Anda di halaman 1dari 42

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

PUSKESMAS LECES
Jl. Raya Lumajang No. 211 A
Desa Leces, Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo
Telp. (0335) – 681 595
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
Bab I. Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Pedoman ..................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup ........................................................................................ 2
C. Batasan Operasional............................................................................... 2
D. Landasan Hukum .................................................................................... 2
Bab II. Standart Ketenagaan ................................................................................ 3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .......................................................... 3
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................. 4
C. Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 4
Bab III. Standar Fasilitas ...................................................................................... 6
A. Denah Ruangan ..................................................................................... 6
B. Standar Fasilitas .................................................................................... 6
C. Sarana ................................................................................................... 6
D. Prasarana .............................................................................................. 6
E. Perlengkapan ......................................................................................... 7
F. Peralatan ................................................................................................ 9
Bab IV. Tata Laksana Pelayanan ......................................................................... 16
A. Lingkup Kegiatan ................................................................................... 16
B. Metode Pelayanan ................................................................................. 17
C. Langkah Kegiatan .................................................................................. 17
Bab V. Logistik/Reagensia................................................................................... 27
A. Jenis-Jenis Reagensia Yang Harus Tersedia ........................................ 28
B. Penyimpanan ......................................................................................... 28
Bab VI. Keselamatan Pasien................................................................................ 30
Bab VII. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ....................................................... 31
Bab VII. Pengendalian Mutu Laboratorium ........................................................ 35
A. Bakuan Mutu .......................................................................................... 35
B. Pemantapan Mutu.................................................................................. 35
Bab VIII. Penutup .................................................................................................. 39
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 40

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces i


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan
dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tersebut.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan.
Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka Puskesmas
wajib menyelenggarakan pelayanan Labroratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat
menentukan diagnose penyakit secara pasti yaitu pelayana Laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium
harus selalu terjamin mutunya

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan laboratorium yang berkualitas dan bermutu
sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosa penyakit.
2. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium Kesehatan yang tepat, akurat dan
professional.
2. Pelaksanaan laboratorium puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan
pemeriksaan, Kesehatan dan keselamatan kerja.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 1


C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pedoman ini mengatur semua aspek yang terkait dengan
laboratorium meliputi ketenagaan, sarana prasarana, tata ruang, tata laksana pelayanan,
pengadaan, keselamatan pasien, kesehatan kerja hingga pengendalian mutu.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
2. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujin terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi fisik atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
3. Sarana Laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bangunan/
ruangan laboratorium itu sendiri , dalam lingkup ini adalah ruang Laboratorium
Puskesmas.
4. Prasarana Laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat semua yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kejadian
kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan
yang pada umumnya menimbulkan kerugian jiwa, waktu dan harta benda
seseorang dan masyarakat yang berada dilingkungannya.
6. Pemantapan Mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruan atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan pemeriksaan.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/165/2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 2


BAB II

STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun
mutunya. Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sumber daya manusia (human resoursces) dan sumber daya non-
manusia (non-human resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi
manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas
potensi fisik dan potensi non-fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang
terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan
seorang pegawai yang terakmulasi baik dari latar belakang pengetahuan,
intelegensia, keterampilan, humam realtions.
Jenis, kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas Dengan Tempat
Perawatan
No. JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. Penanggung Jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis D 3 Analis Kesehatan 1
3. Tenaga non Teknis Minimal SMU/ sederajat 1
Jenis, Kualifikasi dan jumlah Tenaga Laboratorium UPT Puskesmas Leces
No. JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1. Penanggung Jawab Dokter 1
2. Tenaga Teknis D 3 Analis Kesehatan 2
3. Tenaga non Teknis Minimal SMU/ sederajat -

Ketentuan lainnya:
1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja laboratorium.
2. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter Puskesmas/Kepala
Puskesmas.
3. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan
diketahui oleh kepala Puskesmas.
Tugas dan Tanggung Jawab :
A. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 3


3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dn evaluasi kegiatan laboratorium.
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
B. Tenaga Teknis Laboratorium Puskesmas
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun draft rencana kegiatan pelayanan laboratorium.
2. Mempersiapkan pelayanan laboratorium.
3. Mempersiapkan pasien.
4. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
5. Melakukan pemeriksaan laboratorium.
6. Melakukan pemeriksaan laboratorium di lapangan.
7. Menyusun draft laporan kegiatan.
8. Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah tenaga dan jenis kegiatan dilaboratorium puskesmas jauh berbeda dengan
laboratorium rumah sakit atau laboratorium klinik swasta. Di laboratorium puskesmas
tidak ada tenaga dokter maupun perawat karena peranan dokter dan perawat di
laboratorium puskesmas dilaksanakan oleh dokter dan perawat puskesmas.
Sedangkan untuk kegiatan administrasi dilaboratorium puskesmas leces
dilaksananakn sendiri oleh ATLM.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Laboratorium UPT Puskesmas Leces menyesuaikan dengan jam
kerja Puskesmas. Adapaun rincian kegiatan selama jam kerja sebagai berikut :
1. Senin – Kamis : Jam kerja (07.00 – 14.00 WIB)
a) 07.15 - 07.30 : Apel pagi (Hari Senin)
b) 07.30 – 07.40 : Mempersiapkan ruangan dan bahan serta peralatan
c) 07.40 - 12.30 : Pelayanan dan pemeriksaan sampel
d) 12.30 - 13.30 : Pencatatan dan pelaporan
e) 13.30 – 14.00 : Pemeliharaan alat dan desinfeksi
2. Jum’at : Jam kerja (07.00 – 11.00 WIB)
a) 07.15 - 07.45 : Senam
b) 07.45 - 08.00 : Mempersiapkan ruangan dan bahan serta peralatan
c) 08.00 - 10.15 : Pelayanan dan pemeriksaan sampel
d) 10.15 - 10.45 : Pencatatan dan pelaporan
e) 10.45 - 11.00 : Pemeliharaan alat dan desinfeksi

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 4


3. Sabtu : Jam kerja (07.00 – 12.30 WIB)
a) 07.15 - 07.30 : Mempersiapkan ruangan dan bahan serta peralatan
b) 07.30– 11.30 ; Pelayanan dan pemeriksaan sampel
c) 11.30 - 12.00 : Pencatatan dan pelaporan
d) 12.00 – 12.30 : Pemeliharaan alat dan desinfeksi

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 5


BAB III

STANDAR FASILITAS
Selain Sumber Daya Manusia (SDM), laboratorium juga memerlukan sumber daya
Non manusia yang merupakan sarana atau peralatan berupa mesin-mesin atau alat-alat
non mesin dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik
serta bangunan fisik sebagai tempat pelayanan dan kegiatan administrasi.
A. DENAH RUANGAN
Pintu masuk

Meja Lemari
periksa Kabinet

sampling
Meja
M
e
Pintu masuk

Administrasi
Etalase
a
Meja
reagen
kering
dan P
Alat
e
r
Meja Centri fuge

i
k

Dokumen
s Lemari Wastafel Lemari
Es Cuci
a tangan

Bak
Cuci

B. Standar Fasilitas
NO JENIS KETERANGAN
KELENGKAPAN
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Ada
2 Desinfektan Tersedia
3 Wadah sampah Jarum Tersedia
4 Pemancur air Ada
5 Perlengkapan PPPK Ada
6 Sarung tangan Tersedia
7 Masker Tersedia
8 Jas lab kancing belakang, lengan
Tersedia
panjang dengan karet pada lengan
9 Alas kaki tertutup Ada
10 Wastafel dengan sabun cair Ada
11 Handrub Tersedia

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 6


C. SARANA
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:
1. Ukuran ruang minimal 3x4 m2, kebutuhan luas ruang disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
2. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang tidak
luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus cairan
serta tahan terhadap desinfektan.
3. Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat,
warna terang dan mudah dibersihkan.
4. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang lainnya,
lebar minimal 0,80 m dan tinggi minimal 2,00 m.
5. Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
6. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
7. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan
tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan tidak
licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang
cukup kearah saluran pembuangan air limbah. Antara lantai dengan dinding harus
berbentuk lengkung agar mudah dibersihkan.
8. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus
tahan getaran.
D. PRASARANA
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Prasarana-prasarana Laboratorium Puskesmas yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. Pencahayaan harus cukup. Pencahayaan alami diperoleh setidaknya dari jendela
dengan luas minimal 1,6 m2. Cahaya dari jendela tidak boleh langsung mengarah
ke meja pemeriksaan dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi antara
reagen dengan sinar matahari yang panas.
2. Ruangan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik
(ventilasisilang/crossventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan
dapat mengalir ke luar ruangan.
3. Disarankan pada area pengambilan sampel dilengkapi exhauster yang mengarah
keluar bangunan Puskesmas ke area terbuka sehingga pasien tidak dapat

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 7


memapar/memajan petugas Puskesmas. Exhauster dipasang pada ketinggian +
120 cm dari permukaan lantai.
4. Suhu ruangan tidak boleh panas, dengan sirkulasi udara yang baik maka
disarankan suhu dipertahankan antara 22 s/d 26 oC.
5. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka.
6. Harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bak
cuci. Air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.
7. Harus tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan
penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non infeksius
pada laboratorium.
8. Limbah cair/air buangan dari laboratorium harus diolah pada sistem/instalasi
pengolahan air limbah Puskesmas.
E. PERLENGKAPAN
Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain :
a. Meja pengambilan sampel darah
1) Minimal menggunakan meja ½ biro (ukuran 90 x 60 cm)
2) Mempunyai laci
3) Lapisi kaca supaya mudah dibersihkan
b. Loket pendaftaran,penerimaan sampel urine dan dahak, pengambilan hasil
c. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
1) Mempunyai sandaran
2) Dapat terbuat dari kayu, besi, dan lain-lain
d. Bak cuci/sink
1) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2) Ukuran minimal 30 cm x 30 cm dengan kedalaman bak minimal 15 cm
3) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
e. Meja pemeriksaan
1) Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat kimia
mudah dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang
3) Ada meja khusus untuk meletakkan alat centrifuge
f. Lemari pendingin (refrigerator)
1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel. Volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah
g. Lemari alat /reagen kering
1) Fungsinya untuk menyimpan alat dan reagen kering
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 8
2) Ukuran sesuai kebutuhan
3) Dapat terbuat dari kayu atau rangka alumunium dengan rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
h. Listrik
Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus
tersedia grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset, UPS) untuk
mengantisipasi listrik mati
i. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
Terdapat tempat penampungan sementara limbah laboratorium, sebelum
dimusnahkan, terdapat instalasi pengelolaan limbah cair laboratorium.
j. Tersedia WC, jumlah sesuai dengan kebutuhan.
Persyaratan fasilitas kamar mandi/WC secara umum sebagai berikut :
1) Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan
mudah dibersihkan.
3) Letak kamar mandi/wc tidak berhubungan langsung dengan dapur,kamar
operasi, dan ruang khusus lainnya.
4) Lubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan udara luar.
5) Kamar mandi/wc pria dan wanita harus terpisah.
6) Kamar mandi/wc karyawan harus terpisah dengan kamar mandi/wc pasien.
7) Kamar mandi/wc pasien harus terletak di tempat yang mudah terjangkau dan
ada petunjuk arah.
8) Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan.
9) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk.
F. PERALATAN
a) Dasar Pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu:
1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume spesimen
dan jumlah pemeriksaan.
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang
tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada, serta tingkat
kelembaban dan suhu ruangan.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 9
3. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat yang akan dibeli.
4. Reagen yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi
dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan pula, apakah
sistem reagen tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem tertutup lebih mahal
dibandingkan dengan sistem terbuka.
5. Sistem alat
Perlu mempertimbangkan antara lain:
a. Alat tersebut mudah dioperasikan
b. Alat memerlukan perawatan khusus
c. Alat memerlukan kalibrasi setiap kali akan dipakai atau hanya tiap minggu
atau hanya tiap bulan
6. Pemasok/Vendor
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai reputasi yang baik
b. Memberikan fasilitas uji fungsi
c. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan
dan perbaikan sederhana.
e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain mempunyai
teknisi yang handal, suku cadang mudah diperoleh.
f. Mendaftarkan peralatan ke Kementerian Kesehatan.
7. Nilai Ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa
besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di
dalamnya biaya operasi alat.
8. Terdaftar
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat ijin edar dari
institusi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.
b) Penggunaan Dan Pemeliharaan Alat
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction
manual) yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk
penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang
harus diperhatikan. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis
peralatan laboratorium harus ditulis dalam instruksi kerja.
Pada setiap peralatan juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai dengan
petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 10
yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan
tersebut harus dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat, sehingga diperoleh
peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi
yang tiba-tiba berhenti, penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana
serta penurunan biaya perbaikan. Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan pada atau di dekat alat tersebut yang mencatat setiap
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila
ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat untuk dilakukan perbaikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan:
1. Persyaratan kecukupan peralatan
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai
dengan jenis layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin.
2. Persyaratan kemampuan alat
Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan
menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang dipersyaratkan dan harus
memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan bersangkutan.
3. Persyaratan pengoperasian alat
Alat hanya boleh dioperasikan oleh petugas teknis laboratorium. Instruksi penggunaan
dan pemeliharaan peralatan terkini (mencakup pedoman yang sesuai dan petunjuk
penggunaan yang disediakan oleh pembuat alat) harus tersedia bagi petugas
laboratorium.
4. Jaminan keamanan kerja alat
Alat harus dipelihara dalam kondisi kerja yang aman, mencakup keamanan listrik, alat
penghenti darurat (emergency stop device) dan penanganan yang aman oleh petugas
yang berwenang. Semua harus disesuaikan dengan spesifikasi atau instruksi pabrik
termasuk pembuangan limbah kimia, bahan radioaktif maupun biologis.
5. Penanganan terhadap alat yang rusak
Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus diberi label yang
jelas dan disimpan dengan baik sampai selesai diperbaiki dan memenuhi kriteria yang
ditentukan (pengujian dan kalibrasi) untuk digunakan kembali. Laboratorium harus
melakukan tindakan yang memadai sebelum digunakan kembali.
6. Pemindahan alat
Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan, pemindahan, penyimpanan dan
penggunaan yang aman untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan alat.
Apabila alat dipindahkan keluar laboratorium untuk diperbaiki, maka sebelum
digunakan kembali di laboratorium harus dipastikan alat telah dicek dan berfungsi
baik.
7. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 11
Apabila kalibrasi menghasilkan sejumlah faktor koreksi, laboratorium harus memiliki
prosedur untuk menjamin bahwa salinan dari faktor koreksi sebelumnya dimutahirkan
dengan benar.
8. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang.
Semua peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahan
acuan, bahan habis pakai, pereaksi dan sistem analitik harus dijaga
terhadap perusakan akibat perlakuan orang yang tidak berwenang,
yang dapat membuat hasil pemeriksaan tidak sah.
Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian adalah :
1. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, rendam alat gelas dengan hipoklorit 0,5 % selama 10
menit kemudian cuci dengan deterjen (sedapatnya netral) kemudian bilas dengan
air bersih yang mengalir
2. Blood cell counter
a. Bagian luar alat dilap setiap hari.
b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan
atau tidak.
c. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian.
d. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai.
3. Fotometer/Spectrofotometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantung jenis/merek alat),
supaya cahaya lampu menjadi stabil.
4. Lemari es (refrigerator) dan freezer
a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium.
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari
bagian pendingin.
d. Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup.
e. Suhu dicatat setiap pagi dan sore hari.
5. Mikroskop
a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.
b. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup cahaya
dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan yang terang.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 12


c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila sasaran
sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesar 100x gunakan minyak imersi.
d. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari setelah
selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan dengan eter
alkohol (lihat referensi).
e. Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
f. Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari.
g. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena kotoran
akan mudah masuk.
h. Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
i. Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor, karena dapa tmengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometemya sudah rusak.
j. Simpan mikroskop di tempat yang rendah kelembabannya, dapat dengan cara
memberikan penerangan lampu wolfram atau dengan silika gel.
6. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah/bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan
dibiarkan mengalir sendiri.
f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet
h. Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup.
i. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik, kemudian baru
dicuci
7. Pipet Semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembaban plastik tip pipet, juga pengeringan
seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas antara tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 13
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
8. Rotator
Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar diberi pelumas secara
teratur. Perhatikan ke-aus-an bagian yang berputar.
9. Sentrifus
a. Letakkan sentrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus.
c. Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali pada sentrifus
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
d. Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah.
e. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum
senfrifus dijalankan.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung
mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat
menekan tabung kaca ke dasar wadah. Bantalan harus sesuai dengan ukuran
dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
l. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah berhenti.
c) Kalibrasi Peralatan
Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil
pemeriksaan.Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal, ketika alat baru di install
dan diuji fungsi, dan selanjutnya wajib dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu tahun, atau sesuai dengan pedoman pabrikan prasarana dan
alat kesehatan serta ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai instruksi
pabrik. Kalibrasi peralatan dilakukan oleh institusi yang berwenang, yaitu BPFK
(Balai Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan) Surabaya
Khusus untuk Kalibrasi serta fungsi peralatan Fotometer dan Hematologi
analyser secara berkala harus dipantau dan dibuktikan memenuhi syarat/sesuai
standar laboratorium dengan menggunakan bahan kontrol (darah kontrol dan serum
kontrol). Pelaksanaan kontrol alat dilaksanakan oleh tenaga teksis laboratorium
secara mandiri, karena BPFK (Balai Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan) Surabaya
tidak melayani kalibrasi alat tersebut.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 14
d) Penanggung jawab alat
Berbagai jenis alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara
operasional dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan lainnya, dan biasanya
digunakan oleh lebih dari 1 orang. Walaupun pihak distributor alat menyediakan
teknisi untuk perbaikan apabila terjadi kerusakan, namun untuk pemeliharaan alat
harus dilakukan sendiri oleh pihak laboratorium.
Oleh karena itu harus ditentukan seorang petugas yang bertanggungjawab
atas kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat melalui kegiatan pemantauan
dan mengusahakan perbaikan apabila terjadi kerusakan.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 15


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pedoman ini mengatur kegiatan pelayanan laboratorium meliputi :
1) Pra Analitik
a. Permintaan pemeriksaan,
b. Penerimaan spesimen,
c. Pengambilan spesimen
d. Penyimpanan spesimen
2) Proses Analitik
a. Memastikan reagen dan alat dalam kondisi baik
b. Pengelolaan spesimen
c. Melakukan pemeriksaan spesimen
d. Pebacaan hasil pemeriksaan
3) Kegiatan Pasca analitik
a. Pencatatan dan pelaporan
b. Penyerahan hasil pemeriksaan
4) Kegiatan lain yang terdiri dari :
a. Pengelolaan reagen dan bahan habis pakai
b. Pengelolaan Limbah
c. Keselamatan dan keamanan
1) Keselamatan Pasien
2) Kesehatan kerja
d. Pemantapan Mutu

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 16


B. Metode Pelayanan
Alur pelayanan yang digunakan UPT Puskesmas Leces:

UNIT LAYANAN

SAMPEL / PASIEN

5S DAN RE-
IDENTIFIKASI

PENGAMBILAN SPESIMEN /
PENGELOLAAN SPESIMEN

PEMERIKSAAN SPESIMEN

PENCATATAN HASIL
PEMERIKSAAN

PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN


KEPADA PEMBAWA RUJUKAN

Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-


pemeriksaan dasar seperti :
1. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung trombosit, Hitung
lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan Masa pembekuan.
2. Kimia klinik: Glukosa, SGOT, SGPT, Bilirubin, Asam urat,Ureum, Creatinin,
Kolesterol total, Trigliserida, HDL- Cholesterol, LDL- Cholesterol.
3. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif,Trichomonas
vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis, Malaria dan Jamur permukaan.
4. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, HBs Ag, Anti HIV, Siphilis dan
RDT Antigen Covid-19, RDT DBD.
5. Urine analisa : Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH,Berat jenis,
Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
6. Tinja: Makroskopik dan Mikroskopik.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 17


C. Langkah Kegiatan
1. Proses Pra Analitik
1. Permintaan Pemeriksaan
1. Dokter/paramedis menyiapkan inform consen dan form permintaan
pemeriksaan laboratorium.
2. Dokter/paramedis mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan
laboratorium pada form permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Dokter/paramedis mengirim pasien atau sampel ke laboratorium dengan
disertai form permintaan pemeriksaan.
4. Petugas laboratorium menerima pasien atau sampel dari unit layanan beserta
form permintaan pemeriksaan.
5. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan.
6. Petugas laboratorium melakukan pengambilan spesimen.
7. Petugas laboratorium meletakkan spesimen diatas meja spesimen.
2. Penerimaan Spesimen
1. Petugas laboratorium menerima spesimen beserta form permintaan
pemeriksaan laboratorium
2. Petugas laboratorium mempersilahkan pasien duduk.
3. Petugas laboratorium meletakkan spesimen di atas meja spesimen
4. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan.
5. Petugas laboratorium menjelaskan waktu pengambilan/ penyerahan hasil
pemeriksaan kepada pasien.
6. Petugas laboratorium mencatat waktu penerimaan spesimen dan waktu
pengambilan/penyerahan hasil pemeriksaan.
3. Pengambilan Spesimen
a) Persiapan pasien
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum
diambil darah
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 -09.00.
c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga berlebihan sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan posisi tubuh. Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh
dari perubahan posisi, dianjurkan pasien duduk tenang sekurang-kurangnya
15 menit sebelum diambil darah.
b) Pengambilana darah kapiler
1. Petugas laboratorium/paramedis menyiapkan alat dan bahan untuk
pengambilan darah kapiler.
2. Petugas laboratorium/paramedis membersihkan ujung jari tengah/jari manis
atau tumit bayi dengan alkohol swab dan biarkan kering.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 18


3. Petugas laboratorium/paramedis memegang bagian yang akan ditusuk
supaya tidak bergerak dan menekan sedikit.
4. Petugas laboratorium/paramedis menusuk lokasi pengambilan darah.
5. Petugas laboratorium/paramedis menghapus tetesan darah pertama
dengan kapas kering.
6. Petugas laboratorium/paramedis menggunakan tetesan berikutnya untuk
sampel pemeriksaan.
c) Pengambilan darah vena
1. Petugas laboratorium/paramedis menyiapkan alat dan bahan pengambilan
darah vena.
2. Petugas laboratorium/paramedis memasang tourniquet pada lengan pasien
dengan posisi tangan lurus, telapak tangan menghadap keatas.
3. Petugas laboratorium/paramedis menyuruh pasien mengepal dan membuka
tanganya beberapa kali untuk menguji pembuluh darah.
4. Petugas laboratorium/paramedis mencari lokasi pembuluh darah yang akan
ditusuk dengan ujung telunjuk kiri.
5. Petugas laboratorium/paramedis membersihkan lokasi pengambilan darah
dengan kapas alkohol dan membiarkan sampai kering.
6. Petugas laboratorium/paramedis menusukkan jarum spuit dengan sisi
miring menghadap keatas membentuk sudut ± 25°.
7. Petugas laboratorium/paramedis menarik penghisap spuit perlahan-lahan
sehingga darah masuk ke dalam spuit dan menyuruh pasien membuka
kepalan tangannya.
8. Petugas laboratorium/paramedis melepas tourniquet, meletakkan plesterin
pada tempat tusukan dan menarik jarum spuit.
9. Petugas laboratorium/paramedis menekan bekas tusukan dengan plesterin
dengan tangan masih dalam keadaan lurus.
10. Petugas laboratorium/paramedis menusukkan jarum spuit pada tutup
tabung vacum specimen, biarkan darah mengalir ke dalam tabung
11. Petugas laboratorium/paramedis mencabut jarum spuit dari tutup tabung,
kemudian buang jarum spuit pada safety box
12. Petugas laboratorium/paramedis memberi/ memastikan identitas specimen.
d) Pengambilan Sampel Urin
1. Petugas laboratorium/paramedis menyiapkan pot urine dan memberi
identitas pasien.
2. Petugas laboratorium/paramedis memberikan pot urine kepada pasien.
3. Petugas laboratorium/paramedis memberikan informasi pada pasien cara
pengambilan sampel urine yang benar (urin yang keluar pertama dibuang

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 19


kemudian urin selanjutnya ditampung kira-kira 10 ml pada botol sampel dan
urin selanjutnya dibuang)
4. Petugas laboratorium menyuruh pasien menampung sampel urin di kamar
mandi.
5. Petugas laboratorium/paramedis menerima specimen urine dari pasien.
6. Petugas laboratorium/paramedis meletakkan specimen diatas meja
specimen.
7. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan.
8. Petugas laboratorium/paramedis memberikan informasi kepada pasien
tentang waktu pengambilan/penyerahan hasil.
9. Petugas laboratorium mencatat waktu penerimaan specimen dan rencana
waktu pengambilan/penyerahan hasil pemeriksaan.
e) Pengambilan Sampel Sputum
1. Petugas laboratorium/paramedis menyiapkan pot sputum bermulut lebar,
bersih dan steril dan memberi identitas pasien.
2. Petugas laboratorium/paramedis memberikan pot sputum kepada pasien.
3. Petugas laboratorium/paramedis memberikan informasi pada pasien cara
pengambilan sampel sputum yang benar (penampungan dilakukan di
halaman yang luas, pasien berdiri dengan posisi punggung agak condong
kedepan dan menarik napas dalam-dalam, kemuadian keluarkan nafas
bersamaan batuk yang kuat sampai keluar dahak yang kental dan
menampungnya pada pot yang disediakan lalu menutup pot sampai rapat.).
4. Petugas laboratorium/paramedis menerima specimen sputum/urine dari
pasien.
5. Petugas laboratorium/paramedis meletakkan specimen diatas meja
specimen.
6. Petugas laboratorium mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan.
7. Petugas laboratorium/paramedis memberikan informasi kepada pasien
tentang waktu pengambilan/penyerahan hasil.
8. Petugas laboratorium mencatat waktu penerimaan specimen dan rencana
waktu pengambilan/penyerahan hasil pemeriksaan.
f) Pengambilan Swab Nasofaring
1. Petugas laboratorium/paramedis mencuci tangan dengan sabun atau
desinfektan
2. Petugas laboratorium/paramedis menggunakan APD
3. Petugas laboratorium/paramedis menyiapkan alat dan bahan untuk
pengambilan sampel nasofaring.
4. Petugas laboratorium/paramedis mencocokkan data pasien sesuai dengan
pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 20
5. Petugas laboratorium/paramedis memberi label identitas pasien pada
cryotube/ cassete
6. Petugas laboratorium/paramedis mengatur pasien senyaman mungkin
dengan menengadakan kepala (kira-kira 70 derajat) sehingga dagu segaris
dengan tepi belakang kepala.
7. Petugas laboratorium/paramedis membuka dan mengambil swab
dacron/rayon steril
8. Petugas laboratorium/paramedis memasukkan swab dacron/rayon steril
perlahan-lahan ke dalam rongga hidung, menyusuri dinding,medial septum
dan dasar rongga hidung
9. Petugas laboratorium/paramedis memutar swab dacron/ rayon steril kekiri
atau kekanan sebesar 180 derajat dan apus ke arah bawah
10. Petugas laboratorium/paramedis menarik perlahan-lahan swab
dacron/rayon, diharapkan tidak banyak menyentuh permukaan rongga
hidung
11. Petugas laboratorium/paramedis memasukkan swab dacron/rayon ke
dalam tabung media berlahan-lahan, lalu patahkan tangkai swab
dacron/rayon.
12. Petugas laboratorium/paramedis menutup tabung dengan rapat
g) Pengambilan Sampel Swab Tenggorokan
1. Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku).
2. Penderita diminta membuka mulut.
3. Lidah ditekan dengan spatel lidah.
4. Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga
menyentuh dinding belakang faring,
5. Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar
dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.
6. Masukkan lidi kapas ke dalam media transpor atau langsung tanam pada
media isolasi (Agar Darah, AgarThayer Martin, Agar Cystin Tellurite) dan
dibuat sediaan.
h) Pemberian Identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting,
baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan,
pendaftaran, pengisian label wadah spesimen. Pada surat pengantar/formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap:
1. Tanggal permintaan
2. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk
rekam medik.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 21
4. Identitas pengirim
5. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
6. Informed concernt
4. Penyimpanan Spesimen
Specimen yang tidak sempat dilakukan pemeriksaan pada hari itu juga
dapat disimpan untuk pemeriksaan pada hari berikutnya, tetapi lebih dianjurkan
agar menyelesaikan pemeriksaan pada hari itu juga, karena jika disimpan tanpa
memperhatikan kondisi penyimpanan yang sesuai akan berakibat hasil yang keluar
bukanlah hasil yang sebenarnya. Namun jika hal itu terjadi, berikut ini adalah cara
penyimpanan beberapa specimen :
Nama Spesimen Suhu Lama
Penyimpanan Penyimpanan
Serum -20°C 30 hari
Darah EDTA 8°C 24 Jam
Darah beku 15-30°C 24 Jam
Urin 15-30°C < 2 jam

2. Proses Analitik
1. Memastikan Reagen Dan Alat Dalam Kondisi Baik
2. PENGOLAHAN SPESIMEN
1. Darah (Whole Blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara membolak-
balik tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan merata.
2. Serum
a. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit.
b. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen.
c. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik).
3. Plasma
a. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-pelan.
b. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen.
c. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik).

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 22


4. Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan
cara:
a. Wadah urin digoyangkan agar memperoleh sampel yang tercampur
(homogen).
b. Masukkan ±15 ml urin ke dalam tabung sentrifus.
c. Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
d. Buang supernatannya, sisakan ± 1 ml, kocoklah tabung untuk
meresuspensikan sedimen.
e. Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer-malbin untuk
menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas strukturnya.
3. PEMERIKSAAN SPESIMEN
Pemeriksaan specimen yang tersedia dilaksanakan sesuai dengan SOP
yang telah ditetapkan oleh Kepala UPT Puskesmas Leces. Dalam pelaporan hasil
tentunya harus disertakan rentang nilai yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menegakkan diagnose. Hasil dapat dikatakan normal bila nilai hasil
pemeriksaan masuk dalam rentang nilai tersebut. Hasil yang keluar dari rentang
nilai bisa dikatakan abnormal dan sebagai pertanda adanya gangguan
kesehatan. Rentang nilai normal hasil pemeriksaan laboratorium UPT
Puskesmas Leces sesuai yang tertuang dalam lampiran Surat Keputusan Kepala
UPT Puskesmas Leces tentang Rentang Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Di UPT Puskesmas Leces.
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UPT UPT PUSKESMAS LECES

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
L 13,5 - 18 gr / di
Hemoglobin
P 11,5 - 16 gr / dl
L 0 - 15 / jam
LED
P 0 - 20 / jam
Leukosit 4.000 - 11.000
Hitung Jenis Leukosit 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
Trombosit 150.000 - 450.000
L 40 - 54 %
Hematokrit / PCV
P 38 - 47 %
L 4,5 - 6,5 juta / cmm
Erytrosit
P 3,0 - 6,0 / cmm
Malaria Negatif
Golongan Darah
SEROLOGI
Tes Widal :

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 23


-O Negatif
-H Negatif
-A Negatif
-B Negatif
Siphilis Nom Reaktif
HIV Nom Reaktif
HBs Ag Nom Reaktif

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


URINE
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
pH 5-8
BeratJenis 1,010 – 1,025
Protein Negatif
Reduksi Negatif
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Bilirubin Negatif
Urobilin Negatif
Sedimen :
- Erytrosit 0 -1 / plp
- Lekosit 0 - 2 / plp
- Epitel 0 - 2 / plp
- Silinder
- Kristal
- Lain - lain
TES KEHAMILAN
Plano Test
MIKROBIOLOGI
Pewarnaan ZN / BTA

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


KIMIA KLINIK
GULA DARAH
Gula darah puasa 70 - 110 mg / dl
Gula darah 2 jam pp 70 - 125 mg / dl
Gula darah acak 70 - 125 mg / dl
LEMAK DARAH
Cholesterol < 200 mg / dl
Trigliserida < 150 mg / dl
HDL Cholesterol > 35 mg / dl
LDL Cholesterol < 130 mg / dl
FAAL GINJAL
Ureum (BUN) 10 -50 mg / dl
L 0,8 - 1,5 mg / dl
Serum Kreatinin
P 0,7 - 1,2 mg / dl
L 3,4 - 7,0 mg / dl
Uric Acid
P 2,4 - 5,7 mg / dl
FAAL HATI
Bilirubin Direk < 0,25 mg / dl
Bilirubin Total < 1.10 mg / dl
SGOT (AST) L < 38 u/l P < 29 u/l
SGPT (ALT) L < 40 u/l P < 31 u/l

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 24


PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
FAESES
Makroskopis
- Warna
- Konsistensi Lembek
- Darah Negatif
- Lendir Negatif
Mikroskopis
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
- Erytrosit 0 -1 / plp
- Leukosit 0 - 2 / plp
- Amuba Negatif
- TelurCacing Negatif
- Kristal Negatif
- Sisa makanan

NILAI KRITIS
Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan. UPT Puskesmas Leces
perlu menentukan nilai kritis terhadap hasil pemeriksaan laboratorium agar pasien
dapat penanganan lebih cepat apabila mendapatka hasil pemeriksaan yang kritis,
yang bisa membahayakan keselamatan pasien :

NILAI AMBANG KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Parameter Limit Rendah Limit Tinggi Satuan

Kimia Klinik
1 Glukosa acak 50 500 mg / dl
2 Creatinine - 4 mg / dl
3 BUN 10 70 mg / dl
Hematologi
1 HB (Haemoglobin) 7 20 gr / dl
2 Lekosit 2000 30.000 /cmm
3 Trombosit 50.000 1.000.000 /cmm
4 Hematokrit 20 60 %
5 Hapusan Darah Ditemukan
Tepi Sel Muda
Urine
Protein 3+
1

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 25


Jika mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti tersebut diatas tetapkan
sebagai nilai kritis. Segera laporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis
kepada dokter atau klinisi. Hasil laboratorium rangkap dua disampaikan disertai
dengan register hasil laboratorium yang kritis dengan meminta tanda tangan dokter
penerima. Klinisi melampirkan tembusan hasil laboratorium pada buku rekam
medik.
4. Pembacaan Hasil Pemeriksaan

3. Proses Pasca Analitik


i) Pencatatan dan Pelaporan
Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat pada lembar hasil yang telah ditetapkan,
dimana pada lembar hasil tersebut berisi tentang identitas pasien, jenis
pemeiksaan, rentang nilai dan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
ditandatangani oleh petugas teknis labroratorium. Semua hasil pemeriksaan
wajib disalin , ditulis pada buku regester hasil laboratorium, sekaligus sebagai
arsip laboratorium. Hasil pemeriksaan diserahkan pada pasien untuk dibawa
lagi ke dokter pemeriksa. Setiap akhir bulan petugas laboratorium berkewajiban
menghitung jumlah kunjungan, jumlah tiap jenis pemeriksaan untuk dilaporkan
ke dinas kesehatan.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 26


BAB V
LOGISTIK/REAGENSIA

Untuk keperluan logistik laboratorium diataur sesuai dengan peraturan dan proses
yang ditetapkan Kepala Puskesmas yaitu :

1. Permintaan barang inventaris


a. Mengisi formulir permintaan barang dan diserahkan ke petugas inventaris
b. Petugas inventaris merencanakan anggaran
c. Anggaran disetujui kepala puskesmas dan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan
d. Menerima barang dari petugas inventaris
2. Permintaan barang rutin ( reagen / alkes )
a. Mengisi formulir permintaan barang dan diserahkan ke petugas apotik
b. Petugas inventaris merencanakan anggaran
c. Anggaran disetujui kepala puskesmas dan dilanjutkan ke Dinas kesehatan
d. Menerima barang dari petugas apoteker
3. Pengadaan barang lain ( ATK, BHP Rumah tangga )
a. Mengisi formulir permintaan barang dan diserahkan ke petugas apotek
b. Petugas inventaris merencanakan anggaran
c. Anggaran disetujui kepala puskesmas dan dilanjutkan ke Dnas Kesehatan
d. Menerima barang dari petugas pengelola barang
4. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di laboratorium.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain :
• Perhatikan tanggal kadaluwarsa dan suhu penyimpanan.
• Pemakaian reagen dengan metode First in-First out (sesuai urutan
penerimaan)
• Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
• Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
• Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
• Lindungi label dari kerusakan
• Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung
• Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan
• Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasioanal

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 27


A. JENIS REAGENSIA YANG HARUS TERSEDIA
Jenis reagensia yang harus tersedia di UPT Puskesmas Leces yaitu :
1. Reagen Hematologi analyser meliputi Diluen, Lyser, cell cleaner
2. Pemeriksaan Kimia Klinik meliputi :
Reagen Glukose, SGOT, SGPT, Bilirubin, Uric Acid, Urea, Creatinin,
Cholesterol,Trigliserida, HDL-Cholesterol, Stik Gula darah.
3. Pemeriksaan Urine :
Stik tes kehamilan, Stik urine 3 parameter, Stik urine 10 Parameter
4. Pemeriksaan FL :
Reagen eosin 10 % / Na Cl 0,9 %
5. Pemeriksaan BTA :
Reagen Ziehl Neeisen
6. Pemeriksaan HIV :
Reagen 1, Reagen 2, Reagen 3 ( pemakaian nama / merk reagen 1,2,3
mengikuti stok / petunjuk dari dinas kesehatan
7. Pemeriksaan Widal :
Typhi O, Typhi H, Paratyphi A, Paratyphi B
8. Pemeriksaan Golongan Darah :
Anti A,Anti B, Anti AB, Anti D
B. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk -pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired firstout). Hal ini
adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara.
Hal-hal khusus yang harus diperhatikan :
1. Perhatikan / baca label / brosur yang terdapat pada kemasan reagen mengenai
cara penyimpanan, suhu yang dibutuhkan dll.
2. Tutuplah botol waktu penyimpanan.
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 28
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
8. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
9. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 29


BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien/ Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi. Di Laboratorium,
Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur operasional yang sudah dibuat
untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan sampling/
specimen, tidak ada kesalahan analisa, ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan
hasil, tidak ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter
pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai


adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, mebeler,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat yang
menunjang mutu dan keselamatan pasien. Keselamatan pasien dilaboratorium juga
meliputi pencegahaninfeksi nosokomial yang berhubungan dengan tindakan
laboratorium dengan cara mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan
dan penggunaan alat pengaman diri ( APD ).

Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:

a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SOP)


b. Melakukan SOP di semua segi pelayanan laboratorium
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
d. Penanggung- jawab pelayanan bersama pihak yang terkait dapat melakukan
penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system
sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan
mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system
yang baru tersebut.
e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja bulanan
dengan direksi yaitu :
1) Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan Indentitas pasien
2) Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif
3) Kejadian pasien jatuh
4) Kejadian yang berhubungan denga transfusi darah
5) Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci tangan)

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 30


BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan


bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium.
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja.
c. Pencahayaan cukup dan nyaman.
d. Ventilasi cukup dan sesuai.
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan.
f. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis.
b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik
dan dibedakan warnanya.
c. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat.
d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara
teratur.
e. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium.
f. Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar.
Setiap petugas laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya
pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap
peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
1. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium,masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 31


2. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
3. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat kebelakang dengan
rapi.
4. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
5. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
6. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat
kerja.
7. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
8. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti dengan kantong
kuning (menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
9. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
10. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
11. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
12. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
13. Pengelolaan spesimen
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Harus mempunyai meja khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung sampel darah) harus menggunakan sarung tangan
dan masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 32
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan Bahan Berbahya dan Beracun (B3)
a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh
tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan
yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a) Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3
dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat :
1) Tempat Pengumpulan Sampah
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.
c. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi
sampah.
d. Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai
pembungkus sampah.
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah. Tempat
penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dilapisi plastik kuning, dikelola
sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Sampah umum (domestik) dilapisi plastik hitam dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 33


b) Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dialirkan ke saluran IPAL

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 34


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

A. BAKUAN MUTU
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu kewaktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman
kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.

B. PEMANTAPAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan
Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat:
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan spesimen sampai
dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 35


b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap
analitik dan tahap pasca-analitik.
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil spesimen,
menerima spesimen,memberi identitas spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai
dengan menyimpan spesimen.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen
yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik
spesimen tersebut pada saat diterima,antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan
hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via
pos,ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan
c. Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat,penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-
pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar
d. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas
tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain
dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil
e. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara
menyimpan spesimen antara lain :
• Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry &
Blair untuk pemeriksaanVibrio cholera).
• Disimpan dalam lemari es dengan suhu 00C.
• Dapat diberikan bahan pengawet.
• Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan
bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 36


a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah
spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
Lemari es (Refrigerator/freezer)
Catat suhu setiap hari dengan thermometer. Thermometer yang digunakan
adalah thermometer standar lemari es yang mempunyai rentang suhu -30 0C –
50 0C
Micro Pipet
Sentrifus (Centrifuge)
Fotometer (Photometer)
Thermometer
c. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol
d. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing parameter
3) Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
a. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
b. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional. Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti
Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan
periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 37


Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan diselenggarakan pada
berbagai tingkatan, yaitu :
a. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
b. Tingkat Propinsi : BLK
c. Tingkat Daerah : Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah)
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium
Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan
yang ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus
dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta
menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil
pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara dicatat dan
dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkah- langkah
perbaikan.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium
sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 38


BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces ini digunakan sebagai


acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta
mutu pelayanan laboratorium di UPT Puskesmas Leces. Pedoman pelayanan
Laboratorium UPT Puskesmas Leces ini dapat di kembangkan lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka upaya
peningkatan kualitas pelayanan Laboratorium di UPT Puskesmas Leces .

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 39


DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/165/2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas Leces 40

Anda mungkin juga menyukai