DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SELAT
Jalan Desa Selat Kecamatan Pemayung Kode Pos 36657
Email : Puskesmasselat@yahoo.com
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SELAT TENTANG
PELAKSANAAN PMI DAN PME UPTD PUSKESMAS SELAT
KESATU : Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu
dilakukan upaya pengendalian mutu internal maupun
pengendalian mutu eksternal di Puskesmas;
-2-
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya;
DITETAPKAN DI : SELAT
PADA TANGGAL : JANUARI 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS SELAT
KECAMATAN PEMAYUNG
A. PENDAHULUAN
Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,
imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/Menkes/SK/III/2003).
Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi
terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan
didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang
diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok
pasien. Indikasi permintaan laboratorium merupakan pertimbangan terpenting dalam
kedokteran laboratorium. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal
yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga
merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan specimen,
pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik
14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra
laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi
persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium,
penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari
tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang
diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru
bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi
klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan
instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan
penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik
yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir
tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel
fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi,
kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis
kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian.
Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel
biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus
selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik
spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya
ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka
perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen
sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan
khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar.
-5-
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
e. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan
spesimen antara lain :
Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry &
Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC – 8oC.
Dapat diberikan bahan pengawet.
Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan
kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah
benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen
harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Inkubator (Incubator)
Lemari es (Refrigerator/freezer)
Oven
Autoklaf (Autoclave)
Micro Pipet
Penangas air (Waterbath)
-6-
Sentrifus (Centrifuge)
Fotometer (Photometer)
Timbangan analitik
Timbangan elektrik
Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.
3. Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus
dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta menggunakan
peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil pemantapan mutu eksternal
tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya.
-7-
D. PENINGKATAN MUTU
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium
sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.
DITETAPKAN DI : SELAT
PADA TANGGAL : JANUARI 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS SELAT
KECAMATAN PEMAYUNG