Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

Daftar Isi..............................................................................................................................................1
BAB 1..................................................................................................................................................3
Pendahuluan........................................................................................................................................3
Latar Belakang.................................................................................................................................3
Tujuan..............................................................................................................................................3
Sasaran.............................................................................................................................................3
Ruang Lingkup................................................................................................................................3
Batasan Operasional........................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................4
Tata Laksana.......................................................................................................................................4
Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium Uptd Puskesmas Keling....................................................4
Jam Buka Layanan Laboratorium Uptd Puskesmas Keling............................................................4
Pola Ketenagaan Laboratorium Uptd Puskesmas Keling................................................................4
Persyaratan Kompetensi Petugas Dalam Interpretasi Hasil Pemeriksaan.......................................6
Alur Pelayanan Laboratorium Uptd Puskesmas Keling..................................................................6
Permintaan Pemeriksaan, Penerimaan, Pengambilan Dan Penyimpanan Spesimen.......................8
Permintaan Pemeriksaan Laboratorium..........................................................................................8
Prosedur Pemeriksaan Laboratorium............................................................................................10
Pemeriksaan Beresiko Tinggi........................................................................................................15
BAB III.............................................................................................................................................16
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA.............................................................................16
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja...............................................................................................16
Pengelolaan Limbah......................................................................................................................17
Pengelolaan Reagen.......................................................................................................................18
Rujukan Laboratorium...................................................................................................................21
Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium.............................................................................................22

Pedoman Pelayanan Laboratorium 1


BAB IV.............................................................................................................................................23
PEMANTAPAN MUTU...................................................................................................................23
Pemantapan Mutu Laboratorium...................................................................................................23
Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control).........................................................23
Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control).....................................................25
BAB V...............................................................................................................................................26
KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM..........................................................26
Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium..................................................................................26
Penutup..............................................................................................................................................27
Daftar pustaka...................................................................................................................................28
Lampiran

Pedoman Pelayanan Laboratorium 2


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium Klinik adalah sarana pelayanan kesehatan di Klinik yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau factor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

Ketentuan mengenai keharusan memenuhi kriteria dalam penyelenggaraan


Laboratorium Klinik yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini merupakan
persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh setiap Klinik. Dengan mempertimbangkan
kompleksitas pelayanan

Pelayanan Kesehatan bisa berbeda-beda tergantung pada daerah/pengembangan wilayah


setempat, maka persyaratan minimal ini pun dapat dilengkapi sesuai kebutuhan.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini ialah sebagai acuan kerja bagi petugas laboratorium di
Klinik Utama Sehati.
C. Sasaran
Sasaran pedoman ini meliputi Petugas di Laboratorium Klinik Utama Sehati.

D. Ruang Lingkup
Pedoman ini mengatur tentang seluruh pelayanan di Laboratorium Klinik Utama
Sehati.

E. Batasan Operasional
Pelayanan laboratorium ini meliputi seluruh pelayanan dan pemeriksaan yang tersedia
di Laboratorium Klinik Utama Sehati.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 3


BAB II
TATA LAKSANA

1. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK UTAMA SEHATI


Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang berpengaruh
pada kesehatan sesorang.
Adapun jenis pemeriksaan laboratoriumyang dapat dikerjakan di laboratorium Klinik
Utama Sehati adalah sebagai berikut :
a. Hematologi : Darah Lengkap, Golongan darah
b. Kimia klinik :Gula darah, SGOT, SGPT, BUN, Creatinin, Asam Urat, Cholesterol Total,
HDL, LDL, Trigliserida
c. Urinalisa : MacroskopisUrine, Microskopis Urine, tes kehamilan
d. Imunnologi : Widal, HIV, HBs Ag

2. JAM BUKA LAYANAN LABORATORIUM KLINIK UTAMA SEHATI

1. Buka setiap hari

2. Jam buka pelayanan : : 07.00 – 21.00 WIB

3. POLA KETENAGAAN LABORATORIUM KLINIK UTAMA SEHATI

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib klinik,


dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Jenis,
kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Klinik Utama Sehati adalah sebagai berikut :

Pedoman Pelayanan Laboratorium 4


Tabel 3.1 Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Klinik
N
O JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. Penanggung Jawab Dokter Spesialis Jantung 1
2. Tenaga Tehnis Analis Kesehatan (D3) 2

Ketentuan lainnya:
1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja laboratorium.
2. Penanggung jawab Laboratorium Klinik adalah dokter Penanggung Jawab.
3. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh
Penanggung Jawab klinik.

3.2 Uraian Tugas Tenaga laboratorium


3.2.1 Penanggung Jawab Laboratorium Klinik utama Sehati
Penanggung jawab Laboratorium Klinik mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan laboratorium,
mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

3.2.1 Tenaga Tehnis Laboratorium Klinik Utama Sehati


Tenaga teknis Laboratorium Klinik mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain

Pedoman Pelayanan Laboratorium 5


6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

3.2.2 PERSYARATAN KOMPETENSI ANALIS / PETUGAS LABORATORIUM


a. Pendidikan minimal D3 Analis Kesehatan
b. Mempunyai STR/SIP
c. Dapat mengoperasikan komputer
d. Pengalaman Kerja: Minimal 1 Th
e. Mengikuti Pelatihan-pelatihan laboratorium
f. Mengkuti seminar dan workshop

PERSYARATAN KOMPETENSI PETUGAS DALAM INTERPRETASI HASIL


PEMERIKSAAN
Interpretasi semua hasil pemeriksaan laboratorium kepada pelanggan dilakukan oleh
seorang dokter atau paramedis ruangan yang meminta pemeriksaan laboratorium.

4. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK UTAMA SEHATI


1. Petugas menerima form rujukan dari pemeriksaan laboratorium dari Ruang
Pemeriksaan/BP/Ruang UGD/Ruang KIA/Ruang P2P/Ruang Pemeriksaan Gigi.
2. Petugas mempersilahkan pelanggan duduk.
3. Petugas mencocokkan identitas pelanggan dengan form rujukan
4. Petugas menjelaskan dan memberitahu kepada pelanggan tentang sampel yang akan
diambil dan diperiksa.
5. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diperlukan / diminta.
6. Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan.
7. Petugas mempersilahkan pelanggan untuk menunggu hasil
8. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dibuku register, form hasil laboratorium
9. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pelanggan untuk dibawa
kembali ke petugas ruang yang merujuk
10. Pemeriksaan selesai dilakukan

Pedoman Pelayanan Laboratorium 6


ALUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PePetugas tugas menerima form rujukan


pemeriksaan laboratorium

Petugas mencocokkan identitas pasien


dengan form rujukan dan jenis
pemeriksaannya

Petugas menjelaskan kepada pasien


tentang jenis sampel dan
pemeriksaannya

Petugas menyiapkan alat dan bahan


untuk pengambilan sampel

Petugas mengambil sampel dan


memeriksa sesuai dengan jenis
permintaan

Petugas mencatat hasil di buku reg lab


dan form hasil

Petugas menyerahkan hasil ke dokter


maupun paramedis yang meminta

Pemeriksaan laboratorium selesai dilakukan

5. PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN

Pedoman Pelayanan Laboratorium 7


PENYIMPANAN SPESIMEN
5.1 Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
Permintaan pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur untuk menerima permintaan
pemeriksaan laboratorium dari tiap-tiap layanan klinis Puskesmas Keling. Adapun
prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Dokter atau paramedis membutuhkan pemeriksaann laboratorium
2. Dokter atau paramedis menandai jenis pemeriksaan yang diinginkan pada form
permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Dokter atau paramedis mempersilahkan pelanggan untuk membawa form permintaan
pemeriksaan ke laboratorium
4. Petugas laboratorium mencocokkan identitas pelanggan dan jenis pemeriksaannya
dengan form permintaan
5. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan laboratorium pada buku register hasil dan
form hasil pemeriksaan
6. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pelanggan untuk dibawa kembali ke
ruang yang meminta pemeriksaan laboratorium
7. Permintaan pemeriksaan laboratorium selesai dilakukan

5.2 Penerimaan Spesimen


Penerimaan specimen adalah serangkaian kegiatan dilaboratorium dalam
menerima sampel pemeriksaan laboratorium.
Prosedurnya adalah :
1. Petugas mengidentifikasi permintaan pemeriksaan
2. Petugas memverifikasi specimen yang ada
3. Petugas melakukan penilaian terhadap kwalitas dan kwantitas specimen
4. Spesimen siap diperiksa
5. Petugas laboratorium dapat menerima spesimen langsung dari pelanggan atau
melalui orang lain dengan disertai identitas yang jelas
6. Dalam menerima spesimen harus memenuhi syarat pemeriksaan, diantaranya ju
mlah spesimen, kualitas spesimen dan identitas spesimen

Pedoman Pelayanan Laboratorium 8


5.3 Pengambilan Spesimen
Pengambilan Specimen adalah kegiatan pengambilan dan menyiapkan specimen
untuk pemeriksaan.
5.3.1 SPESIMEN URIN
b. Petugas memakai APD
c. Petugas memberikan pot urine yang sudah diberi label identitaskepada
pelanggan
d. Petugas memberikan pengarahan kepada pelanggan untuk membuang urine
yang pertama keluar dibuang, urine yang tengah ditampung dan urine yang
terakhir dibuang
e. Petugas Laboratorium mempersilahkan pelanggan ke kamar mandi
f. Petugas laboratorium menerima sampel urine

5.3.2 SPESIMEN DARAH KAPILER


a. Petugas memakai APD
b. Petugas lab menyiapkan autoclik yang telah diisi blood lancet yang baru
c. Petugas lab membersihkan ujung jari dengan kapas alkohol 70%
d. Petugas lab membiarkan menjadi kering kembali
e. Petugas lab memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
f. Petugas lab menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
g. Petugas lab menusuk dengan cepat memakai autoclik pada jari tengah
dengan arah tegak lurus
h. Petugas lab menghapus tetesan darah pertama keluar dengan memakai kapas
kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan.
i. Petugas lab menekan bekas tusukan dengan kapas kering
j. Petugas lab melepaskan blood lancet dari autoclik dan membuang ke safety
box

5.3.3 SPESIMEN DARAH VENA


a. Petugas mempersilahkan pelanggan untuk duduk dengan tenang

Pedoman Pelayanan Laboratorium 9


b. Petugas memberi tahu pelanggan kalau akan dilakukan pengambilan darah
vena
c. Petugas mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk
mengambil darah
d. Petugas melakukan pembendungan dengan menggunakan tourniquet pada
lengan atas pelanggan
e. Petugas memasang jarum pada holder vacutainer
f. Petugas mengusap lokasi yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
70%
g. Petugas melakukan penusukan pada vena tersebut
h. Petugas menancapkan tabung pada lubang karet holder sampai darah masuk
ke tabung sesuai volume yang diinginkan
i. Petugas menempelkan plester pada bekas tusukan
j. Sampel darah vena siap untuk diperiksa sesuai permintaan

6. PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM


6.1 Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan kadar Hb adalah suatu pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada
pelanggan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah.
Tujuan : Untuk mengetahui kadar Hb seseorang
Prinsip : hemoglobin diubah menjadi hematin asam kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standart warna pada alat
hemoglobinometer.

Alat :

 Jarum lancet
 Hemometer sahli
 Pipet Pasteur
 Kapas
 Tisu  

Pedoman Pelayanan Laboratorium 10


  Bahan :
 Alkohol
 HCL 0,1N
 Darah vena

Prosedur :

 Metode Sahli
1)      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2)      Isi tabung sahli dengan HCL 0,1 N sampai tanda batas angka 2 (± 5
tetes).
3)      Lakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol 70 %.
4)      Lakukan tusukan pada vena.
5)      Ambil darah dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20 µL.
6)      Masukan segera pada dalam tabung sahli yang berisi HCL 0,1 N.
7)      Dicampur sampai homogen (terbentuk warna tengguli).
8)   Encerkan isi tabung dengan aquadest sampai dengan menyamai warna
standar. Batang pengaduk jangan diangkat sebelum pengenceran selesai.
9)    Baca hasilnya dengan memperhatikan miniskus cairan diserahkan pada
angka skala.
 Metode strip (Quick chek)
1. Disiapkan alah Hb merk Quick chek
2. Tekan tombol power
3. Masukkan strip hb pada tempat strip alat Hb Quick chek
4. Teteskan sampel darah pada tanda strip tersebut
5. Tunggu sampai keluar kadar Hb
6. Cabut strip dan tekan tombol power untuk mematikan alat
7. Bekas strip dibuang ke limbah medis

Nilai normal : Laki-laki : 14 – 18 g/dL

Pedoman Pelayanan Laboratorium 11


Perempuan : 12 – 16 g/dL

6.2 PEMERIKSAAN GCU (Glucosa,Cholestrol dan Asam urat) METODE STRIP


Pemeriksaan GCU adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui kadar
glukosa,cholestrol dan asam urat dalam darah pelanggan.
Tujuan : Untuk mengetahui kadar Gula/Cholestrol/Asam urat
Prinsip : Adanya reaksi oksidase pada glucosa/choestrol/asam
uratakandiukur oleh arus electron yang terdapat pada alat strip
(Easytouch) dan akan dibaca sebagai kadar glucosa/choestrol/asam
urat

Alat :

 Jarum lancet
 Alat Easytaouch
 Kapas Alkohol
Bahan :
 Darah kapiler

Prosedur :

1. Masukan baterai & nyalakan alat.


2. Set jam, tanggal & tahun pada alat.
3. Ambil chip warna kuning masukan ke dalam alat untuk cek alat.
4. Apabila pada layar muncul “ERROR” artinya alat rusak.
5. Apabila pada layar muncul “OK” artinya alat siap dipakai.
6. Setiap botol strip pada gula darah, asam urat & kolestrol terdapat chip
test.
7. Gunakan chip asam urat untuk test asam urat & chip kolestrol untuk test
kolestrol, Chip gula untuk test Gula.
8. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.
9. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah & kedip-kedip.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 12


10. Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen & atur
kedalaman jarum sesuai nomor.
11. Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan ujung jari anda.
12. Tembakkan jarum pada ujung jari & tekan supaya darah keluar.
13. Darah disentuh pada tepi samping strip & bukan ditetes diatas tengah
strip alat test darah EasyTouch.
14. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.
15. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip & bunyi beep.
16. Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.
17. Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya & buang.
18. Chip di simpan ke botol lagi.
19. Tutup rapat botol strip apabila tidak dipakai.
20. Perhatikan masa expired / kadaluarsa pada setiap strip .

Nilai Normal : Gula darah puasa : 75 – 115 mg/dL


Gula darah 2 JPP : 75 – 125 mg/dL
Gula darah sewaktu : Kurang dari 140 mg/dL
Cholestrol total : Kurang dari 200 mg/dL
Asam urat : L : 3,0 – 7,2 P : 2,3 – 6,0 mg/dL

6.3 PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE STRIP


Pemeriksaan urineadalah suatu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya protein,
glukosa dan menetapkan kadar pH dalam urin.
Bahan : Urine segar
Alat : Strip urine 3 parameter
Prosedur :
1. Petugas menyiapkan tempat yang telah dilabeli identitas pelanggan
2. Petugas mempersilahkan pelanggan untuk menampung urine di toilet

Pedoman Pelayanan Laboratorium 13


3. Setelah diperoleh sampel, petugas mencelupkan strip urine 3 parameter kedalam
urine
4. Petugas membandingkan warna yang terjadi dengan standart warna yang terdapat
pada kemasan
5. Hasil ditulis pada buku register hasil dan form hasil pemeriksaan laboratorium
Nilai normal : Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
pH : 4,8 – 7,4
6.4 PEMERIKSAAN HIV (metode kualitatif)
Pemeriksaan HIV adalah suatu cara penetapan kualitatif immunology yang cepat
berdasarkan metode immunokromatografi sebagai test screening awal untuk mendeteksi
Virus HIV dalam serum plasma dan mendukung diagnosa infeksi Virus HIV.
Alat : Strip casset HIV
Centrifuse
Pipet volume
Tabung clot
Bahan : Serum
Prosedur :
1. Setelah diperoleh darah vena, petugas mencentrifuse darah tersebut
2. Setelah diperoleh serum, petugas mengambil serum dengan menggunakan
pipet plastic yang terdapat pada kit strip HIV
3. Kemudian petugas meneteskan pada casset HIV sebanyak 1 tetes (20 uL)
4. Kemudian ditambahkan dengan 4 tetes buffer
5. Hasil pemeriksaan ditunggu 15 menit
6. Garis yang keluar setelah 15 menit dibaca sebagai hasil pemeriksaan HIV
Interpretasi hasil : Strip 1 pada garis C : Non Reaktif
Strip 2/3 pada garis C dan T : Reactif
7. Apabila pada reagen 1 diperoleh hasil yang reaktif, maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan reagen 2 dan 3 dengan metode dan prosedur yang sama

Pedoman Pelayanan Laboratorium 14


6.5 Pemeriksaan Hbs Ag
Pemeriksaan Hbs Ag adalah suatu cara penetapan kualitatif immunology yang cepat
berdasarkan metode immunokromatografi sebagai test screening awal untuk mendeteksi
Virus Hepatitis dalam serum atau plasma.
Alat :
 Tabung serologi
 Pipet plastic
 Strip HBs Ag
Bahan : Sampel serum/plasma
Prosedur :
1. Petugas laboratorium mengeluarkan test card dari bungkusnya. Letakkan pada tempat
yang datar.
2. Petugas laboratorium menulis identitas pelanggan dan mencocokkan dengan sampel.
3. Petugas laboratorium meneteskan sampel pada tabung sebanyak ± 100 ul
4. Petugas laboratorium memasukkan strip HBs Ag ke tabung tersebut
5. Petugas laboratorium membaca hasilnya antara 10 – 15 menit.
6. Pemeriksaan HBs Ag selesai dilakukan
INTERPRETASI HASIL:
Non Reaktif : Terbentuk satu garis warna merah pada zona control.
Reaktif : Terbentuk dua garis warna merah

8. PEMERIKSAAN BERESIKO TINGGI


Pemeriksaan laboratorium beresiko tinggi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel
yang mudah menularkan mikroorganisme apabila cara pemeriksaannya tidak sesuai prosedur
yang telah ditetapkan.
Untuk setiap pemeriksaan laboratorium, petugas wajib selalu menggunakan APD lengkap
(masker, jas lab dan handscoond), selalu mengikuti SOP pemeriksaan serta mematuhi K3.
Semua pemeriksaan dianggap sebagai infeksius dan beresiko tinggi.
BAB III
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Pedoman Pelayanan Laboratorium 15


A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kegiatan untuk mencegah kejadian
atau peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat merugikan petugas di lingkungan kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Klinik dapat menimbulkan
bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya.Untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harusmelaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan
upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Upaya Kesehatan dan keselamatan di laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
b. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium berlengan panjang, masker,
sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja
c. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai selama bekerja dalam laboratorium dan harus
dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang
berpotensi infeksi) apabila selesai pemeriksaan.
d. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium
e. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat kerja
f. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi limbah
medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
g. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
h. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap
i. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yangditentukan

B. PENGELOLAAN LIMBAH
Pengelolaan sampah dan limbah medis ini adalah bagi sampah dan limbah medis yang di
hasilkan dari kegiatan laboratorium

Pedoman Pelayanan Laboratorium 16


8.1 Limbah padat, terdiri dari limbah / sampah umum dan limbah khusus seperti benda tajam, limbah
infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan limbah padat:
a. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan
halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal satu buah untuk satu kegiatan.
Kantong plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah dengan
warna dan label seperti pada tabel berikut:

WARNA
NO KATEGORI KRESEK / LAMBANG
KANTONG
PLASTIK
PENGUMPULAN
SAMPAH

1 Radio Aktif Merah

2 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning

3 Sitotoksik Ungu

4 Umum Hitam “DOMESTIK” warna putih

b. Tersedia Penampungan Sampah Sementara

Pedoman Pelayanan Laboratorium 17


Tempat penampungan sampah sementara dibersihkan dan dikosongkan dalam waktu sekurang –
kuranya satu kali dalam 24 jam.
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
 Sampah umum dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8.2 Limbah Cair, terdiri dari limbah cair umum / domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair
kimia.
Cara menangani limbah cair:
a. Limbah cair umum / domestik dialirkan masuk ke dalam septic tank.
b. Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui IPAL

C. PENGELOLAAN REAGEN
Pengelolaan reagen adalah suatu tindakan yang benar dalam menjaga kualitas dan
mutu reagen, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat.
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan.Penyimpanan reagen adalah suatu usaha untuk menjaga kualitas dan mutu reagen
tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat.
Distribusi reagen adalah suatu proses penyampaian reagen dari bagian pengadaan ke bagian
laboratorium.
Panduan tertulis evaluasi reagen :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g.Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 18


i. Reagen HIV/HBs Ag harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

DAFTAR REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG TERSEDIA

NO NAMA REAGEN YANG TERSEDIA

1. Diluent 20 L Mindray 3 diffcount


2. Rinse 20 L Mindray 3 diffcount
3. Lyse M 30 CFL 500 ml Midray
4. EZ Cleanzer M 30 E 100ml Mindray
5.
6. Probe Cleanzer M 30 P 17ml Mindray
7. Reagen Golongan Darah Anti A
8. Reagen Golongan Darah Anti B
9. Alkohol 70 %
10. Aquades
11. Stick Gula Darah On Call
12. Stick Asam Urat Sinocare
13. Stick Cholesterol Mision Ultra
14. Stick urine 10 parameter
15. Stick kehamilan
16. Strip IgG, IgM Dengue
17. Strip HIV
Strip HBs Ag

Pedoman Pelayanan Laboratorium 19


BATAS BUFFER STOCK REAGENSIA UNTUK MELAKUKAN PEMESANAN

JUMLAH PER BATAS UNTUK


NO NAMA REAGEN DAN
BOTOL/KEMASAN ORDER (50%)
BAHAN LAIN
1.
2. Reagen Anti A 5 ml 2,5 ml
3. Reagen Anti B 5 ml 2,5 ml
4. Alkohol 70 % 1000 ml 500 ml
5. Aquades 1000 ml 500 ml
6. Stick Gula Darah 25 strip 13 strip
7. Stick Asam Urat 25 strip 13 strip
8. Stick Cholesterol 10 strip 5 strip
9. Stick urine 3 parameter 10 strip 5 strip
10. Stick kehamilan 50 strip 25 strip
11. Kartu golongan darah 100 lembar 50 lembar
12. Strip HIV 30 Strip 15 Strip
13. HBs Ag 50 Strip

Pedoman Pelayanan Laboratorium 20


D. RUJUKAN LABORATORIUM
Rujukan laboratorium adalah pelimpahan suatu tanggung jawab atas permintaan
laboratorium ke pelayanan laboratorium lain yang lebih memadai. Jika Laboratorium Klinik tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen atau pelanggan dikirim ke laboratorium lain
(dirujuk).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:
1. Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor spesimen, nama, umur, jenis kelamin,
alamat, tanggal pengambilan spesimen pada badan wadah.
2. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang berisi data sebagai berikut:
a. Nomor spesimen
b. Nama penderita
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Alamat penderita
f. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
g. Jenis spesimen dan asal bahan
h. Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang diberikan sebelumnya

Pedoman Pelayanan Laboratorium 21


i. Permintaan pemeriksaan
j. Tanggal pengiriman
k. Nama serta alamat pengirim :
- Dokter
- Unit Kesehatan
- dll
3. Kemudian dikirim oleh petugas atau melalui pos/travel/paket.

9. PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM


Pelaporan hasil kritis adalah suatu sistem yang dipakai dalam untuk melaporkan hasil
pemeriksaan laboratorium dengan hasil yang kritis.

Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Petugas melakukan pemeriksaan ulang (duplo) hasil laboratorium yang kritis.

2. Menuliskan hasil pemeriksaan ulang pada buku register pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium

3. Menuliskan hasil pemeriksaan ulang pada lembar pelaporan hasil pemeriksaan


laboratorium dan diberi tanda / tulisan “DUPLO”

4. Petugas laboratorium segera melaporkan hasil kritis kepada dokter secara langsung.

5. Bila tidak berhasil menghubungi dokter maka hasil pemeriksaan laboratorium kritis
disampaikan pada perawat yang bertugas untuk disampaikan pada dokter.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 22


BAB IV
PEMANTAPAN MUTU

PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM


Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalahkeseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan.
Kegiatan iniberupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME).

A. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat.
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap praanalitik, tahap analitik dan
tahap pasca-analitik.
2) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pelanggan, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan sampai dengan menyimpan specimen
a) Persiapan pelanggan
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pelanggan
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b) Penerimaan spesimen

Pedoman Pelayanan Laboratorium 23


Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik
spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya
ditolak.

c) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-
pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar.
d) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium
Klinik tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain yang lebih lengkap jenis pemeriksaannya
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan
kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah
benar.
b) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Kalibrasi atau validasi adalah suatu kegiatan membandingkan alat/instrument
ukur terhadap standar nasional/internasional sehingga mendapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang konsisten.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen.Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan
peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal.Wadah spesimen harus bersih dan
tidak terkontaminasi.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 24


Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
 Micro Pipet
 Darah Lengkap BC - 2600
 Fotometer Kimia Klinik BA-88 A
c) Pemeriksaan spesimen menurut metode dan prosedursesuai protap masing-masing
parameter.
3) Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan
validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control)


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan diselenggarakan pada
berbagai tingkatan, yaitu :
1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
2. Tingkat Provinsi : BBLK
3. Tingkat Kabupaten : Laboratorium swasta yang telah terakreditasi

Dalam melaksanakan PME harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan
pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan,
sehingga hasil pemantapan mutu eksternal benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium yang sebenarnya.Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara dicatat dan
dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkah-langkah perbaikan.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 25


BAB V
KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM

A. Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium


Pelaporan program keselamatan dan pelaporan insiden adalah kegiatan pelaksanaan
dan pelaporan program keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium kepada pengelola
program keselamatan kerja (PMKP).
Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut :
1. Petugas mencatat secara rinci setiap adanya kecelakaan kerja dan kejadian nyaris cidera
(KNC) serta kejadian tidak dinginkan (KTD) yang terjadi di laboratorium pada form
keselamatan dan pelaporan insiden.
2. Petugas mendokumentasikan dan melaporkan hasil pencatatan keselamatan dan pelaporan
insiden kepada Tim peningkatan Mutu dan Keselamatan Pelanggan (PMKP) setiap bulan.
3. Tim PMKP mencatat kecelakaan dan insiden yang terjadi dilaboratorium untuk kemudian
dianalisa penyebabnya
4. Tim PMKP melaporkan hasil analisa ke Kepalapenanggung Jawab Klinik untuk bersama
sama dibuatkan Rencana Tindak Lanjut dan Tindak Lanjut.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 26


PENUTUP

Demikianlah Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik Utama sehati yang kami buat
apabila ada kesalahan dalam penulisan diharapkan pembaca berkenan memberikan pendapat dan
saran, supaya buku pedoman ini mendekati kesempurnaan dan dapat dipergunakan sebaik –
baiknya dalam pelayanan meningkatkan kualitas dan pelayanan laboratorum Klinik Utama Sehati.
Atas pendapat dan sarannya kami ucapkan terima kasih.

Pedoman Pelayanan Laboratorium 27


DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1792/MENKES/SK/XII/2010


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1267/MENKES/SK/2014 Tentang Standart
Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010
Tentang Laboratorium Klinik
6. Buku Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
7. Pedoman Praktik Labortorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory Practice/GLP),
2008
8. Insert kit Cholestrol Mision Ultra
9. Insert kit Glucosa On Call
10. Insert kit Uric acid Sinocare

Pedoman Pelayanan Laboratorium 28

Anda mungkin juga menyukai