Anda di halaman 1dari 6

TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SRIKATON


Jalur 10 Jembatan 2 Desa Srikaton Kecamatan Air Salek Kode Pos 30773

Website : puskesmas-srikaton.banyuasinkab.go.id e-mail puskesmas.srikaton@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON

NOMOR : 440/ /SK/ADMEN/PKM-SKT/IV/2018

TENTANG

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN


PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS SEMUNTUL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka bahwa dalam rangka peningkatan


mutudankinerja, UPT Puskesmas Srikaton dituntut untuk
memberikan pelayanan laboratorium yang bermutu, cepat
danakurat;
b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya mutu pelayanan
laboratorium di UPT Puskesmas Semuntul, maka
dipandangperlu menetapkan Pemantapan Mutu Internal
(PMI) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) melalui Keputusan
Kepala UPT Puskesmas Srikaton;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Srikaton
tentang Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan
Mutu Eksternal (PME);
Mengingat : a. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 29 tahun 2009,
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-UndangRepublik Indonesai Nomor 25 Tahun 2009,
tentang Pelayanan Publik;
c Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor36Tahun 2009,
. tentangKesehatan;
d. Keputusan Menteri RI No 37 Tahun 2012 tentang
penyelenggaraan laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SEMUNTUL


TENTANG PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
Kesatu : Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu
dilakukan upaya pemantapan mutu internal maupun
pemantapan mutu eksternal.
Kedua : Pemantapan mutu internal dan eksternal sebagaimana
dimaksud pada diktum kesatu dan tercantum dalam lampiran
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan
ini.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
Ketiga :
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Srikaton


Pada tanggal: 23 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON,

FEBRINA JK, SKM, M.Si

NIP. 196602191989112001
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON
NOMOR : 440/ /SK/ADMEN/PKM-S/II/2018
TANGGAL : APRIL 2018
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

A. PENDAHULUAN
Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 364/Menkes/SK/III/2003).
Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati
posisi terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan
laboratorium akan didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam
menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan
bagian esensial dari data pokok pasien.. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk
diagnosis awal yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Analisis laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan dan
tindakan preventif kedokteran.

B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik,
analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pemantapan
mutu internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada
urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Puskesmasantara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan
specimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenispemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61%
dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan
pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-
analitikekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut
meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke
laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapatmemberikan
informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan
persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasiyang diberikan harus jelas
agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan
jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan
oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak
diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang
tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak
mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik
yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak
dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien,
seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup
(konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca
transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki
pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya
hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum
pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen
yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik
spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat
dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpananspesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar.
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
2. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan
spesimen antara lain :
a. Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry &
Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0˚C –8˚C.
c. Dapat diberikan bahan pengawet.
d. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan
kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceransudah benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah
spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah: Inkubator
( Incubator) :
a. Lemari es ( Refrigerator/freezer)
b. Oven
c. Autoklaf ( Autoclave)
d. Micro Pipet
e. Penangas air ( Waterbath) Sentrifus ( Centrifuge)
f. Fotometer ( Photometer) Timbangan analitik
g. Timbangan elektrik
h. Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing parameter.
3. Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
C. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atauinternasional. Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti
Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan
periodik meliputisemua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan
diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
2. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK

Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium


Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan
yang ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus
dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta
menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil
pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium yang sebenarnya.

D. PENINGKATAN MUTU
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

KEPALA UPT PUSKESMAS SRIKATON


KABUPATEN BANYUASIN,

FEBRINA JK, SKM, M.Si

NIP. 196602191989112001

Anda mungkin juga menyukai