A. Latar Belakang
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
D. Ruang Lingkup
Pedoman ini mengatur tentang seluruh pelayanan di Laboratorium UPTD
Puskesamas Plosoklaten.
E. Batasan Operasional
Pelayanan laboratorium ini meliputi seluruh pelayanan dan pemeriksaan yang
tersedia di Laboratorium UPTD Puskesmas Plosoklaten
BAB II
STANDART KETENAGAAN
A. DENAH RUANG
Meja
Meja Centrifuge
Pemerik
saan/
Wastafel
Meja alat
&
pemeriksa
an
B. STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pelayanan di Ruangan Laboratorium meliputi pendaftaran dan
pencatatan, pengelolaan spesimen, pemeriksaan laboratorium, pengelolaan limbah,
laporan hasil dan arsip, pemeliharaan dan kalibrasi alat, dan trouble shouting yang ada di
Ruangan Laboratorium UPTD Puskesmas Plosoklaten.
a. Penerimaan Spesimen
Penerimaan specimen adalah serangkaian kegiatan dilaboratorium
dalam menerima sampel pemeriksaan laboratorium.
Prosedurnya adalah :
1. Petugas mengidentifikasi permintaan pemeriksaan
2. Petugas memverifikasi specimen yang ada
3. Petugas melakukan penilaian terhadap kwalitas dan kwantitas specimen
4. Spesimen siap diperiksa
5. Petugas laboratorium dapat menerima spesimen langsung dari
pelanggan atau melalui orang lain dengan disertai identitas yang jelas
Alat :
Jarum lancet
Hemometer sahli
Pipet Pasteur
Kapas
Tisu
Bahan :
Alkohol
HCL 0,1N
Darah vena
Prosedur :
Metode Sahli
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Perempuan : 12 – 16 g/dL
Alat :
Jarum lancet
Alat Easytaouch
Kapas Alkohol
Bahan :
Darah kapiler
Prosedur :
Prosedur :
3) Pemeriksaan SGPT
1. Petugas menyipakan inform persetujuan pengambilan darah
2. Petugas mengambil darah vena
3. Petugas menyentrifuge darah yang sudah diambil
4. Petugas memilih jenis parameter yang akan diperiksa pada fotometer
5. Petugas menghisapkan aquabides pada fotometer
6. Petugas memipet reagen 1 sebanyak 500µ + sampel 50 µ,inkubasi 5
menit
7. Petugas memipet 125µ reagen 2 masukkan dalam tabung yang berisi
reagen 1 dan sampel
8. Petugas langsung memasukkan sampel pada fotometer tanpa ada
inkubasi
9. Petugas membaca hasil pada layar monitor dan nyatakan sebagai
hasil pemeriksaan SGPT
LOGISTIK
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal / ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium
Reserve stock adalah cadangan / sisa.
2. Perkiraan Jumlah Kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahandalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah
rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
SASARAN KEGIATAN
A. . PENGERTIAN
Sasaran kegiatan adalah sesuatu yang menjadi target dari suatu kegiatan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
B. PENGELOLAAN LIMBAH
Pengelolaan sampah dan limbah medis ini adalah bagi sampah dan limbah medis
yang di hasilkan dari kegiatan laboratorium
1. Limbah padat, terdiri dari limbah / sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia,
limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan limbah padat:
a. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal satu buah untuk satu
kegiatan.
Kantong plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau
apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan warna dan label seperti pada tabel berikut:
2 Infeksius/Toksik/Kimia Kuning
3 Sitotoksik Ungu
C. PENGELOLAAN REAGEN
Pengelolaan reagen adalah suatu tindakan yang benar dalam menjaga
kualitas dan mutu reagen, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan
laboratorium yang lebih akurat.
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk
tiap pemeriksaan. Penyimpanan reagen adalah suatu usaha untuk menjaga kualitas
dan mutu reagen tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan
laboratorium yang lebih akurat. Distribusi reagen adalah suatu proses penyampaian
reagen dari bagian pengadaan ke bagian laboratorium.
Panduan tertulis evaluasi reagen :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g.Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV/HBs Ag harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
1. HCl 0,1 %
4. Alkohol 70 %
5. Aquades
5. Bila tidak berhasil menghubungi dokter maka hasil pemeriksaan laboratorium kritis
disampaikan pada perawat yang bertugas untuk disampaikan pada dokter.