LABORATORIUM
PUSKESMAS LECES
Jl. Raya Lumajang No. 211 A
Desa Leces, Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo
Telp. (0335) – 681 595
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
Bab I. Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Pedoman ..................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup ........................................................................................ 2
C. Batasan Operasional............................................................................... 2
D. Landasan Hukum .................................................................................... 2
Bab II. Standart Ketenagaan ................................................................................ 3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .......................................................... 3
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................. 4
C. Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 4
Bab III. Standar Fasilitas ...................................................................................... 6
A. Denah Ruangan ..................................................................................... 6
B. Standar Fasilitas .................................................................................... 6
C. Sarana ................................................................................................... 6
D. Prasarana .............................................................................................. 6
E. Perlengkapan ......................................................................................... 7
F. Peralatan ................................................................................................ 9
Bab IV. Tata Laksana Pelayanan ......................................................................... 16
A. Lingkup Kegiatan ................................................................................... 16
B. Metode Pelayanan ................................................................................. 17
C. Langkah Kegiatan .................................................................................. 17
Bab V. Logistik/Reagensia................................................................................... 27
A. Jenis-Jenis Reagensia Yang Harus Tersedia ........................................ 28
B. Penyimpanan ......................................................................................... 28
Bab VI. Keselamatan Pasien................................................................................ 30
Bab VII. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ....................................................... 31
Bab VII. Pengendalian Mutu Laboratorium ........................................................ 35
A. Bakuan Mutu .......................................................................................... 35
B. Pemantapan Mutu.................................................................................. 35
Bab VIII. Penutup .................................................................................................. 39
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 40
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan
dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tersebut.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan.
Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka Puskesmas
wajib menyelenggarakan pelayanan Labroratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat
menentukan diagnose penyakit secara pasti yaitu pelayana Laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan laboratorium yang berkualitas dan bermutu
sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosa penyakit.
2. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium Kesehatan yang tepat, akurat dan
professional.
2. Pelaksanaan laboratorium puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan
pemeriksaan, Kesehatan dan keselamatan kerja.
Ruang lingkup pedoman ini mengatur semua aspek yang terkait dengan
laboratorium meliputi ketenagaan, sarana prasarana, tata ruang, tata laksana pelayanan,
pengadaan, keselamatan pasien, kesehatan kerja hingga pengendalian mutu.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
2. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujin terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi fisik atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
3. Sarana Laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bangunan/
ruangan laboratorium itu sendiri , dalam lingkup ini adalah ruang Laboratorium
Puskesmas.
4. Prasarana Laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat semua yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kejadian
kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan
yang pada umumnya menimbulkan kerugian jiwa, waktu dan harta benda
seseorang dan masyarakat yang berada dilingkungannya.
6. Pemantapan Mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruan atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan pemeriksaan.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/165/2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;
STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun
mutunya. Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sumber daya manusia (human resoursces) dan sumber daya non-
manusia (non-human resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi
manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas
potensi fisik dan potensi non-fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang
terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan
seorang pegawai yang terakmulasi baik dari latar belakang pengetahuan,
intelegensia, keterampilan, humam realtions.
Jenis, kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas Dengan Tempat
Perawatan
No. JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. Penanggung Jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis D 3 Analis Kesehatan 1
3. Tenaga non Teknis Minimal SMU/ sederajat 1
Jenis, Kualifikasi dan jumlah Tenaga Laboratorium UPT Puskesmas Leces
No. JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. Penanggung Jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis D 3 Analis Kesehatan 2
3. Tenaga non Teknis Minimal SMU/ sederajat -
Ketentuan lainnya:
1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja laboratorium.
2. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter Puskesmas/Kepala
Puskesmas.
3. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan
diketahui oleh kepala Puskesmas.
Tugas dan Tanggung Jawab :
A. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium.
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah tenaga dan jenis kegiatan dilaboratorium puskesmas jauh berbeda dengan
laboratorium rumah sakit atau laboratorium klinik swasta. Di laboratorium puskesmas
tidak ada tenaga dokter maupun perawat karena peranan dokter dan perawat di
laboratorium puskesmas dilaksanakan oleh dokter dan perawat puskesmas.
Sedangkan untuk kegiatan administrasi dilaboratorium puskesmas leces
dilaksananakn sendiri oleh ATLM.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Laboratorium UPT Puskesmas Leces menyesuaikan dengan jam
kerja Puskesmas. Adapaun rincian kegiatan selama jam kerja sebagai berikut :
1. Senin – Kamis : Jam kerja (07.00 – 14.00 WIB)
a) 07.15 - 07.30 : Apel pagi (Hari Senin)
b) 07.30 – 07.40 : Mempersiapkan ruangan dan bahan serta peralatan
c) 07.40 - 12.30 : Pelayanan dan pemeriksaan sampel
d) 12.30 - 13.30 : Pencatatan dan pelaporan
e) 13.30 – 14.00 : Pemeliharaan alat dan desinfeksi
2. Jum’at : Jam kerja (07.00 – 11.00 WIB)
a) 07.15 - 07.45 : Senam
b) 07.45 - 08.00 : Mempersiapkan ruangan dan bahan serta peralatan
c) 08.00 - 10.15 : Pelayanan dan pemeriksaan sampel
d) 10.15 - 10.45 : Pencatatan dan pelaporan
e) 10.45 - 11.00 : Pemeliharaan alat dan desinfeksi
STANDAR FASILITAS
Selain Sumber Daya Manusia (SDM), laboratorium juga memerlukan sumber daya
Non manusia yang merupakan sarana atau peralatan berupa mesin-mesin atau alat-alat
non mesin dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik
serta bangunan fisik sebagai tempat pelayanan dan kegiatan administrasi.
A. DENAH RUANGAN
Pintu masuk
Meja Lemari
periksa Kabinet
sampling
Meja
M
e
Pintu masuk
Administrasi
Etalase
a
Meja
reagen
kering
dan P
Alat
e
r
Meja Centri fuge
i
k
Dokumen
s Lemari Wastafel Lemari
Es Cuci
a tangan
Bak
Cuci
B. Standar Fasilitas
NO JENIS KETERANGAN
KELENGKAPAN
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Ada
2 Desinfektan Tersedia
3 Wadah sampah Jarum Tersedia
4 Pemancur air Ada
5 Perlengkapan PPPK Ada
6 Sarung tangan Tersedia
7 Masker Tersedia
8 Jas lab kancing belakang, lengan
Tersedia
panjang dengan karet pada lengan
9 Alas kaki tertutup Ada
10 Wastafel dengan sabun cair Ada
11 Handrub Tersedia
A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pedoman ini mengatur kegiatan pelayanan laboratorium meliputi :
1) Pra Analitik
a. Permintaan pemeriksaan,
b. Penerimaan spesimen,
c. Pengambilan spesimen
d. Penyimpanan spesimen
2) Proses Analitik
a. Memastikan reagen dan alat dalam kondisi baik
b. Pengelolaan spesimen
c. Melakukan pemeriksaan spesimen
d. Pebacaan hasil pemeriksaan
3) Kegiatan Pasca analitik
a. Pencatatan dan pelaporan
b. Penyerahan hasil pemeriksaan
4) Kegiatan lain yang terdiri dari :
a. Pengelolaan reagen dan bahan habis pakai
b. Pengelolaan Limbah
c. Keselamatan dan keamanan
1) Keselamatan Pasien
2) Kesehatan kerja
d. Pemantapan Mutu
UNIT LAYANAN
SAMPEL / PASIEN
5S DAN RE-
IDENTIFIKASI
PENGAMBILAN SPESIMEN /
PENGELOLAAN SPESIMEN
PEMERIKSAAN SPESIMEN
PENCATATAN HASIL
PEMERIKSAAN
2. Proses Analitik
1. Memastikan Reagen Dan Alat Dalam Kondisi Baik
2. PENGOLAHAN SPESIMEN
1. Darah (Whole Blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara membolak-
balik tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan merata.
2. Serum
a. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit.
b. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen.
c. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik).
3. Plasma
a. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-pelan.
b. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen.
c. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik).
NILAI KRITIS
Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan. UPT Puskesmas Leces
perlu menentukan nilai kritis terhadap hasil pemeriksaan laboratorium agar pasien
dapat penanganan lebih cepat apabila mendapatka hasil pemeriksaan yang kritis,
yang bisa membahayakan keselamatan pasien :
Kimia Klinik
1 Glukosa acak 50 500 mg / dl
2 Creatinine - 4 mg / dl
3 BUN 10 70 mg / dl
Hematologi
1 HB (Haemoglobin) 7 20 gr / dl
2 Lekosit 2000 30.000 /cmm
3 Trombosit 50.000 1.000.000 /cmm
4 Hematokrit 20 60 %
5 Hapusan Darah Ditemukan
Tepi Sel Muda
Urine
Protein 3+
1
Untuk keperluan logistik laboratorium diataur sesuai dengan peraturan dan proses
yang ditetapkan Kepala Puskesmas yaitu :
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien/ Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi. Di Laboratorium,
Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur operasional yang sudah dibuat
untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan sampling/
specimen, tidak ada kesalahan analisa, ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan
hasil, tidak ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter
pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.
A. BAKUAN MUTU
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu kewaktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman
kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
B. PEMANTAPAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat:
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan spesimen sampai
dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)
PENUTUP