan kerja.
5.
Seluruh limbah yang ada di Puskesmas , termasuk yang ada di
Laboratorium dibedakan dan dikategorikan menjadi :
a. Limbah umum
6.
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Domestik (organik) : limbah yang berasal dari : daun, sisa
makanan,rumput, kertas, kardus dll, ditempatkan pada tempat
penampungan dengan kantong plastik warna hitam. Diantar
oleh petugas kebersihan laboratorium untuk dibawa ke
Instalasi Pengolahan Limbah Puskesmas ( IPLRS) selanjutnya
dibawa Tempat Penampungan Sampah (TPS).
2) Domestik (anorganik) : Limbah yang berasal dari plastik,
pembungkus spuit/infuse set, kaca, kaleng, kayu, kemasan
makanan/minuman, ditempatkan pada tempat penampungan
dengan kantong plastik warna hitam. Diantar oleh petugas
kebersihan laboratorium untuk dibawa ke Instalasi Pengolahan
Limbah Puskesmas ( IPLRS)
7.
8.
b. Limbah khusus
1
9.
di
kantong
tempat
plastik
sampah.
warna
kuning
Diantar
oleh
yang
petugas
darah
plastik
di
tempat
penampungan
dengan
warna
kuning,
diantar
petugas
oleh
pengujian,
air
bekas
cucian,
sisa
spesimen
dan
menggunakan
informasi
medis.
Laporan
menerbitkan
laporan.
c) Identifikasi tujuan dari laporan.
2
23.
atas rujukan dan batas bawah rujukan, yang diperkirakan meliputi suatu
persentase tertentu (biasanya 95%) nilai pada suatu populasi yang
darinya diambil subyek rujukan.
24.
Rentang nilai rujukan dapat bervariasi tergantung dengan kondisi
demografis, alat yang dipakai serta metode yang berbeda. Berikut nilai
rujukan yang ada di laboratorium Puskesmas Menden :
25. JENIS PEMERIKSAAN
27. DARAH LENGKAP
28. 29. Hb
32. 33. Leukosit
35. 36. Trombosit
38. KIMIA DARAH
39. 40. GDP
42. 43. GDS
45. 46.
Kolesterol
48. 49.
Urea
51.
52.
Asam Urat
0-1/LPB
0-3/LPB
(-)/LPK
<10/LPB
(-)
(-)
76.
77.
78.
Adapun prinsip penyimpanan arsipnya adalah :
a. Semua dokumen yang disimpan harus asli dan harus ada bukti
verifikasi pada dokumen dengan tanda tangan oleh pengelola
laboratorium
b. Berkas laboratorium disimpan selama 2 tahun. Untuk kasus-kasus
khusus dipertimbangkan tersendiri.
c. Berkas laboratorium dengan kelainan jiwa disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1. Pemusnahan Arsip
79. Sebelum arsip dimusnahkan, dukumen yang penting dan utama
bisa dipisahkan terlebih dahulu. Pada pelaksanaan pemusnahan harus
ada berita acara sesuai prosedur yang berlaku, yang berisi :
a. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
b. Penanggung jawab/Otorisasi pemusnahan dokumen
2. Pengendalian Arsip dan dokumen
80. Laboratorium harus menetapkan, mendokumentasikan
dan
sumber
internal
dan
eksternal)
yang
merupakan
bagian
penyebarannya
disebut
juga
catatan
pengendalian
dokumen)
c. Hanya arsip atau dokumen versi termutakhir yang disediakan untuk
penggunaan aktif pada tempat di mana dokumen itu digunakan.
d. Arsip atau dokumen secara berkala dikaji ulang, direvisii apabila
perlu dan disetujui oleh petugas yang berwenang.
4
sampel laboratorium.
Pengesahan hasil
Pengendalian mutu internal dan eksternal
Pelaporan hasil
Upaya perbaikan dan penanganan keluhan
Komunikasi dan interaksi lain dengan pasien, petugas kesehatan,
akan
dirujuk
ke
laboratorium
luar,
sehingga
cakupan
luar
yang
mempunyai
reputasi
baik,
berkualifikasi,
yang
alat
tersebut.
Petunjuk
penggunaan
tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal87. hal lain yang harus diperhatikan. Cara penggunaan atau cara
pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium harus
ditulis dalam instruksi kerja.
88. Pada setiap peralatan juga dilakukan pemeliharaan sesuai
dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik
dan tidak terjadi kerusakan.
89. Setiap alat yang ada
di
Laboratorium
Puskesmas
sudah
maka
hal
tersebut
harus
segera
dilaporkan
kepada
92.
Berbagai
jenis
alat
yang
digunakan
di
laboratorium
jawab
atas
kegiatan
operasional
alat
melalui
pemeliharaan
kegiatan
alat
pemantauan
dan
dan
laboratorium
yang
terpercaya
menjamin
dilakukan
secara
berkala
sesuai
instruksi
pabrik.
terjadi
suatu
sampel,
reagensia,
peralatan
dan
pengukuran
yang
dan
memilih
cara
penanganan
yang
benar
untuk
yang
petugas.
harus
dilalukan
oleh
Bila
petugas
mampu
mampu
menghubungi
menyelesaikannya,
petugas
laboratorium
maka
yang
petugas
diberi
jaga
akan
tugas
untuk
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
BAB V
LOGISTIK
136.
137. Bahan atau logistik yang diperlukan oleh laboratorium menyangkut
macam atau jenis, dasar pemilihan, pengadaan dan penyimpanan.
A. Jenis logistik
138. 1. Reagen
139.
a. Jenis reagen
140.
1) Reagen basah : bentuknya bisa berupa cairan
141.
2) Reagen kering : bentuknya berupa strip, catridge
yang siap pakai.
142.
b.
Sebelum
melakukan
pemeriksaan
yang
perlu
143. 2. Standart
144.
Bahan
standart
adalah
zat
yang
konsentrasi
atau
%,
bahkan
banyak
yang
kemurniannya
99,9%.
berikut :
1. Stabil
2. Dapat dibakar sampai suhu 105C 110C tanpa
perubahan kimia atau tidak meleleh, tersublimasi,
terdekomposisi
151.
atau
mengalami
reaksi
kimia
1) Buatan sendiri.
mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
162.
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal dengan sensitivitas dan
spesifisitas tinggi
3. Diskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Masa kadaluwarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh di pasaran
8. Besarnya harga tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok atau vendor
10.
Kelancaran dan kesinambunangan pengadaan
11. Bahan atau alat terdaftar di Ditjen Yanfar dan Alkes
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
a. Pengadaan logistik
163.
Pengadaan logistik laboratorium harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
164. Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama
dengan jumlah persediaan, yaitu jumlah persediaan minimun
ditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan minimum
adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan
operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal
atau ruang penyimpanan umum.
165. Safety stcok adalah jumlah persediaan cadangan yang
harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering
terlambat diterima dari pemasok. Buffer stock adalah stock
penyangga kekurangan reagen di laboratorium. Reserve stock
adalah cadangan reagen atau sisa.
166.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
167. Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6 12 bulan
yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6 12
10
bulan
untuk
tahun
yang
akan
datang. Jumlah
rata-rata
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
193.
194.
195.
1. Pengertian
196.
Menurut
keselamatan
192.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Permenkes
pasien
adalah
no.
suatu
1691/MENKES/PER/VIII/2011,
sistem
dimana
Puskesmas
keselamatan
yang
dapat
diimplementasikan
di
laboratorium adalah :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
200.
2. Tujuan
201.
darah
harus
hand
rub.
Setiap
selesai
mengambil
sampel
harus
210.
TERHADAP
211.
PASIEN
213.
Mengurangi
TERHADAP
PETUGAS
214.
Mencegah
kemungkinan
badan/kulit petugas
terbawanya
kesehatan kontak
mikroorganisme dari
dengan percikan
ruangan
tubuh penderita.
215.
Sa
217.
r
u
n
g
t
a
n
Mencegah
kontak tangan
216.
Mencegah
kontak
mikroorganisme
penderita lainnya,
pada tangan
petugas kesehatan
kepada pasien
terkontaminasi.
a
n
219.
Mencegah
220.
Mencegah
218.
membran mukosa
Ma
petugas Kesehatan
petugas kesehatan
yang mengandung
mikroorganisme dan
kontak dengan
terpercik saat
bernapas, bicara
cairan tubuh
penderita.
pasien.
221.
222.
Phlebotomy
223.
jenis
pemeriksaan.
Pengambilan
sampel
harus
terpenting
menghindari
adalah
tertukarnya
pelabelan
sampel
sampel
pasien
satu
untuk
dengan
pasien lainnya.
225.
226.
2) Persiapan penderita
230.
Sebelum
pengambilan
sampel
perlu
disiapkan
5).
Penanganan
awal
sampel
(pengawetan
dan
transportasi)
234.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
245. Sebelum
menggunakan
sebuah alat
maka
diperlukan
pengecekan alat.
246.
248.
249. Sebelum menggunakan reagensia perlu diperhatikan halhal sebagai berikut : Penanganan, persiapan dan penyimpangan
reagensia,
perimbangan
kebutuhan
reagensia,
pemakaian
dengan
mengembangkan
sistem
pelaporan
Insiden
cara
pengambilannya,
sampel
rusak
karena
salah
pasien (dieja), nomor rekam medis, tes yang diminta dan tanggal
penerimaan sampel.
265.
268.
N
271.
PARA
269.
METER
272.
Hemo
globin
2
282.
279.
h Trombosit
283.
3
286.
4
Jumla
Hema
tokrit
287.
Jumla
h Leukosit
270.
BATASAN NILAI
UR
273.
0-7
minggu
274.
278.
UM
275.
6 gr/dl , 24 gr/dl
276.
6 gr/dl , 20 gr/dl
>7
minggu
280.
Se
277.
281.
mua
Umur
284.
Se
40.000 sel/mm ,
1000.000 sel/mm
285.
23% , 70%
mua
Umur
288.
Se
mua
289.
2000 sel/mm ,
100.000 sel/mm
Umur
17
290.
291.
PPT
292.
5
294.
295.
APTT
296.
299.
Umur
Se
INR
300.
303.
Gluko
sa Darah
309.
Umur
304.
<4
313.
317.
5 detik
Natriu
Calsiu
321.
Magn
Umur
314.
Se
Creati
nin
307.
311.
mg/dl
< 2.5 U/L , >6U/L
315.
mua
318.
>160U/L
Umur
Se
319.
mua
322.
esium
325.
306.
mua
1
324.
Kaliu
>4
minggu
310.
Se
1
320.
301.
minggu
1
316.
185 detik
Umur
Se
305.
312.
297.
mua
308.
45.2 detik
mua
7
302.
293.
mua
6
298.
Se
mg/dl
Umur
Se
323.
mua
mg/dl
Umur
326.
1
331.
hari 4
minggu
327.
minggu
23 bulan
328.
baru)
332.
333.
334.
335.
>2mg/dl
>2.5 mg/dl
>3 mg/dl
>10 mg/dl
tahun
11 tahun
329.
12
tahun
15 tahun
330.
>1
6 tahun
18
336.
337.
Malari
1
340.
338.
a
341.
Se
339.
Plasmodium (+)
mua
HBsA
342.
Umur
Se
positif
343.
(+) Positif
mua
Umur
344.
345.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
347.
Lingkungan merupakan sarana penunjang
346.
348. Laboratorium
dalam
perlindungan
atas
keselamatannya
dalam
melakukan
dan
bagi
pekerja
yang
disebabkan
oleh
kondisi
pekerjaan,
19
waktu 6 bulan.
4. Penanganan Tumpahan Darah Atau Cairan Tubuh
a. Gunakan sarung tangan dan siapkan peralatan yang dibutuhkan
(spill kit)
20
penyebarluasan
penyakit
serta
mencegah
terjadinya
menurut
Lingkungan Puskesmas
adalah
semua
limbah
yang
dihasilkan dari kegiatan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan gas.
2. Prosedur Penanganan Bahan Infeksius
a. Bahan infeksius padat tidak tajam (tabung sampel, tabung urine,
kapas) dibuang pada tempat sampah khusus medis (tempat
sampah dengan plastik kuning). Sampah ini kemudian akan diantar
oleh petugas kebersihan laboratorium dan dimusnahkan dengan
menggunakan
insinerator
di
Instalasi
Pengolahan
Sampah
Puskesmas .
b. Bahan infeksius padat tajam dibuang dalam wadah khusus untuk
benda tajam yang kuat dan tidak mudah robek.
21
c. Bahan infeksius cair berupa limbah alat dan air bekas cucian
dibuang di wastafel yang terhubung dengan saluran IPAL, dimana
limbah ini nanti akan mendapat penanganan khusus sebelum
dikeluarkan ke saluran umum
3. Penanganan Dan Pengelolaan Limbah
366. Limbah dikatagorikan Umum dan Khusus
a. Umum : limbah yang berasal dari sampah umum, kertas, daun,
bekas minuman dll. Ditempatkan pada plastic hitam, dibersihkan
oleh cleaning service.
b. Khusus : semua yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dan
berhubungan dengan spesimen terbagi dalam bentuk padat dan
cair.
1) Khusus padat : alat habis pakai, spuit injeksi, kapas, tip, tabung
reaksi, cup sampel, setelah dipakai ditempatkan pada tempat
khusus,
diambil
petugas
limbah
dan
dibawa
ke
tempat
penyimpanan sementara.
2) Khusus cair : sisa spesimen, sisa spesimen/ bahan kontrol yang
bercampur reagen, air bekas cucian dan zat pelarut ditempatkan
pada tempat khusus, dibuang lewat wastafel yang sudah
terhubung dengan IPAL.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
22
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
397.
398. Salah satu kegiatan pengendalian mutu dalam laboratorium
kesehatan adalah pemantapan mutu (quality assurance) untuk menjamin
ketelitian
dan
ketepatan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
pencegahan
puskesmas
setiap
saat
selalu
melaksanakan
Annals of Laboratory
yang
pengendaliannya
tidak
seluruhnya
dapat
404.
405.
Pra-Praanalitik (46-68%)
Permintaan laboratorium yang tidak sesuai/lengkap, salah
labelling,
persiapan
pasien,
petugas
akan
sebelum
melakukan
pemeriksaan,
sudah
ini
petugas
di
laboratorium akan
homogenisasi
sampel,
interferensi
(endogen
atau
reliabilitas
pemeriksaan
yang
terjadi
secara
Mutu
Eksternal
adalah
kegiatan
yang
sebab
PME
itu
sangat
dari
hasil
bermanfaat
evaluasi
yang
bagi
suatu
diperoleh
dapat
harus
dilaksanakan
pemeriksaan
oleh
tersebut
petugas
serta
yang
biasa
menggunakan
tersebut
benar-benar
dapat
mencerminkan
penampilan
26
BAB IX
456.
PENUTUP
457.
458. Puji
menyelesaikan
syukur
amanat
Alhamdulillah
untuk
kepada
pembuatan
Allah
Buku
SWT,
Pedoman
kami
telah
Pelayanan
Laboratorium.
459. Buku Pedoman ini mencakup berbagai hal yang sangat berkaitan
dengan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sehari- hari yang meliputi
tentang gambaran Laboratorium Puskesmas Menden dan standar yang
ditentukan.dengan disusunnya buku pedoman ini