Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
BLUD PUSKESMAS PARUNGPANJANG
Jl. M. Toha No 3 Parungpanjang – Bogor. Kode Pos: 16360
Telp. (021)54282720. E-mail: pkmparungpanjang@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PARUNGPANJANG


NOMOR : 68 / I /2023

TENTANG

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN


PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

KEPALA PUSKESMAS PARUNG PANJANG


Menimbang : a. bahwa, dalam rangka bahwa dalam rangka peningkatan

mutu dan kinerja, Puskesmas Parungpanjang dituntut


untuk memberikan pelayanan laboratorium yang
bermutu, cepat dan akurat;
b. bahwa, untuk menjamin terselenggaranya mutu
pelayanan laboratorium di Puskesmas Parungpanjang,
maka dipandang perlu menetapkan pemantapan mutu
internal (PMI) dan pemantapan mutu eksternal (PME)
melalui Keputusan Kepala Puskesmas Parungpanjang;
Mengingat : Peraturan Menteri Kesehatan Repblik Indonesia Nomor 37
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN
MUTU EKSTERNAL (PME)
KESATU : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN
MUTU EKSTERNAL (PME);
KEDUA : Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu

Dilakukan upaya pemantapan mutu internal maupun


pemantapan mutu eksternal di Puskesmas;
KETIGA : Pemantapan mutu internal dan eksternal sebagaimana
dimaksud pada Diktum
KEEMPAT : bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ada perubahan akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : Parungpanjang
TANGGAL : 2 Januari 2023

KEPALA,

dr. Susi Juniar S., M.Kes


Pembina Tk. I/ IVB
NIP. 197406032008012005
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
PARUNGPANJANG
NOMOR 68 / I /2023
TENTANG PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
(PMI) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
(PME)

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

A. PENDAHULUAN

Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan


pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi
klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/Menkes/SK/III/2003).
Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan
menempati posisi terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran
dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data ilmiah yang tajam
untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui
pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok
pasien.. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal
yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis
laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan
dan tindakan preventif kedokteran.

B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-
menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini
mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan pasca
analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pemantapan mutu
internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung
kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang
mendapat perhatian.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Puskesmas antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara
pengambilan specimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk
pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik

Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi


sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan
analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra
laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses
tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman
spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan
spesimen.
a. Persiapan Pasien

Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan


pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh
paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan
persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang
diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau
persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang
tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan
instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat
berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya instruksi
yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang
tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien
yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses
pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian
laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf
laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti
latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan,
gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis
kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca
operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh
yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi,
maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu
dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen

Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara


spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan
dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima
antara lain volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen
yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi),
maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen

Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi


penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah
benar untuk pemeriksaan- pemeriksaan khusus, kondisi
pengiriman spesimen sudah benar.

d. Pengiriman Spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian


pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.

e. Penyimpanan Spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan


dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
 Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur
dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
 Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0˚C – 8˚C.
 Dapat diberikan bahan pengawet.
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2. Tahap Analitik

Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,


mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan
ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan
spesimen.
a. Persiapan reagen

Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa


kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran
sudah benar, cara pengenceran sudah benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen.
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus
bersih dan tidak terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi
adalah:

 Inkubator (Incubator)
 Lemari es (Refrigerator/freezer)
 Oven
 Autoklaf (Autoclave)
 Micro Pipet
 Penangas air (Waterbath)
 Sentrifus (Centrifuge)
 Fotometer (Photometer)
 Timbangan analitik
 Timbangan elektrik
 Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap
masing- masing parameter.
3. Tahap Pasca Analitik

Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil


pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

C. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara


periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu
Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan
periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan
diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
2. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi
Laboratorium Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat
menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara
khusus, harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan
pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang
biasa digunakan, sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut
benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium yang
sebenarnya.

D. PENINGKATAN MUTU

Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI)
dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja
laboratorium.

KEPALA,

dr. Susi Juniar S., M.Kes


Pembina Tk. I/ IVB
NIP. 197406032008012005

Anda mungkin juga menyukai