LABORATORIUM
2020
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
No. Revisi :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karuniaNya yang tak
terhingga juga shalawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta para keluarga dan sahabatnya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
pedoman Pelayana Laboratorium di wilayah kerja Puskesmas Cicalengka DTP.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dr. Hj. Yanti
Fadillah, MM.Rs. selaku Kepala Puskesmas Cicalengka DTP, seluruh teman-teman
Puskesmas Cicalengka yang telah memberikan dukungan dan do’anya, serta dukungan
material dan moral kepada penulis.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam pembuatan pedoman
Pelayanan Laboratorium ini, semoga pedoman ini dapat diterima dan dapat menjadi
landasan kegiatan pelayanan laboratorium di wilayah kerja Puskesmas Cicalengka
DTP. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
kemajuan Puskesmas Cicalengka di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat berguna bagi semua pihak yang
memerlukannya. Amin.
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium Puskesmas
Cicalengka DTP
b. Menjadi standar dan monitoring dan evaluasi pelayanan laboratorium
Puskesmas Cicalengka DTP.
C. SASARAN
Pelayanan laboratorium dalam dan luar gedung puskesmas.
D. RUANG LINGKUP
C. BATASAN OPERASIONAL
Kegiatan pelayanan laboratorium di puskesmas melayani pemeriksaan
hematologi (Darah rutin, LED, Golongan darah), Urine (urin rutin, tes kehamilan),
kimia klinik (glukosa darah, kolesterol, Asam urat, trigliserida, HDL/LDL), Serologi
(widal, Rapid HiV, Rapid HbsAg, Rapid Sifilis), dan bakteriologi (BTA, Gram).
Pelayanan laboratorium setiap hari kerja Senin – Sabtu pukul 8.00 sampai 14.00
WIB.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Keterangan lainnya :
3. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan diketahui
oleh Kepala Puskesmas.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
2. Tenaga Teknis
C. JADWAL KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan laboratorium dilakukan setiap hari kerja dimulai pada pukul
8.00 sampai 14.00 WIB.
2. Pelayanan hasil pemeriksaan dahak/pasien TB paru dijadwalkan setiap hari
Selasa dan Jumat.
3. Kegiatan pemeriksaan gula darah untuk pasien prolanis rutin dilaksanakan setiap
bulan, pada hari rabu minggu kedua.
4. Kegiatan luar gedung seperti skrining PTM tetap dilakukan akan tetapi jadwal
pelaksanaan dikondisikan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Instalasi laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang yang
baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup ,tersedia ruang
terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/penerimaan pasien / sampel , ruang
pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang administrasi,ruang
istirahat. Ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon,alat pemadam
kebakaran,pintu keluar darurat) digantungkan dibeberapa tempat yang mudah
terlihat.
B. STANDAR FASILITAS
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangann
laboratorium Puskesmas . Persyaratan sarana/ ruangan laboratorium Puskesmas
adalah sebagai berikut :
a. Ruangan yang dibutuhkan untuk laboratorium minimal 3X4 meter persegi,
kebutuhan luas ruangan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas.
b. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
c. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik).
d. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
e. Pintu disarankan disediakan memiliki lebar bukaan minimal 120 centimeter
yang terdiri dari dua daun pintu dengan ukuran 80 centimeter dan 40 centimeter.
f. Disarankan disediakan akses langsung ( lubang/celah) bagi pasien untuk
memberikan sampel dahak.
g. Pada area bak cuci disarankan untuk menggunakan pembatas transparan
untuk menghindarai paparan/tampias air cucian kearea sekitar.
h. Kamar kecil/WC pasien laboratorium dapat berhubungan dengan Wc pasien
Puskesmas.
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan :
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Minimal menggunaka meja ½ biro ( ukuran 90x 60 cm )
b. Mempunyai laci
2. Loket pendaftaran
a. Ada kaca pembatas antara petugas dan pasien
b. Penerimaan sampel urin atau dahak
3. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
c. Ada kursi yang mempunyai sandaran baik kursi petugas maupum kursi
pasien
d. Berbahan material kuat dari kayu, besi dan lain lain
4. Bak cuci/sink
a. Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
b. Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak minimal 30 cm
c. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan
air limbah Puskesmas.
5. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang menyesuaikan
b. Meja terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat kimia, mudah
dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang
6. Lemari pendingin
a. Berfungsi untuk menyimpan reagen dan sampel
b. Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin
7. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat
b. Ukuran panjang 160 cm lebar 40 cm tinggi 100 cm
c. Bahan terbuat dari kayu atau almunium dan rak dari kaca
d. Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
8. Rak reagen
a. Fungsi untuk menyimpan reagen
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/formika
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas tersebut. Penanganan dan penyimpanan
reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pelayanan laboratorium mencakup mulai dari penerimaan form
permintaan pemeriksaan laboratorium dari dalam dan luar gedung puskesmas ,
melakukan pemeriksaan sampai proses penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada pasien / dokter.
B. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode
manual, dan semi automatik.
C. LANGKAH KEGIATAN
LOKET PENDAFTARAN
LABORATORIUM
UMUM KASIR
Pemeriksaan Spesimen
Penyerahan Hasil
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
Bila pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium setelah mendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya.
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Petugas laboratorium memanggil dan mencocokan identitas pasien.
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, bila pasien
pengguna asuransi maka ditulis di form BPJS. Bila pasien tidak memiliki asuransi
(pasien umum), maka akan diberi nota untuk melakukan pembayaran di kasir.
6. Petugas laboratorium melakukan pengambilan dan penerimaan spesimen yang
sudah di beri identitas.
7. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
8. Petugas laboratorium melakukan pencatatan hasil pemeriksaan di buku register
pasien. Bila pasien menggunakan asuransi, dicatat di buku register BPJS. Bila
pasien umum, maka dicatat di buku register pasien umum.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium di serahkan kepda pasien dan dibawa oleh
pasien ke ruang pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter
tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
Untuk pasien rujukan luar, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung
dibawa ke dokter yang merujuk.
3. Penyimpanan dokumen
Setiap laboratorium harus menyimpan dokumen- dokumen :
a. Format permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Format permintaan dan hasil rujukan
2. Pengelolaan Spesimen
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa : darah (whole blood), serum,
plasma, urin, tinja, sputum, apus rektum, sekret( uretra, vagina).
Pengelolaan spesimen terbagi atas 2:
1. Spesimen infeksius
a. Spesimen infeksius harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan
wadah didisinfeksi atau autoclave.
b. Wadah harus terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor dan
diberi label tentang identitas spesimen,wadah diletakkan pada baki
khusus dari logam yang dapat didisinfeksi atau diautoclave secara teratur
setiap hari.
c. Semua petugas penerima sampel infeksius harus menggunakan sarung
tangan dan masker.
d. Semua spesimen harus dianggap infeksius dan diperlakukan secara hati-
hati.
e. Meja penerimaan dan pemeriksaan harus dibersihkan dengan desinfektan
setiap hari.
f. Dilarang makan,minum dan merokok saat bekerja dan ditempat kerja.
g. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan desinfektan.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak
terpisahkan dengan kegiatan pelayanan kegiatan kesehatan lainnya untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan , pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan melakukan
suatu pemeriksaan laboratorium antara lain untuk uji saring, diagnostik, dan
evaluasi hasil pengobatan dan surveilan.
Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Cicalengka meliputi:
1. Pemeriksaan Hematologi, mencakup pemeriksaan Darah Rutin, Hb sahli, Laju
Endap Darah, dan Golongan darah.
2. Pemeriksaan Kimia darah, mencakup pemeriksaan Glukosa Darah,
kolesterol, Asam urat, Trigliserida, HDL, dan LDL.
3. Pemeriksaan Serologi, mencakup pemeriksaan Rapid HIV, Rapid HbsAg,
Sifilis, dan Widal
4. Pemeriksaan Urinalisa, mencakup pemeriksaan Urin Rutin, Sedimen Urin, dan
Tes Kehamilan.
5. Pemeriksaan feses Rutin
6. Pemeriksaan BTA Sputum
7. Pemeriksaan Apus Vagina/ Uretra.
4. ATK
5. Buku Register Hasil Pemeriksaan Laboratorium
6. Buku Visum
7. Kartu Stok
8. Format Hasil Pemeriksaan Laboratorium
9. Format Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
10. Peralatan Laboratorium
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Patient safety suatu sistem dimana laboratorium puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko.
B. TUJUAN
5. Tujuan Umum :
a. Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya
implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di
laboratorium.
b. Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di laboratorium,
menurunkan KTD di laboratorium, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
6. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan Insiden kecelakaan pasien.
b. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
c. Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan
selayaknya.
d. Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi
kerugian.
e. Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri
kesalahan obat.
4. Proses
a. Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang akurat dan
kurangnya penjelasan dapat berdampak terhadap tidak konsisten
perlakuan pada setiap orang hal ini akan berdampak terhadap
kesalahan.
b. Karakteristik risiko tinggi : melakukan tindakan pelayanan laboratorium
yang terus – menerus saat praktek akan menimbulkan kelemahan, dan
penurunan daya ingat hal ini dapat menjadi risiko tinggi terjadinya
kesalahan atau lupa oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem pengingat
untuk mengurangi kesalahan.
c. Waktu : waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih
mudah tergambar ada pada pasien – pasien emergency (pemeriksaan
cito ) oleh karena itu pada saat – saat tertentu waktu dapat menentukan
apakah pasien selamat atau tidak.
d. Perubahan jadwal dinas analis juga berdampak terhadap keselamatan
pasien karena analis sering tidak siap untuk melakukan aktivitas secara
baik dan menyeluruh.
e. Efisiensi : keterlambatan hasil pemeriksaan akan memperpanjang
waktu diagnosis tentunya akan meningkatkan pembiayaan yang harus di
tanggung oleh pasien
5. Orang
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta
benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya
Laboratorium kesehatan adalah sarana Kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari banusia
atau bukan dari bahan manusia untuk penentuan jenis jenyakit, kondisi kesehatan
atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
B. TUJUAN
1. Acuan dalam melaksanakan tugas laboratorium
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap resiko terjadinya kecelakaan
dan gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium.
3. Menjamin mutu pekerjaan dilaboratorium
2. Sanitasi Lingkungan
Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus;
Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan
pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium
Puskesmas.
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI),
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat:
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang
salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan
pemeriksaan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah
dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)
b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap praanalitik,
tahap analitik dan tahap pasca-analitik.
1. Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai dengan menyimpan
spesimen.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada
pasien mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian
antara spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada
saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi
persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak
dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah
benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman
spesimen sudah benar.
d. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.
e. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur
dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC – 8oC.
Dapat diberikan bahan pengawet.
Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2. Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan
ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan
spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa
kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran
sudah benar, cara pengenceran sudah benar.
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen.
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium
secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan
tidak terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi
adalah:
Inkubator (Incubator)
Lemari es (Refrigerator/freezer)
Oven
Autoklaf (Autoclave)
Micro Pipet
Penangas air (Waterbath)
Sentrifus (Centrifuge)
Fotometer (Photometer)
Timbangan analitik
Timbangan elektrik
Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai
protap masing-masing parameter.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja
laboratorium.
BAB IX
PENUTUP