DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MELAI
Jln. Sultan La Buke Kel. Melai
Kecamatan Murhum
Email : puskesmasm16@gmail.com
Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Melai merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan maksimal.
Laboratorium Puskesmas Melai sebagai salah satu bagian yang memberikan kontribusi
diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga memberikan pelayanan
laboratorium yang maksimal, baik yang bersifat dasar maupun pelaksanaan laboratorium
lanjutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan pelayanan laboratorium Puskesmas
Melai diharapkan mampu menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat
khususnya di Wilayah Kecamatan Murhum (Di wilayah kerja Puskesmas Melai).
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana yang
baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi laboratorium
sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif dapat tercapai,
demikian pula halnya dengan laboratorium Puskesmas Melai.
Dukungan perencanaan yang bersifat bottom-up serta penganggaran yang
maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang
hal tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang baik, prasarana yang memadai
serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat dipedomani yang memiliki dasar
teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan kegagalan dapat diminimalkan dalam
pelayanan.
B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif dan
rehabilitatif. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan baik yang
bersifat clinical health service maupun public health service yang dilaksanakan secara
profesional sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan serta penentuan oleh karena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Melai dan semua
pengunjung pelayanan kesehatan pada Puskesmas Melai baik yang sakit maupun yang
sehat.
2. Penanggung jawab laboratorium Puskesmas Melai selaku klinisi pada Puskesmas
Melai.
3. Dokter puskesmas selaku klinisi pada Puskesmas Melai.
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Puskesmas Melai.
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan spesimen
Puskesmas Melai.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secara garis besar meliputi :
SOP pemeriksaan laboratorium
SOP pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses pemeriksaan spesimen
untuk kepentingan penegakan diagnosis suatu penyakit oleh tenaga medis berdasarkan
permintaan medis.
SOP yang bersifat protektif
SOP protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan untuk mencegah / mengurangi resiko
terjadinya bahaya pada pelaksana laboratorium baik secara langsung maupun tidak
langsung.
SOP pengelolaan alat dan bahan
SOP pengelolaan alat dan bahan adalah SOP yang bersifat manajerial pada kebutuhan
untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang digunakan bertujuan
menjaga validasi alat yang digunakan.
SOP mekanisme pelayanan
SOP mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SOP yang disusun untuk menjaga
keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
E. Batasan Operasional
Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
spesimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan.
Spesimen adalah sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan
sediaan bahan pemeriksaan.
Mekanisme pelayanan laboratorium adalah alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium termasuk rujukan spesimen.
Alat, peralatan dan bahan laboratorium adalah suatu perangkat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium.
Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau dampak
negatif baik pada laboran maupun pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Pengelolaan Spesimen
1. Spesimen infeksius
2. Spesimen non infeksius
C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak jenisnya.
Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis laboratorium maka
sumber daya manusia pun memiliki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi
klinik, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan
kebutuhan masing-masing laboratorium.
KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan di laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di laboratorium harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan wajib menggunakan alat pelindung diri.
4. Setiap petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional prosedur yang
berlaku etika profesi dan menghormati hak pasien.
5. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter secara tertulis
dengan menggunakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium atau surat resmi
lainnya.
6. Pelayanan laboratorium dilaksanakan dalam jam kerja, dilaksanakan oleh petugas
laboratorium yang bertanggung jawab penuh kepada kepala puskesmas.
KEBIJAKAN KHUSUS
1. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia di Puskesmas Melai
a. Fiksasi sputum untuk pemeriksaan BTA
b. Pemeriksaan darah meliputi:
Hematologi : Kadar Hemoglobin
Kimia darah : Kadar gula darah puasa, kadar gula darah sewaktu, kadar asam urat
dan kadar kolesterol
Imunologi : Pemeriksaan Golongan Darah, HIV (rapid test), dan Sifilis (Rapid Test)
Parasitologi : Pemeriksaan Malaria (Rapid test)
c. Pemeriksaan urin : Plano test (tes kehamilan) dan protein urin
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara sistematis
sehingga mudah dicari apabila diperlukan. Prosedurnya :
1. Apabila hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam buku pencatatan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat secara teratur dalam buku pencatatan.
3. Blangko permintaan pemeriksaan dibendel setiap hari dan disimpan dalam box, disusun
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
4. Lama waktu penyimpanan arsip selama satu tahun.
5. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap satu tahun dengan memberikan kesimpulan.
6. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
BAB IV
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium direncanakan dan
diajukan sesuai kebutuhan melalui perencanaan puskesmas.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan utama yang
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Peranan laboraorium saat ini telah
menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosis penyakit telah banyak
mensyaratkan untuk didukung dengan data hal hasil pemeriksaan laboratorium.
Pedoman ini sebagai acuan dalam melakukan pelayanan laboratorium di Puskesmas Melai.
Pelaksanaan layanan laboratorium diharapkan sesuai dengan pedoman sehingga dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan petugas. Keberhasilan layanan laboratorium tergantung
pada komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait termasuk pemenuhan sumber daya sarana
prasarana.
Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal :