Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BALONG
Jalan Pemuda No 4A Balong
Telp. ( 0352 ) 371793 Email: pkmbalong@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BALONG


NOMOR : 188.4/VIII.001/405.09.20/2016

TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS BALONG

KEPALA PUSKESMAS BALONG

Menimbang : a. bahwa Puskesmas Balong sebagai salah satu fasilitas


kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat
dasar kepada masyarakat,sehingga dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang professional, bermutu dan
aman bagi keselamatan kerja sesuai dengan standar yang
ditentukan.

b. bahwa untuk memenuhi point (a) di atas dan guna


meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan
khususnya pelayanan laboratorium di Puskesmas Balong,
maka diperlukan Penanggung jawab, Pelaksanan dan
Pedoman pelayanan laboratorium sehingga dapat dijadikan
acuan di Puskesmas Balong.

c. bahwa pelayanan laboratorium di puskesmas Balong


tersebut perlu di tetapkan melalui keputusan Kepala
Puskesmas Balong.

Mengingat : 1. Kepmenkes RI No.1457/MENKES/SK/X/2003 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Kabupaten/Kota;

2. Kepmenkes RI NO.131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistim


Kesehatan Nasional;

3. Permenkes No. 75/Menkes/SK/2015 tentang pelayanan


puskesmas

4. Permenkes No. 46/Menkes/SK/2015 tentang Akreditasi


puskesmas

MEMUTUSKAN :
SAN KEPALA :
UPTD
PUSKESMAS
SEMEMI
TENTANG
JENIS
PELAYANAN
DI
PUSKESMAS
SEMEMI

Kesatu Keputusan Kepala Puskesmas Balong Tentang Pelayanan


Laboratorium di Puskesmas Balong.

Kedua : Perlu ditetapkannya penanggung jawab, pelaksana dan Panduan


Pelayanan Laboratorium yang digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Balong
sebagaimana terlampir.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan


apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Ponorogo
Pada tanggal : 04 Januari 2016

KEPALA PUSKESMAS BALONG

Dr. HERMANSYAH, MM
Pembina
NIP.19681004 200212 1 004
Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas Balong
Nomor : 188.4/VIII.001/405.09.20/2016
Tanggal : 04 Januari 2016

PELAYANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS BALONG

A. Penanggung Jawab Dan Petugas Pelayanan Laboratorium


1. Penanggung Jawab Pelayanan Laboratorium :
Nama : dr. Hermansyah , MM
NIP : 19681004 200212 1 004
2. Pelaksanan Pelayanan Laboratorium :
Nama : Haris Nur Patria , Amd.AK
NIP : 19770408 200212 1 011

B. Jam Buka Pelayanan Laborat Di Puskesmas Balong


Jam buka pelayanan laboratorium Puskesmas Balong yaitu sama dengan jam
buka loket , pada jam 07.30 WIB

C. Tugas Pokok ,Fungsi Dan Wewenang Petugas Pelayanan Laboratorium


a) Petugas Laboratorium, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai


kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
b) Fungsi dan wewenang petugas pelayanan laboratorium :
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium
2. Menerima permintaan pemeriksaan laboratorium dari masing-masing klinik di
puskesmas balong
3. Menerima spesimen dari klinik terkait
4. Mengambil, dan menyimpan spesimen yang akan diperiksa laboratorium
5. Melakukan pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksan Laboratorium,
melakukan evaluasi hasil pemantauan serta menindaklanjuti hasil
pemantauan untuk meningkatkan mutu kinerja petugas laborat.
6. Melakukan penilaiaan ketepatan waktu penyerahan hasil ,melakukan
evaluasi hasil ketepatan waktu penyerahan hasil , serta menindaklanjuti hasil
evaluasi tersebut.
7. Melakukan pelayanan di luar jam kerja
8. Melakukan pemeriksaan laboratorium berisiko tinggi.
9. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
10. Petugas harus selalu menggunakan alat pelindung diri ( APD )
11. Melakukan pemantauan terhadap penggunaan APD
12. Petugas melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
13. Petugas melakukan pengelolaan limbah hasil pemeriksaan laboratorium.
14. Petugas melakukan pengelolaan reagen laboratorium
15. Petugas melakukan pengelolaan limbah laboratorium.
16. Petugas memberikan rentan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium.
17. Petugas memberikan rentan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen ( cito ).
18. Petugas melakukan pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien urgen ( cito ).
19. Petugas melakukan evaluasi dari hasil pemantauan pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium.
20. Petugas melakukan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium kritis serta
menetapkan nilai ambang kritis untuk setiap pemeriksaan.
21. Petugas melakukan monitoring, mencatat hasil monitoring, melakukan tindak
lanjut terhadapa hasil monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium.
22. Petugas mempunyai wewenang menentukan jenis reagensia esensial dan
bahan lain yang harus tersedia.
23. Petugas mempunyai wewenang untuk menyatakan kapan reagensia tidak
tersedia (batas buffer stock untuk melakukan order ).
24. Petugas melakukan penyimpanan dan pendistribusian reagensia.
25. Petugas melakukan pelabelan kepada semua reagen yang terdapat di
laboratorium.
26. Petugas mempunyai wewenang menetapkan nilai normal dan rentang nilai
yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium.
27. Petugas melakukan evaluasi terhadap rentang nilai, hasil evaluasi dan tindak
lanjut dari rentang nilai yang dijadikan rujukan tersebut.
28. Petugas mempunyai wewenang untuk melakukan penilaian pengendalian
mutu terhadap pelayanan laboratorium.
29. Petugas melakukan kalibrasi dan validasi instrument alat-alat di laboratorium
secara berkala.
30. Petugas melakukan pengajuan perbaikan alat untuk alat yang telah rusak
serta mencatat nya.
31. Petugas mempunyai kewajiban mengikuti pemantapan mutu eksterna
terhadap pelayanan laborat. Serta mencatat dan melaporkan hasil dari
pemantapan mutu eksterna yang dilakukan.
32. Petugas melakukan pemantapan mutu interna dan eksterna.
33. Petugas membuat kerangka acuan program keselamatan laboratorium.
34. Petugas membuat kerangka acuan program keselamatan laboratorium dan
panduan program keselamatan pasien di puskesmas.
35. Petugas membuat pencatatan dan pelaporan program keselamatan dan
insiden.
36. Petugas berwenang melakukan pengelolaan, penanganan dan pembuangan
bahan berbahaya di laboratorium
37. Petugas membuat dan menerapkan manajemen resiko laboratorium,
mengidentifikasi resiko, menganalisis resiko dan melakukan tindak lanjut
resiko yang ada.
38. Petugas melakukan orientasi prosedur dan praktik keselamatan kerja.
39. Petugas mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan baru, serta memberikan bukti pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan kepada kepala puskesmas.

D. JENIS – JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM .

NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN

1. Darah Hematologi:
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Hitung Lekosit
 Hitung Trombosit
 Hitung Eritrosit
 Golongan Darah

Kimia Klinik :
 Gula Darah
 Cholesterol Total
 Trigliserid
 Asam Urat

Serologis:
 Widal
 HBsAg
 Anti HIV

Urine
2.  Sedimen Urin
 Urin 10 parameter
 Plano test

3. Dahak  BTA ( Bakteri Tahan Asam)

4 Swab vagina, urethra  Diplokokkus

5 Feces  Mikroskopis

E. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PERMINTAAN


PEMERIKSAAN, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN
1. Ketentuan Umum
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
2. Tahapan Pengelolaan Spesimen
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan
memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak
dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah
benar.
d. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium
Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
e. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
a. Disimpan pada suhu kamar (misalnya penyimpanan usap dubur dalam
carry & blair untuk pemeriksaan vibrio cholera).
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C – 8°C.
c. Dapat diberikan bahan pengawet.
d. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
f. Rujukan Spesimen
Rujukan specimen dilakukan apabila laboratorium Puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium
lain (dirujuk). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan
laboratorium:
1. Spesimen yang akan dirujuk, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif
stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen
antara lain:
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen (masa
stabilitas beberapa spesimen dapat dilihat pada tabel 5)
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
d. laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan ”Bahan
Pemeriksaan Infeksius” atau ”Bahan Pemeriksaan Berbahaya”
e. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
f. Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi
2. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor spesimen, nama,
umur, jenis kelamin, alamat, tanggal pengambilan spesimen pada badan
wadah
3. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang berisi data
sebagai berikut:
a. Nomor spesimen
b. Nama penderita
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Alamat penderita
f. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
g. Jenis spesimen dan asal bahan
h. Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang diberikan
sebelumnya
i. Permintaan pemeriksaan
j. Tanggal pengiriman
k. Nama serta alamat pengirim : dokter, puskesmas dan lain-lain.
4. Kemudian dikirim melalui petugas atau melalui pos

F. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PELAYANAN DI LUAR


JAM KERJA
Pelayanan laboratorium diluar jam kerja sebagaimana dimaksud hanya berlaku
untuk permintaan pemeriksaan laboratorium cyto (urgen) pada kasus
kegawatdaruratan;
Penanggung Jawab Pelayanan Di Luar Jam Kerja Di Puskesmas Balong
I. Kepala Puskesmas : dr. Hermansyah ,MM
II. Dokter : dokter jaga UGD
III. Bidan : Bidan jaga UGD
IV.Perawat : Perawat jaga UGD
V. Petugas Laboratorium : Haris Nur Patria Y , Amd.AK

G. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WAKTU PENYAMPAIAN HASIL
JENIS
NO LABORATORIUM
PEMERIKSAAN
NON URGEN URGEN / CITO
1 Hematologi
 Darah rutin Sampai dengan 30 Sampai dengan 10
menit menit

 Hb sahli Sampai dengan 30 Sampai dengan 10


menit menit

 Golongan darah Sampai dengan 15 Sampai dengan 10


menit menit
2 Kimia Darah
 Gula darah stick Sampai dengan 15 Sampai dengan 10
menit menit
 Cholesterol Sampai dengan 15 Sampai dengan 10
stick menit menit
 Asam urat stick Sampai dengan 15 Sampai dengan 10
menit menit
 Gula darah Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
 Cholesterol Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
 Asam urat Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
 Trigliserida Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
3 Urine
 Sedimen Urin Sampai dengan 30 Sampai dengan 15
menit menit
 Urine 10 Sampai dengan 20 Sampai dengan 10
parameter menit menit
 Plano test Sampai dengan 20 Sampai dengan 10
menit menit
4 BTA (Bakteri Tahan Sampai dengan 3 hari -
Asam)
5 Feses Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
6 Tes HIV Sampai dengan 2 jam Sampai dengan 30
menit
7 Diplococcus Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
8 Widal Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
9 HBsAg Sampai dengan 1 jam Sampai dengan 30
menit
H. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG JENIS REAGENSIA DAN
BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA
NO JENIS REAGEN DAN BAHAN LAIN
Reagen Hematology:
 Diluent
1  Lyse
 Cleaner

Reagen Widal:
 Salmonella typhi O
2  Salmonella typhi H
 Salmonella paratyphi A
 Salmonella paratyphi B
Reagen Golongan darah:

3  Anti sera A
 Anti sera B
 Anti sera AB
4 Strip test kehamilan
5 Strip urine lengkap
6 Rapid HIV
7 Reagen gula darah
8 Reagen asam urat
9 Reagen Cholesterol
10 Reagen Trigliserida
11 Reagen HDL dan LDL
12 Reagen Eosin
13 Oil immerse
14 Alkohol 70%
15 Reagen BTA set
16 Aquades
17 LED vesmatic
18 Stik Hb Hemocue
19 Objek gelas
20 Blue Tip
21 Yellow Tip
22 Sarung tangan
23 Masker
24 Lysol

I. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG BATAS BUFFER STOCK


UNTUK MELAKUKAN PEMESANAN
BATAS
NO NAMA REAGENSIA SATUAN KEMASAN
PERMINTAAN
1 Alkohol 70 % ml Botol ( 100 ml ) 25
2 Oil imersi ml Botol ( 100 ml ) 5
3 Etheralkohol 3 % ml Botol ( 250 ml ) 25
4 HCL 0,1 % ml Botol ( 100 ml ) 15
5 ZiehlNeelsen set Botol ( 5x100 ml ) 1
6 EDTA cair ml Botol ( 100 ml ) 5
7 Glucose stick Pcs Box ( 25 pcs ) 25
8 Asamurat stick Pcs Box ( 25 pcs ) 25
9 Cholesterol stick Pcs Box ( 10 pcs ) 10
10 Urine 10 P stick Pcs Box ( 100 pcs ) 25
11 HCG stick pcs Box ( 50 pcs ) 10
12 Reagen HIV 1 ( sd ) Pcs Box ( 100 pcs ) 25
13 Reagen HIV 2 ( intec) Pcs Box ( 25 pcs ) 5
14 Reagen HIV 3 ( onco ) pcs Box ( 25 pcs ) 5
15 Glucose ml Botol ( 100 ml ) 25
16 Uric acid ml Botol ( 100 ml ) 25
17 Cholesterol total ml Botol ( 100 ml ) 25
18 Trigliserida ml Botol ( 100 ml ) 25
19 WIDAL test set Botol (@ 5 ml ) 1
20 Golongan darah set Botol (@ 10 ml ) 1
21 Minidil liter Botol ( 10 liter ) 2
22 Minilyse ml Botol ( 100 ml ) 25
23 Miniclean ml Botol( 1000 ml ) 250
24 Minotrol ml Tube ( 2,5 ml ) 15 hari menjelang
ed
25 Minoclair ml Botol ( 500 ml ) 50
26 Aquadest ml Botol ( 500 ml ) 50
27 Eosin 2% ml Botol ( 100 ml ) 25
28 AsamSulfosalisil 20% ml Botol ( 100 ml ) 25
29 HBsAg pcs Box ( 40 pcs ) 25
30 Aseptan gel ml Botol ( 100 ml ) 25
31 Blood lancet pcs Box ( 100 pcs ) 25
32 Masker pcs Box ( 50 pcs ) 15
33 Sarungtangan pcs Box ( 100 pcs ) 20
34 Aqua pro injecti btl Botol ( 25 ml ) 5

J. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG RENTANG NILAI YANG


MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Rentang Nilai Satuan


Perempuan Laki-laki
WBC 4.500 – 10.000 4.500 – 10.000 μL
RBC 3,8-5,0 jt 4,4 -5,6 jt μL
Hgb 12 -16 13 - 18,0 g/dL
HCT 35 - 45 40 – 50 %
PLT 170.000 – 380.000 170.000 – 380.000 μL
Trigliserida 35 - 135 40 – 160
Uric acid 2,3- 6,6 3,6-8,5 mg/dL
Glucose 75 – 150 mg/dL
Glucose Puasa 70 – 100 mg/dL
Cholesterol total < 200 mg/dL
Urine
Leucosit Bilirubin
Nitrit - (negatif)
Urobilin - (negatif)
Protein - (negatif)
PH 5,0 – 7,5
Blood - (negatif)
SG 1,001 – 1,030
Keton - (negatif)
Bilirubin - (negatif)
Glukosa - (negatif)
Sedimen
Eritrosit 0-3 per lapang pandang besar (lpb)
Leucosit 0-5 per lapang pandang besar (lpb)
Epitel sel 0-2 Per lapang pandang besar (lpk)
Kristal Cal pospat - (negatif)
Kristal uric acid - (negatif)
Kristal oxalat - (negatif)
Cilinder - (negatif)
Bakteri - (negatif)

K. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG RENTANG NILAI KRITIS

TEST BATAS KRITIS BAWAH BATAS KRITIS ATAS

Hemoglobin ≤ 6 gr/dl ≥ 20 gr/dl

Hematokrit ≤ 20 gr/dl ≥ 60 gr/dl

Trombosit ( dewasa ) ≤80.000/µl ≥ 1.000.000/µl

Leukosit - ≥ 30000/µl
Protein ( ibu Hamil ) - ≥ 2+ ( positif 2 )

L. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PENGENDALIAN MUTU


LABORATORIUM
Pengendalian Mutu Laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas Balong
bertujuan untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara
berkelanjutan. Kegiatan Pengendalian mutu Laboratorium meliputi:
1. Penyusunan Standar Prosedur Operasional oleh tenaga teknis laboratorium
yang disahkan oleh Penanggung Jawab Laboratorium;
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium
secara berkesinambungan;
3. Pengendalian mutu sebagaimana dimaksud dilakukan sesuai dengan jenis
dan ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
4. Pemantapan Mutu Laboratorium, yaitu keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini meliputi pemantapan mutu internal dan
pemantapan mutu eksternal.

M.KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PMI DAN PME


a. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium Puskesmas Balong untuk memantau
dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan di Laboratorium Puskesmas
Balong dengan memperhatikan hal – hal berikut:
1. Laboratorium Puskesmas Balong wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan
secara periodik.
2. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas teknis laboratorium Puskesmas tanpa
perlakuan khusus.
3. Petugas teknis laboratorium menggunakan reagensia, bahan dan alat yang
biasa digunakan setiap hari.
4. Hasil penilaian yang diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk
mencari penyebab masalah dan mengambil langkah – langkah perbaikan.
b. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu
pra-analitik, analitik dan paska analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi
dalam pemantapan mutu internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih
cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang
mendapat perhatian.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Puskesmas antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara
pengambilan specimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan
spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61%
dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan
kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium.
Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan
penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan,
manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh
pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang
kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi
yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan
memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama
juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti
instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-
analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi
yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama
mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek
posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi,
obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca
donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki
pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi,
maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu
dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai
dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen
tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah
benar.
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
e. Penyimpanan Spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara
menyimpan spesimen antara lain :
 Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam
Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
 Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC – 8oC.
 Dapat diberikan bahan pengawet.
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2. Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan
bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa
tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar,
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi
dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal.
Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
 Inkubator (Incubator)
 Lemari es (Refrigerator/freezer)
 Oven
 Autoklaf (Autoclave)
 Micro Pipet
 Penangas air (Waterbath)
 Sentrifus (Centrifuge)
 Fotometer (Photometer)
 Timbangan analitik
 Timbangan elektrik
 Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap
masing-masing parameter.
3. Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.
N. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PENANGANAN DAN
PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA.
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat
menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya
yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan
pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur
yang berlaku.
Pengelolaan Limbah
1. Limbah padat, terdiri dari limbah / sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah kimia, limbah B3
Fasilitas Pembuangan limbah padat:
a. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup
yang mudah dibuka dan ditutup, minimal satu buah untuk satu kegiatan.
Kantong plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau
apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat pengumpulan
sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah dengan warna
dan label seperti pada tebel berikut:

Warna tempat / kantong plastik


NO KATEGORI
pengumpulan sampah

1 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning

2 Non infeksius/ Umum Hitam

3 Benda tajam safety box “ kuning”

b. Tempat Pembuangan Sampah Akhir


1. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
2. Sampah umum/ non infeksius dibuang ke tempat pembuangan akhir
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Sampah benda tajam dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Limbah Cair, terdiri dari limbah cair umum / domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
a. Limbah cair umum / domestik dialirkan masuk ke dalam septic tank.
b. Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku melalui SPAL.

O. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG PEMERIKSAAN


LABORAT YANG BERESIKO TINGGI
Untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di laboratorium, petugas laboratorium
wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) khususnya pada saat melakukan
pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang
berisiko tinggi sebagaimana dimaksud meliputi pemeriksaan darah pasien
HIV/AIDS dan hepatitis; sputum/dahak pasien TBC.

P. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM CITO

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN


1. Hematologi:
 Darah Lengkap
Sampai dengan 30 menit
 Hb
 Golongan Darah Sampai dengan 15 menit
Sampai dengan 15 menit

2. Kimia Darah: Sampai dengan 30 menit


 Gula Darah
 Cholesterol
 Trigliserida
 HDL/LDL
 Asam Urat

3. Urin :
 Urine lengkap Sampai dengan 30 menit
 Tes Kehamilan Sampai dengan 15 menit

4. Bakteriologi :
 BTA Sampai dengan 1,5 jam

5. Serologi : Sampai dengan 45 menit


 Tes HIV
 Widal
Keterangan :
 Waktu yang dicantumkan sudah siap untuk kerja(sampel sudah tersedia)

Q. KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM TENTANG KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA PETUGAS

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas


laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan
potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan
masker (infeksius) di ruangan laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama
reagen.
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.
e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam
pipa saluran.
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/
peringatan tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive
harus diletakkan di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap
dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa
saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar
peralatan listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.

d. Yang berkaitan dengan limbah


1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan
barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit,
diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air
sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan
(kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.

KEPALA PUSKESMAS BALONG

Dr. HERMANSYAH, MM
Pembina
NIP.19681004 200212 1 004

Anda mungkin juga menyukai