Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KOTA BAUBAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MELAI
Jln. Sultan La Buke Kel. Melai
Kecamatan Murhum
Email : puskesmasm16@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MELAI


NOMOR : 81/SK/PKM-MELAI/I/2019
TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS MELAI


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS MELAI,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnostik penyakit dan peningkatan pelayanan


klinis, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui
pemeriksaan laboratorium puskesmas;
b. bahwa untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium perlu ditentukan
pelayanan laboratorium;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Melai tentang Pelayanan Laboratorium di
Puskesmas Melai ;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen;
2. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara);
3. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pemeriksaan
Labortorium yang tersedia di Publik;
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat ;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MELAI TENTANG PEDOMAN


PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS MELAI
Kesatu : Menentukan pelayanan laboratorium Puskesmas Melai sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.
Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS MELAI,

MARFIAH TAHARA, SKM

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


MELAI
NOMOR : 009/SK/I/2018
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM DI PUSKESMAS MELAI

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS MELAI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Melai merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan maksimal.
Laboratorium Puskesmas Melai sebagai salah satu bagian yang memberikan kontribusi
diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga memberikan pelayanan
laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar maupun pelaksanaan laboratorium
lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas
Melai diharapkan mampu menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat
khususnya di Wilayah Kecamatan Murhum (Di wilayah kerja Puskesmas Melai).
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana yang
baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi laboratorium
sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif dapat tercapai,
demikian pula halnya dengan laboratorium Puskesmas Melai.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom-up serta penganggaran yang
maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang
hal tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang baik, prasarana yang memadai
serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat dipedomani yang memiliki dasar
teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan kegagalan dapat diminimalkan dalam
pelayanan.

B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif dan
rehabilitatif. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang
bersifat clinical health service maupun public health service yang dilaksanakan secara
profesional sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan serta penentuan oleh karena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Melai dan semua
pengunjung pelayanan kesehatan pada Puskesmas Melai baik yang sakit maupun yang
sehat.
2. Penanggung jawab laboratorium Puskesmas Melai selaku klinisi pada Puskesmas
Melai.
3. Dokter puskesmas selaku klinisi pada Puskesmas Melai.
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Puskesmas Melai.
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan spesimen
Puskesmas Melai.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
 SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan spesimen
untuk kepentingan penegakan diagnosis suatu penyakit oleh tenaga medis berdasarkan
permintaan medis.
 SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan untuk mencegah / mengurangi resiko
terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada kebutuhan
untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang digunakan bertujuan
menjaga validasi alat yang digunakan.
 SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk menjaga
keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
E. Batasan Operasional
 Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
spesimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan.
 Spesimen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan.
 Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan spesimen.
 Alat, peralatan dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium.
 Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau dampak
negatif baik pada laboran maupun pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana pelayanan laboratorium dilakukan oleh petugas laboratorium yang mempunyai
pendidikan minimal DIII analis kesehatan dengan pengalaman yang memadai serta memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya serta
sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2012 tentang Kesehatan.

B. Ketenagaan dan Jadwal Pelayanan


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib puskesmas,
dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Setiap petugas
memiliki uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Puskesmas Melai belum memiliki tenaga laboran. Pelayanan laboratorium dilaksanakan oleh
perawat dan bidan yang telah mengikuti pelatihan laboratorium dasar. Pelayanan laboratorium
di Puskesmas Melai dilaksanakan sesuai dengan jam kerja pelayanan, kecuali untuk kasus-
kasus yang memerlukan pemeriksaan segera terutama pada pelayanan persalinan.

C. Deskripsi Ruang Laboratorium


Ruangan laboratorium Puskesmas Melai berukuran kurang lebih 300 x 400 cm 2. Terdapat
satu pintu masuk, empat buah jendela buka tutup dan satu buah jendela permanen. Di depan
pintu masuk terdapat satu buah kursi pasien, meja kerja dan satu buah kursi petugas. Di
sebelah kanan meja kerja terdapat satu buah westafel portable. Di depan westafel portable
terdapat tempat sampah dan di samping westafel portable terdapat satu buah kursi dan meja
panjang yang digunakan untuk melakukan fiksasi sputum. di samping meja tersebut berdiri
sebuah lemari tempat menyimpan alat dan bahan yang digunakan di laboratorium.
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksan khusus dengan
mengambil bahan/sampel dari penderita berdasarkan permintaan dari pengirim yang tertera di
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

B. Pengelolaan Spesimen
1. Spesimen infeksius
2. Spesimen non infeksius

C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak jenisnya.
Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis laboratorium maka
sumber daya manusia pun memiliki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi
klinik, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan
kebutuhan masing-masing laboratorium.

KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan wajib menggunakan alat pelindung diri.
4. Setiap petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional prosedur yang
berlaku etika profesi dan menghormati hak pasien.
5. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter secara tertulis
dengan menggunakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium atau surat resmi
lainnya.
6. Pelayanan laboratorium dilaksanakan dalam jam kerja, dilaksanakan oleh petugas
laboratorium yang bertanggung jawab penuh kepada kepala puskesmas.

KEBIJAKAN KHUSUS
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Melai
a. Fiksasi sputum untuk pemeriksaan BTA
b. Pemeriksaan darah meliputi:
 Hematologi : Kadar Hemoglobin
 Kimia darah : Kadar gula darah puasa, kadar gula darah sewaktu, kadar asam urat
dan kadar kolesterol
 Imunologi : Pemeriksaan Golongan Darah, HIV (rapid test), dan Sifilis (Rapid Test)
 Parasitologi : Pemeriksaan Malaria (Rapid test)
c. Pemeriksaan urin : Plano test (tes kehamilan) dan protein urin

2. Kebijakan permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen pengambilan dan penyimpanan


spesimen
Permintaan pemeriksaan laboratorium:
a. Pasien datang ke puskesmas, mendaftar di bagian pendaftaran sesuai dengan
kebutuhan/unit pelayanan yang dituju.
b. Dokter/paramedis melakukan pemeriksaan kepada pasien. Apabila pasien memerlukan
pemeriksaan laboratorium, dokter/paramedis menjelaskan kepada pasien bahwa
diperlukan pemeriksaan laboratorium.
c. Bila pasien setuju dilakukan pemeriksaan laboratorium, paramedis menghubungi petugas
laboratorium.
d. Dokter membuat surat pengantar pasien untuk pemeriksaan laboratorium.
e. Pasien diarahkan menuju ruang laboratorium.
Pengambilan spesimen
A. Pengambilan darah kapiler
a. Petugas laboratorium menyiapkan autoclick yang telah diisi blood lancet
b. Petugas laboratorium membersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%
c. Petugas laboratorium membiarkan menjadi kering kembali
d. Petugas laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
e. Petugas laboratorium menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
f. Petugas laboratorium menusuk dengan cepat memakai autoclik pada jari tengah atau
jari manis dengan arah tegak lurus
g. Petugas laboratorium membuang tetesan darah pertama keluar dengan memakai
kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan
h. Petugas laboratorium menekan bekas tusukan dengan kapas kering
i. Petugas laboratorium melepaskan blood lancet dari autoclick
j. Petugas laboratorium membuang blood lancet ke safety box
B. Pengambilan sampel urine
a. Petugas laboratorium melabeli tempat urine
b. Petugas laboratorium memberikan tempat urine kepada pasien
c. Petugas laboratorium memberikan penjelasan kepada pasien
d. Petugas laboratorium meminta kepada pasien untuk mengambil urine pancar tengah
(urine yang keluar pertama dibuang, yang tengah ditampung dan yang terakhir
dibuang)
e. Petugas laboratorium mempersilahkan pasien ke kamar mandi
f. Petugas laboratorium menerima sampel urine.
C. Pengambilan sampel sputum
a. Petugas laboratorium memberikan label identitas pasien ke pot sputum.
b. Petugas laboratorium memberikan penjelasan pada pasien bagaimana cara
membatukkan sputum yang baik.
c. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk kumur-kumur terlebih
dahulu, tarik nafas 2-3 kali, tahan beberapa detik, kemudian batukkan kuat-kuat.
d. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk menaruh pot sputum.
Penerimaan spesimen (untuk spesimen yang diambil diluar ruang laboratorium)
a. Spesimen diterima oleh petugas laboratorium
b. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap spesimen.
Penyimpanan spesimen
a. Petugas laboratorium menyimpan spesimen jika pemeriksaan dikirim ke laboratorium lain.
b. Petugas laboratorium memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
c. Petugas laboratorium menyiapkan wadah untuk menyimpan spesimen.

3. Kompetensi petugas yang melakukan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium


 Dokter

4. Pemeriksaan laboratorium beresiko tinggi


a. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri seperti : jas lab, sarung tangan, masker.
b. Petugas harus memberlakukan semua spesimen sebagai bahan yang infeksius.
c. Petugas harus mengelola limbah sesuai protap yang berlaku.
d. Petugas harus melakukan desinfeksi dan sterilisasi tempat kerja dan ruangan.
e. Petugas harus mencatat setiap tindakan yang dilakukan.

5. Pelaporan hasil laboratorium kritis


a. Hasil kritis adalah hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi dokter,sehingga
hasil laboratorium kritis harus segera diketahui oleh dokter yang menangani.
b. Penetapan hasil kritis dilakukan oleh dokter yang berkepentingan dan memberitahukannya
kepada laboratorium.
c. Hasil dari penetapan hasil kritis dibuat dalam suatu daftar dan diletakkan di atas meja
tempat hasil yang sudah selesai dikerjakan, sehingga mudah diakses oleh petugas.
d. Hasil kriitis dilaporkan segera setelah hasil pemeriksaan didapatkan.
e. Daftar nilai kritis laboratorium :

JENIS BATAS BAWAH BATAS ATAS


PEMERIKSAAN
Hemoglobin ≤ 7 g/dL ≥ 20,0 g/dL

Asam Urat - ≥ 10 mg/dL

Glukosa ≤ 50 mg/dL ≥ 400 mg/dL

6. Pelayanan laboratorium di luar jam kerja


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di luar jam kerja pada Puskesmas Melai adalah
pemeriksaan :
 Kimia darah ( Gula darah sewaktu, asam urat dan kolesterol) bagi peserta prolanis
 Pemeriksaa Hb pada pasien post partum yang mengalami perdarahan
7. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:
 Pemeriksaan Hb Sahli : < 15 menit
 Pemeriksaan Golongan Darah : < 15 menit
 Pemeriksaan Gula Darah : < 10 menit
 Pemeriksaan Asam Urat : < 10 menit
 Pemeriksaan Kolesterol : < 10 menit
 Pemeriksaan Malaria (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan HIV (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan Sifilis (Rapid) : < 15 menit
 Pemeriksaan Protein urin : < 10 menit
 Pemeriksaan HCG (kehamilan) : < 10 menit
 Pemeriksaan BTA : 2 minggu
8. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen (cito) adalah
sebagai berikut :
 Pemeriksaan Hb Sahli : < 10 menit
 Pemeriksaan Gula Darah : < 5 menit
 Pemeriksaan Asam urat : < 5 menit
9. Jenis-jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
Daftar reagensia dan bahan lain yang harus tersedia adalah :
 Planotes (kit rapid tes kehamilan)
 Antisera Golongan Darah
 Strip tes Gula Darah
 Strip tes Asam Urat
 Strip tes Kolesterol
 Stik tes HIV (rapid tes)
 Stik tes Sifilis (rapid tes)
 Stik tes Malaria (rapid tes)
 HCl 0,1 N
 Aquades
10. Batas buffer stock untuk melakukan order
Proses untuk menyatakan reagen tidak tersedia adalah pada waktu buffer stok sudah mulai
terpakai atau berkurang, pada saat itulah melakukan order reagensia ke Dinas Kesehatan.
Daftar buffer stok :
 Planotes (kit rapid tes kehamilan) : 3 sachet
 Antisera Golongan Darah :
Antisera A : 5 ml
Antisera B : 5 ml
Antisera D : 5 ml
 Strip tes Gula Darah : 5 strip
 Strip tes Asam Urat : 5 strip
 Strip tes Kolesterol : 5 strip
 Stik tes HIV (rapid tes) : 10 kit
 Stik tes Sifilis (rapid tes) : 5
 Stik tes Malaria (rapid tes) : 5
 HCl 0,1 N : 50 ml
 Aquades : 100 ml
11. Rentang nilai rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
a. BTA : negatif
b. Hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN (NORMAL)
HEMATOLOGI Hemoglobin Lk : 11-16 gr/dl, Pr : 10-15 gr/dl
KIMIA DARAH  Glukosa Sewaktu < 200 mg/dl
 Glukosa Puasa 75-115 mg/dl
 Asam Urat Lk : 3,4-7,0 mg/dl, Pr : 2,4-5,7 mg/dl
 Kolesterol Total 160-200 mg/dl
IMUNOLOGI  Golongan Darah A,B,O,AB
 HIV (rapid test) Nonreaktif
 Sifilis ( rapid tes ) Negatif
 Malaria ( Rapid Tes) Negativ
 Plano test Positive / Negatif
Urinalisis
 Protein urin Negatif
Bakteriologi  BTA Positive/ negativ
D. Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium yang dapat
berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah laboratorium dapat dibagi menjadi dua, yaitu limbah
umum dan limbah khusus.
 Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum misalnya kertas.
 Limbah khusus terdiri dari :
1. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan,
botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen.
2. Limbah khusus cair yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian air bekas
pencucian alat, sisa spesimen.
Penanganan limbah umum, yaitu :
 Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat yang dialasi dengan satu
kantung plastik berwarna hitam.
 Sampah-sampah ini dikumpulkan satu kali dalam sehari oleh petugas kebersihan, dengan
membungkus sampah tersebut dengan satu kantung plastik dan memindahkan ke dalam
satu tempat sampah besar.
 Sampah ini kemudian dibawa ke tempat pengumpul sampah puskesmas.
Penanganan limbah khusus padat, yaitu :
 Limbah khusus padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian dimasukkan dalam
kantung berwarna merah.
 Kantung yang berwarna merah tersebut akan ditangani lebih lanjut (di bawa ke
incenerator).
Penanganan limbah khusus cair dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
 Limbah cair infeksius : ditambahkan desinfektan dan dibuang langsung ke wastafel khusus
pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke septik tank.
 Limbah cair non infeksius : langsung dibuang ke wastafel yang disalurkan ke septik tank.
Pengelolaan Bahan Berbahaya
 Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan berbahaya/bahan kimia secara
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur,
efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani kecelakaan.
 Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai.
E. Laporan Hasil dan Arsip
Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil pemeriksaan yang memuat
indentitas pengirim, identitas pasien, jenis pemeriksaan yang diperiksa, hasil pemeriksaan,
metode yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan tanda tangan.
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus lengkap, tepat waktu dan ada arsip.
Adapun prosedurnya :
1. Petugas meneliti kesesuaian identitas dengan hasil pemeriksaan sementara.
2. Petugas menulis data ke buku pencatatan meliputi :
a. Identitas pengirim
b. Identitas pasien
c. Jenis spesimen
d. Jenis pemeriksaan yang diperiksa
e. Hasil pemeriksaan
f. Metode yang digunakan
g. Nilai rujukan
h. Tanggal pemeriksaan
3. Petugas meneliti kembali data telah ditulis di buku pencatatan.
4. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan setelah diteliti, data tidak ada kesalahan kepada
dokter.
5. Petugas memasukan hasil pemeriksaan pasien dalam amplop, kemudian menyerahkan
kepada pasien.

Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara sistematis
sehingga mudah dicari apabila diperlukan. Prosedurnya :
1. Apabila hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku pencatatan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat secara teratur dalam buku pencatatan.
3. Blangko permintaan pemeriksaan dibendel setiap hari dan disimpan dalam box, disusun
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
4. Lama waktu penyimpanan arsip selama satu tahun.
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap satu tahun dengan memberikan kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
BAB IV
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium direncanakan dan
diajukan sesuai kebutuhan melalui perencanaan puskesmas.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan laboratorium diperhatikan


keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan layanan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
pada setiap pelaksanaan kegiatan dengan cara penggunaan bahan habis pakai dan alat-alat yang
steril bila diperlukan, melakukan peyanan laboratorium sesuai dengan SOP.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan laboratorium diperhatikan


keselamatan petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan layanan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
pada setiap pelaksanaan kegiatan dengan cara penggunaan alat pelindung diri (APD) dan
mendokumentasikan kegiatan dalam buku pencatatan hasil laboratorium.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan di laboratorium dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator daftar tilik SOP pelayanan klinis dan audit internal secara periodik.
 Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa spesimen yang diterima benar dan pasien yang
benar pula.
 Pengendalian mutu laboratorium terdiri dari pemantapan mutu internal (PMI) adalah kegiatan
pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Pengendalian mutu eksternal (PME) berguna untuk
memantau kualitas mutu laboratorium sesuai standar sehingga menunjang hasil pemeriksaan
laboratorium yang lebih akurat.
 Menyediakan katalog pemeriksaan, berisi informasi : persyaratan pasien dan jenis spesimen
 Menyediakan prosedur operasional baku (SOP) antar lain : SOP penenganan spesimen dan
sampel.
 Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan spesimen yang benar,
Persyaratan spesimen dan persiapan pasien, Persyaratan sampel.
 Mengerjakan proses sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
 Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang
mungkin muncul.
 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium.
 Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar
dan bermutu.
BAB IX
PENUTUP

Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan utama yang
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Peranan laboraorium saat ini telah
menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosis penyakit telah banyak
mensyaratkan untuk didukung dengan data hal hasil pemeriksaan laboratorium.
Pedoman ini sebagai acuan dalam melakukan pelayanan laboratorium di Puskesmas Melai.
Pelaksanaan layanan laboratorium diharapkan sesuai dengan pedoman sehingga dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan petugas. Keberhasilan layanan laboratorium tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait termasuk pemenuhan sumber daya sarana
prasarana.

Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS MELAI,

MARFIAH TAHARA, SKM

Anda mungkin juga menyukai