Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAYA

Nomor :

TENTANG

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL DAN PEMANTAPAN MUTU


EKSTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAH ESA


PIMPINAN KLINIK PRATAMA RAYA
Menimbang : a. bahwa, dalam rangka bahwa dalam rangka
peningkatan mutu dan kinerja, UPT
Puskesmas Lendang Nangka dituntut untuk
memberikan pelayanan laboratorium yang
bermutu, cepat dan akurat;
b. bahwa, untuk menjamin terselenggaranya
mutu pelayanan laboratorium di Klinik
Pratama Raya, maka dipandang perlu
menetapkan pemantapan mutu internal (PMI)
dan pemantapan mutu eksternal (PME)
melalui Keputusan Kepala Puskesmas
Lendang Nangka;

Mengingat : 1. Undang Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan
2. Permenkes no 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Permenkes no 37 tahun 2012 tentang
penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas.
4. Permenkes no 43 tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan laboratorium klinik yang benar
5. Peraturan Bupati Kabupaten Lombok Timur
nomor 112 tahun 2006 tentang Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi pada Pusat kesehatan
Masyarakat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME);

Kedua : Untuk menjamin mutu pelayanan


laboratorium maka perlu dilakukan upaya
pemantapan mutu internal maupun
pemantapan mutu eksternal di Klinik;

Ketiga : Pemantapan mutu internal dan eksternal


sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA dan
tercantum dalam lampiran ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari ada
perubahan akan diadakan perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan Di : Lendang
Nangka
Pada Tanggal :

Pimpinan Klinik Pratama Raya

dr. Gina Puspita

LAMPIRAN : PIMPINAN KLINIK PRTAMA RAYA


NOMOR :
TENTANG : PELAKSANAAN PEMANATAPAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL
PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

A. PENDAHULUAN
Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi,
kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi
klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/Menkes/SK/III/2003).
Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan
kesehatan menempati posisi terpenting dalam diagnostik invitro.
Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan
didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam
menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan
klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien..
Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal
yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Analisis laboratorium juga merupakan bagian integral dari
penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan
dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium
secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang
tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-
analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering
diawasi dalam pemantapan mutu internal hanya tahap analitik
dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan
administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat
perhatian.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu
dilakukan di Klinik antara lain: pembuatan alur pasien, alur
pemeriksaan, cara pengambilan specimen, pembuatan
prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan
kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium,
sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca
analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-
analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi
persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman
spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan
penyimpanan spesimen.

a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter
merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien.
Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa
yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang
diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan
atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes
yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis
pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda.
Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter
atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil
laboratorium, tidak diikutinya instruksi yang diberikan
akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak
tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga
pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut
dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol
dari proses pra-analitik yang dapat mempengaruhi
keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak
dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama
mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik,
puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya
hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia,
jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca
donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut
memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel
biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan
ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan
sebelum pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa
kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan
formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi
fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen
yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya
ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via
pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.

c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan,
kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan
spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan
khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar.

d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke
bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
e. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang
akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan spesimen
antara lain :

 Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan


usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
Vibrio cholera).
 Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0˚C – 8˚C.
 Dapat diberikan bahan pengawet.
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum.

2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji
ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol
dan pemeriksaan spesimen.

a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku,
masa kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau
pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah
benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium adalah peralatan laboratorium,
wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan
terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi.

Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu


dikalibrasi adalah:

 Inkubator (Incubator)
 Lemari es (Refrigerator/freezer)
 Oven
 Autoklaf (Autoclave)
 Micro Pipet
 Penangas air (Waterbath)
 Sentrifus (Centrifuge)
 Fotometer (Photometer)
 Timbangan analitik
 Timbangan elektrik
 Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan
kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur
sesuai protap masing-masing parameter.
3. Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

C. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar
laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan
Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara
teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan
laboratorium.

Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang


pemeriksaan diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :

1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan


2. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi
Laboratorium Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang
diperoleh dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam
bidang pemeriksaan yang ditentukan.

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan


secara khusus, harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa
melakukan pemeriksaan tersebut serta menggunakan
peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil
pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya.

D. PENINGKATAN MUTU
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang
dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak lanjut dari
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai