PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RSUD PAKUHAJI
ii
DAFTAR ISI
iii
C. IDENTIFIKASI RISIKO ................................................................................. 65
D. TATALAKSANA SASARAN KESELAMATAN .......................................... 67
E. ALUR PENANGANAN KEJADIAN ............................................................. 68
F. TINDAK LANJUT ........................................................................................... 69
BAB VIII KESELAMATAN KERJA ............................................................................ 70
A. TUJUAN .......................................................................................................... 70
M. KEGIATAN TIM K3 LABORATORIUM ...................................................... 70
N. KESEHATAN PETUGAS LABORATORIUM ............................................ 72
O. SARANA DAN PRASARANA K3 LABORATORIUM ............................... 72
P. PENGAMANAN PADA KEADAAN BAHAYA............................................ 73
Q. TINDAKAN PENCEGAHAN ........................................................................ 73
R. TINDAKAN KHUSUS TERHADAP DARAH DAN CAIRAN TUBUH : ... 75
S. PENANGANAN KECELAKAAN DI LABORATORIUM ........................... 76
T. PENGELOLAAN LIMBAH ............................................................................ 77
BAB IX PENGENDALIAN MUTU .............................................................................. 79
A. STANDAR MUTU PELAYANAN ................................................................. 79
B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL .......................... 80
C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) INSTALASI
LABORATORIUM RSUD PAKUHAJI ................................................................... 82
BAB X PENCATATAN DAN PELAPORAN ............................................................. 89
A. PENCATATAN KEGIATAN DI LABORATORIUM ................................... 89
B. PELAPORAN KEGIATAN DI LABORATORIUM ..................................... 89
C. PENYIMPANAN DOKUMEN ....................................................................... 89
D. PEMUSNAHAN DOKUMEN ........................................................................ 90
E. PENGENDALIAN DOKUMEN ..................................................................... 90
BAB XI PENUTUP ....................................................................................................... 92
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas
dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang baik dan biaya yang terjangkau.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten atau Kota, maka untuk itu dipandang perlu disetiap rumah sakit
Umum atau Daerah meningkatkan fasilitas dan pelayanan Laboratorium
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal
21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga
Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris
terhadap spesimen / sampel yang pengujiannya dilakukan laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri
dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus
senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat
akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan
tuntutan diberikan pelayanan yang prima.
5
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan
laboratorium tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan
sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi kesehatan dalam
menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium
kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli-ahli teknologi
laboratorium (Medical Laboratory Technologist) dari negara lain yang lebih
maju. Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli
teknologi laboratorium kesehatan dan pedoman yang jelas tentang
pelayanan instalasi laboratorium di Indonesia.
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Pakuhaji
meliputi :
1. Pasien Gawat Darurat
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat RSUD Pakuhaji yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Rawat Jalan RSUD Pakuhaji yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSUD Pakuhaji yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Rujukan
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Pakuhaji maupun dari rumah sakit lain
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
5. Pasien Medical Check-up
6
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan
medical check-up untuk keperluan: pengangkatan pegawai negeri sipil,
pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon
legislatif, pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang ada di
wilayah tangerang yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
D. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium RSUD Pakuhaji merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen di bidang hematologi,
Kimia Klinik, Klinik Rutin, serta Imunoserologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi Lengkap,
Golongan Darah, D-Dimer dan hemostasis.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati, Faal ginjal, Lemak
lengkap, Elektrolit, CK-MB, Troponin I, TSH, T3, dan T4.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine Lengkap,
Tes Kehamilan, Feces Lengkap, Darah Samar.
4. Pemeriksaan Imunoserologi
Pemeriksaan Imunoserologi adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai bahan
pemeriksaan adapun pemeriksaannya antara lain : RPR, Hbs Ag, Anti
HIV, Anti HCV, Widal, IgG IgM Dengue, Anti HAV, CRP, Tubex, .
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
7
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 Tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan tata Kerja Departemen Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 Tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VII/2009 Tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 Tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
7. Keputusam Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 Tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan
Biomedik.
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. STANDAR KOMPETENSI
1. Kepala Instalasi Laboratorium / Penanggungjawab Laboratorium
a. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik
b. Mampu melaksanakan tugas – tugas yang didelegasikan oleh
Kepala Bidang Penunjang Medik
c. Mampu bekerjasama dengan pelanggan eksternal dan internal
d. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi
klinik
e. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan
patologi klinik sesuai perkembangan iptek
f. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf
patologi klinik
g. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di
lingkungan patologi klinik
h. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu
2. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
a. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
b. Mampu melaksanakan tugas – tugas Kepala Instalasi yang di
delegasikan
9
c. Mampu bekerjasama dengan pelanggan eksternal dan internal
d. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan di laboratorium
e. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
f. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan – bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
g. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
h. Mampu bekerjasama baik sesama profesi maupun team kesehatan
lain
i. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
3. Pelaksana Analis Laboratorium
a. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
b. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan
kualitas sampel yang maksimal
c. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
d. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai
dengan instruksi kerja alat
e. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
f. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai
standar
g. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
h. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan – bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
i. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
j. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
k. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamkan kepuasan pelanggan
4. Pelaksana Sampling Laboratorium
10
a. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh
b. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
c. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
d. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan – bahan infeksius
dan berbahaya pada petugas dan klien
e. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai
prosedur tetap
f. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
g. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
5. Tugas Pokok dan Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
a. Tugas Pokok
Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi,
Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi,
Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan Fisika.
b. Fungsi
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Medik mempunyai
fungsi atau kewajiban sebagai berikut :
i. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen
ii. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
iii. Mengoperasikan dan memelihara peralatan / instrumen
laboratorium
iv. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk
menentukan manfaat kepraktisannya
v. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara
efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium
vi. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium
11
vii. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang
teknik kelaboratoriuman
viii. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang
laboratorium kesehatan
c. Kompetensi
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium
Medik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi / kewajibannya,
Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus mempunyai kompetensi
sebagai berikut :
i. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di Laboratorium kesehatan
ii. Mampu merencanakan / merancang proses yang berkaitan
dengan tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan
sesuai jenjangnya
iii. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis
operasional pelayanan laboratorium, yaitu :
1) Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk penyiapan
pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan,
fiksasi, pemprosesan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen
2) Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan pemakaian alat dengan benar
3) Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan
uji yang dilakukan
4) Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen
untuk pengujian spesimen
iv. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji
laboratorium
v. Memilliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan
pengendalian mutu dan prosedur laboratorium
12
vi. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium
C. STRUKTUR ORGANISASI
13
D. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Pakuhaji diatur
dalam 3 shift, dengan distribusi sebagai berikut :
1. Dinas Pagi jam 07.00 – 14.00 WIB
Yang bertugas sejumlah 3 orang
2. Dinas Sore jam 14.00 – 21.00 WIB
Yang bertugas sejumlah 2 orang
3. Dinas Malam jam 21.00- 07.00
Yang bertugas sejumlah 2 orang
E. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD
Pakuhaji adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Kepala Ruangan
disetujui oleh Penanggungjawab dan ditandatangani oleh Kabid
Penunjang RSUD Pakuhaji
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui Kepala
laboratorium dengan menullis pada buku request dinas. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan dapat disetujui
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas, libur,
cuti. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka analis
bersangkutan harus memberitahu Kepala laboratorium satu hari
sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari analis
pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka Kepala laboratorium akan mencari tenaga analis
14
pengganti dan analis yang tidak dapat jaga (dinasnya digantikan) maka
wajib membayar dinas analis pengganti tersebut.
5. Apabila ada tenaga analis tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka Kepala laboratorium akan
mencari analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti,
maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikannya.
Analis pengganti tersebut akan mendapatkan libur ekstra di kemudian
hari.
15
3. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis diberikan oleh tenaga laboratorium lain yang memiliki
kemampuan teknis dibawah laboratorium pembimbing. Pelaksanaan
dapat dilakukan oleh laboratorium pembimbing sendiri atau oleh
laboratorium lain yanng ditunjuk.
16
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruang Toilet
Sampling
Ruang Administrasi
Ruang Pemeriksaan
Ruang Gudang
Petugas
1. Ruang Administrasi
2. Ruang Petugas
3. Toilet
4. Ruang Sampling
5. Gudang
6. Ruang Pemeriksaan
B. FASILITAS
1. Fasilitas Alat
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Pakuhaji antara lain :
NO NAMA ALAT FUNGSI JUMLAH
1 Sysmex XP-100 Hematologi 3 diff 1 Buah
2 Abott Cell dyn 22 Emerald Hematologi 5 Diff 1 Buah
3 Mindray BS-220E Kimia Klinik 1 Buah
4 Roche AVL 9180 Elektrolit darah 1 Buah
5 Siemens Rapidchem Elektrolit darah 1 Buah
6 Afias 6 Imunoserologi 1 Buah
17
7 Mindray UA-600T Urinalisa 1 Buah
8 Mikroskop Boeco BM-180 Sediaan Mikroskop 2 Buah
9 Olympus CX 33 Sediaan Mikroskop 1 Buah
10 Olympus CX 43 Sediaan Mikroskop 1 Buah
11 Centrifuge Kubota 2800 Sentrifugasi 1 Buah
12 Vesmatic 20 LED Automatis 1 Buah
13 Biobase BSC-1100IIAZ-X Bio Safety Cabinet 1 Buah
14 Biobase BBS V1300 Laminar Flow 1 Buah
15 Thermacell Inkubator 1 Buah
16 Roller Mixer Homogenisasi Darah 1 Buah
17 Vortex Mixer Homogenisasi 1 Buah
Plasma/Serum
18 Mikropipet Pipeting Sampel 3 Buah
19 Alat POCT POCT Gula Darah 1 Buah
20 Genexpert Tes Cepat Molekuler 1 Buah
2. Fasilitas Pemeriksaan
Pemeriksaan yang ada di Laboratorium RSUD Pakuhaji antaralain :
JENIS PEMERIKSAAN JENIS SPESIMEN
HEMATOLOGI
Hemoglobin Darah EDTA
Leukosit Darah EDTA
Hematokrit Darah EDTA
Trombosit Darah EDTA
LED Darah EDTA
Eritrosit Darah EDTA
Retikulosit Darah EDTA
Nilai eritrosit Darah EDTA
(MCV,MCH,MCHC) Darah EDTA
Golongan darah Darah EDTA
Waktu perdarahan Pemeriksaan langsung
18
Waktu pembekuan Darah beku
Morfologi Darah Tepi Darah EDTA
D-Dimer Plasma Citrat
KIMIA KLINIK
Ureum Serum
Kreatinin Serum
Asam urat Serum
SGOT (AST) Serum
SGPT (ALT) Serum
Bilirubin Total Serum
Bilirubin Direk / Ind Serum
Cholesterol total * Serum
Trigliserida * Serum
Cholesterol HDL Serum
Cholesterol LDL Serum
Glukosa puasa * Serum
Glukosa 2 jam PP Serum
GlukosaSewaktu Serum
Natrium Serum
Kalium Serum
Clorida Serum
CK-MB Serum
Troponin I Serum
HbA1C Darah EDTA
TSH Serum
Analisa Gas Darah Darah Heparin
IMUNOSEROLOGI
Widal Serum
VDRL / RPR Serum
IgG & IgM Dengue Serum
HBsAg Serum
19
Anti HCV Serum
Anti HIV (skrining) Serum
CRP Serum
URINALISA
Kimia Urin Urin
Urin Lengkap Urin
Urin Esbach Urin
Tes kehamilan pack Urin
FESES
Feses rutin Feses
Darah Samar Feses
MIKROBIOLOGI
TCM TB Sputum
TCM Viral Load Plasma EDTA
20
Hematologi Rutin menit)
Hematologi Lengkap
Kimia Lengkap Seratus Dua Puluh Menit
Feces Lengkap (120 menit)
Non Cito
Urin Legkap
Imunoserologi
Morfologi Darat Tepi 2 x 24 Jam
Malaria 2 x 24 Jam
Pemeriksaan Khusus
TCM TB 2 x 24 Jam
TCM Viral Load HIV 7 x 24 Jam
21
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PERSYARATAN PELAYANAN
1. Persyaratan Umum :
22
a. Pasien sudah terdaftar disistem rekam medik rumah sakit sesuai
dengan jaminan perawatan masing-masing.
b. Untuk pasien rawat jalan, pasien datang langsung ke Laboratorium
dengan membawa Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
(FPPL) yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang sesuai
dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap, sampel dikirim oleh petugas ruangan
beserta Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (FPPL)
yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan Khusus
23
1. Alur Pelayanan laboratorium dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi
Rawat Inap
IGD/Instalasi Ranap
PRA ANALITIK
ANALITIK
PASCA
ANALITIK
PENYERAHAN
HASIL LAB
24
2. Alur pelayanan laboratorium dari Instalasi Rawat Jalan
PRA ANALITIK
ANALITIK
PASCA
ANALITIK
PENYERAHAN
HASIL LAB
25
3. Alur Pelayanan Rujukan Pemeriksaan TCM Pasien Internal
Pasien Internal
Input SITB
Kirim Sampel
dan STTPL ke
Laboratorium
ANALITIK
PASCA
ANALITIK
PENYERAHAN
HASIL LAB
26
4. Alur Pelayanan Rujukan Pemeriksaan TCM Pasien Internal
Pasien Eksternal
Input SITB
Kirim Sampel
dan STTPL ke
Laboratorium
ANALITIK
PASCA
ANALITIK
PENYERAHAN
HASIL LAB
27
C. PRA ANALITIK
1. Penerimaan Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (FPPL)
FPPL harus diregistrasi terlebih dahulu untuk identifikasi / labelisasi FPPL
dan spesimen. Setiap permintaan pemeriksaan laboratorium
menggunakan FPPL dengan kelengkapan sebagai berikut :
a. Nama Pasien
b. Umur / Tanggal lahir Dan Jenis Kelamin
c. Alamat
d. Nomor Rekam Medik
e. Ruangan
f. Dokter Pengirim
g. Diagnosis
h. Tanggal Permintaan Pemeriksaan
i. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
j. Tanda Tangan Dokter Pengirim
2. Penerimaan Spesimen
Spesimen yang datang ke laboratorium dicatat pada ekspedisi spesimen,
kemudian dilakukan registrasi lab dan didistribusikan ke bagian
pemeriksa / subbagian Analitik.
Spesimen yang diterima dari luar laboratorium baik dari Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Rawat Inap maupun dari luar RSUD Pakuhaji di cek
kelayakan spesimennya.
Kriteria penolakan sampel :
a. Sampel yang tidak dilabel dengan lengkap (minimal 2 identitas).
Sampel yang tidak dilabel dengan baik akan dikembalikan atau
pengirim sampel diminta untuk melengkapi.
b. Sampel tanpa FPPL atau FPPL tidak sesuai dengan label pasien.
Sampel dengan kondisi demikian tidak akan dikerjakan sampai FPPL
dilengkapi.
28
c. Apabila ada ketidakcocokan antara label, FPPL dan Nomor Rekam
medik, maka laboratorium berhak menolak dan meminta sampel baru
dari pasien tersebut.
d. Semua sampel yang datang ke laboratorium dan Bank darah harus
berlabel dengan baik. Kesalahan melabel, atau label tidak ada, atau
sampel yang meragukan, tidak dapat diterima.
e. Sampel hemolisis, sampel beku, perbandingan darah dan
antikoagulan tidak sesuai, tidak dapat diterima dan harus diulang
pengambilan sampel baru.
f. Tabung yang digunakan tidak sesuai (antikoagulan tidak sesuai).
g. Tabung yang sudah kadaluarsa
3. Pemberian Identitas
Identitas FPPL dan spesimen harus cocok atau sesuai. Identitas FPPL
harus diisi lengkap. Label wadah spesimen harus memuat Tanggal
pengambilan spesimen, nama dan nomor pasien. Pemberian identitas
dilaboratorium diperoleh setelah menyeleseikan proses administrasi.
4. Persiapan Pasien
a. Untuk pemeriksaan tertentu (misalnya glukosa puasa, profil lipid)
pasien harus puasa selama 10-12 jam sebelum diambil darah. Tidak
diperbolehkan makan, merokok ataupun melakukan aktivitas yang
berlebihan sebelum pengambilan sampel. dibolehkan untuk minum
air putih.
b. Pada pemeriksaan glukosa puasa dan glukosa 2 jam post prandial,
puasa dilakukan 10-12 jam setelah itu diambil darah. Pasien
dipersilahkan makan seperti biasa. Setelah makan, pasien puasa
kembali selama 2 jam, aktivitas diminimalkan, setelah itu diambil
darah kembali yang ke 2 kali.
c. Menghindari obat-obatan sebelum pengambilan spesimen.
29
5. Pengambilan Spesimen
a. Syarat peralatan pengambilan
i. Bersih
ii. Kering
iii. Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
iv. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada
spesimen
v. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus
menggunakan peralatan yang steril. Pengambilan spesimen yang
bersifat invasif harus menggunakan peralatan yang steril dan
sekali pakai buang
b. Syarat wadah pengambilan spesimen
i. Terbuat dari gelas atau plastik
ii. Tidak bocor atau merembes
iii. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
iv. Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
v. Bersih
vi. Kering
vii. Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
viii. Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
ix. Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau
terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan
botol berwarna coklat (inaktinis)
x. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus
steril
xi. Untuk wadah spesimen urine, dahak, feses sebaiknya
menggunakan wadah bermulut lebar
c. Teknik Pengambilan Spesimen
i. Pengambilan Darah Vena
1) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
2) Pasang torniquet kurang lebih 10 cm diatas lipat siku , pilih
bagian vena mediana cubiti
30
3) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya
dengan alkohol 70% dan biarkan kering untuk mencegah
terjadinya hemolisis dan rasa terbakar, kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi
4) Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan
kulit 15 derajat. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat
darah masuk dalam semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan
pasien diminta lepaskan kepalan tangan, ambil darah
secukupnya (sesuai formulir permintaan lab yang dibutuhkan).
a) Pemeriksaan hematologi : Darah EDTA 2 ml
b) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah Beku 3 ml
c) Pemeriksaan Imumunologi : Darah Beku 3 ml
d) Pemeriksaan hematologi+kimia klinik+immunologi
:Darah EDTA + Darah Beku 5 ml
e) Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah
item pemeriksaan laboratorium.
5) Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas
tusukan untuk menekan bagian tersebut selama kurang lebih 2
menit. Setelah darah berhenti, plester bagian ini selama kurang
lebih 15 menit
6) Alirkan darah melalui dinding tabung, darah dengan
antikoagulan dihomogenkan dengan cara dibolak balik kurang
lebih 5 kali (EDTA 1mg / 1 ml darah, Heparin 1 mg / 5 ml
darah).
7) Penyebab Hemolisis :
a) Mengocok terlalu kuat ketika mencampur darah dan
antikoagulan
b) Pengambilan darah dari daerah hematom
c) Alkohol belum kering
d) Pengambilan darah yang traumatic
31
e) Menuangkan sampel darah dari syrunge tanpa melepas
jarum
f) Menuangkan sampel darah yang sudah beku dari spuit ke
tabung melalui bagian depan spuit
g) Pemusingan sampel darah yang dilakukan sebelum darah
benar-benar beku (butuh waktu 15-20 menit) untuk membuat
darah bekusebelum dicentrifuge
h) Menggunakan jarum dengan ukuran gauge kecil (< 23)
8) Volume Maksimal Pengambilan Sampel Pediatri
Berat Badan Vol Max 1 Vol Max Volume total darah (mg/kg bb)
ii. P
(Kg) kali diambil dalam
e Phlebotomy perawatan ≤ 1
n (ml) bulan (ml)
– 3,6
2,7 g 2,5 23 216 – 288 s/d 270 – 360
– 4,5
3,6 a 3,5 30 288 – 360 s/d 360 – 450
– 6,8
4,5 m 5,0 40 338 -510 s/d 450 – 680
– 9,1
6,8 b 10 60 510 – 683 s/d 680 – 910
9,1–i 11,4 10 70 855–1140 s/d 1020–1360
l 13,6
11,4– 10 80 1020 – 1193 s/d 1360 –1590
a 15,9
13,6– 10 100 1193 – 1365 s/d 1590-1820
n 18,2
15,9– 10 130 1365 – 1538 s/d 1820-2050
18,2 – 20,5 20 140 1538 – 1703 s/d 2050-2270
20,5D– 22,7 20 160 1730 – 1875 s/d 2270-2500
22,7a – 25,0 20 180 1875-2048 s/d 2500-2730
25,0r – 27,3 20 200 2048 – 2213 s/d 2730-2950
27,3a – 29,5 25 220 2065 – 2226
h
29,5–31,8 30 240 2226 – 2387
31,8-34,1 30 250 2387 - 2730
K
ii. Pengmbilan darah kapiler
1) Lokasi 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada
anak, tumit kaki pada bayi
32
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
3) Tusuk dengan lancet
4) Buang tetesan pertama dengan kapas kering, tetesan
selanjutnya diambil
5) Rekatkan plester atau mikropore pada bekas tusukan
33
c) Campur semua urinemsetiap selesei menampung, jangan
sampai ada yang tertumpah
3) Pengambilan urine pada wanita
Pengambilan spesimen urine porsi tengah yang dilakukan oleh
penderita sendiri, sebelumnya harus diberikan penjelasan
sebagai berikut :
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian
dikeringkan dengan handuk / tissue
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu
tangan
c) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan
arah dari depan ke belakanng
d) Bilas dengan air dan keringkan dengan kasa steril yang lain
e) Selama proses ini berlangsung, keluarkan urine, aliran urine
yang pertama keluar di buang. Aliran urine selanjutnya di
tampung dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari urine
mengenai lapisan tepi wadah
f) Pengumpulan urine selesei sebelum aliran urine habis.
g) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan kelaboratorium.
4) Pengambilan urine pada laki-laki
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun
b) Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang,
keluarkan urinem aliran yang pertama keluar dibuang, aliran
urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah
disediakan. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah.
Pengumpulan urine selesei sebelum aliran urine habis.
c) Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
5) Pengambilan urine pada bayi dan anak-anak
a) Penderita sebelumnya diberi minum untuk memudahkan
buang air kecil.
b) Bersihkan alat genital seperti yang telah diterangkan di atas.
c) Pengambilan urine dilakukan dengan cara :
34
- Anak duduk dipangkuan orang tua
- Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urine, tampung urine
dalam wadah atau kantung plastik steril
- Bayi dipasangkantung penampung urine pada alat genital.
6) Pengambilan urine dengan Kateter
a) Lakukan desinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian selang
kateter yang terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat
dari plastik)
b) Aspirasi urine dengan menggunakan semprit sebanyak
kurang lebih 10 ml
c) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat
d) Kirimkan segera ke laboratorium
7) Pengambilan urine dengan aspirasi suprapubik
a) Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan
PovidoneIodine 10 %, kemudian bersihkan povidone iodine
dengan kapas alkohol 70 %.
b) Aspirasi urine tepat dititik suprapubik menggunakan semprit
c) Ambil urine sebanyak kurang lebih 20 ml dengan cara
aseptik (dilakukan oleh petugas yang berwenang)
d) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat
e) Kirimkan segera ke laboratorium
v. Sekret Uretra
1) Pasien di beri penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan
2) Petugas mengenakan sarung tangan
3) Bagi yang tidak disirkumsisi, preputium di tarik ke arah pangkal
4) Bersihkan sekitar lubang kemaluan dengan NaCl fisiologis,
kemudian sekret dikeluarkan dengan menekan atau mengurut
uretra dari pangkal ke ujung
5) Sekret yang keluar diambil dengan lidi kapas steril atau
sengkelit
35
6) Apabila tidak ada sekret yang keluar atau terlalu sedikit,
masukkan sengkelit atau lidi kapas steril berpenampang 2mm
ke dalam uretra sedalam kir-kira 2-3 cm sambil diputar searah
jarum jam, kemudian ditarik keluar.
7) Sekret diambil minimal 2 kali yaitu untuk pemeriksaan
mikroskopik dan untuk biakan.
36
4) Masukkan lidi kapas steril se dalam 3 cm ke dalam saluran
anal, putar beberapa detik untuk mendapatkan sekret dari
crypta di dalam lingkaran anal.
x. Swab Nasal
1) Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku)
2) Kepala menengadah.
3) Masukkan seluruh ujung lembut stik swab lurus ke lunamg
hidung (kurang lebih 2cm).
4) Setelah stik atau aplikato swab masuk, buat gerakan memutar
secara halus di seluruh lapang lunamg hidung minimal 4 kali
putaran (setiap lunamg hidung).
5) Masukkan stik swab ke dalam media transport.
37
xii. Pengambilan Dahak
1) Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan
ludah. Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan dahak,
pada malam hari sebelumnya diminta minum teh manis atau di
beri obat gliseril guayakolat 200 mg
2) Ambil dahak dengan metode SPS (Sewaktu I, Pagi bangun
tidur, Sewaktu hari ke II)
3) Tampung pada wadah bersih, kering, dengan tutup ulir
4) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali kemudian
keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan
berulang kali sampai keluar sputum (apabila tidak segera
dikirim ke lab, simpan pada suhu 2-9 º C (24 jam)
xiii. Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah
bersihdan steril.
6. Aturan Jam Sampling Laboratorium
Laboratorium RSUD Pakuhaji memberlakukan aturan jam sampling pada
pukul 08.00-16:00 untuk pasien Rawat Jalan.
7. Pengolahan Spesimen
a. Darah (Whole Blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan
dan merata.
b. Serum
i. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama
20-30 menit, kemudian di centrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit
ii. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan spesimen
38
iii. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatanmerah dan
keruh (lipemik)
c. Plasma
i. Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara pelan-pelan
ii. Pemisahan plasma dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan spesimen
iii. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik)
d. Urine
i. Pemeriksaan carik celup dilakukan sebelum 1 jam
ii. Pemeriksaan sedimen :
1) Wadah Urine digoyangkan agar memperoleh sampel yang
tercampur (homogen)
2) Masukkan urine sampai ¾ tabung centrifuge
3) Centrifuge urine 1500- 2000 rpm selama 5 menit
4) Buang supernatannya, sisakan sedimennya (± 1 ml), kocoklah
tabung untuk meresuspensi sedimen
5) Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternhelmer-malbin
untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas
strukturnya.
e. Dahak
i. Masukkan dahak ke dalam tabung steril yanng berisi NaOH 4 %
sama banyak
ii. Kocok dengan baik
iii. Inkubasi pada suhu kamar (25-30⁰ C) selama 15–20 menit dengan
pengocokan teratur tiap 5 menit
iv. Centrifuge tabung dengan kecepatan tinggi selama 8–10 menit
v. Buang supernatan ke dalam larutan lysol
D. ANALITIK
1. Pemeriksaan Spesimen
39
a. Bagian Hematologi
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. QC hematologi
v. Melaksanakan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
vi. Membuat dan mewarnai sediaan
vii. Melakukan pemeriksaan hematologi analyzer / sel darah
otomatis
viii. Melakukan pemeriksaan hemostasis
ix. Melakukan pemeriksaan gas darah
x. Melakuakan pemeriksaan aglutinasi
xi. Mencatat hasil / verifikasi hasil
xii. Melakukan pemeliharaan harian
xiii. Mencatat alarm / warning pada alat dan tindakan yang
dilakukan
b. Bagian Kimia Klinik
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. QC alat kimia
v. Melakukan pemeriksaan chemical analyzer
vi. Mencatat hasil / verifikasi hasil
vii. Melakukan pemeliharaan harian
viii. Mencatat alarm / warning pada alat dan tindakan yang dilakukan
c. Bagian Imunoserologi
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. QC alat immunoserologi
v. Melakukan pemeriksaan imunoserologi
vi. Melakukan pemeriksaan aglutinasi dan semi aglutinasi
40
vii. Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
viii. Mencatat hasil / verifikasi hasil
ix. Melakukan pemeliharaan harian
x. Mencatat alarm / warning pada alat dan tindakan yang dilakukan
d. Bagian Urinalisa
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. Melakukan pemeriksaan urinalisa
v. Melakukan pemeriksaan makroskopis danmikroskopis
vi. Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
vii. Mencatat hasil / verifikasi hasil
e. Bagian Rutin
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. Melakukan pemeriksaan feses dan urin rutin
v. Melakukan pemeriksaan makroskopis danmikroskopis
vi. Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostik
vii. Mencatat hasil / verifikasi hasil
f. Bagian Mikrobiologi
i. Dekontaminasi meja kerja
ii. Mempersiapkan alat kerja
iii. Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
iv. Membuat dan mewarnai sediaan
v. Melakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
vi. Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
vii. Mencatat hasil / verifikasi hasil
2. Penyimpanan Spesimen
a. Darah EDTA
Disimpan selama 24 jam pada suhu 2 - 8 ⁰ C
41
b. Hapusan Darah dan Sediaan BTA
Disimpan selama 1 tahun pada suhu ruangan (15 – 30 ⁰ C)
c. Serum
Disimpan selama 1 bulan pada suhu - 20 ⁰ C
d. Darah Beku
Disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan (15 – 30 ⁰ C)
e. Cairan Tubuh
Disimpan selama 1 minggu pada suhu 2 - 8 ⁰ C
3. Pengawetan Spesimen
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel
darah membeku.
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu tidak
mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
Spesimen
Antikoagulan/Pe Wada
Jenis Pemeriksaan Jumla Stabilitas
ngawet h
Jenis h
HEMATOLOGI
42
Hemostasis K₂/K₃-EDTA 1- 20 - 25 ⁰ C
(PT,APTT) Darah 2 ml 1,5 mg/ml darah P (4 jam)
NaF - Oksalat 20 - 25 ⁰ C
Gula Darah Darah 2 ml 4,5 mg/ml darah G/P (3 hari)
4 ⁰ C (7 hari)
- 20 ⁰ C (3
bulan)
2 - 8 ⁰ C (12
Serum 2 ml G/P jam)
20 - 25 ⁰ C
Kolesterol Serum 1 ml - G/P (6 hari)
4 ⁰ C (6 hari)
- 20 ⁰ C (6
bulan)
Segera
Bilirubin Serum 1 ml - G/P mungkin
20 - 25 ⁰ C
Asam Urat Serum 1 ml - G/P (5 hari)
4 ⁰ C (5 hari)
- 20 ⁰ C (6
bulan)
20 - 25 ⁰ C
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P (14 hari)
43
4 ⁰ C (14
hari)
4 ⁰ C (10
hari)
20 - 25 ⁰ C
Kreatinin Serum 1 ml - G/P (7 hari)
4 ⁰ C (24
jam)
- 20 ⁰ C (8
bulan)
4 ⁰ C (7 hari)
- 20 ⁰ C
(7hari)
aktivitas
turun 10% ,
SGOT Serum 1 ml - G/P 4⁰ C > 3 hari
aktivitas
turun 8% , -
20 ⁰ C 7 hari
20 - 25 ⁰ C
(> 3 hari
aktivitas
SGPT Serum 1 ml - G/P turun 17%)
4 ⁰ C (>3
hari aktivitas
turun 10%)
- 20 ⁰ C
(7hari)
SEROLOGI
Widal Serum 2 ml G/P 2 - 8 ⁰ C (2-3
hari),
Treponema, VDRL Serum 2 ml - G/P
44
HBs Ag Serum 2 ml - G/P Freezer
compartment
(1 bulan),
Deep freezer
-20 ⁰ C (6
bulan, tidak
Anti HIV Serum 2 ml - G/P boleh gelas)
URINALISA
Suhu 4 -8 ⁰
C (7Hari)
Suhu Kamar
Plasma K₂/K₃-EDTA 1- Cryot ( 2 Jam)
TCM Viral Load HIV EDTA 1,5 cc 1,5 mg/ml darah ube Suhu
45
Suhu 4 -8 ⁰
C (8Hari)
Deep freezer
-20 ⁰ C
(12Bulan
bulan)
4. Pengiriman Spesimen
a. Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium rujukan dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.
b. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen
c. Tidak terkena sinar matahari langsung
d. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan ”Bahan Pemeriksaan
Infeksius” atau ”Bahan Pemeriksaan Berbahaya”
e. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
E. POST ANALITIK
1. Pencatatan Hasil
a. Pencatatan Manual
b. Pencatatan Komputerisasi
2. Penelusuran Spesimen
Penelusuran spesimen dapat dilakukan dengan melihat pencatatan pada
pra analitik (penerimaan spesimen, pengambilan spesimen, dll), analitik
(identitas spesimen dengan identitas yang input ke alat) dan pasca
analitik (pelaporan hasil, penyerahan hasil lab).
3. Verifikasi
Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai
dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan /proses
pemeriksaan.
Adapun verifikasi yang harus dilakukan sebagai berikut :
46
a. Tahap Pra Analitik
1) Formulir permintaan pemeriksaan
a) Apakah identitas pasien, identitas pengirim (dokter, lab. pengirim),
NomorLaboratorium, tanggal pemeriksaan, permintaan
pemeriksaan sudah lengkap dan jelas.
b) Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai
2) Persiapan pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
3) Pengambilan dan penerimaan spesimen
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan
memperhatikan jenis spesimen.
4) Penanganan spesimen
a. Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan.
b. Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
c. Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-
pemeriksaan khusus
d. Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat
5) Persiapan sampel untuk analisa
a. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
b. Apakah volume sampel sudah cukup
c. Apakah identifikasi sampel sudah benar
b. Tahap Analitik
1) Persiapan Reagen/media
a. Apakah reagen/media memenuhi syarat
b. Apakah masa kadaluarsa tidak terlampaui
c. Apakah cara pelarutan atau pencampurannya sudah benar
d. Apakah cara pengencera sudah benar
e. Apakah pelarutnya (aquadest) memenuhi syarat
2) Pipetasi Reagen dan sampel
a. Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih,
memenuhi persyaratan
b. Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
47
c. Apakah pipetasi dilakukan dengan benar
d. Apakah urutan prosedur diikuti dengan benar
3) Inkubasi
a. Apakah suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan
b. Apakah waktu inkubasi tepat
4) Pemeriksaan
Apakah alat/instrumen berfungsi dengan baik (dapat dipercaya) hasil
pemeriksaan fungsi dan hasil perawatannya.
5) Pembacaan hasil
Apakah penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian sudah
benar.
48
Hasil yang dilaporkan secara verbal kepada dokter pengirim dengan
menggunakan komunikasi via telp/read back.
c. Hasil Print out
Hasil yang sudah diverifikasi dan divalidasi oleh Penanggung jawab
laboratorium yang berupa lembar hasil lab.
6. Penyerahan Hasil
Hasil diserahkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
atau tenaga kesehatan untuk pasien rawat inap dan IGD, dan kepada
pasien atau keluarga untuk pasien rawat jalan.
F. PELAYANAN DARAH
Demi terpenuhinya pelayanan bagi masyarakat, RSUD Pakuhaji
mengadakan pelayanan transfusi darah. Dalam melakukan pelayanan
transfusi darah, RSUD Pakuhaji bekerja sama dengan PMI Kota Tangerang
sebagai penyedia darah. Dalam praktiknya, pelayanan transfusi darah
diminta oleh ruangan dengan alasan tertentu dan melibatkan laboratorium
sebagai jembatan antara PMI dan ruang perawatan. Jika digambarkan,
berikut adalah bagan alur permintaan darah transfusi ke PMI Kota
Tangerang:
Laboratorium
Keluarga pasein mengirim
PMI memproses menanyakan
sampel darah dengan form
permintaan darah ketersediaan darah
permintaan darah ke PMI yang
di PMI
sudah diisi dengan data pasien
49
Pembayaran atas Biaya Pengganti Pengolahan Darah tidak dibebankan
langsung kepada pasien secara langsung. Pasien tidak membayar langsung
ketika membawa darah transfusi, namun membayar di tagihan akhir. Setiap
bulan rumah sakit membayar ke PMI.
50
BAB V
PERALATAN LABORATORIUM
A. DASAR PEMILIHAN
1. Kebutuhan
2. Fasilitas yang tersedia
3. Tenaga yang ada
4. Reagen yang dibutuhkan
5. Sistem alat
6. Pemasok / Vendor
7. Nilai ekonomis
B. PENGADAAN
C. PENERIMAAN
D. PENGGUNAAN
Setiap alat harus mengikuti petunjuk penggunaan (manualinstruction) yang
disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat laboratorium tersebut.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan :
1. Persyaratan kecukupan peralatan
51
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan jenis layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan
secara rutin.
2. Persyaratan kemapuan alat
Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus
diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersanngkutan.
3. Penandaan peralatan
Setiap jenis peralatan harus diberi label, tanda bahaya atau identifikasi
yang khas.
4. Log alat
Setiap alat yang digunakan harus memiliki catatan yang dipelihara dan
terkendali mencakup :
a. Identitas alat
b. Nama pabrik, tipe identifikasi dan nomor seri atau identifikasi khas
lainnya
c. Orang yang dihubungi (dari pihak vendor)
d. Tanggal penerimaan dan tanggal pemeliharaan
e. Lokasi (jika perlu)
f. Kondisi ketika alat diterima (alat baru/bekas atau kondisi lainnya)
g. Instruksi pabrik atau acuan yang dibuat
h. Rekaman kerja alat yang memastikan alat layak digunakan
i. Pemeliharaan yang dilakukan/direncanakan untuk yang akan datang
j. Kerusakan, malfungsi, modifikasi atau perbaikan alat
k. Tanggal perkiraan penggantian alat (jika mungkin)
5. Persyaratan pengoperasian alat
Alat hanya boleh dioperasikan oleh petugas yang berwenang. Instruksi
penggunaan dan pemeliharaan peralatan terkini (mencakup pedoman
yang sesuai dan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh pembuat
alat) harus tersedia bagi petugas laboratorium
6. Jaminan keamanan kerja alat
52
Alat harus dipelihara dalam kondisi kerja yang aman, mencakup
keamanan listrik, alat penghenti darurat (emergency stop device). Dan
penanganan yang aman oleh petugas yang berwenang. Semua harus
disesuaikan dengan spesifikasi atau instruksi pabrik termasuk
pembuangan limbah kimia, bahan radioaktif maupun biologis.
7. Penanganan terhadap alat yang rusak
Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus
diberi label yang jelas dan disimpan dengan baik sampai selesei diperbaiki
dan memenuhi kriteriayang ditentukan (kalibrasi, verifikasi dan pengujian)
untuk digunakan kembali. laboratorium harus melakukan tindakan yang
memadai sebelum digunakan kembali.
8. Pemindahan alat
Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan, pemindahan,
penyimpanan dan penggunaan yang aman untuk mencegah kontaminasi
dan kerusakan alat. Apabila alat dipindahkan keluar laboratorium untuk
diperbaiki, maka sebelum digunakan kembali dilaboratorium harus
dipastikanalat telah dicek dan berfungsi kembali.
9. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi
Apabila kalibrasi menghasilkansejumlah faktor koreksi, laboratorium harus
memiliki prosedur untuk menjamin bahwa salinan dan faktor koreksi
sebelumnya dimutahirkan dengan benar.
10. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang
Semua peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahan
acuan, bahan habis pakai, pereaksian sistem analitik harus dijaga
terhadap pengrusakan akibat perlakuan orang yang tidak berwenang,
yang dapat membuathasil pemeriksaan tidak valid.
Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu perhatian adalah :
1. Lemari Es
a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium
b. Tempatkan lemari sedemikian rupa, sehingga bagian belakang
lemari es masih longgar untuk aliran dan fasilitas kebersihan
kondensor
53
c. Pintu lemari es harus tertutup dengan baik untuk mencegah
keluarnya udara dingin dari bagian pendingin
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi
pemadaman listrik
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada
permulaan kerja (2–8⁰C)
f. Freezer dilakukan hal yang sama sesuai suhu yang digunakan (-
15 sampai – 20 ⁰ C)
g. Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur
dengan desinfektan
b. Pemantauan, catat suhu setiap hari setiap permulaan kerja
c. Pengaturan suhu perlu di stel kembali apabila terjadi perbedaan
suhu ± 2 ⁰ C
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifuge pada tempat yang datar
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai dengan
centrifuge. Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge
dijalankan
c. Pastikan penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifuge dijalankan
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptik setiap
minggu atau apabila terjadi tumpahan spesimen ataupun tabung
pecah
e. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada
maka tabung mudah pecah pada waktu di centrifuge karena
adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar
wadah, bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
f. Putar/pilih tombol kecepatan dan waktu yang diperlukan
g. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara
aneh
54
h. Jangan mengoperasikan centrifuge dengan tutup terbuka
i. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatam yang lebih
tinggi dari keperluan
j. Jangan membuka tutup centrifuge sebelum centrifuge benar-
benar telah berhenti
4. Mikroskop
a. Mikroskop diletakkan ditempat yang datar
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10 x
dulu, kemudian perbesar dengan 40 x, bila pelu dengan objektif
100 x (dengan menggunakan minyak emersi)
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang dibasahi alkohol eter
setiap hari setelah selesei bekerja terutama bila terkena minyak
emersi
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alkohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa
dapat lepas dari rumahnya
e. Jangan membiakan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif
karena kotoran akan mudah masuk
f. Saat mikroskop disimpan lensa objektif tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor karena dapat mengakibatkan lensa
pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya sudah rusak
g. Mikroskop disimpan ditempat yang kelembapannya rendah,
jangan menyentuh lensa dengan jari
h. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan
5. Chemical Analyzer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan alat
b. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak yang
menyentuh permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit
dihilangkan, bila tersentuh tangnan waktu mengganti lampu
segera bersihkan dengan alkohol
c. Tegangan listrik harus stabil
d. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit
55
e. Filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur
f. Kuvet harus tepat meletakkannya, sisi yang dilalui cahaya harus
menghadap kearah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak
ada bekas tangan, goresan ataupun embun. Untuk menghindari
hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan
6. Hematology Analizer
a. Cek ketersedian reagen pada alat
b. Bersihkan bagian luar dengan lap kering
c. Tekan Unclog, tunggu proses
d. Setelah selesei tekan Clean, tunggu proses
e. Tekan Background, masukkan diluent, tekan OK
f. Apabila terjadi sumbatan bersihkan jarum penyedot sampel
7. Alat Tes Cepat Molekuler
a. Bersihkan permukaan luar dengan alkohol swab
b. Buka penutup modul, dan bersihkan bagian dalam modul dengan
tisu yang dibasahi cairan hippoklorit 0,5%, tunggu kering dan
ulangi 2-3x.
c. Seka ulang bagian dalam modul menggunakan alkohol swab.
d. Bersihkan filter debu kipas alat TCM.
e. Buka keempat klip satu persatu disetiap sisi pelindung filter debu.
f. Cuci filter debu dengan air sabun.
g. Keringkan filter debu kipas dan pasang kembali ke tempat semula.
h. Tutup pintu modul yang tidak digunakan untuk menghindari
kontaminasi debu.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh
dan tidak retak
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenit pipet
56
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan
dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan
dahulu bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah
dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir sendiri
f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin dibagian atasnya,
setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet
dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet
h. Pipet ukur yang tidak mempunyai cincin tidak boleh ditiup
i. Pipet dengan volume kecil ( 1- 500 uL) harus dibilas untuk
mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian
dalam
j. Pipet yang sudah dipakaiharus direndam dalam larutan antiseptik
kemudian baru dicuci
9. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen (sedapatnya
netral) dan oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan aquades.
c. Pencucian alat laboratorium:
1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut : Extran netral 20 ml
3) Air : sampai 1 liter
4) Cara pencucian :
a) Rendam alat yang dicuci dalam air sampai bersih, kemudian
rendam dalam larutan extran netral 2% selama 2-24 jam,bila
alat terlalu kotor rendam lebih lama.
b) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa-sisa larutan extran
tidak tertinggal.
c) pada alat yang dicuci.
57
d) Alat kaca dimasukan dalam inkubator dengan suhu 50 – 60
⁰C dan alat plastik dikeringkan dengan suhu kamar 15 – 25
⁰C.
E. PEMELIHARAAN
58
Pipet Bersihkan dengan lap Tiap hari
basah
Centrifuge Bersihkan dinding Tiap hari atau tiap kali
dalam dengan tabung pecah
desinfektan
A. KALIBRASI
Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal ketika alat baru diinstal dan diuji
fungsi, dan selanjutnya dilakukan secara berkala sesuai intruksi pabrik.
Kalibrasi dapat dilakukan oleh teknisi penjual alat, petugas laboratorium yang
memiliki kompetensi dan pernah dilatih atau oleh institusi yang berwenang.
Beberapa alat yang perlu dikalibrasi :
1. Inkubator (Incubator)
a. Catat suhu inkubator pada kartu / formulir setiap hari sebelum mulai
bekerja
0
b. Penyimpangan suhu yang melebihi 2 C, pengatur suhu perlu disetel
kembali.
59
2. Lemari Es (Refrigerator/freezer)
a. Catat suhu setiap hari (pagi dan sore) dengan termometer atau suhu
yang terlihat pada digitaldisplay.
b. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang
dikallibrasi, misalnya 2-8 0 C, - 20 0 C, atau – 76 0 C.
c. Secara berkala periksadengan menggunakan termometer standar.
d. Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh
termometer digital display dengan termometer standar.
e. Upayakan memantau suhu lemari es dengan termometer maksimum
dan minimum, sehingga bisa dipantau suhu terendah dan tertinggi yang
pernah dicapai lemari es.
3. Centrifuge
Kalibrasi centrifuge dilakukan dengan mengukur kecepatan permenit dan
waktu. Pada refrigerator centrifuge selain kalibrasi rpm dan waktu juga
perlu kalibrasi suhu :
a. Kalibrasi rpm menggunakan Tachometer mekanik yaitu kabel yang
dilenturkan
- Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dalam,
sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat meter.
- Set centrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan.
- Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer
- Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata.
b. Kalibrasi alat pencatat waktu (timer) dapat menggunakan stopwatch
- Set centrifuge pada waktu yang sering dipakaimisalnya 5 menit.
- Jalankan alat dan bersamaan denganitu jalankan stopwatch.
- Pada waktu centrifuge berhenti, matikan stopwatch, catat waktu yang
ditunjukkan stopwatch.
- Ulangi beberapa kali, hitung nilai rata-rata
G. PENYIMPANAN
60
Simpan peralatan gelas di dalam rak suatu lemari yang bebas debu.
Beberapa peralatan lain misal Hematologi analyzer harus disimpan didalam
ruangan ber AC bila kondisi udara panas dan lembab. Penyimpanan di
sesuaikan dengan benda atau barang yang disimpan, lihat buku petunjuk
pada setiap benda atau barang dalam kemasan.
61
BAB VI
BAHAN LABORATORIUM
A. DASAR PEMILIHAN
a. Kebutuhan
b. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi
c. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
d. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
e. Volume atau isi kemasan
f. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekalli pakai
g. Mudah diperoleh dipasaran
h. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
i. Vendor
j. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
k. Pelayanan purna jual
H. PENGADAAN
1. Tingkat persediaan
a. Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah safety stock.
b. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan
untuk memenuhikegiatan operasional normal, sampai pengadaan
berikutnya dari penyimpanan umum.
c. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk
bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok. Reverse Stock adalah cadangan reagen / sisa.
2. Perkiraan jumlah bahan kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi
62
jumlah pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun yang akan
datang, jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
I. PENERIMAAN
J. DISTRIBUSI
Barang yang sudah di terima dari vendor disimpan oleh Gudang Farmasi dan
di distribusikan ke Instalasi yang membutuhkan.
K. PENYIMPANAN
Penyimpanan Bahan Harus Mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk pertama keluar (First In First Out / FIFO) yaitu barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu.
Masa kadaluarsa yang pendek dipakai terlebih dahulu (First Expired
First Out / FEFO).
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / Kelembapan
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility / bahan kimia yang tidak boleh bercampur
Penyimpanan Reagen Harus Mempertimbangkan :
1. Tutuplah botol waktu penyimpanan
2. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
3. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang berdekatan
satu dengan yang lain
63
4. Bahan-bahan yang berbahaya diletakkan di bagian bawah / lantai
dengan label tanda bahaya
L. PENGGUNAAN
Setiap bahan harus mengikuti petunjuk penggunaan (kit insert) yang
disediakan oleh pabrik yang memproduksi bahan laboratorium tersebut.
Penggunaan bahan tidak boleh melewati batas kadaluarsa. Melakukan
pencatatan dalam penggunaan bahan laboratorium.
64
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien di Instalasi Laboratorium RSUD Pakuhaji adalah
suatu sistem dimana Instalasi Laboratorium membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Umum
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Khusus
a. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko di laboratorium.
b. Mencegah kecelakaan dan cidera di laboratorium.
C. IDENTIFIKASI RISIKO
1. Mencegah kesalahan identifikasi pada saat penerimaan formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
2. Mencegah kesalahan pembacaan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium
3. Mencegah kesalahan pengambilan spesimen
4. Mencegah kesalahan lokasi pengambilan spesimen
5. Mencegah kesalahan wadah penempatan spesimen
65
6. Mencegah kesalahan pemeriksaan (kesalahan penggunaan reagensia,
metode, tahap analisa)
7. Mencegah kesalahan pembacaan hasil pemeriksaan
8. Mencegah kesalahan input hasil pemeriksaan
66
c. Validasi hasil
d. Penyerahan hasil
67
a. Mewaspadai tempat-tempat yang akan menimbulkan pasien terjatuh
b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien yang masuk ke dalam
ruang pengambilan spesimen
7. Penanganan Nilai Kritis
b. Kriteria Nilai Kritis
Nilai kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang
dapat membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan.
Daftar nilai kritis dapat dilihat pada Lampiran
c. Prosedur pelaporan nilai kritis
Semua laporan berupa telefon kepada dokter/DPJP untuk melaporkan
nila-nilai kritis didokumentasikan dalam lembar Laporan Hasil Kritis,
untuk memenuhi tujuan keselamatan pasien. Petugas laboratorium
yang melaporkan hasil kritis harus membaca kembali nama pasien, No
Lab, Sample ID, Nomor Rekam Medik, tanggal lahir dan semua hasil
laboratorium yang diperiksa.
d. Penanganan hasil pencatatan nilai kritis
68
3. Investigasi sederhana (Simple Investigasi)
Adalah suatu sistem / cara untuk menyeleseikan suatu permasalahan
dengan cara yang lebih sederhana. Waktu pembuatan maksimal 1
minggu.
4. Analisa Akar Masalah / Root CauseAnalysis (RCA)
Adalah suatu sistem / cara untuk menyeleseikan suatu permasalahan
dengan cara yang lebih mendalam. Waktu pembuatan RCA antara 2
minggu sampai 1 bulan dengan membentuk tim dalam pembuatannya
5. Pelaporan
F. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut pasca terjadinya kejadian, Instalasi laboratorium
berkoordinasi dengan tim K3RS dan mengimplementasikan rekomendasi
yang diperoleh dari tim K3RS.
69
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
A. TUJUAN
1. Mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
2. Memberi perlindungan kepada seluruh staf di Instalasi laboratoriu,
pasien dan pengunjung.
3. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran
dan pencemaran lingkungan
70
1. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala
terhadap metode atau prosedur dan pelaksanaannya, bahan
habis pakai dan peralatan kerja termasuk untuk kegiatan
penelitian
2. Memastikan semua petugas laboratorium memahamidan
dapatmenghindari bahaya infeksi
3. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium
yang memungkinkan terjadinyan pelepasan/ kebocoran/percikan
bahan infektif
4. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan
bahan infektif
5. Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap
peralatan laboratorium yang akan diservis atau di perbaiki
6. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi
untuk petugas laboratorium tentang perubahan prosedur, metode,
petunjuk teknis dan pengenalan pada alat yang baru
7. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas
laboratorium
8. Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang
mungkin berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium dan
melaporkannya pada pimpinan laboratorium
9. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif
dibuang secara aman setelah melalui proses dekontaminasi
sebelumnya
10. Mengembangkan sistem pencatatan yaitu tanda terima,
pencatatan perjalanan dan pembuangan bahan patogen serta
mengembangkan prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas
laboratorium tentang adanya bahan infektif yang baru di dalam
laboratorium
71
11. Memberi kepala laboratorium mengenai adanya mikroorganisme
yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat
maupun nasional dan badan tertentu.
12. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di
luar jam kerja
13. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium
bagi seluruh petugas laboratorium
Bila petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang
jelas tentang penyakitnya, maka petugas yang bertanggungjawab
terhadap K3 laboratorium harus melapor pada kepala laboratorium
tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari laboratorium
dan menyelidikinya.
72
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Alas kaki / sepatu tertutup
5. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin desinfektan) dan air
mengalir
6. Lemari asam (fume hood) dilengkapi dengan exhaust ventilation system
7. Container khusus untuk jarum dan lancet
8. Rubber bulb
9. Pemancur air (emergency shower)
10. Pada pemeriksaan khusus ditambahkan masker N 95, kacamata
goggle, tutup kepala plastik
11. Spill Kit
12. Kotak P3K
Q. TINDAKAN PENCEGAHAN
1. Mencegah penyebaran bahan infeksi misalnya :
e. Menggunakan peralatn standar misalnya ose harusjenuh dan panjang
tangkai maksimum 6 cm.
f. Menempatkan sisaspesimen dan media biakanyang akan di sterilisasi
dalam wadah yang tahan bocor.
73
g. Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan
yang sesuai setiap selesei bekerja.
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata
a. Mencuci tangandengan sabun / desinfektan sebelum dan sesudah
bekerja. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
b. Tidak makan, minum, merokok, mengunyah permen dalam
laboratorium.
c. Tidak memakai kosmetik ketika berada dalam laboratorium.
d. Menggunakan alat pelindung mata / muka jika terdapat risiko percikan
bahan infeksi saat bekerja.
3. Mencegah infeksi melalui tusukan.
4. Menggunakan pipet atau alat bantu pipet dalam memindahkan cairan.
5. Memperhatikan penggunaan centrifuge
a. Lakukan sentrifugasi sesuai instruksi pabrik.
b. Centrifuge harus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas
laboratoriun dapat melihat ke dalam alat dan menempatkan tabung
centrifuge dengan mudah.
c. Periksa rotor centrifuge dan selonsong (bucket) sebelum dipakai atau
secara berkala untuk melihat tanda korosi dan keretakan.
d. Selonsong berisi tabung sentrifuge harus seimbang.
e. Gunakan air untuk menyeimbangkan selongsong. Jangan
menggunakan laruatn NaCl atau hipokloritkarena bersifat korosif.
f. Setelah dipakai, simpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar.
g. Melakukan centrifugasi dengan benar yaitu tabung harus tertutup rapat
dan selongsong yang terkunci, untuk melindungi petugas laboratorium
terhadap aerosol dan sebaran partikel dari mikroorganisme.
h. Pastikan centrifuge tertutup selama dijalankan.
6. Memperhatikan penggunaan alat homogenisasi (roller), alat pengguncang,
alat sonikasi
74
a. Tidak menggunakan alat homogenisasi yang dipakai dalam rumah
tangga, karena dapat bocor dan menimbulkan aerosol. Gunakan
blender khusus untuk laboratorium.
b. Aerosol yang mengandung bahan infeksi dapat keluar dari celah antara
tutup dan tabung alat homogenisasi, alat pengguncang (shaker) dan
alat sonikasi.
c. Gunakanalat pelindung telinga saat melakukan sonikasi.
7. Memperhatikan penggunaan lemari pendingin dan lemari pembeku
a. Membersihkan lemari pendingin (refrigerator), lemari pembeku (freezer)
dan tabung es kering (dry-ice), melakukan defrost secara teratur.
b. Membuang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah.
Menggunakan alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat
bekerja. Setelah dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan
lemari pembeku harus didisinfeksi dengan disinfeksi yang tidak korosif.
8. Membuka ampul dengan kapas dan dalam kabinet keamanan biologis.
75
Hal – hal yang harus diperhatikan oleh petugas penerima spesimen :
a. Semua petugas penerima specimen harus mengenakan jas lab
b. Semua specimen dianggap infeksius dan ditangani dengan hati-hati
c. Meja penerima specimen harus dibersihkan dengan desinfektan
d. Jangan menggunakan ludah untuk merekatkan label
e. Dilarang makan, minum dan merokok saat bekerja
f. Cuci tangan dengan sabun/desinfektan setiap selesai bekerja
dengan specimen
g. Tamu/pasien tidak diperbolehkan menyentuh apapun pada meja
dimana specimen tersimpan
76
2. sekop dan pengumpul debu
3. forsep untuk mengambil pecahan gelas
4. kain lap dan kertas pembersih
5. ember
6. abu soda atau natrium bikarbonat untuk menetralkan asam
7. pasir
Jika terjadi tumpahan asam dan bahan korosif, netralkan dengan abu
soda atau natrium bikarbonat, sedangkan jika tumpah berupa zat alkalis,
taburkanpasir diatasnya.
T. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Jenis Limbah :
a. Limbah Padat
i. Limbah Infeksius (semua benda yang terkontaminasi cairan
tubuh)
ii. Limbah Non Infeksius (kertas, kotak, botol, wadah plastik, sisa
makanan, sisa pembungkus obat, sampah kebun
77
iii. Limbah Benda Tajam (jarum suntik, ampul, semua benda yang
mempunyai permukaan tajam)
b. Limbah Cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian
alat, sisa spesimen (darah dan cairan tubuh)
c. Limbah Gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida
atau dari termometer yang pecah (uap air raksa)
2. Pemisahan limbah :
a. Sampah infeksius menggunakan plastik / kantong kuning
b. Sampah non infeksius menggunakan plastik / kantong hitam
c. Sampah benda tajam menggunakan safety box / kotak berwarna
kuning
78
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
79
iv. Program pengembangan system informasi (LIS)
80
a. Pra Analitik
i. Persiapan pasien : menjelaskan persyaratan pemeriksaan
ii. Penerimaan spesimen : memeriksa kelayakan spesimen, kualitas
dan kuantitas spesimen
iii. Pemberian identitas spesimen : kesesuaian spesimen dengan
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
iv. Pengambilan spesimen : cara pengambilan dilakukan dengan
benaroleh petugas yang terampil, kesesuaian FPPL dengan pasien
yang akan dilakukan penyamplingan
v. Penyimpanan spesimen : penyimpanan sesuai dengan jenis
spesimen dan pemeriksaan, tempat penyimpanan
vi. Pengiriman spesimen : pengiriman sesuai dengan jenis spesimen
dan pemeriksaan, wadah / media transportasi spesimen
b. Analitik
i. Pengolahan spesimen : proses persiapan spesimen sampai
dengan spesimen siap untuk di lakukan pemeriksaan
ii. Persiapan alat : pengecekan semua sistem pada alat
iii. Pengecekan reagen : pengecekan masa kadaluarsa, kualitas
dan kuantitas reagen
iv. Pengujian ketelitian dan ketepatan : melaksanakan pemeriksaan
kontrol dan kalibrasi
v. Proses pemeriksaan : Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan
c. Pasca Analitik
i. Pencatatan dan pelaporan hasil : verifikasi dan validasi hasil
pemeriksaan
ii. Penyerahan hasil
81
a. Pengendalian mutu eksternal dilaksanakan dengan partisipasi dalam
PME Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin.
b. Hasil evaluasi PME yang merupakan setiap skor laboratorium terhadap
seluruh peserta dan laboratorium rujukan menunjukkan ketepatan
analisis laboratorium yang dinyatakan baik sekali, baik, cukup, perlu
perbaikan dan buruk.
c. Hasil evaluasi diinformasikan kepada seluruh staf dan digunakan untuk
menelaah dan menelusuri letak ketidak sesuaian test dan menunjukkan
korelasi.
d. Hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan
dicatat dalam arsip.
4. Pelaksana Kegiatan
a. Pra analitik : Kepala Ruangan / Bagian Kendali Mutuu
b. Analitik : Petugas laboratorium / Bagian Kendali Mutu
c. Pasca Analitik : Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
5. Jadwal Kegiatan
a. Pemantapan Mutu Internal dilakukan setiap hari
b. Pemantapan Mutu Eksternal dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditentukan oleh Departemen Kesehatan dan Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik.
82
1. Pemberi Pelayanan Patologi Klinik
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan Patologi Klinik
oleh tenaga yang kompeten
Definisi Operasional Pemberi Pelayanan Patologi Klinik
adalah dokter spesialis patologi klinik
dan analis sesuai dengan persyaratan
kelas rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jenis dan jumlah tenaga yang
memberikan pelayanan patologi klinik
Denominator 1
Sumber Data Kepegawaian, Instalasi Laboratorium
Standar Dokter spesialis patologi klinik dan
analis sesuai dengan persyaratan kelas
rumah sakit
2. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium
Patologi Klinik
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumah
sakit untuk memberikan pelayanan
patologi klinik
Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan ruang operasi
adalah ruang, mesin dan peralatan
yang harus tersedia untuk pelayanan
laboratorium patologi klinik baik cito
maupun elektif sesuai dengan kelas
rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan Tiga bulan sekali
Data
83
Periode Analisis Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan
peralatan pelayanan laboratorium
patologi klinik
Denominator 1
Sumber Data Inventaris Instalasi Laboratorium
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
3. Waktu tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,
efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium
Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium yang
dimaksud adalah pelayanan
pemeriksaan laboratorium rutin dan
kimia darah. Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium untuk
pemeriksaan laboratorium adalah
tenggang waktu mulai pasien diambil
sampel sampai dengan menerima hasil
yang sudah diekspertisi
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium pasien yang di
survey dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di
laboratorium yang disurvey dalam bulan
tersebur
Sumber Data Survey
Standar ≤ 140 menit
84
4. Tidak Adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam
pelaksanaan pengelolaan spesimen
laboratorium
Definisi Operasional Kejadian tertukar spesimen
pemeriksaan laboratorium adalah
tertukarnya spesimen milik orang yang
satu dengan orang lain
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan dan sentinenl event
Data
Periode Analisis 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah seluruh spesimen laboratorium
milik yang diperiksa dikurangi jumlah
spesimen yang tertukar
Denominator Jumlah seluruh spesimen laboratorium
yang diperiksa
Sumber Data Rekam medis, laporkan keselamatan
pasien
Standar 100 %
5. Kemampuan Memeriksa HIV-AIDS
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan
laboratorium rumah sakit dalam
memeriksa HIV-AIDS Cross check KUK
Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium HIV/AIDS
adalah pemeriksaan skrining HIV
kepada pasien yang diduga mengidap
HIV/AIDS
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
85
Numerator Ketersediaan peralatan untuk
pemeriksaan HIV/AIDS
Denominator 1
Sumber Data Rekam Medis
Standar Tersedia Cross check KUK
6. Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Tuberculosis Paru
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan
laboratorium rumah sakit dalam
memeriksa mikroskopis tuberkulosis
paru
Definisi Operasional Pemeriksaan mikroskopis tuberculosis
paru adalah pemeriksaan mikroskopis
untuk mendeteksi adanya
mycobacterium tuberculosis pada
sediaan dahak
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Ketersediaan tenaga, peralatan dan
reagen untuk pemeriksaan tuberculosis
Denominator 1
Sumber Data Rekam medis
Standar Tersedia
7. Pelaksana Ekspertisi Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil
pemeriksaan laboratorium
dilakukanoleh tenaga ahli untuk
memastikan ketepatan diagnosis
Definisi Operasional Pelaksana Ekspertisi laboratorium
86
adalah dokter spesialis patologi klinik
yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan laboratorium. Bukti
dilakukan ekspertisi adalah adanya
tandatangan pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimkan pada
dokter yang meminta
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah hasil lab yang diverifikasi
hasilnya oleh dokter spesialis patologi
klinik dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan
laboratorium dalam satu bulan
Sumber Data Register di Instalasi laboratorium
Standar 100 %
8. Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan
laboratorium
Definisi Operasional Kesalahan administrasi dalam
pelayanan laboratorium meliputi
kesalahan identifikasi, kesalahan
registrasi, kesalahan pelabelan sampel
dan kesalahan penyerahan hasil
laboratorium
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
87
Numerator Jumlah pasien yang diperiksa tanpa
kesalahan administrasi dalam satu
bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di
laboratorium dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis
Standar 100 %
9. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kualitas pemeriksaan
laboratorium patologi klinik
Definisi Operasional Baku mutu eksternal adalah
pemeriksaan mutu pelayanan
laboratorium patologi klinik oleh pihak
diluar rumah sakit yang kompeten
Frekuensi Pengumpulan 3 bulan
Data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah parameter diperiksa yang
sesuai
Denominator Jumlah seluruh parameter yang
diperiksa
Sumber Data Hasil pemeriksaan baku mutu eksternal
Standar 100 %
88
BAB X
PENCATATAN DAN PELAPORAN
C. PENYIMPANAN DOKUMEN
1. Dokumen aktif disimpan selama 5 tahun
a. Buku / form register pasien yang meliputi data pasien dan hasil
pemeriksaan
b. Buku jurnal harian/operan jaga
c. Buku / form penerimaan barang (penunjang, farmasi, ATK)
d. Buku amprah farmasi
e. Kartu stok reagen / bahan habis pakai
89
f. Buku inventaris alat
g. Form Quality Control
h. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya (untuk
kasus tertentu)
2. Dokumen tidak aktif disimpan selama 2 tahun
a. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
D. PEMUSNAHAN DOKUMEN
E. PENGENDALIAN DOKUMEN
1. Cara pengendalian dokumen :
a. Semua dokumen yang diberikan kepada petugas laboratorium
sebagai bagian dari sistem manajemen mutu telah dikaji ulang dan
disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum diterbitkan .
b. Setiap saat tersedia daftar paling mutakhir yang mencantumkan
semua dokumen yang berlaku, revisi termutakhirnya yang sah berikut
penyebarannya (catatan pengendalian dokumen)
c. Hanya dokumen versi termutakhir yang disediakan untuk penggunaan
aktif pada tempat dimana dokumen itu digunakan
d. Dokumen secara berkala dakaji ulang , direvisi apabila perlu dan
disetujui oleh petugas berwenang
e. Protokol permintaan, sampel primer, pengambilan dan penanganan
sampel laboratorium
f. Pengesahan hasil
g. Pengendalian mutu internal dan eksternal
h. Sistem Informasi Laboratorium
i. Pelaporan hasil
90
j. Upaya perbaikan dan penanganan keluhan
k. Komunikasi dan interaksi lain dengan pasien, petugas kesehatan,
laboratorium rujukan dan pemasok
l. audit internal
2. Penandaan dokumen
Semua dokumen yang terkait dengan sistem manajemen mutu harus
diberi identitas secara unik (Judul, Edisi, Jumlah halaman, wewenang
yang menerbitkan, pencantuman sumber)
91
BAB XI
PENUTUP
Ditetapkan di : Pakuhaji
Pada Tanggal :
92