Anda di halaman 1dari 50

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Laboratorium klinik ini diperiksadan disetujui oleh :

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lapangan,

Hasnawati,S.Si., M.Kes Nur Laila Tuanaya, SKM


NIP. 19760807 199603 2 001 NIP. 19701217 199402 2 003

Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas Toddopuli Makassar
Pada tanggal, September 2021

Kepala Puskesmas Toddopuli,

drg. Hj. Yayi Manggasari M.Kes


NIP. 19660430 19923 1 003

i
LEMBAR PENERIMAAN

Disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian mata kuliah Praktek


Laboratorium Klinik pada PKM Toddopuli Makassar program studi D III
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Makassar

Nama : Tri Anugra Saputra Sainal


Nim : PO.71.3.203.19.1.045

Nama : Aprian Syafrullah Sam


Nim : PO.71.3.203.19.1.010

Nama : Santriwati
Nim : PO.71.3.203.19.1.039

Nama : Yeyen Gabriella Taleba


Nim : PO.71.3.203.19.1.049

Diterima oleh :

Makassar, September 2021

Ketua Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar

H. Kalma, S.Pd.,M.Si
NIP. 19610526 198303 1 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiarat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas
berkatnya dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Praktek Klinik Laboratorium yang dilakasanakan pada tanggal 23 Agustus 2021
s/d 11 September 2021.

Laporan ini dibuat dan disususun berdasarkan pengalaman atau


pengetahuan yang didapat dilapangan selama berada di Puskesmas Toddopuli
Makassar. Laporan ini dibuat sebagai bukti bahwa penyusun telah menyelesaikan
Praktek Laboratorium Klinik.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat


kekurangan oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pembimbing maupun pembaca.Sehinggadalam pembuatan laporan yang
selanjutnya dapat lebih baik dari laporan sebelumnya.

Makassar, 11 September 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENERIMAAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.............................................................................. 1
B. Tujuan Praktik Laboratorium Klinik........................................... 2
C. Manfaat Praktek Laboratorium Klinik......................................... 2
BAB II KEADAAN UMUM PUSKESMAS
A. Sejarah Puskesmas Toddopuli..................................................... 3
B. Gambaran Umum Puskesmas Toddopuli..................................... 4
C. Visi Misi dan Motto Puskesmas Toddopuli................................. 4
D. Sarana Dan Prasarana.................................................................. 5
E. Tenaga Kesehatan Puskesmas Toddopuli.................................... 7
F. Skema Alur Pelayanan Pasien..................................................... 8
G. Laboratorium Struktur Organisasi Puskesmas Toddopuli
Tahun 2018.................................................................................. 9
BAB III URAIAN KEGIATAN
A. Uraian Kegiatan........................................................................... 10
B. Penanganan Specimen ................................................................ 11
C. Pengambilan Specimen ............................................................... 11
1. Pengambilan Specimen
a. Pemeriksaan Darah Vena ................................................ 12
b. Pemeriksaan Darah Kapiler............................................. 13
c. Pemeriksaan Specimen Urine.......................................... 15
2. Pemeriksaan Hematologi
a. Pemeriksaann Hemoglobin.............................................. 15
b. Pemeriksaann Trombosit................................................. 17

iv
c. Pemeriksaann Leukosit.................................................... 18
3. Pemeriksaan Kimia Klinik
a. Pemeriksaan Asam Urat................................................... 21
b. Pemeriksaan Kolesterol................................................... 23
c. Pemeriksaan GDS dan GDP............................................ 24
d. Pemeriksaan Albumin dan Reduksi................................. 26
4. Pemeriksaan Imunoserologi
a. Tes Golongan Darah........................................................ 27
b. Tes Kehamilan/Plano Test............................................... 29
c. Tes Human Immunodeficiency Virus (HIV)................... 31
d. Pemeriksaan Widal.......................................................... 32
e. Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B surface Antigen)........ 34
f. Pemeriksaan Syphilis....................................................... 35
g. Pemeriksaan NS1 ………………………………………. 36
h. Pemeriksaan IgM/IgG...................................................... 38
5. Pemeriksaan Parasitologi
a. Pemeriksaan Malaria........................................................ 39
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hambatan-Hambatan Dalam PLK Di Puskesmas........................ 43
B. Hal-Hal Atau Pemeriksaan Di Puskesmas................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 44
B. Saran ........................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 45

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang layak dimiliki oleh setiap
masyarakat. Tingkat kesejahteraan suatu negara dalam bidang kesehatan harus
ditunjang dengan adanya sarana pelayanan masyarakat dalam suatu negara.
Dalam menunjang pelayanan masyarakat maka harus dimulai dari pedesaan
hinggasampaikeperkotaan.
Dalam tingkat kabupaten terdapatsuatu unit pelayanan kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk menunjang/memajukan kesehatan dalam
kabupaten tersebut. Dengan memajukan kesejahteraan kesehatan dalam
tingkat kabupaten maka diharapkan perkembangan kesehatan dalam suatu
negara dapat lebih berkembang pada daerah perkotaan dan selanjutnya akan
meningkatkan tingkat kesejahteraan dalam suatu Negara tersebut.
Demi tercapainya pembangunan kesejahteraan, perlu ada upaya-upaya
yang dilakukan pemerintah secara optimal dalam bidang kesehatan, seperti
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dengan
memberikan pelayanan yang bermutu serta pemerataan jangkauan pelayanan
kesehatan sampai pada sarana pelayanan kesehatan dasar.
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah dibangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksanaan
tekhnis dinas kesehatan kabupaten/kota jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu (Depkes RI, 2004).
Manfaat dari keberadaan Puskesmas di tengah masyarakat sangatlah
penting untuk menjadi salah satu pelayanan kesehatan dalam tingkat
daerah/kabupaten. Pelayanan keseharan yang baik yang mampu diberikan oleh
penyelenggara pemerintahan secara tidak langsung akan meringankan beban
pemerintah. Keberadaan puskesmas juga adalah kepastian dari pemerintah
bahwa merekaakan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik yang
merekabutuhkan dengan biaya yang relative murah dan jarak untuk
mendapatkan pelayanan tersebut relative dekat. Namun perkembangan

1
kesehatan suatu masyarakat sebenarnya harus ditunjang dengan kesadaran dari
masyarakat itu sendiri untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dari daerah
tersebut hingga dapat terhindar dari berbagai penyakit

B. Tujuan Praktik Laboratorium Klinik


1. Meningkatkan dan memantapkan keterampilan mahasiswa Analis
Kesehatan.
2. Menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
kesehatan khususnya laboratorium
3. Menerapkan sikap profesional, kemandirian dan tanggung jawab
mahasiswa Analis Kesehatan.
4. Memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Makassar

C. Manfaat Praktik Laboratorium Klinik


1. Menambah pengetahuan tentang bagaimana bersikap baik terhadap pasien.
2. Menambah pengtetahuan dan keterampilan mulai dari pengambilan
sampel, pemeriksaan sampel sampai pada penulisan dan pengeluaran hasil
pemeriksaan.
3. Dapat membandingkan anatara pengetahuan yang didapat dari teori dan
praktik yang di kampus dengan di lapangan.

2
BAB II
KEADAAN UMUM PUSKESMAS TODDOPULI

A. Sejarah Puskesmas Toddopuli


Pada tahun 1990 Puskesmas Toddopuli masih sebagai salah satu pustu dari
puskesmas Batua, seiring berjalannya waktu dalam Era pembaharuan
Pemerintahan Kota Makassar yang baru, Puskesmas Toddopuli ikut serta
dalam Visi dan Misi pemerintahan dalam membangun kota Makassar yang
bersih dan sehat. Puskesmas Toddopuli diresmikan sebagai Puskesmas pada
November tahun 2013 bertepatan hari HKN ( oleh Pemerintah Mota
Makassar) dan mengemban amanah yang besar untuk meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat yang optimal.
Profil Puskesmas Toddopuli adalah gambaran situasi kesehatan diwilayah
kerja Puskesmas Toddopuli yang memiliki satu kelurahan (Kel.Paropo)
dengan jumlah RW 10 dan 52 RT. Jumlah penduduk 16.647 jiwa, 3.618 KK
dan jumlah penduduk miskin 2749 Jiwa.
Dalam profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi
data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil
kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan
dan data lainnya.
Penerbit profil Puskesmas Toddopuli tahun 2018 ini diharapkan dapat
memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta,
memberikan gambaran kepada Masyarakat atau relasi yang ingin mengetahui
informasi secara lengkap mengenai Puskesmas Toddopuli. Selain itu profil ini
dapat digunakan sebagai penyedia data dan infomasi dalam rangka evaluasi
perencanaan, pencapaian program kegiatan di Puskesmas Toddopuli tahun
2019 dengan mengacu kepada permenkes No 75 tahun 2014.

3
B. Gambaran Umum Puskesmas Toddopuli
1. Lokasi Puskesmas
Puskesmas Toddouli terletak sekitar 8 Km sebelah kanan Kota
Makassar, tepatnya di Kecamatan Panakukang Kelurahan Paropo dengan luas
wilayah kerja 1,94 Km2.
2. Batas-batas Wilayah
Puskesmas Toddopuli kota Makassar berdiri pada Tahun 2013,
tepatnya dideklarasikan pada bulan November pada Hari
Kesehatan Nasional (HKN), puskesmas ini merupakan
pengembangan dari pustu Puskesmas Batua Kecamatan
Panakukang Makassar, yang beralamat di Jl. Toddopuli Raya
Nomor 96 Makassar. Wilayah kerja puskesmas Toddopuli terdiri
dari 1 (satu) kelurahan, 10 (sepuluh) ORW, 52 (Lima Puluh dua)
ORT.
Adapun Batas – Batas wilayah kerja Puskesmas Toddopuli:
 Sebelah Utara : Kelurahan Panaikang
 Sebelah Selatan : Kelurahan Pandang / Borong
 Sebelah Barat : Kelurahan Pandang / Karampung
 Sebelum Timur : Kelurahan Tello Baru Batua.

C. Visi Misi dan Motto Puskesmas Toddopuli


1. Visi
“ Menjadi Sentra Pelayanan Kesehatan Prima Terdepan "

2. Misi
a. Mengembangkan sarana dan prasarana PKM
b. Meningkatkan kualitas SDM
c. Meningkatkan mutu pelayanan PKM, baik UKP,UKM dan manajerial
d. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral di
bidang kesehatan.
e. Mengembangkan program inovasi

4
3. Motto Puskesmas Toddopuli
“Melayani dengan Tulus, Profesional dan Peduli”

D. Sarana dan Prasarana


Puskesmas Toddopuli memiliki sarana dan prasarana antara lain sebagai
berikut :
1. Ruang poli umum

a. Ruang tunggu

b. Ruang kartu

c. Ruang pemeriksaan umum

d. Laboratorium (LAB)

e. Ruang P2TB

f. Ruang gigi

g. KIA / KB

2. Ruang Tindakan

3. Sarana tambahan

a. Mobil puskesmas keliling

b. Mobil home care (Dottoro’ta)

4. Sarana komunikasi

a. Telephone / Handphone

5. Sarana perlengkapan

a. Listrik

b. PDAM

c. Genset

5
6. Sarana Laboratorium

a. Mikroskop

b. Centrifuge

c. Kulkas

d. Rotator

e. Alat urine Analyzer

7. Sarana kesehatan

a. Klinik (klinik Pratama) : 3 unit

b. Puskesmas : 1 unit

c. Dokter praktek : 11 unit

d. Bidan Praktek Swasta (BPS) : 1 unit

e. Apotek : 10 unit

f. Batra : 2 unit

g. Batra pijat refleksi : 3 unit

h. Jumlah posyandu : 9 unit

i. Jumlah posbindu : 4 unit

8. Sarana Umum

a. Jumlah sarana olahraga : 3 yaitu tennis lapangan lokasi

BLKI, Bulutangkis lokasi dirgantara, dan bola basket lokasi

filadelfia.

b. Jumlah sekolah:

6
1. Jumlah TK : 10

2. Jumlah SD :8

3. Jumlah SMP :3

4. Jumlah SMA : 2 dan SMK 3

E. Tenaga Kesehatan Puskesmas Toddopuli


Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Toddopuli
sebanyak 22 Orang masing-masing yang akan dirincikan sebagai berikut :
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 3 orang
2 Administrasi 2 orang
3 Dokter gigi 2 orang
4 Apoteker 1 orang
5 Tenaga Teknis Kefarmasian 1 orang
F. 6 Perawat 7 orang
7 Bidan 3 orang
8 Sanitarian 1 orang
9 Perawat gigi 1 orang
10 Gizi 1 orang
12 Laboran/ Analis Kesehatan 1 orang
13 Promkes 0 orang

Total 22

7
F. ALUR PELAYANAN PASIEN RUANG LABORATORIUM
PUSKESMAS TODDOPULI

PASIEN
- POLI UMUM
- KIA/KB
- UMUM /
TINDAKAN SURAT RUJUKAN INTERNAL
- BERSALIN /
KB
- POLI GIGI
- KLINIK
LANSIA LABORAN

PEMERIKSAAN / PENGAMBILAN
SAMPLING

HASIL

- TINDAKAN POLI UMUM /


- RB KIA/KB/
DOKTER GIGI
- KLINIK LANSIA PTM

DIAGNOSA
SESUAI HASIL

MASALAH PELAYANAN

RUJUKAN

8
BAB III
URAIAN KEGIATAN

A. Uraian Kegiatan
1. Pengambilan Spesimen
a. Pengambilan Darah Vena
b. Pengambilan Darah Kapiler
c. Pengambilan Spesimen Urine
2. Pemeriksaan Hematologi
a. Pemerksaan Hemoglobin (Hb)
b. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit
c. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
3. Pemeriksaan Kimia Klinik
a. Pemeriksaan Asam Urat
b. Pemeriksaan Cholestrol
c. Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)
d. Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP)
e. Pemeriksaan Albumin
f. Pemeriksaan Reduksi
g. Pemeriksaan Sedimen Urine
4. Pemeriksaan Imunologi Serologi
a. Tes Golongan Darah
b. Tes Kehamilan /Plano Test
c. Tes HIV
d. Pemeriksaan Widal
e. Pemeriksaan HBsAg
f. Pemeriksaan syphilis
g. Pemeriksaan Dengue NS1
h. Pemeriksan Dengue Rapid IgM/IgG
5. Pemeriksaan Parasitologi
a. Malaria

10
B. Penanganan Spesimen
Prosedur penanganan Spesimen adalah proses yang di buat pembimbing
laboratorium yang membuat aspek serta tata cara melakukan penerimaan,
pemberian identitas, dan penyimpanan yang dilaksanakan di laboratorium
Puskesmas Toddopuli .
1. Identitas Spesimen
a. Pemberian identitas yang di lakukan oleh petugas laboratorium
b. Identitas yang lengkap ditulis pada buku pemeriksaan
c. Registrasi pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan
d. Spesimen yang sudah lengkap identitasnya,kemudian di periksa sesuai
dengan permintaan pemeriksaan .
C. Pengambilan Spesimen
Specimen yang akan dianalisis, diperoleh dari pasien yang memeriksakan
diri dilaboratorium. Spesimen dapat berupa darah, dahak, dan urine,
tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Pengambilan
specimen darah yaitu melalui injeksi oleh petugas laboratorium terhadap
pasien, sedangkang untuk specimen urin, melalui pengambilan botol atau pot
urine.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnose. Karena itu perlu diketahui factor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pada pasien rawat jalan:
1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Pasien dipanggil sesuai nomor urut registrasi.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, misalnya : spoit
tourniquet, autoclik, lanset steril, kapas alcohol 70 %.
4. Memberi label pada wadah (tabung atau botol) yang sudah disiapkan
sesuai dengan nomor registrasi laboratorium.
5. Mengatur posisi pasien.
6. Memberikan penjelasan seperlunya pada pasien.
7. Melakukan pengambilan sampel secara benar.

11
8. Sampel yang sudah diambil dimasukkan kadalam wadah yang sudah
diberi nomor registrasi.
1. Pengambilan Spesimen
a. Pengambilan darah vena
 Tujuan:
Untuk mendapatkan sampel darah dengan cara dilakukan
penusukan pada vena mediana cubiti, vena chepalica dan vena basilica.
 Prinsip:
Pembendungan pembulu darah vena dilakukan agar pembulu darah
tampak jelas dan dengan mudah dapat ditusuk sehingga didapatkan
sampel darah.
 Prosedur pemeriksaan :
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien:
Tidak ada persiapan khusus.
b) Persiapan sampel:
Darah vena
c) Alat:
 Spoit
 Tourniquet
d) Bahan:
 Darah vena
 Reagen EDTA 10%
 Kapas alcohol 70 %
 Kapas kering
 Plater Luka
2) Analitik
Cara kerja:
a) Disiapkan alat dan bahan yan akan digunakan.
b) Diperiksa keadaan spoit.

12
c) Pasang tourniquet pada lengan atas ± 7-10 cm diatas bagian
yang akan dilakukan tusukan dan pasien diminta untuk
mengepalkan tangannya.
d) Pilih vena yang paling besar, tidak mudah bergerak dan
bersihkan dengan kapas alcohol 70% biarkan kering dengan
sendirinya
e) Tusuk kulit dengan jarum pada kemiringan 45º , sampai jarum
masuk kedalam lumen vena miringkan 30º setelah jarum
masuk.
f) Lepas ikatan tourniquet perlahan-lahan, tarik pengisap spoit
sehingga darah masuk kedalam spoit sebanyak yang
diperlukan.
g) Letakkan kapas kering di atas jarum, kemudian keluarkan
jarum dengan perlahan-lahan dari vena.
h) Pisahkan darah kedalam tabung sesuai kebutuhan pemeriksaan
dengan cara melepaskan jarum dari spoit dan alirkan darah
pada dinding tabung.

Kesalahan yang sering terjadi :

1. Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil


pemeriksaan karena terjadi hemokonsentrasi. Pembendungan
dilakukaan maksimal 1 menit
2. Penusukan harus tepat pada vena agar tidak terjadi hematom
3. Pengisapan darah yang terlalu lama akan menyebabkan darah
membeku dalam spoit, segera pisahkan darah kedalam tabung.
b. Pengambilan darah kapiler
 Tujuan :
Untuk memperoleh volume darah kapiler sesuai dengan
pemeriksaan yang diminta.

13
 Prinsip :
Melakukan penusukan pada bagian ujung jari secara aseptis untuk
mendapat sampel darah perifer.
 Prosedur Kerja
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Darah kapiler
c) Alat :
 Lanset steril
 Autoklik
d) Bahan
 Darah kapiler
 Kapas Alcohol 70%
 Kapas kering
2) Analitik
Cara kerja :
a) Dipilih lokasi pengambilan l;alu desinfektan dengan kapas
alcohol 70% biarkan kering.
b) Dipegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dna tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
c) Ditusuk dengan autoclick yang berisi lanset steril. Tusuk
haruslah dalam ±3 mm agar darah tidak harus diperas-peras
keluar (pada bayi tidak boleh lebih dari 2,5 mm). jangan
menusukkan lanset jika ujung jari masi basah dengan alcohol.
Hal ini bukan saja karna darah akan diencerkan oleh alcohol,
tetapi darah juga melebar diatas kulit sehingga susah
ditampung dalam wadah.

14
d) Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan
memamkai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan.
c. Pengambilan specimen urine
Petugas laboratorium memberikan wadah urine kepada pasien
1) Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan pada suatu waktu yang ditentukan secara
khusus
2) Urine pagi
Urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur
3) Urine post prandial
Urine yang pertama kali dikemihkan 1.5-3 jam setelah makan
4) Urine 24 jam
Urine yang ditampung selama 24 jam.
1. Pemeriksaan Hematologi
a. Pemeriksaan Hemoglobin(Hb)
 Metode : Sahli
 Tujuan : Untuk menghitung kadar hemoglobin dalam darah
 Prinsip : Membandingkan warna yang terbentuk dari reaksi
campuran darah dengan larutan HCL 0.1 N menjadi asam hematin
sehingga membentuk warna kecokelatan sampai warna sebanding
dengan warna standar hb.
1) Pra Analitik
a) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan Spesimen
Dilakukan pengambilan darah kapiler

15
c) Alat :
-Haemometer
 Pipet sahli
 Tabung sahli
 Batang pengaduk
 Standar hb
 Pipet tetes
d) Bahan :
 Aquadest
 Asam klorida 0,1N
2) Analitik
a. Dimasukkan asam klorida (HCl) 0,1N ke dalam tabung sahli
sampai tanda 2
b. Dihisaplah spesimen (dari pengambilan darah kapiler) sampai
batas 0,20 ul
c. Kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung sahli yang telah
berisi larutan HCL (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung
udara)
d. Dan dihomogenkan dengan menggunakan batang pengaduk.
Sampai terbentuknya warna kecoklatan
e. Didiamkan beberapa menit sehingga darah dan HCl bereaksi
menjadi asam hematin dengan membentuk warna kecoklatan.
f. Setelah itu dilakukan perbandingan warna dengan
menambahkan aquades tetes demi tetes hingga warna sama
dengan warna standar pada alat hemoglobinometer
g. kemudian dibaca kadar hemoglobin yang tertera pada skala
tabung sahli tersebut

16
3) Pasca Analitik
a. Interpretasi :
 laki - laki dewasa : 14,0 – 18,0 g/dL
 wanita dewasa : 12,0 - 16,0 g/dL
 wanita hamil : 11,0 - 16,5 g/dL
 bayi : 13,5 - 19,5 g/dL

(Gambar Haemometer)

b. pemeriksaan jumlah trombosit


 Metode : Metode langsung (Rees Ecker)
 Tujuan : Untuk menghitung jumlah trombosit dalam darah
 Prinsip : Darah diencerkan dengan Ammonium oksalat 1 % maka
sel-sel selain trombosit dan eritrosit dilisiskan dan darah menjadi lebih
encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah trombosit
dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran
sedang.
 Prosedur pemeriksan

1) pra analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Spesimen
Dilakukan pengambilan darah Vena

17
c. Alat :
- haemocitometer
 selang penghisap
 Pipet thoma eritrosit
 Bilik hitung Improved Neubauer
 Cawan Petri
 Mikroskop
d. Bahan :
 Specimen darah
 Larutan rees Ecker
2) Analitik
a. Diisaplah larutan rees ecker dengan menggunakan pipet thoma
eritrosit sampai garis tanda “1” dan dibuang kembali
b. Kemudian diisaplah darah sampai garis tanda “0,5” dan larutan
rees ecker sampai “101” dan dihomogenkan selama kurang lebih
3 menit.
c. Setelah itu,2-3 tetesan pertama di buang dan tetesan berikutnya
dapat digunakan untuk pemeriksaan dengan cara ujung pipet
didekatkan pada pinggiran kamar hitung yang telah diletakkan
deck gelas. Bila ruang kamar hitung terlalu penuh dapat dikurangi
dengan cara di isap dengan tissue, tissue didekatkan pada
pinggiran kamar hitung yang terisi penuh sampel pemeriksaan
sehingga sampel akan terisap oleh tissue tersebut
d. Selanjutnya diletakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang
didalamnya telah diisi dengan tissue atau kertas saring yang sudah
dibasahi, inkubasi selama 15 menit. Hal ini dilakukan agar
trombosit mengendap
e. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40x
f. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan di seluruh bidang besar
di tengah atau kotak eritrosit 25 kotak sedang.

18
g. Jumlah trombosit yang dihitung dikalikan 2000 menghasilkan
jumlah trombosit per ul darah.
3) Pasca analitik
a. Interpretasi :
Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3
darah

Jumlah trombosit didapatkan dengan rumus :


Jumlah trombosit = N/V x P
= jumlah sel x pengencer
Volume kamar hitung
Perhitungan = jumlah trombosit (25 ruang) x 2000
Pengenceran = 200 kali

( Gambar Kamar Hitung )

c. Pemeriksaan Jumlah Leukosit


 Metode : KH Improved Neubauer
 Tujuan : Untuk menghitung jumlah leukosit
 Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan turk maka sel darah selain
leukosit akan hancur oleh asam asetat kemudian leukosit diwarnai oleh
gentian violet. Jumlah leukosit dalam volume pengenceran tersebut
dihitung dengan menggunakan kamar hitung

19
 Prosedur Pemeriksaan
1) Pra analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Spesimen
Dilakukan pengambilan darah Vena
c. Alat yang digunakan
 Mikroskop
 Satu set alat Hemositometer :
 Kamar hitung
 Objek gelas
 Pipet thoma leukosit
 Selang penghisap leukosit
 Tabung EDTA
 Tabung reaksi
b. Bahan yang digunakan
 Alcohol 70%
 spesimen
 Kapas
 Larutan turk
 Spoit 3 ml
 Tissue
2) Analitik
1) Dipipet spesimen sampai tanda 0,5 tepat
2) Dibersihkan kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
menggunakan tissue
3) Kemudian diisaplah larutan turk sampai garis tanda 11.
Jangan sampai ada gelembung.
4) Diangkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari.
5) Dihomogenkan pipet selama 15-30 detik.

20
6) Kemudian 2-3 tetes pertama sampel dibuang. Dan tetesan
berikutnya dapat digunakan untuk pemeriksaan. Dengan
cara ujung pipet didekatkan pada pinggiran mar hitung yang
telah diberikan deck gelas. Apabila bilik terlalu penuh dapat
diisap dengan menggunakan tissue.
7) Dihitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang
besar yang terdapat pada sudut kamar hitung ( 4 kotak
sedang) dengan (16 kotak kecil)
8) Digunakan lensa objektif kecil yaitu pembesaran 10x
turunkan lensa kondensor atau kecilkan diagfragma meja
3) Pasca analitik
 Rumus Jumlah kamar hitung : n x 50
 Nilai normal 4.000 – 11.000 sel/μl darah
 Pengenceran = 20 kali

(gambar kamar hitung )

2. Pemeriksaan Kimia Klinik


a. Pemeriksaan Asam Urat
 Metode : Strip Asam Urat
 Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah
 Prinsip :
Darah kapiler dimasukkan ke dalam strip uric acid lalu dibaca pada
alat.
 Prosdur Pemeriksaan

21
1) Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Spesimen
Darah Kapiler
c. Alat :
 Alat Uric Acid (autocheck)
 Strip Uric Acid
 Lancet steril
 Autoclik
d. Bahan :
 Sampel Darah
 Kapas Alkohol 70%
 Kapas kering
2) Analitik
Cara Kerja :
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Alat autocheck dinyalakan dengan cara memasukkan strip uric
acid ke dalam alat
c) Dibersihkan ujung jari pasien yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70% dan dibiarkan sampai kering.
d) Jari pasien ditusuk dengan autoclik yang berisi lancet steril.
Darah pertama dihapus dengan kapas kering.
e) Kemudian darah dimasukkan kedalam strip uric acid.
f) Selanjutnya dibaca dan dicatat hasilnya.
3) Pasca Analitik
a) Catat hasil dibuku arsip
b) Catat hasil di formulir pasien.
c) Interpretasi hasil
Nilai Normal :

22
 Laki-laki : 3,4 – 7,0 mg/dl
 Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl

(Gambar Hasil pemeriksaan Asam Urat)

b. Pemeriksaan Cholesterol
 Metode : Strip Cholesterol
 Tujuan : Untuk mengetahui kadar kolestrol dalam tubuh
 Prinsip :
Darah kapiler dimasukkan ke dalam strip uric acid lalu dibaca pada
alat autocheck.
 Prosedur Pemeriksaan
1) Pra Analitik
a) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan Spesimen
Darah Kapiler
c) Alat :
 Alat (autocheck)
 Strip Cholesterol
 Lancet steril
 Autoclik
d) Bahan :
 Sampel Darah

23
 Kapas Alkohol 70%
 Kapas kering
2) Analitik
Cara Kerja :
g) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
h) Alat autocheck dinyalakan dengan cara memasukkan strip
cholesterol ke dalam alat
i) Dibersihkan ujung jari pasien yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70% dan dibiarkan sampai kering.
j) Jari pasien ditusuk dengan autoclik yang berisi lancet steril.
Darah pertama dihpus dengan kapas kering.
k) Kemudian darah dimasukkan kedalam strip cholestrol.
l) Selanjutnya dibaca dan dicatat hasilnya.
3) Pasca Analitik
d) Catat hasil dibuku arsip
e) Catat hasil di formulir Pasien
 Interpretasi hasil
Nilai normal : 150 – 200 mg/dl

Gambar 1.3 Hasil pemeriksaan Kolestrol

c. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)


 Metode : Strip Glukosa
 Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah.
 Prinsip :

24
Darah kapiler dimasukkan ke dalam strip glukosa lalu dibaca pada
alat autocheck
 Prosedur Pemeriksaan

1) Pra Analitik
a) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan Spesimen
Darah Kapiler

c) Alat :
 Alat (autocheck)
 Strip Glukosa
 Lancet steril
 Autoclik
d) Bahan :
 Sampel Darah
 Kapas Alkohol 70%
 Kapas kering
2) Analitik
Cara Kerja :
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Alat autocheck dinyalakan dengan cara memasukkan strip
glukosa ke dalam alat.
c) Dibersihkan ujung jari pasien yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70% dan dibiarkan sampai kering.
d) Jari pasien ditusuk dengan autoclik yang berisi lancet steril.
Darah pertama dihapus dengan kapas kering.
e) Kemudian darah dimasukkan kedalam strip glukosa.
f) Selanjutnya dibaca dan dicatat hasilnya.

25
3) Pasca Analitik
a) Catat hasil dibuku arsip
b) Catat hasil di formulir pasien.

c) Interpretasi hasil
GDS : 80 – 140 mg/dl
GDP : 70 – 110 mg/dl

Gambar 1.4 Hasil pemeriksaan Gula darah sewaktu

d. Urine Test Strip


 Tujuan : Untuk memeriksa urin berdasarkan parameter tertentu dengan
cepat
 Prinsip : Strip dimasukkan ke dalam urin,lalu perubahan warna
diinterpretasikan dengan membandingkan dengan skala rujukan
 Metode : strip urine analysis
1) Pra analitik
a) Alat :
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Tissue
b) Bahan :
 Sampel urine

26
 Reagent strip
2) Analitik
Cara kerja
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai volumenya ¾
penuh
c. Reagen strip dimasukkan ke dalam tabung sampai semua
parameter dapat masuk selama 5-10 detik lalu diangkat.
d. Dilakukan pengamatan dengan cara mencocokan hasil dengan
parameter yang ada di wadah.
e. Ditulis hasilnya
3) Pasca Analtik
a. mencocokan hasil dengan parameter yang ada di wadah.
b. Catat hasil dibuku arsip
c. Catat hasil di formulir pasien
d. .

Leukocytes
Nitrite
Urobilinogen
Protein
pH
Haemoglobin
Specific gravity
Ketone
Bilirubin
Glucose

(gambar strip urine analysis)

27
3. Pemeriksaan imunoserologi
a. Tes Golongan Darah
 Tes golongan darah dilakukan dengan mementukan jenis aglutinogen
yang ada dalam sel dan jenis agglutinin yang ada dalam serum.
 Tujuan :
Mengetahui golongan darah sistem ABO dan rhesus seseorang
 Prinsip :
Antigen yang di reaksikan dengan antibodi yang senama maka
akan terbentuk aglutinasi
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Darah kapiler/vena
c) Alat :
 Slide test
 Lidi tusuk gigi’
 Lanset steril
 Autoclick
d) Bahan :
 Sampel Darah
 Kapas alcohol 70%
 Kapas kering
 Serum Anti A
 Serum Anti B
 Serum anti AB

28
 Seum Anti D (anti-Rho)

2) Analitik
Cara kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b) Dibersihkan ujung jari pasien yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70% dan dibiarkan sampai kering
c) Jari pasien ditusuk dnegan autoclickyang berisi lanset steril,
darah pertama dihapus dengan kapas kering.
d) Darah berikutnya diteteskan pada plate test/ objek glass
e) Pada darah tersebut diberi anti A,anti B, anti AB dan anti D
pada masing-masing 1 tetes
f) Selanjutnya dihomogenkan dengan lidi tusuk gigi
g) Digoyangkan dengan membuat gerakan melingkar
h) Kemudian diperhatikan reaksi aglutinasi yang terjadi.
3) Pasca analitik
a) Catat hasilnya dibuku arsip
b) Catat hasilnya diformulir pasien
 Interpretasi hasil :

Anti A Anti B Golongan Darah


- - O
+ - A
- + B
+ + AB
Keterangan : + (terjadi aglutinasi)
Sebagian besar Rhesus manusia di dunia adalah ( + ) .
Sedangkan Rhesus ( - ) biasanya dimiliki oleh orang-orang
di Eropa. Perbedaan Rhesus seorang laki-laki dan wanita
yang telah menikah akan mempengaruhi kelahiran

29
keturunannya. Mungkin keturunan mereka hanya akan ada
1 yang normal. Anak selanjutnya kemungkinan terlahir
cacat.

(Gambar hasil pemeriksaan golongan darah)

b. Tes kehamilan / Plano Test


 Tujuan : untuk mengetahui apakah seseorang postif hamil atau tidak.
 Prinsip :
Strip test kehamilan dimasukkan dalam urine yang sudah dberi
wadah dan didiamkan selama 30 detik dan dilihat hasilnya.
 Metode : Imunokromatografi
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Urine sewaktu
c) Alat :
 Strip test kehamilan
 Pot urine
d) Bahan :
 Urine sewaktu
2) Analitik
Cara kerja

30
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Menyiapkan urine pasien dalam sebuah wadah
c) Mencelupkan strip test kehamilan one med test, hingga batas
garis yang ditentukan selama 30 detik
d) Lalu strip diangkat dan didiamkan selama 2-3 menit dan
e) Setelah itu dilihat dan dibaca hasil yang muncul pada strip
3) Pasca analitik
a) Catat hasilnya dibuku arsip
b) Catat hasilnya diformulir dan kembalikan kepasien
 Interpretasi hasil
Negative (-) : apabila hanya 1 garis merah yang muncul
Positif (+) : apabila muncul 2 garis merah.

(Gambar Plano Test)

c. Tes Human Immunodeficiency Virus (HIV)


 Metode : Immunokromatografi
 Tujuan : untuk mengetahui seseorang positif HIV atau tidak
 Prinsip :
Darah diteteskan diatas strip (rapid test) dan dibaca setelah muncul
2 garis jika hasil positif
 Prosedur pemeriksaan
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Darah kapiler
c) Alat :

31
 Strip HIV
 Pipet kapikler
 Lancet steril
 Auto click
d) Bahan :
 Darah kapiler
 Buffer
 Kapas alcohol
 Kapas kering
2) Analitik
Cara kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Dibersihkan jari tangan pasien dengan kapas alcohol 70% pada
bagian yang a kan ditusuk, dengan autoclick yang berisi lanset
steril.
c) Diteteskan darah pada kotak S ditambah 1 tetes buffer, tunggu
selama 15 menit sampai muncul garis pada CVT T2.

3) Pasca analitik
 Interpretasi hasil
Negative (-) : apabila hanya 1 garis yaitu diarea control
Positif (+) : apabila muncul 2 garis merah yaitu diarea test
dan control

32
(Gamar Pemeriksaan HIV)

d. Pemeriksaan widal
 Metode :aglutinasi
 Tujuan : untuk membantu menunjang diagnos tifus (thypoid)
 Prinsip :
Antibodi salmonella dalam plasma penderita bereaksi dengan
antigen salmonella membentuk secara kompleks yang dapat dilihat
berupa adanya aglutinasi.
 Prosedur pemeriksaan
1) Pra analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan sampel
Plasma EDTA
c) Alat
 Slide/ tulip
 Klinipet
 Centrifuge
 Tabung
 Tourniquet
 Lidi tusuk gigi
d) Bahan
 Spesimen plasma
 Antigen Salmonella thypi H
 Antigen Salmonella thypi 0
 Kapas alcohol
 Kapas kering
2) Analitik

33
Cara kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Diambil darah vena kemudian dimasukkan kedalam tabung.
Setelah itu dicentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm
c) Dipipet masing-masing 50mikron plasma, teteskan diatas
slide/tulip
d) Ditambahkan 1 tetes antigen salmonella(O dan H), satu jenis
antigen untuk satu linkaran plasma specimen diatas tulip
e) Dihomogenkan dengan menggunakan lidi tusuk gigi, kemudian
digoyang-goyangkan selama 1 menit, sambil diamatio ada
tidaknya aglutinasi yang terjadi pada masing-masing lingkaran
3) Pasca analitik
1. Catat hasilnya dibuku arsip
2. Catat hasilnya diformulir pasien

(Gambar Hasil pemeriksaan Widal)

e. Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B surface Antigen)


 Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan HBsAg atau hepatitis
 Tujuan : Untuk mendiagnosa adanya penyakit hepatitis pada pasien
 Prinsip : Darah dimasukkan ke dalam kolom strip dan bereaksi dengan
membentuk garis
 Metode : Rapid test

34
1) Pra analitik
a. Alat dan bahan :
1). Alat : Alat yang digunakan untuk pemeriksaan HBsAg
yaitu Autocklik, kapas alkohol 70%, dan Strip
HBsAg
2). Bahan :Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan
HBsAg yaitu Sampel darah kapiler dan kapas
kering
2) analitik
1) Disapkan alat dan bahan yanga akan digunakan
2) Dilakukan desinfeksi pada jari pasien yang akan di sampling
3) Dilakukan sampling pada jari pasien menggunakan autoclik dan
tetesan darah pertama dihapus menggunakan kapas kering
4) Di teteskan darah ke dalam kotak yang terdapat pada strip tempat
sampel darah
5) Didiamkan dan dilihat perubahan garis yang terjadi
3) Pasca analitik
 Interpretasi hasil :
a) Negatif :terdapat satu garis merah pada area control
dan test
b) Positif :terdapat dua garis merah pada area test dan
control
c) Invalid/gagal :tidak terdapat garis pada area test dan control

35
(Gambar Hasil pemeriksaan HbsAg)
f. Pemeriksaan Syphilis
 Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan Syphilis
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya penyakit syphilis pada seseorang
 Prinsip : Adanya reaksi antara anti gen pada strip dan anti body pada
serum non Treponema palidum yang akan membentuk warna merah
dari hasil reaksinya
 Metode : Rapid test
1) Pra analitik
a. Alat dan bahan :
1) Alat
 Autoclic
 kapas alkohol 70%,
 strip rapid test
 lancet steril
2) Bahan
 sampel darah
 strip rapid test Syphilis
 Larutan Buffer
2) analitik
Prosedur kerja :
1) Disapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dilakukan desinfeksi pada jari pasien yang akan di sampling
3) Dilakukan sampling pada jari pasien menggunakan autoclik
dan tetesan darah pertama dihapus menggunakan kapas kering
4) Diteteskan darah ke dalam kotak yang terdapat pada strip
tempat sampel darah
5) Tambahkan larutan buffer pada strip tempat sampel darah
6) Didiamkan dan dilihat perubahan garis yang terjadi

36
3). Pasca analitik :
 Positif : jika terdapat 2 garis pada vontrol dan test
 negatif : jika hanya terdapat satu garis pada area control
 Invalid/gagal : tidak terdapat garis pada area test dan control

Gambar 1.12 Hasil pemeriksaan Sifilis

g. Pemeriksaan Dengue NS1

 Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan NS1


 Tujuan : Untuk mengetahui adanya penyakit DBD pada seseorang
 Prinsip : Ketika serum / plasma /wholeblood pasien  yang  mengandung
Dengue NS1 Ag diteteskan pada lubang sampel , dengue NS1 Ag sebagai
antigen akan bereaksi dengan anti-dengue NS1Ag yang dilapisi pada strip
sebagai antibodi membentuk kompleks antigen –antibodi yangakan
bergerak di sepanjang membran secara kromatografi menuju daerah T
yang dilapisi olehantibodi spesifik terhadap virus dengue membentuk
kompleks antibodi – antigen –  antibody yang akan menghasilkan garis
pada strip
 Metode : Rapid test

37
1) Pra Analitik
a. Alat
 autoclick,
 kapas alkohol 70%,
 strip rapid test dan
 lancet steril
b. Bahan
 sampel darah
 strip rapid test NS1
2) analitik
a. Disapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dilakukan desinfeksi pada jari pasien yang akan di sampling
c. Dilakukan sampling pada jari pasien menggunakan autoclik dan
tetesan darah pertama dihapus menggunakan kapas kering
d. Diteteskan darah ke dalam kotak yang terdapat pada strip tempat
sampel darah
e. Didiamkan dan dilihat perubahan garis yang terjadi
3) Pasca analitik
Interpretasi hasil :
 Negatif :terdapat 1 garis merah pada area control
 Positif :terdapat 2 garis merah pada area test
dan control
 Invalid/gagal :tidak terdapat garis pada area test dan control

38
(Gambar hasil pemeriksan dengue Ns1)

h. Pemeriksaan Dengue Rapid IgG/IgM


 Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan IgG/IgM
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya penyakit DBD pada Pasien
 Prinsip : Antibodi IgM dan IgG dari virus dengue dalam sampel akan di
temukan secara spesifik oleh antibodi human IgM dan IgG yang terikat
pada membrane netroselulosa sebagai fase padat, kemudian berikatan
dengan anti dengue yang telah memebentuk kompleks dengan gold
babelled anti dengue monokorald antibodi dan memberi warna pink pada
garis test.
1) Pra Analitik
a. Alat
1) Card test dengue merk SD
2) pipet
3) tabung reaksi
2. Bahan
1) Serum / plasma
2) Analitik
1) Di siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2) Di pipet sampel dan di masukkan beberapa tetes pada sumur test sampel
3) Di baca hasil dalam 15-20 menit
3) Pasca analitik
1) jika pada garis test:
 IgG & IgM positif(Sekunder)
 IgM positif & IgG negative (Primer)
 IgG positif & IgM Negatif (Menuju sekunder)
2) Negatif apabila hanya terbentuk satu garis warna pada daerah control.
3) Invalid tidak terbentuk garis warna pada daerah control dan tes

39
(Gambar hasil pemeriksaan Dengue IgG/IgM)

1. Pemeriksaan Parasitologi
a. Malaria
 Jenis pemeriksaan : pemriksaan malaria
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya penyakit malaria dan mengamati
morfologi dari Plasmodium sp
 Prinsip : Sediaan tetes tebal dan hapusan darah tipis malaria, diamati dan
diidentifikasi kelainan morfologinya dengan mikroskop secara
mikroskopik melalui pembesaran 10x mencari lapangan pandang objek
dan 100x dengan penambahan minyak emersi untuk memfokuskan objek
yang diamati.
 Metode Sediaan Hapusan Darah Tebal dan Darah Tipis.

1) Pra analitik
a. Alat
1. Alat
2. Mikroskop
3. Pipet tetes
4. Objek glass
5. Cover glass
6.
7. Batang lidi
8. Blood lancet

40
9. Auto click
10. Kapas beralkohol 70%
11. Kertas saring
12. Beaker glass
b. Bahan
1. Darah
2. Oil imersion
3. Alcohol 70%
4. Methanol
5. Cat giemsa
2) Analitik
Cara Kerja Pembuatan preparat HDT ( Hapusan Darah Tepi ) :
1. Usap bagian ujung jari yang akan ditusuk dengan alcohol 70%.
2. Tusuk menggunakan auto click.
3. Usap darah pertama yang keluar menggunakan kapas / tissue.
4. Di teteskan darah dua bagian pada objek gelas ( bagian pertama
untuk apusan darah tebal dengan diberikn 2-3 tetes darah lalu di
ratakan dengan membentuk bulatan sehingga darah akan melebar)
kemudian untuk bagian kedua di lakukan apusan darah tipis (dengan
cara di teteskan darah 1 tetes lalu didorong menggunakan objek gelas
lain sehingga terbentuk seperti lidah)Untuk sedian tebal teteskan 2
tetes darah dan berikan air beberapa tetes untuk hemolisa eritrosit,
jangan sampai mengenai sediaan darah tipis
5. untuk sedian darah tipis teteskan darah sebanyak 1 tetes lalu tunggu
kering, setelah itu diberikan methanol, jangan sampai mengenai
sediaan darah tebal.
6. Tunggu hingga kering,
7. kemudian pulas dengan campuran giemsa dan aquades (1:9)
menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 15 menit
8. Kemudian tuangkan air keran diatasnya perlahan sampai zat pewarna
hilang

41
9. Dikering anginkan dengan dialasi tissu
10. Diperiksa dibawah mikroskop
3) Pasca analitik
 Interpretasi Hasil :

(Plasmodium Falciparum). (Plasmodium Vivax).

 Bentuk sedian Darah tipis dan tebal

42
BAB IV
PEMBAHASAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kese` hatan satu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas
sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan atau lembaga milik negara
berperan aktif sebagai ujung tombak terdepan dalam melaksanakan pembangunan
dalam bidang kesehatan, juga membina peran serta masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu. Dalam proses pencapaian tujuan
yang diinginkan puskesmas harus melaksanan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, control dan pnilaian (evaluasi) dengan sebaik-baiknya, dalam
menjalankan fungsinya puskesmas telah dilengkapi dengan system manajemen
seperti, lokakarya mini, monitoring bulanan, laporan bulanan, laporan triwulan,
laporan tahunan dan hal-hal lain yang menunjang pelaksanaannya.
Laboratorium kesehatan merupakan sebuah instalasi penting yang ada di
rumah sakit, puskesmas dan instalasi lainnya yang berfungsi untuk membantu
penegakan diagnose yang akan dikeluarkan oleh dokter pada suatu penyakit yang
diderita pasien, sehingga dokter dapat dengan mudah memberikan diagnose dan
dapat dilakukan tindak lanjut atau pengobatan sesuai gejala ataupun penyakit yang
diderita pasien.
Dalam kegiatan Praktek Laboratorium Klinik (PLK) yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Toddopuli selama kurang lebih 1 bulan ini
merupakan salah satu kegiatan yang sangat berkesan dalam proses belajar kami.
Sehingga kami selaku mahasiswa mendapat banyak ilmu maupun pengalaman
dalam kegiatan tersebut khususnya dalam memberikan pelayanan kepada pasien
secara langsung dalam bidang laboratorium. Sehingga sangat berguna bagi kami,
dan hal ini merupakan salah satu pengalaman dan ilmu yang tidak kami dapatkan
di bangku perkuliahan.

43
Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pasien selama
melakukan proses praktik Laboratorium Klinik (PLK) di Puskesmas Toddopuli,
tentu Selama kegiatan ini kami banyak memperoleh hambatan-hambatan, hal ini
dikarenakan masih kurangnya ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami
miliki, namun Syukur Alhamdulillah berkat bimbingan serta petunjuk dari bapak
ibu dosen dari kampus serta bapak dan ibu pembimbing di lapangan, hal tersebut
dapat kami atasi dan proses praktikum dapat berjalan dengan baik sebagaimana
mestinya.
Selama kegiatan ini kami betul-betul merasa menjadi bagian dari
puskesmas dalam hal memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena
kami diberi kesempatan dan kepercayaan penuh yang berikan oleh pembimbing
lahan kepada kami dalam hal melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan hasil
sesuai pemeriksaan yang diminta oleh dokter.

A. Hambatan-Hambatan Dalam PLK Di Puskesmas


Ada pun hambatan-hambatan dalam mengikuti kegiatan Praktek
Laboratorium Klinik adalah :
1. Peralatan yang digunakan di kampus sedikit berbeda dengan yang digunakan
di puskesmas.
2. Dimana pada puskesmas Toddopuli, kita menggunakan plasma EDTA
sedangkan yang kita pelajari di kampus menggunakan serum.

B. Hal-Hal Atau Pemeriksaan Di Puskesmas.


Hal-hal atau pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas dan belum
dilakukan di kampus seperti :
1. Pemeriksaan GDS menggunakan alat Autocheck dan strip glukosa.
2. Pemeriksaan Asam Urat menggunakan alat Autocheck dan strip Asma Urat.
3. Pemeriksaan Kolestrol menggunakan alat Autocheck dan strip Kolestrol.

44
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian sangat penting dalam
dunia kesehatan karena dapatmembantu dokter untuk menegakkan
diagnosa pasien dan merupakan pemeriksaan penunjang terhadap suatu
penyakit. Tenaga laboratorium yang terampil, kelengkapan alat, serta
penguasaan teori, dan ketelitian dalam pemeriksaan merupakan salah satu
faktor yang terpenting dalam mengeluarkan hasil yang tepat dan akurat.

Kerja sama dan kebersamaan dengan teman sejawat yang baik


merupakan hal yang harus di pertahankan agar semua pekerjaan yang
dilakukan berjalan dengan lancar.

Selain terampil dalam pemeriksaan, tenaga laboratorium juga dapat


menjalin komunikasi yang baik dengan pasien

B. SARAN
1. Semoga hubungan kerja sama antara pihak Puskesmas Toddopuli dan
pihak kampus ke depannya bisa tetap terjalin dengan baik
2. Diharapkan untuk pihak puskesmas agar dapat menerima kembali
siswa-siswi untuk masa-masa yang akan datang.

45
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : dian rakyat

Helmi, 2018. Penuntun Hematologi I. Makassar

Fajar, B. K,2016. Hematologi Praktikum analis kesehatan.Jakarta: EGC

Nida, D. S,2016. Jurnal Teknologi Laboratorium

46

Anda mungkin juga menyukai