Anda di halaman 1dari 38

BAB VIII

MAMAGEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

KRITERIA

8.1.2

ELEMEN DOKUMEN TERKAIT KETERANGAN


PENILAIAN

EP 1  SK pelayanan laboratorium
 SOP permintaan, pemeriksaan, penerimaan
spesimen, pengambilan dan penyimpanan
spesimen

EP 2  SOP pemeriksaan laboratorium

EP 3  SOP pemantauan, pelaksanaan, prosedur


pemeriksaan laboratirium
 Melakukan pemantauan prosedur
pemeriksaan laboratorium dan tindak
lanjutnya

EP 4  SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan


hasil
 Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
pemantauan ketepatan waktu penyerahan
hasil laboratorium

EP 5  SOP pelayanan laboratorium di luar jam kerja


 SK pelayanan laboratorium yang didalamnya
memuat pelayanan laboratorium di luar jam
kerja

EP 6  SOP pemeriksaan laboratorium yang beresiko


tinggi
 SK pelayanan laboratorium yang didalamnya
memuat pemeriksaan laboratorium beresiko
tinggi

EP 7  SOP kesehatan dan keselamatan kerja bagi


pemeriksaan laboratorium

EP 8  SOP penggunaan APD


 SOP pemantauan pengguna alat pelindung
diri

EP 9  SOP pengelolaan bahan berbahaya dan


beracun
 Pengelolaan limbah hasil pemeriksaan
laboratorium

EP 10  SOP pengelolaan reagen di laboratorium

EP 11  Melakukan pemantauan dan tindak lanjut


terhadap pengelolaan limbah medis yang
sesuai SOP
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMAN
Jl. Raya Kabupaten Desa Keman Kec. Pampangan Kode Pos 30654
Email : pkmKeman@gmail.com

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSKESMAS KEMAN


NOMOR: 440/ /PKM-KMN/SK/ IV/2017

TENTANG

PELAYANAN LABORATORIUM

PIMPINAN PUSKESMAS KEMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosa penyakit dan meningkatkan


pelayanan klinis di Puskesmas Keman, maka perlu dilakukan
pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui permintaan,
pemeriksaan, dan pelayanan laboratorium puskesmas;

b. bahwa dalam melaksanakan pelayanan laboratorium dan menjamin


mutu pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Keman maka perlu
reagen esensial yang harus tersedia, penetapan rentang nilai rujukan
hasil pemeriksaan laboratorium, waktu penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium, penandaan hasil laboratorium yang kritis
dan kasus kegawatdaruratan, agar memberi kejelasan kepada unit
pelayanan klinis untuk segera menindaklanjuti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu


menetapkan keputusan Pimpinan Puskesmas Keman tentang pelayanan
laboratorium;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Peraturan Menteri kesehatan No. 657/MENKES/PER/VIII/2009


tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;

3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501/MENKES/PER/X/2010


tentang Jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan
Upaya Penanggulangannya;

4. Peraturanan Menteri Kesehatan Nomor 75 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 364/MENKES/SK/III/2003
Tentang Laboratorium Kesehatan;

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 Tahun 2012 tentang


Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Keputusan Pimpinan Puskesmas Keman Tentang Pelayanan


Laboratorium;

Kedua : Petugas laboratorium harus melaksanakan jenis- jenis pelayanan


laboratorium yang tersedia di Puskesmas Keman;

Kedua : Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium adalah


sebagai berikut;

1. Permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan


penyimpanan spesimen di laboratorium oleh petugas pelayanan
klinis
2. Pelayanan Laboratorium diluar jam kerja
3. Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi
4. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas laboratorium
5. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium pasien
umum dan pasien urgent (cito)
6. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis
7. Jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
8. Batas buffer stock reagen untuk pemesanan
9. Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
10. Pengendalian mutu laboratorium
11. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya, sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Keman
Pada tanggal : 2017
Pimpinan Puskesmas Keman

RISTANADIA, Am. Kep


Daftar Lampiran : Surat Keputusan Pimpinan Puskesmas Keman

Nomor : 440 / / / SK / IV / 2017

Tanggal : April 2017

PELAYANAN LABORATORIUM

1. Permintaan pemeriksaan adalah tujuan utama untuk menentukan pemeriksaan, untuk


mengetahui jenis pemeriksaan laboratorium dan untuk menentukan diagnosa penyakit.
Permintaan pemeriksaan merupakan rangkaian kegiatan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium mulai dari permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen dan penyimpanan
spesimen. Dengan menggunakan blanko permintaan pemeriksaan laboratorium,
sebelumnya pasien mendaftar di loket pendaftaran, pasien diperiksa terlebih dahulu di
PU/ Gigi / KIA/ KB sebelum ke laboratorium. Pasien ke laboratorium sambil membawa
blanko permintaan pemeriksaan laboratorium. Setelah permintaan pemeriksaan rangkaian
kegiatan selanjutnya adalah penerimaan spesimen. Penerimaan Spesimen merupakan sutu
tindakan yang dilakukan di laboratorium dalam melakukan prosedur penerimaan
spesimen untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium yang kemudian dilakukan
pengambilan spesimen dan penyimpanan spesimen.
2. Pelayanan laboratorium yang dilakukan diluar jam kerja puskesmas yaitu untuk
pelayanan persalinan 24 jam. Dengan menggunakan form pemeriksaan laboratorium,
petugas melakukan anamnesa pada pasien yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium
sebagai pemeriksaan penunjang.
3. Pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi bertujuan untuk menunjang diagnosis
penyakit, ditetapkan penandaan hasil laboratorium yang kritis, agar memberi kejelasan
kepada unit pelayanan klinis untuk segera menindaklanjuti. Guna meningkatkan mutu dan
pelayanan klinis di Puskesmas Keman.
4. Keselamatan dan Kesehatan kerja petugas laboratorium (K3) merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium, pemahaman keamanan laboratorium dengan melakukan
tindakan pengelolaan spesimen yang berasal dari manusia, mencegah potensi infeksi dari
petugas ke petugas lain dan pasien. Petugas laboratorium wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) dalam setiap tindakan.
5. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah pelaporan hasil laboratorium
yang menggambarkan kondisi patofisiologi pasien yang nilainya diluar batas normal yang
telah disepakati bersama, baik dibawah/ diatas nilai normal, dimana pasien memerlukan
intervensi tindakan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien.
Petugas memberi tanda dengan warna hijau pada hasil laboratorium yang kritis.
NILAI AMBANG KRITIS HASIL LABORATORIUM

No Pemeriksaan Kurang dari Lebih dari

1 Hemoglobin <8% >18gr%

2 Hematokrit <30% >45%

3 Trombosit <150000/mm3 >450000/mm3

4 Leukosit <5000/mm3 >10000/mm3

5 Cholesterol <100 mg/dl >240 mg/dl

6 Asam Urat <3 mg/dl >6 mg/dl

7 Glukosa <45 mg/dl >400 mg/dl

6. Selanjutnya waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan jenis


pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, khusus pasien urgent/ cito maka waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium harus didahulukan dari pasien lainnya.
7. Jenis reagen dan esensial yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan
untuk tiap pemeriksaan di laboratorium Puskesmas. Penanganan dan penyimpanan reagen
harus sesuai persyaratan. Dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin
dapat berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu reagen esensial
yang harus tersedia di Puskesmas Keman. Adapun daftar reagen esensial yang tersedia di
Puskesmas Keman yaitu;
a). Alkohol 70 % f). Golongan darah
b). Oil Imersi g). PP Test
c). UA stik h). HCL 0,1
d). Glucosure stik i). Metanol
e). Cholesterol stik j.) Reagen Zield Nelsen

8. Rentang Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan Laboratorium yaitu


a. Hematologi
- Hematologi : L : 13-18 g/dl, P : 12-16 g/dl A: 11-16 g/dl
- Hematokrit : L : 40-50 %, P : 45-55 %
- Eritrosit : L : 4 – 5 juta, P : 4,5 – 5,5 juta
- Leukosit : 5 – 10 10³/ µl
- Trombosit : 150 – 400 10³/ µl
- Laju Endap darah : L : < 10, P : < 15
- Masa Perdarahan : 2 – 6 menit
- Masa Pembekuan : 7 – 15 detik
b. Urinalisis
- Makroskopis : Kuning, Jernih
- PH :5–7
- Berat Jenis: 1,005 – 1,030
- Leukosit : < 20 / µl
- Nitrit : Negatif
- Protein : Negatif
- Glukosa : Negatif
- Keton : Negatif
- Urobilinogen : ≤ 1 mg/dl
- Bilirubin : Negatif
- Darah Samar : Negatif
- Sedimen : Leukosit : 0 – 5/ LPB
Eritrosit : 0 – 1/ LPB

Epitel : < 10 / LPK

Kristal : Negatif

c. Pemeriksaan Feses
- Makroskopis : Warna; Kuning – coklat
Lendir: Negatif
Darah : Negatif
- Darah Samar : Negatif
- Mikroskopis : Negatif
d. Pemeriksaan Sputum / BTA : Negatif
e. Serologi
- Dengue IgG : Negatif
- Dengue IgM : Negatif
- NS 1 : Negatif
f. Kimia Darah
- Glukosa Puasa : 80 – 109 md/ dL
- Glukosa 2 jam PP : 70 – 140 mg/ dL
- Glukosa Sewaktu : 80 – 200 mg/ dL
- Cholesterol total : < 200 mg/ dL
- Asam Urat : L : 3 – 7 mg/dl, P : 3 – 5 mg/dL

9. Batas buffer stock reagensia untuk pemesanan dalam pengadaan ketersediaan reagen
disesuaikan dengan kebutuhan reagen dalam batas tertentu dengan dilakukan penambahan
20% dari kebutuhan reagen sebagai buffer stock/ persediaan.
10. Pengendalian Mutu laboratorium adalah serangkaian kegiatan laboratorium dari
penerimaan pasien hingga penyerahan hasil kepada pasien. Dengan tujuan untuk
menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar
pula. Untuk menjamin mutu pelayanan labortorium maka perlu dilakukan upaya
pengendalian mutu internal maupun eksternal di Puskesmas. Pengendalian mutu
dilakukan sesuai dengan jenis dan ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan
dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
11. Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume, jenis limbah
harus diidentifikasikan dan dipilih serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai syarat
keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensy dan
masyarakat.

Mengetahui,

PIMPINAN PUSKESMAS KEMAN

RISTANADIA, Am. Kep


PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMAN
Jl. Raya Kabupaten Desa Keman Kec. Pampangan Kode Pos 30654
Email : pkmKeman@gmail.com

MONITORING DAN EVALUASI PEMANTAUAN PELAKSANAAN


PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

BULAN : TAHUN :

NO PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR FAKTA TEMUAN


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur hasil
pemeriksaan laboratorium
2 Pemantauan penilaian terhadap hasil pemantauan
3 Pemantauan melakukan evaluasi terhadap hasil penilaian

Ditetapkan di : Keman
Pada Tanggal : April 2017
PIMPINAN PUSKESMAS KEMAN

RISTANADIA, Am. Kep


NIP. 19830414 200604 2 011
PERMINTAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :

SOP Halaman : 1/1

Puskesmas Keman Ristanadia, Am.Kep


Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pemeriksaan laboratorium adalah serangkaian permintaan dengan tujuan


utama untuk menentukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan
diagnosis penyakit.

B. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan


laboratoriumUntuk mengetahui jenis pemeriksaan laboratorium dan
untuk menetukan diagnosa penyakit

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pemeriksaan laboratorium

D. Referensi
Buku pelayanan medik jakarta
E. Alat dan Bahan Blanko permintaan pemeriksaan

F. Prosedur 1. Pasien datang mendaftarkan diri diloket pendaftaran Puskesmas


2. Pasien menuju BP,/ poli gigi/ KIA/ KB/ UGD/ Ruang TB/ ruang
persalinan untuk diperiksa oleh dokter/ perawat/ bidan dan bila perlu
diberi blanko permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Menyerahkan blanko permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
petugas laboratorium
4. Pasien diberi penjelasan bahan apa yang akan diambil lalu pasien di
ambil sampelnya
5. Spesimen yang sudah diambil, diperiksa oleh petugas laboratorium
6. Hasil pemeriksaan di catat di buku regsiter dan di blanko hasil lalu
diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan
validasi
7. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa pasien ke ruang
dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan tersebut.
G. Hal yang Perlu -
diperhatikan

H. Unit Terkait BP, poli gigi, KIA, KB, UGD, ruang TB, Ruang Persalinan ,
Laboratorium

I. Dokumen Buku petunjuk pemeriksaan laboratorium puskesmas


Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Terbit :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep

Keman Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian
Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium adalah suatu
kegiatan pemantauan/ evaluasi pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan oleh petugas layanan klinis dan dilanjutkan ke Kepala
Puskesmas.
B. Tujuan Memastikan bahwa semua proses mulai dari peningkatan persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman dan pengelolaan spesimen sampai pencatatan
dan pelaporan telah dilakukan dengan benar

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang Pelayanan Laboratorium

D. Referensi
Kesepakatan bersama
E. Alat dan Bahan Alat tulis

F. Prosedur 1. Tim mutu melakukan pemantauan prosedur pemeriksaan laboratorium


minimal 1 bulan sekali.
2. Tim mutu memantau prosedur persiapan pasien.
3. Tim mutu memantau prosedur pengambilan dan penerimaan spesimen.
4. Tim mutu memantau pelaksanaan prosedur pemberian identitas
spesimen.
5. Tim mutu memantau pelaksanaan prosedur pengolahan spesimen.
6. Tim mutu memantau pelaksanaan prosedur pencatatan hasil
pemeriksaan.
7. Tim mutu memantau pelaksanaan prosedur pelaporan hasil
pemeriksaan.
8. Tim mutu melaporkan hasil pemeriksaan kepada pimpinan puskesmas.
9. Pimpinan puskesmas mengkonsultasikan kepada petugas
laboratorium untuk dipertahankan pelaksanaan prosedur agar
didapatkan hasil yang baik.
G. Hal yang
Perlu
diperhatikan

H. Unit Terkait
Unit laboratorium
I. Dokumen - Buku Register Harian Laboratorium
Terkait - Buku Laporan hasil pemantauan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU
PENYERAHAN HASIL
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/1

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep

Keman Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Ketepatan waktu adalah lamanya waktu penyerahan hasil laboratorium

B. Tujuan Untuk mempercepat proses pelayanan laboratorium

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi
Keputusan bersama
E. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- Blanko hasil laboratorium
F. Prosedur 1. Petugas laboratorium siap untuk memeriksa spesimen
2. Tim mutu siap untuk mengamati dengan membawa timer
3. Petugas laboratorium pelaksana mulai memeriksa spesimen
4. Petugas laboratorium pelaksana membaca hasil pemeriksaan
5. Petugas laboratorium pelaksana mendokumentasikan hasil
pemeriksaan
6. Petugas laboratorium pelaksana menyerahkan hasil pemeriksaan
kepada pasien
7. Petugas pengamat mengevaluasi ketepatan waktu pemeriksaan
G. Hal yang Perlu -
diperhatikan

H. Unit Terkait Unit Laboratorium

I. Dokumen - Rekam medis


Terkait
-Blanko hasil laboratorium

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
EVALUASI PEMANTAUAN KETEPATAN HASIL LABORATORIUM

TAHUN

NO TANGGAL NAMA HASIL SURVEI

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.
PELAYANAN LABORATORIUM
DILUAR JAM KERJA
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/1

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan sewaktu-waktu diluar jam dinas


berdasarkan sop yang ada

B. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan pelayanan diluar jam


kerja

C. Kebijakan
SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium
D. Referensi Kesepakatan bersama

E. Alat dan Bahan Alat tulis

Form permintaan dan form hasil laboratorium

F. Prosedur 1. Dokter/ petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik


terhadap pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium tertentu seperti
Hemoglobin, gula darah sewaktu, protein urine, pada pasien yang
bersifat emergensi
3. Petugas menyiapkan perlengkapan untuk pemeriksaan
4. Petugas mengambil sempel di tempat unit yang meminta
5. Petugas melaksanakan pemeriksaan sesuai SOP
6. Petugas menulis pada blanko hasil dan buku register laboratorium
7. Petugas menyerahkan hasil kepada pasien
G. Hal yang Perlu -
diperhatikan

H. Unit Terkait Pelayanan umum, KIA, KB, UGD, ruang persalinan 24 jam

I. Dokumen Rekam medis, Blanko permintaan laboratorium


Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG BERESIKO TINGGI
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep

Keman Ttd. NIP. 19830414 200604 2


011

A. Pengertian Peeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi adalah suatu tindakan dan
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil spesimen dari pasien
dapat berupa urine, darah, sputum dan sebagainya untuk membantu
menentukan diagnosis suatu penyakit.

B. Tujuan Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya penularan penyakit serta


mengetahui secara pasti dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan
laboratorium yang beresiko tinggi

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Permenkes Nomor 37 tentang penyelenggaraan laboratorium puskesmas

E. Alat dan Bahan 1. Alat kesehatan labratorium


2. Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Blanko rujukan
F. Prosedur 1) Petugas laboratorium memeriksa permintaan pemeriksaan
laboratorium dari dokter
2) Menjelaskan pada pasien tentang prosedur pemeriksaan
laboratorium yang akan dilakukan (terutama untuk pemeriksaan
tertentu)
3) Petugas menggunakan alat perlindungan diri (APD) berupa jas
laboratorium, sarung tangan, masker dan sepatu yang tertutsesuai
SOP
4) Melakukan penilaian terhadap spesimen (memenuhi syarat/tidak)
5) Mempersiapkan pasien
6) Melakukan pengambilan spesimen sesuai SOP
7) Memberikan identitas spesimen
8) Jika memerlukan pemeriksaan penunjang yang lebih canggih, segera
mengirim sampel ke laboratorium rujukan
9) Setelah selesai mengerjakan pemeriksaan laboratorium rujukan
10) Melakukan pemeilharaan alat. Alat bantu dan reagen untuk
pemeriksaan
11) Menilai proses pemeriksaan atau rangkaian pemeriksaan serta hasil
12) Melakukan pencatatan dan pendokumentasian data
13) Menyerahkan hasil pada pasien
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG BERESIKO TINGGI
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

G. Hal yang Perlu -


diperhatikan

H. Unit Terkait Pelayanan umum , KIA, poli gigi, UGD, Ruang TB

I. Dokumen Rekam medis


Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PETUGAS LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

Terbit ke :

No.Revisi :
SOP
Tgl.Diberlaku :

Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) petugas laboratorium merupakan


bagian dari pengelolahan laboratorium, pemahaman keamanan
laboratorium dengan melakukan tindakan pengelolahan spesimen,
mencegah potensi infeksi dari petugas ke petugas lain dan pasien

B. Tujuan Mengurangi bahaya yang terjadi melalui kontak dengan spesimen yang
berpotensi terinfeksi kuman patogen

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen kesehatan republik indonesia, direktorat jenderal bina


pelayanan medik, direktorat bina pelayanan penunjang medik tahun 2008

E. Alat dan Bahan


Jas laboratorium, Masker, sarung tangan
F. Prosedur  Setiap calon petugas diwajibkan melakukan pemeriksaan foto thorak
 Petugas harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di
laboratorium
 Petugas yang sedang hamil diusahakan tidak memeriksa spesimen
yang diduga mengandung TORCH
 Petugas memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infeksius
dibuang secara aman setelah melalui proses didesipektan
sebelumnya
 Petugas melakukan pemeriksaan cek up laboratorium setiap 1 tahun
 Petugas harus sudah divaksinasi hepatitis B dan rubella
 Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
G. Hal yang Perlu Riwayat penyakit pasien
diperhatikan

H. Unit Terkait Laboratorium

I. Dokumen Rekam medis


Terkait
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PETUGAS LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

Terbit ke :

No.Revisi :
SOP
Tgl.Diberlaku :

Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGGUNAAN APD

( Alat Pelindung Diri) LABORTORIUM


Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Penggunaa APD laboratorium adalah menggunakan alat pelindung diri


sebelum masuk ruangan Laboratorium, sebelum melaksanakan pekerjaan
sampai dengan selesai melakukan pemeriksaan yakni memakai jas
laboratorium, sepatu tertutup (boot), sarung tangan dan masker.

B. Tujuan Menggunakan alat pelindung diri ( jas laboratorium, sarung tangan,


masker, sepatu tertutup / boot) untuk melindungi dari kecelakaan kerja,
kontaminasi bahan patologi hygiene di laboratorium dapat tercapai

C. Kebijakan SK Pimpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi
Kesepakatan besama
E. Alat dan Bahan 1) Jas laboratorium
2) Masker
3) Sarung tangan
4) Sepatu tertutup

F. Prosedur 1. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium sebelum masuk


ruang laboratorium
2. Petugas wanita mengikat rambut atau memakai jilbab
3. Petugas memakai sepatu tertutup depan dan memakai sarung tangan
4. Petugas Menggunakan masker untuk menutupi mulut dan hidung ,
agar tidak terpercik oleh bahan berbahya, bahan patologi, dan
perbaikan zat kimia
5. Petugas Setelah selesai bekerja, masker sekali pakai dibuang, sarung
tangan segera dibuang ditempat sampah
6. Peugas melepas jas lab dan tempatkan kembali ketempat semula
G. Hal yang Perlu
diperhatikan

H. Unit Terkait 1. Pelayanan umum/ tindakan 5. UGD


2. Poli gigi 6. Pelayanan KIA/ KB
3. Laboratorium 7. Imunisasi/ MTBS
4. Ruang persalinan 8. Ruang TB
I. Dokumen
Terkait
PENGGUNAAN APD

( Alat Pelindung Diri) LABORTORIUM


Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

Terbit ke :

No.Revisi :
SOP
Tgl.Diberlaku :

Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PEMANTAUAN PENGGUNAAN APD
(Alat Pelindung Diri)
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/1

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pemantauan penggunaan APD adalah kegiatan pemantauan / evaluasi


penggunaa APD pada saat petugas laboratorium melakukan pelayanan
oleh tim mutu

B. Tujuan Memastikan bahwa petugas menggunakan APD ketika melakukan


pelayanan

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayana laboratorium

D. Referensi Kebijakan bersama

E. Alat dan Bahan Alat tulis

F. Prosedur 1. Tim mutu melakukan pemantauan pengguaan APD 1 bulan sekali


2. Tim mutu menilai petugas laboratorium apakah menggunakan jas
laboratorium
3. Tim mutu menilai petugas laboratorium apakah menggunakan
sarung tangan dan sepatu tertutup sebelum memulai pekerjaan
4. Tim mutu menilai petugas laboratorium apakah menggunakan
masker menutupi hidung dan mulut
5. Tim mutu menilai petugas laboratorium apakah masker dan sarung
tangan langsung dibuang stelah dipakai
6. Tim mutu menilai petugas laboratorium apakah meletakan jas lab
pada tempat semula
G. Hal yang Perlu -
diperhatikan

H. Unit Terkait Pelayanan Umum/ Tindakan, Poli Gigi dan Pelayanan Laboratorium

I. Dokumen Form pemantauan penggunaan APD


Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN DI LABORATORIUM
Nomor : 440 /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di laboratorium adalah


suatu kegiatan mengelola termasuk menyimpan, menggunakan dan atau
membuang bahan yang karena sifat atau konsistensinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelol bahan
berbahaya dan beracun (B3) berupa proses pengadaan, pemindahan,
penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan pembuangan limbah B3
untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang akan
muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut
C. Kebijakan SK PImpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun2001 tentang pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun
Permenkes No. 37 Tahun 2012 tantang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat kesehatan Masyarakat
E. Alat dan Bahan - Plastik Kuning
- Tempat sampah
- Sterilisasi cara kering/ kimia
F. Prosedur Pengadaan B3
 Petugas memastika tiap pengadaan B3harus terlampir lembar MSDS,
labeling B3, informasi dampak bahaya dan informasi P3K dan
APDnya
Pemindahan B3
 Petugas memastikan kelengkapan administrasi
 Petugas harus mnegetahui resiko/ bahaya B3, cara pencegahan dan
penanggulangan
 Petugas menggunakan APD yang sesuai
 Petugas menghindari tindakan tidak aman di dekat B3 seperti
(merokok, makan dan minum)
 Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokan penempatan B3
untuk menghindari reaksivitas
 Petugas melakukan penyusunan yang tidak melebihi batas maksimum
 Petugas memstikan penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan simbol/
label B3 (label, isi, savety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan
pertolongan pertama
Penggunaan B3
 Petugas menerapka perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3
 Petugas menggunakan APD yang sesuai dengan faktor resiko
bahayanya
 Petugas Pengguna B3 menggnakan peralatan kerja yang layak pakai
 Petugas pengguna B3 harus bekerja sesuai SOP yang aman dan
efektif
 Petugas pengguna B3 membersihkan dan mengamankan alat-alat
kerja, lingkungan dan wadah sisa B3 jika telah selesai
 Melepas APD setwlah selesai melakukan pengelolaan B3 dan cuci
tangan
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN DI LABORATORIUM
Nomor : 440 /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

F Prosedur Pengadaan B3
 Petugas memastika tiap pengadaan B3harus terlampir lembar MSDS,
labeling B3, informasi dampak bahaya dan informasi P3K dan
APDnya
Pemindahan B3
 Petugas memastikan kelengkapanadministrasi
 Petugas harus mnegetahui resiko/ bahaya B3, cara pencegahan dan
penanggulangan
 Petugas menggunakan APD yang sesuai
 Petugas menghindari tindakan tidak aman di dekat B3 seperti
(merokok, makan dan minum)
 Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokan penempatan B3
untuk menghindari reaksivitas
 Petugas melakukan penyusunan yang tidak melebihi batas maksimum
 Petugas memstikan penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan simbol/
label B3 (label, isi, savety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan
pertolongan pertama
Penggunaan B3
 Petugas menerapka perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3
 Petugas menggunakan APD yang sesuai dengan faktor resiko
bahayanya
 Petugas Pengguna B3 menggnakan peralatan kerja yang layak pakai
 Petugas pengguna B3 harus bekerja sesuai SOP yang aman dan efektif
 Petugas pengguna B3 membersihkan dan mengamankan alat-alat
kerja, lingkungan dan wadah sisa B3 jika telah selesai
 Melepas APD setwlah selesai melakukan pengelolaan B3 dan cuci
tangan
G. Hal yang Perlu :
diperhatikan

H. Unit Terkait : Kebijakan Kepala Puskemas


I. Dokumen : Karyawan Puskesmas
Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pengelolaan limbah medis hasil pemeriksaan laboratorium adalah


kegiatan mengolah sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari
kegiatan laboratorium supaya aman
B. Tujuan Agar sampah dan limbah medis tidak menjadi sumber penularan penyakit

C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008
E. Alat dan Bahan Sarung tangan, plastik

F. Prosedur 1. Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah khusus untuk
sampah medis yang sudah diberi tanda dan dilapis plastik berwarna
kuning.
2. Petugas melepaskan plastik yang sudah penuh dari tempat sampah.
3. Petugas menyerahkan sampah medis tersebut kepada petugas
sanitarian.
4. Petugas memasukkan larutan lisol ke dalam pot yang berisi sisa
sampel sputum hasil pemeriksaan BTA.
5. Petugas menutup pot sputum kembali dengan rapat dan dimasukkan
ke dalam kantong plastik kemudian kantong tersebut diikat.
6. Petugas menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup yang
berlapis plastik berwarna kuning.
7. Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood lancet pada
satu wadah khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning
bertuliskan safety box.
8. Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety box tersebut
sudah terisi penuh.
9. Petugas sanitarian membakar sampah medis dan sampah sisa hasil
pemeriksaan
G. Hal yang Perlu
diperhatikan
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

H. Unit Terkait Laboratorium

I. Dokumen
Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGELOLAAN REAGEN
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pengolahan reagen adalah suatu kegiatan pencatatan untuk memudahkan


bermacam-macam reagen agar diketahui tanggal kadaluarsa serta tempat
penyimpanannya untuk masing-masing pemeriksaan
B. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium dalam melakukan
penyimpanan reagen.
C. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008
E. Alat dan Bahan Alat tulis

F. Prosedur 1. Petugas menggunakan kaidah pertama masuk-pertama keluar (FIFO)


first in first out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa
pendek untuk dipakai terlebih dahulu (FEFO), first expire first out
guna menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan lama.
3. Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol
cokelat.
4. Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril.
5. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
6. Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2oC –
8oC) tergantung jenis reagen.
7. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.
G. Hal yang Perlu
diperhatikan

H. Unit Terkait Laboratorium

I. Dokumen Kartu stok pemakaian reagen


Terkait
PENGELOLAAN REAGEN
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

Terbit ke :

No.Revisi :
SOP
Tgl.Diberlaku :

Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

KUALIFIKASI PENYIMPANAN REAGEN DI LABORATORIUM

No Nama Reagen Kemasan Suhu

1 Alkohol 70% Botol cokelat Suhu ruangan

2 Metanol Botol cokelat Suhu ruangan

3 Larutan truk Botol cokelat Suhu ruangan

4 Larutan hayem Botol cokelat Suhu ruangan

5 Na Citrat 3,8% Botol cokelat Suhu ruangan

6 Giemsa stain Botol cokelat Suhu ruangan

7 HCl 0,1 N Botol cokelat Suhu ruangan

8 Eosin 1% Botol cokelat Suhu ruangan

9 EDTA 10% Botol cokelat Suhu ruangan

10 Oil Immersi Botol cokelat Suhu ruangan

11 Glucosure stik Tube Suhu ruangan

12 UA sure stik Tube Suhu ruangan

13 Cholesterol stik Tube Suhu ruangan

14 Trigliserida stik Tube Suhu ruangan

15 Combistik Tube Suhu ruangan

16 PP Tes Tube Suhu ruangan

17 Amonium Oxalat Botol cokelat Suhu ruang

18 Widal Vital 8oC

19 Golongan Darah Vital 8oC

20 RPR test kit Vital 80c

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
KUALIFIKASI PENYIMPANAN REAGEN DI LABORATORIUM

NO Nama Reagen Kemasan Suhu


1 Glucosure Stick Tube Suhu Ruangan
2 Asam urat Stick Tube Suhu Ruangan
3 Cholesterol Stick Tube Suhu Ruangan
5 Urine Stick Tube Suhu Ruangan
6 Pt Test Tube Suhu Ruangan
7 Widal Box 8 0C
8 Golongan Darah Box 8 0C
9 HIV Stick Box 8 0C
10 Malaria Box 8 0C
11 Alkohol 70 % Botol putih Suhu Ruangan
12 Metanol Botol putih Suhu Ruangan
13 Larutan Truck Botol putih Suhu Ruangan
14 Larutan Hayem Botol putih Suhu Ruangan
15 Na Citrat 3,8 % Botol putih Suhu Ruangan
16 Giemsa Stain Botol Coklat Suhu Ruangan
17 HCL 0,1 N Botol putih Suhu Ruangan
18 Eosin 1 % Botol putih Suhu Ruangan
19 Oil Immersi Botol Coklat Suhu Ruangan
20 Amonium Oxalat Botol putih Suhu Ruangan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 1/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan limbah


adalah pengecekan apakah sudah benar atau belum dalam melakukan
prosedur penangan limbah
B. Tujuan Agar sampah dan limbah medis tidak menjadi sumber penularan penyakit
di lingkungan Puskesmas Keman
C. Kebijakan SK pimpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008
E. Alat dan Bahan Plastik, sarung tangan

F. Prosedur 1. Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah khusus untuk
sampah medis yang sudah diberi tanda dan dilapis plastik berwarna
kuning.
2. Petugas melepaskan plastik yang sudah penuh dari tempat sampah.
3. Petugas menyerahkan sampah medis tersebut kepada petugas
sanitarian.
4. Petugas memasukkan larutan lisol ke dalam pot yang berisi sisa
sampel sputum hasil pemeriksaan BTA.
5. Petugas menutup pot sputum kembali dengan rapat dan dimasukkan
ke dalam kantong plastik kemudian kantong tersebut diikat.
6. Petugas menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup yang
berlapis plastik berwarna kuning
G. Hal yang Perlu Pemilahan sampah organik dan non organik
diperhatikan

H. Unit Terkait Laboratorium

I. Dokumen
Terkait
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman : 2/2

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENERIMAAN SPESIMEN
Nomor :

SOP No. Revisi :

Tgl. diberlaku :

Halaman : 1/2

Puskesmas Ttd. Rista Nadia, Am.Kep

Keman NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Penerimaan Spesimen merupakan sutu tindakan yang dilakukan di


laboratorium dalam melakukan prosedur penerimaan spesimen untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelayanan
penerimaan spesimen bagi petugas laboratorium
C. Kebijakan SK pimpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008
E. Alat dan Bahan Blanko permintaan laboratorium dan alat tulis

F. Prosedur 1. Petugas yang memeriksa pasien, di ruang pelayanan umum, KIA, poli
gigi, UGD, persalinan 24 jam mengisi lembar blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium dengan mencontreng pemeriksaan yang
diperlukan
2. Pasien rawat inap dari ruang persalinan 24 jam blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium untuk diserahkan kepada perawat ruangan
untuk diregistrasikan
3. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium dan spesimen dari ruang persalinan 24 jam di tempat
yang telah disediakan
4. Pasien rawat jalan membawa blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium ke laboratorium
5. Petugas laboratorium melakukan pengecekan terhadap spesimen yang
harus dilengkapi dengan data yang lengkap, antara lain;
A. Identitas pasien
B. Nama petugas yang menghendaki pemeriksaan laboratorium
C. Diagnosis pasien
D. Jenis pemeriksaan
E. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
6. Petugas laboratorium melakukan verivikasi data, mengkonfirmasi ke
ruang persalinan 24 jam/ rawat jalan dan menolak pemeriksaan
spesimen apabila kondisi spesimen tidak layak diperiksa (tidak
memenuhi persyaratan spesimen yang baik) dan identitasnya berbeda
atau tidak lengkap
PENERIMAAN SPESIMEN
Nomor :

SOP No. Revisi :

Tgl. diberlaku :

Halaman : 2/2

Puskesmas Ttd. Rista Nadia, Am.Kep

Keman NIP. 19830414 200604 2 011

G. Hal yang Perlu Pengcekan terhadap spesimen yang diterima


diperhatikan

H. Unit Terkait Ruang Pelayanan Umum, poli gigi, KIA, Ruang persalinan

I. Dokumen
Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN SPESIMEN
Nomor :

SOP No. Revisi :

Tgl. diberlaku :

Halaman :

Puskesmas Ttd. Rista Nadia, Am.Kep

Keman NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pengambilan dan penyimpanan spesimen adalah

B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelayanan


penerimaan spesimen bagi petugas laboratorium
C. Kebijakan SK pimpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008
E. Alat dan Bahan Blanko permintaan laboratorium dan alat tulis

F. Prosedur 7. Petugas yang memeriksa pasien, di ruang pelayanan umum, KIA, poli
gigi, UGD, persalinan 24 jam mengisi lembar blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium dengan mencontreng pemeriksaan yang
diperlukan
8. Pasien rawat inap dari ruang persalinan 24 jam blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium untuk diserahkan kepada perawat ruangan
untuk diregistrasikan
9. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium dan spesimen dari ruang persalinan 24 jam di tempat
yang telah disediakan
10. Pasien rawat jalan membawa blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium ke laboratorium
11. Petugas laboratorium melakukan pengecekan terhadap spesimen yang
harus dilengkapi dengan data yang lengkap, antara lain;
A. Identitas pasien
B. Nama petugas yang menghendaki pemeriksaan laboratorium
C. Diagnosis pasien
D. Jenis pemeriksaan
E. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
12. Petugas laboratorium melakukan verivikasi data, mengkonfirmasi ke
ruang persalinan 24 jam/ rawat jalan dan menolak pemeriksaan
spesimen apabila kondisi spesimen tidak layak diperiksa (tidak
memenuhi persyaratan spesimen yang baik) dan identitasnya berbeda
atau tidak lengkap
PENEPATAN NILAI AMBANG KRITIS
LABORATORIUM

Dinas Kesehatan Puskesmas


No. Dokumen
Kab. Ogan Komering Ilir : 800/ / SOP / UKP / X / 2016 Sirah Pulau Padang

: Oktober 2016 Disetujui oleh,


Tanggal Terbit
Pimpinan Puskesmas Sirah Pulau Padang
SOP No. Revisi :

UKP
Sulasteri, SKM
Halaman : 1/2
NIP.19640323198401 2 001

A. Pengertian Untuk Menjadi penetapan panduan dalam penetapan nilai ambang kritis di
puskesmas sp padang

B. Tujuan Sebagai pedoman dalam penilai ambang kritis.

C. Kebijakan Sk Pimpinan puskesmas

D. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan


medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008

E. Alat dan Bahan

F. Prosedur 1. Petugas lab mencatat hasil lab yang kritis setiap bulan

2 Petugas lab melaporkan kepada pimpinan puskesmas

3.Petugas mengadakan usul untuk membahas .masalah nilai ambang kritis


kepada pimpinan puskesmas bila disetujui maka

4. Petugas lab membuat jawal rapat , tempat rapat tanggal ,surat undangan
dan daptar hadir

5. Petugas lab bersama dokter mengajukan usul rentang nilai melalui rapat kecil
tersebut

5.petugas menncatat pada notulen hasil rapat kecil tersebut apa bila sudah di
sepakati bersama

6.Petugas dan pimpinan membuat sk tantang nilai ambang batas yang


ditetapkan

7.Setiap 6 bulan skali nilai amabang di tinjau kembali bila ada penyimpangan
bila tidak ada nilaitersubut dipertahankan.

H. Hal-hal yang Waktu rapat dan hasil nilai haru di revisi bila ada yang menyimpang
perlu
diperhatikan

I. Unit Terkait Pimpinan dokter petugas lab

J. Dokumen Terakit
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN DI LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :
SOP
Halaman :

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

A. Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di laboratorium adalah


suatu kegiatan mengelola termasuk menyimpan, menggunakan dan atau
membuang bahan yang karena sifat atau konsistensinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelol bahan
berbahaya dan beracun (B3) berupa proses pengadaan, pemindahan,
penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan pembuangan limbah B3
untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang akan
muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut
C. Kebijakan SK PImpinan puskesmas tentang pelayanan laboratorium

D. Referensi Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun2001 tentang pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun
Permenkes No. 37 Tahun 2012 tantang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat kesehatan Masyarakat
E. Alat dan Bahan - Plastik Kuning
- Tempat sampah
- Sterilisasi cara kering/ kimia
F. Prosedur 1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
3. Petugas menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
4. Petugas menggunakan kantong plastik kuning untuk jenis limbah B3.
5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum, suit pada safety cabinet.
6. Petugas menempatkan tempat penampungan pada tempa yang aman.
7. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan
insenerator.
8. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah
terkontaminasi limbah B3.
9. Petugas melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan
yang mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat
sampah dengan plastik berwarna kuning.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN DI LABORATORIUM
Nomor : 440/ /SOP-UKP/IV/2017

Terbit ke :

No.Revisi :
SOP
Tgl.Diberlaku :

Halaman :

Puskesmas Ristanadia, Am.Kep


Keman
Ttd. NIP. 19830414 200604 2 011

G. Hal yang Perlu


diperhatikan

H. Unit Terkait : Kebijakan Kepala Puskemas

I. Dokumen : Karyawan Puskesmas


Terkait

J. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

Anda mungkin juga menyukai